Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Rumenotomi merupakan salah satu metode operasi membuka rumen dengan membuat
insisi pada dinding rumen. Indikasi dari rumenotomi adalah bloat berair, adanya benda asing
pada distal esofagus, rumen dan retikulum, trauma retikulatis, adanya atoni omasum dan
abomasum, untuk eksplorasi rumenotomi untuk diagnosis penyakit pada intraruminan,
menelan tanaman beracun, dan hernia diafragma. Rumenotomi biasanya dilakukan dengan
posisi berdirilateral recumbency pada hewan ternak kecil, yang kemudian diberdirikan
dengan menggunakan meja operasi. Terdapat beberapa teknik rumenotomi, yaitu fiksasi
jahitan kulit (skin sutere fixation) Weingrath’s ring, Stay Suture, dan Skin Clamp Fixation.
(Andrew, J., N., 2013).
Sisi untuk dilakukannya insisi adalah :
1. bagian kiri vertikal pada mid flank,
2. pada kasus trauma retikulitis pada hewan berukuran besar, insisi menyambung hingga
ke costae terakhir,
3. bagian insisi biasanya sama jauhnya dari tubercoxae dan costae terakhir, dimulai 5 cm
dari ventral ke prosesus transversus lumbar.
Sebelum kita melakukan tindakan rumenotomi, kita mengetahui struktur dari letak rumen itu
dan pertimbangan-pertimbangan lainnya, seperti :
1. Rumen menempati hampir dari setengah bagian kiri rongga abdomen dari batas
intercostal ke tujuh/delapan menuju teluk pelvis dan meluas melalui medial plane ke
bagian ventral kanan.
2. Rumen ditandai dengan permukan parietal (kiri) dan visceral (kanan) dengan lekukan
anterior dan posterior, serta longitudinal. Lekukan ini yang membagi rumen ke bagian
kantung dorsal dan ventral, dan kantung yang cukup samar pada bagian anterior dan
posterior. Rumen dibuka untuk rumenotomi melalui dorsal kantung rumen.
3. Susunan jaringan yang dibuka pada saat rumenotomi adalah :
a. Kulit
b. Subkutan
c. M. Oblique externus
d. M. Oblique internus
e. Fascia iliac
f. Lemak subperitoneal
g. Lapirsan parietal peritonium
h. Dinding rumen
Pemberian obat post operasi bervariasi sesuai dengan indikasi rumenotomi. Meskipun
kelebihan rumen sering memerlukan terapi cairan intensif, reticulitis traumatis memerlukan
sedikit perawatan intensif. Antibiotik ditunjukkan setelah pengangkatan benda asing dari
retikulum. Cairan oral dapat diberikan setelah rumenotomi; dan obat pencahar osmotik
ringan, seperti magnesium hidroksida, sering kali meningkatkan motilitas usus (Andrew, J.,
N., 2008).

Kontaminasi peritoneal yang berpotensi fatal tetapi dapat dihindari dengan memeriksa
hasil jahitan dan luka harus dijaga kebersihannya. Bengkak insisional dan infeksi juga bisa
terjadi. Peritonitis dapat terjadi apabila tidak menjaga kebersihan sehingga terjadi infeksi
pada peritonium. Peningkatan suhu atau kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari
reaksi peradangan. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah
yang memiliki suhu 37℃ disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih
banyak daripada ke daerah normal (Price dan Wilson, 2003).

Pembengkakan sebagian disebabkan oleh hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Rasa sakit
disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
(Price dan Wilson, 2003). Perawatan pasca rumininektomi dapat dievaluasi dengan cara
menegetahui apakah setelah tiga hari hewan kambing mau makan atau tidak.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Rumenotomi merupakan salah satu metode operasi membuka rumen dengan


membuat insisi pada dinding rumen. Indikasi dari rumenotomi adalah bloat berair, adanya
benda asing pada distal esofagus, rumen dan retikulum, trauma retikulatis, adanya atoni
omasum dan abomasum, untuk eksplorasi rumenotomi untuk diagnosis penyakit pada
intraruminan, menelan tanaman beracun, dan hernia diafragma. Rumenotomi biasanya
dilakukan dengan posisi berdiri pada kambing,

Andrew J Niehaus, 2008. Rumenotomy. Vet Clin Food Anim 24, 341–347.

Price, S. A. dan Wilson, L. M. 2003. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,


Edisi 6, Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Andrew J Niehaus, 2013. Rumenotomy and Rumenostomy : Indication and outcomes.. The
Ohio State University, Columbus, OH, 682-684.

Anda mungkin juga menyukai