12
A.Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, politik, disadari bahwa sistem
pelaksanaan perpajakan di Indonesia membutuhkan suatu ketentuan dan tata cara yang sesuai
dengan tingkat kehidupan masyarakat Indonesia baik dari segi kegotong-royongan nasional maupun
dari laju pembangunan nasional yang telah dicapai.
Dengan kehidupan masyarakat yang semakin dinamis ketentuan dan tata cara perpajakan pun telah
mengalami perubahan. Hal ini diharapkan bahwa lebih memberikan keadilan, meningkatkan
pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkan kepastian dan penegakan hokum, serta
mengantisipasi kemajuan di bidang perpajakan sehingga tidak ada lagi masyarakat indonesia yang
tidak paham akan sistem perpajakan.
BAB I .
1》 Pengertian pajak
Pajak adalah iyuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk
menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk
secara langsung.
1. Iuran / pungutan
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
3. Pajak dapat dipaksakan
4. Tidak menerima kontra prestasi
5. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah
pemunngutanya harus berdasarkan undang-undang. diperlukan perumusan macam pajak dan berat
ringannya tariff pajak itu, untuk itulah masyarakat ikut didalam menetapkan rumusannya.
misalnya (ayah,ibu atau anak kandung atau semenda) dalam garis keturunan lurus sertaanak
angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak tiga orang untuk ssetiap keluarga.
1. Retribusi, iuran rakyat yang disetor melalui kas negara atas dasar pembangunan tertentu dari
jasa atau barang milik negara yang digunakan oleh orang orang tertentu. / imbalan jasa secara
langsung.
2. Cukai, adalah iuran rakyat atas pemakaian barang barang tertentu. Seperti minyak tanah, dan lain
lain.
3. Bea Masuk, adalah bea yang dikenakan terhadap barang yang dimasukan kedalam daerah
pabean Indonesia dengan maksud untuk dikonsumsi didalam negeri.
4. Sumbangan, adalah iuran orang orang atau golongan orang tertentu yang harus diberikan kepada
negara untuk menutupi pengeluaran pengeluaran negara yang sifatnya tidak memberikan prestasi
kepada umum.
3》 FUNGSI PAJAK
Fungsi anggaran, yaitu pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara.
Fungsi mengatur, dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Contohnta dalam rangka menggiring penanaman modal.
Fungsi stabilitas, dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan
yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Fungsi redistribusi pendapatan, pajak setelah dikumpulkan lalu digunakan untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Menurut Prof.P.J.A Adriani bahwa hukum pajak merupakan ilmu pengetahuan sendiri yang terlepas
dari Hukum Administrasi Negara dengan alasan :
Pajak langsung, adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dilimpahkan kepada pihak lain.
Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembayaranya bisa dilimpahkan kepada pihak lain.
Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemwrintah pusat yang pemungutan didaerah
dilakukan oleh kantor pelayanan pajak.
Pajak daerah, adalah pajak yang kewenangan pemungutan dilakukan pemerintah daerah.
Menurut asalnya :
1. Stelsel nyata / riil , yaitu pengenaan pajak didasarkan pada (objek penghasilan nyata), sehingga
pemungutanya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang
sesungguhnya diketahui. Kelebihan, pajak dikenakan lebih realistis . Kekurangan, pajak baru
dikenakan pada akhir periode.
2. Stelsel anggapan pengenalan, pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang - undang. Kelebihan, pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu
sampai akhir tahun. Kelemahan, pajak dibayarkan tidak dalam keadaan sesungguhnya.
3. Stelsel campuran, pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,
kemudian pada akhir tahun pembayaran didasarkan dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
7》 TARIF PAJAK
1. Tarif pajak Regresif / Degresif, merupakan tarif pajak yang persentasenya semakin menurun apabila
jumlah objek pajak semakin bertambah.
2. Tarif pajak tetap, merupakan tarif pajak yang ditetapkan dalam nilai Rupiah tertentu yang jumlahnya
tidak berubah atau tetap.
3. Tarif pajak progresif, merupakan tarif pajak yang persentasenya semakin meningkat apabila jumlah
objek pajak semakin bertambah ( contohnya PPH)
4. Tarif pajak proporsional, tarif pajak yang menggunakan persentase tetap terhadap berapapun
jumlah objek pajaknya.
BAB II
Wajib Pajak adalah orang pribadi dan badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan
pemungut pajak , yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan pwrundang - undangan perpajakan (UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP, UU NO.36
Tahun 2008 Tentang PPh dan UU NO.42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM serta peraturan
pelaksaannya).
Wajib Pajak tersebut terdiri dari :
Pengertian NPWP
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah sebuah tanda pengenalan diri atau identitas wajib
pajak yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi perpajakan dan untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya yang berhubungan dengan perpajakan.
Untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), apabila persyaratan subjektif dan
objektifnya terpenuhi. Persyaratan subjektif artinya ada subjek pajaknya, contoh ada orang pribadi
atau badan hukumnya. Sedangkan persyaratan objektif artinya ada penghasilan yang akan menjadi
objek pajaknya.
B. Fungsi NPWP
Untuk mendapatkan NPWP anda bisa langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
Kantor Penyuluhan Potensi Perpajakan ( KP4 ) setempat. Dapat juga dilakukan dengan cara online
melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) melalui menu E-Registration.
Dokumen yang dilampirkan :
fotocopy Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia atau fotocopy Paspor ditambah Kartu Izin
Tinggal Terbatas (KITAS) dari instansi yang berwenang bagi orang asing.
1. Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor ditambah surat keterangan tempat
tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing
2. Surat Keterangan tempat tinggal kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.
1. Fotocopy akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat
bagi Badan Usaha Tersebut
2. Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor ditambah surat keterangan tempat
tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah
seorang pengurus aktif;
3. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal Kabupaten.
5》 PENGHAPUSAN NPWP
Proses pemeriksaan dalam rangka penghapusan NPWP adalah prosedur standar yang harus dilalui
agar WP yang bersangkutan bisa bebas murni dari kewajiban pajak yang sebelumnya melekat.
Menurut ketentuan pasal 11 ayat (1) Keputusan Dirjen pajak Nomor KEP-161/PJ/2001,
penghapusan NPWP dapat dilakukan dalam hal :
Wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan
Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
Warisan yang belum terbagi dalam kedudukannya sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi.
Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yabg berlaku
Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai BUT.
Wajib pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksud dalam poin pertama dan kedua yang tidak
memenuhi syarat lagi sebagai wajib pajak.
Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tersebut dilakukan
paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 600.000.000,00. Contoh, jika omzet Rp600.000.000,00 terlampaui di bulan
Maret 2012, maka batas waktu pelaporan kegiatan usahanya adalah pada tanggal 30 April 2012.
Tempat bagi Wajib Pajak untuk melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP adalah di :
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak; atau
Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
Tempat pelaporan usaha di KPP tertentu ini adalah untuk Wajib Pajak tertentu yang
pengadministrasian nya tidak didasarkan pada wilayah, tapi misalnya pada jenis Wajib Pajaknya
atau memang ditentukan seperti Wajib Pajak yang terdaftar di KPP LTO, KPP Madya, atau KPP di
lingkungan Kanwil Khusus.
Wajib Pajak yang melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dilakukan melalui
permohonan tertulis. Berdasarkan permohonan tersebut, Kepala Kantor Pelayanan Pajak
melakukan pengukuhan PKP paling lambat 5 hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara
lengkap. Proses pengukuhan PKP ini dilakukan melalui kegiatan verifikasi.
BAB 3
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan
atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.
FUNGSI SPT :
Wajib pajak harus mengambil sendiri surat pemberitahuan ditempat yang telah ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak atau dengan cara mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk
memperoleh formulir surat pemberitahuan tersebut.
Setiap wajib pajak mengisi formulir tersebut dengan qbenar, jelas, lengkap dan menandatanganinya
serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jendral Pajak.
SPT diserahkan kembali ke kantor pelayanan pajak yang bersangkutan dalam batas waktu yang
telah ditentukan dan akan diberikan tanda terima tertanggal dan wajib menyampaikan SPT dalam
bahasa Indonesia dan satuan mata uang Rupiah.
Penandatanganan SPT harus berisikan tanda tangan stempel/tanda tangan elektronik yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
1. Untuk SPT masa, paling lambat 20 hari setelah akhir Masa Pajak
2. Untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak,
yaitu tanggal 31 Maret
3. Untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak, yaitu
tanggal 30 April
Perpanjangan Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh untuk paling
lama 2 bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh dengan cara menyampaian
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan PPh.
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan
dikenakan sanksi administrasi berupa denda :
WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan
dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan, kecuali untuk SPT Rugi atau SPT Lebih Bayar paling lama 2
tahun sebelum daluwarsa, sepanjang belum dilakukan pemeriksaan.
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan
utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajakyang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian
Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan
mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak, terhadap ketidakbenaran perbuatan
Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda
sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat
mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
* pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
* rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar.
* jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil
* jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil
6》 Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh .
Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu tahun pajak menerima atau memperoleh penghasilan
neto tidak melebihi PTKP dikecualikan dari kewajiban penyampaikan SPT Tahunan PPh.
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
NOV
12
A.Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, politik, disadari bahwa sistem
pelaksanaan perpajakan di Indonesia membutuhkan suatu ketentuan dan tata cara yang sesuai
dengan tingkat kehidupan masyarakat Indonesia baik dari segi kegotong-royongan nasional maupun
dari laju pembangunan nasional yang telah dicapai.
Dengan kehidupan masyarakat yang semakin dinamis ketentuan dan tata cara perpajakan pun telah
mengalami perubahan. Hal ini diharapkan bahwa lebih memberikan keadilan, meningkatkan
pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkan kepastian dan penegakan hokum, serta
mengantisipasi kemajuan di bidang perpajakan sehingga tidak ada lagi masyarakat indonesia yang
tidak paham akan sistem perpajakan.
BAB I .
1》 Pengertian pajak
Pajak adalah iyuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk
menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk
secara langsung.
1. Iuran / pungutan
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
3. Pajak dapat dipaksakan
4. Tidak menerima kontra prestasi
5. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah
pemunngutanya harus berdasarkan undang-undang. diperlukan perumusan macam pajak dan berat
ringannya tariff pajak itu, untuk itulah masyarakat ikut didalam menetapkan rumusannya.
misalnya (ayah,ibu atau anak kandung atau semenda) dalam garis keturunan lurus sertaanak
angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak tiga orang untuk ssetiap keluarga.
1. Retribusi, iuran rakyat yang disetor melalui kas negara atas dasar pembangunan tertentu dari
jasa atau barang milik negara yang digunakan oleh orang orang tertentu. / imbalan jasa secara
langsung.
2. Cukai, adalah iuran rakyat atas pemakaian barang barang tertentu. Seperti minyak tanah, dan lain
lain.
3. Bea Masuk, adalah bea yang dikenakan terhadap barang yang dimasukan kedalam daerah
pabean Indonesia dengan maksud untuk dikonsumsi didalam negeri.
4. Sumbangan, adalah iuran orang orang atau golongan orang tertentu yang harus diberikan kepada
negara untuk menutupi pengeluaran pengeluaran negara yang sifatnya tidak memberikan prestasi
kepada umum.
3》 FUNGSI PAJAK
Fungsi anggaran, yaitu pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara.
Fungsi mengatur, dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Contohnta dalam rangka menggiring penanaman modal.
Fungsi stabilitas, dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan
yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Fungsi redistribusi pendapatan, pajak setelah dikumpulkan lalu digunakan untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
RINCIANYA :
Menurut Prof.P.J.A Adriani bahwa hukum pajak merupakan ilmu pengetahuan sendiri yang terlepas
dari Hukum Administrasi Negara dengan alasan :
Pajak langsung, adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dilimpahkan kepada pihak lain.
Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembayaranya bisa dilimpahkan kepada pihak lain.
Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemwrintah pusat yang pemungutan didaerah
dilakukan oleh kantor pelayanan pajak.
Pajak daerah, adalah pajak yang kewenangan pemungutan dilakukan pemerintah daerah.
Menurut asalnya :
21. Stelsel nyata / riil , yaitu pengenaan pajak didasarkan pada (objek penghasilan nyata), sehingga
pemungutanya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang
sesungguhnya diketahui. Kelebihan, pajak dikenakan lebih realistis . Kekurangan, pajak baru
dikenakan pada akhir periode.
22. Stelsel anggapan pengenalan, pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang - undang. Kelebihan, pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu
sampai akhir tahun. Kelemahan, pajak dibayarkan tidak dalam keadaan sesungguhnya.
23. Stelsel campuran, pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,
kemudian pada akhir tahun pembayaran didasarkan dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
7》 TARIF PAJAK
24. Tarif pajak Regresif / Degresif, merupakan tarif pajak yang persentasenya semakin menurun apabila
jumlah objek pajak semakin bertambah.
25. Tarif pajak tetap, merupakan tarif pajak yang ditetapkan dalam nilai Rupiah tertentu yang jumlahnya
tidak berubah atau tetap.
26. Tarif pajak progresif, merupakan tarif pajak yang persentasenya semakin meningkat apabila jumlah
objek pajak semakin bertambah ( contohnya PPH)
27. Tarif pajak proporsional, tarif pajak yang menggunakan persentase tetap terhadap berapapun
jumlah objek pajaknya.
BAB II
Wajib Pajak adalah orang pribadi dan badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan
pemungut pajak , yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan pwrundang - undangan perpajakan (UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP, UU NO.36
Tahun 2008 Tentang PPh dan UU NO.42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM serta peraturan
pelaksaannya).
Wajib Pajak tersebut terdiri dari :
Pengertian NPWP
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah sebuah tanda pengenalan diri atau identitas wajib
pajak yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi perpajakan dan untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya yang berhubungan dengan perpajakan.
Untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), apabila persyaratan subjektif dan
objektifnya terpenuhi. Persyaratan subjektif artinya ada subjek pajaknya, contoh ada orang pribadi
atau badan hukumnya. Sedangkan persyaratan objektif artinya ada penghasilan yang akan menjadi
objek pajaknya.
B. Fungsi NPWP
Untuk mendapatkan NPWP anda bisa langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
Kantor Penyuluhan Potensi Perpajakan ( KP4 ) setempat. Dapat juga dilakukan dengan cara online
melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) melalui menu E-Registration.
Dokumen yang dilampirkan :
fotocopy Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia atau fotocopy Paspor ditambah Kartu Izin
Tinggal Terbatas (KITAS) dari instansi yang berwenang bagi orang asing.
1. Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor ditambah surat keterangan tempat
tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing
2. Surat Keterangan tempat tinggal kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.
36. Fotocopy akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat
bagi Badan Usaha Tersebut
37. Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor ditambah surat keterangan tempat
tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah
seorang pengurus aktif;
38. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal Kabupaten.
5》 PENGHAPUSAN NPWP
Proses pemeriksaan dalam rangka penghapusan NPWP adalah prosedur standar yang harus dilalui
agar WP yang bersangkutan bisa bebas murni dari kewajiban pajak yang sebelumnya melekat.
Wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan
Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
Warisan yang belum terbagi dalam kedudukannya sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi.
Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yabg berlaku
Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai BUT.
Wajib pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksud dalam poin pertama dan kedua yang tidak
memenuhi syarat lagi sebagai wajib pajak.
Kapan batas waktu pelaporan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP? Jawabannya ada di Pasal 4
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010.
Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila
sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 600.000.000,00.
Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tersebut dilakukan
paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 600.000.000,00. Contoh, jika omzet Rp600.000.000,00 terlampaui di bulan
Maret 2012, maka batas waktu pelaporan kegiatan usahanya adalah pada tanggal 30 April 2012.
Tempat bagi Wajib Pajak untuk melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP adalah di :
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak; atau
Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
Tempat pelaporan usaha di KPP tertentu ini adalah untuk Wajib Pajak tertentu yang
pengadministrasian nya tidak didasarkan pada wilayah, tapi misalnya pada jenis Wajib Pajaknya
atau memang ditentukan seperti Wajib Pajak yang terdaftar di KPP LTO, KPP Madya, atau KPP di
lingkungan Kanwil Khusus.
Wajib Pajak yang melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dilakukan melalui
permohonan tertulis. Berdasarkan permohonan tersebut, Kepala Kantor Pelayanan Pajak
melakukan pengukuhan PKP paling lambat 5 hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara
lengkap. Proses pengukuhan PKP ini dilakukan melalui kegiatan verifikasi.
BAB 3
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan
atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.
FUNGSI SPT :
Wajib pajak harus mengambil sendiri surat pemberitahuan ditempat yang telah ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak atau dengan cara mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk
memperoleh formulir surat pemberitahuan tersebut.
Setiap wajib pajak mengisi formulir tersebut dengan qbenar, jelas, lengkap dan menandatanganinya
serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jendral Pajak.
SPT diserahkan kembali ke kantor pelayanan pajak yang bersangkutan dalam batas waktu yang
telah ditentukan dan akan diberikan tanda terima tertanggal dan wajib menyampaikan SPT dalam
bahasa Indonesia dan satuan mata uang Rupiah.
Penandatanganan SPT harus berisikan tanda tangan stempel/tanda tangan elektronik yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
3》 BATAS WAKTU DAN PERPANJANGAN SPT
52. Untuk SPT masa, paling lambat 20 hari setelah akhir Masa Pajak
53. Untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak,
yaitu tanggal 31 Maret
54. Untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak, yaitu
tanggal 30 April
Perpanjangan Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh untuk paling
lama 2 bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh dengan cara menyampaian
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan PPh.
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan
dikenakan sanksi administrasi berupa denda :
WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan
dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan, kecuali untuk SPT Rugi atau SPT Lebih Bayar paling lama 2
tahun sebelum daluwarsa, sepanjang belum dilakukan pemeriksaan.
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan
utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajakyang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian
Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Pembetulan Karena Pemeriksaan
Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan
mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak, terhadap ketidakbenaran perbuatan
Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda
sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat
mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
* pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
* rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar.
* jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil
* jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil
6》 Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh .
Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu tahun pajak menerima atau memperoleh penghasilan
neto tidak melebihi PTKP dikecualikan dari kewajiban penyampaikan SPT Tahunan PPh.