Anda di halaman 1dari 5

PT.

PEMBUATAN BETON FIBER


JL. MEDAN - BANDA ACEH, BLANG PANYANG, KEC. MUARA SATU,
LHOKSEUMAWE

1. Sejarah Pembuatan Beton Fiber


Awal mula berdirinya PT. Pembuatan Beton Fiber yang berada di Jln.
Medan–Banda Aceh Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe berdiri
mulai tahun 2012 sampai dengan saat ini dengan nama pendiri Muhammad Syahid
yang berkepemilikan perusahaan keluarga,dengan luas keseluruhan area pabrik kira-
kira 5000 m dan luas ruang kerja adalah 1500 m.
PT. Pembuatan Beton Fiber mempunyai alat kendaraan untuk transportasi
pengantaran sebanyak 2 truk dengan jangkauan produksi Aceh (Banda aceh-Langsa)
yang bahan bakunya diekspedisikan dari Medan. PT. Pembuatan Beton Fiber
memiliki struktur organisasi yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab
yang pertama adalah pendiri perusahaan dan perusahaan tersebut memilki bagian
administrasi dan memilki 10 orang karyawan.
Sampai pada saat ini PT. Pembuatan Beton Fiber berdiri untuk melakukan proses
penjualan dan pengolahan bunga ban serta pengiriman ban yang telah siap dipasarkan
ke seluruh penjuru daerah dari masing-masing konsumen sesuai dengan pemesanan
yang konsumen inginkan.
Beton fiber merupakan beton yang ditambahkan serat (fiber) kedalam campurannya.
Serat tersebut dapat berupa serat kayu, kelapa, tebu, baja, dan zat-zat tambahan
lainnya yang dapat menambah mutu beton. Perkembangan teknologi beton dibidang
beton fiber memang sudah lama digalakkan. Adapun visi dari PT. Pembuatan Beton
Fiber adalah menjadi perusahaan yang memimpin pasar (market leader) untuk
penjualan dan jasa beton fiber serta meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder,
bertumbuh dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dan
mengembangkan industri berwawasan lingkungan serta mengembangkan sumber
daya manusia yang unggul dan professional.
2. Latar Belakang Pabrik
Beton merupakan batu buatan yang memiliki kuat tekan cukup tinggi,
dibuat dari campuran semen, pasir, krikil dan air. Perbaikan kualitas serta sifat
beton dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan mengganti maupun
menambah material pokok semen dan agregat, sehingga dihasilkan beton dengan
sifat-sifat spesifik seperti beton ringan, beton berat, beton tahan bahan kimia tertentu
dan sebagainya. Beton serat (fibre reinorced concrete) merupakan modifikasi beton
konvensional dengan menambahkan serat pada adukannya. Serat yang digunakan
dapat dibuat dari berbagai jenis bahan antara lain kawat, plastik, limbah kain dan
bambu.
Beton serat didefinisikan sebagai beton yang terbuat dari campuran semen,
agregat halus, agregat kasar dan sejumlah kecil serat/ fibre (ACI Cocommitte 544,
1982). Bahan- bahan serat yang dapat digunakan untuk perbaikan sifat beton pada
beton serat antara lain baja, plastik, kaca, karbon serta serat dari bahan alami seperti
ijuk, rami maupun serat dari tumbuhan lain (ACI, 1982).
Pendekatan teori untuk menjelaskan mekanisme kerja serat beton sehingga
dapat memperbaiki sifat beton adalah sebagai berikut (Soroushian, 1987):
a. Spacing concept
Teori tersebut menyatakan bahwa dengan mendekatkan jarak antar serat
dalam campuran beton, akan membuat beton lebih mampu membatasi ukuran retak
dan mencegah berkembangnya retak menjadi lebih besar. Kerja serat akan lebih
efektif jika diletakkan berjajar dan seragam tidak tumpang tindih (overlapping).
Pada kondisi sebenarnya, penyebaran serat di dalam adukan beton sulit untuk
dibuat beraturan dan saling menindih, sehingga volume efektif potongan serat hanya
dapat dianggap 41% dari volume sebenarnya.
b. Composit material concept
Merupakan satu konsep pendekatan untuk memperkirakan kuat tarik dan
lentur beton, dengan asumsi bahan penyusun beton saling melekat sempurna, dengan
memperkirakan kekuatan material komposit saat timbul retak pertama (first crack
strength).
Pada beton serat, hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah:
a. Kelecakan adukan beton
Kelecakan adukan yang sering diukur dengan nilai slump, berpengaruh besar
terhadap sifat dapat dikerjakan (workability) campuran beton segar. Penambahan
serat ke campuran beton akan menurunkan kelecakan campuran, yang dipengaruhi
oleh:
1. Aspek rasio serat (fiber aspect ratio), yaitu nilai banding antara
panjang dengan diameter serat. Batas maksimal aspek rasio serat
yang masih memungkinkan pengadukan dapat secara mudah dilakukan
adalah lf /df < 100 adalah dengan memperkecil ukuran maksimum
agregat. ACI Committee (1982) mengisyaratkan ukuran maksimum
agregat sebesar 19 mm, untuk memudahkan pengadukan dan tersedianya
ruang untuk serat. Teknik pencampurannya dilakukan dengan
menaburkan serat sedikit demi sedikit, ke dalam adukan yang sudah
tercampur saat proses pengadukan masih berlangsung.
2. Prosen jumlah serat yang ditambahkan pada adukan beton segarnya
(fiber volume friction). Dari hasil penelitiannya Firman (1998)
membuktikan bahwa penambahan jumlah serat bambu ke dalam
campuran beton segar menurunkan kelecakan beton, bervariasi
tergantung dari prosentase jumlah serat yang ditambahkan. Semakin
tinggi prosentase jumlah serat, semakin berkurang nilai kelecakan dan
sifat dapat dikerjakan beton segarnya.
b. Teknik pencampuran serat (fiber-dispersion)
Teknik pencampuran serat merupakan teknik dan upaya pencampuran agar
serat yang ditambahkan ke dalam adukan beton segar dapat tersebar merata. Salah
satu cara pengatasan agar serat lebih tersebar merata.
Beton fiber ini sangat berguna untuk memperbaiki atau menaikkan sifat mekanik
beton. Sifat mekanik beton yang dimaksud adalah kuat tekan, kuat tarik, dan kuat
lentur.
Ada beberapa jenis atau kelompok beton fiber yang sudah dikenal saat ini, antara lain
metalic fibers, mineral fibers, polimeric fibers, dan naturally occuring fibers.
1. Metalic fibers.
Metalic fibers terdiri dari serat baja. Serat baja biasanya digunakan sebagai
pengganti aggregat kasar. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Hendra,
seorang mahasiswa Teknik Sipil UGM pada tahun 2006, beton fiber dengan
tambahan serat baja mampu menaikkan kuat tekan beton.
2. Mineral fibers.
Mineral fibers terdiri dari serat gelas. Menurut wikipedia.com, serat gelas merupakan
serat kaca, asal kata “fiberglass”. Serat kaca berasal dari kaca cair yang ditarik hingga
berdiameter 0,005 mm – 0,01 mm. Bahan dasar serat kaca ini yang digunakan pada
campuran beton adalah kelereng. Kelereng berfungsi sebagai pengganti aggregat
kasar.
3. Polimeric fibers.
Polimeric fibers adalah serat plimer, yaitu serat yang berasal dari serat sintetis.
Serat ini dibuat dengan proses kimia. Serat polimer terdiri dari polypropylene,
polyethylene, polyester, nylon, carbon,dan acrylic.
Naturally occuring fibers.
4. Naturally occuring fibers
Adalah serat alami yang berasal dari alam. Baik itu dari hewan maupun
tumbuhan. Contoh serat alami yang paling sering digunakan dalam campuran beton
adalah serat tebu, serat kelapa, dan serat kayu (serbuk kayu). Serat alami terbukti
dapat memperbaiki sifat mekanis beton seperti kuat tekan yang lebih tinggi dari beton
normal. Selain itu, serat alami seperti serat tebu juga mampu mendukung pembuatan
beton busa (beton ringan).
3. Fasilitas-fasilitas Pada PT. Pembuatan Beton Fiber
Adapun fasilitas-fasilitas pada PT. Pembuatan Beton Fiber ada 16 departemen
yaitu sebagai berikut:
1. Office
2. Gudang Penyimpanan Bahan Baku
3. Departemen Pembuatan Cetakan
4. Departemen Pemolesan Oli
5. Departemen Pengadukan Semen
6. Departemen Penggabungan Komponen
7. Departemen Pemeriksaan
8. Gudang Penyimpanan Barang Jadi
9. Departemen Peralatan
10. Departemen Pengukuran Cetakan
11. Departemen Pelayanan
12. Rest Area
13. Mushollah
14. Kantin
15. Security
16. Parkir

Anda mungkin juga menyukai