Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di IRNA
SEDAP MALAM RSUD Dr. Iskak Tulungagung yang telah dilaksanakan mulai
tanggal 22 Juli sampai dengan 18 Agustus 2019. Pelaksanaan MAKP ditekankan
pada komponen utama yaitu : (1) Penetapan tenaga keperawatan, (2) Sistem
MAKP (3) Dokumentasi Asuhan keperawatan, (4) Penerimaan Pasien Baru, (5)
Discharge Planning (6) Sentralisasi Obat, (6) Timbang Terima, (7) Supervisi
Keperawatan, (9) Ronde keperawatan.

A. Penerapan Tenaga Keperawatan


Hasil penghitungan jumlah tenaga praktek manajemen keperawatan mulai
minggu ke I pada tanggal 22 April 2019 sebagai berikut:
1. Jumlah tenaga perawat dinas perhari sebanyak 7 orang bila tidak ada lepas
dinas.
2. Pada dinas pagi di bentuk tim yang terdiri dari 1 orang Kepala Ruangan. 1
orang Perawat Penanggung Jawab. 4 orang Perawat Pelaksana / Perawat
Assosiate yang membawahi 10 pasien di ruang 1.
3. Perawat Penanggung Jawab bertanggung jawab penuh dalam rencana
Asuhan Keperawatan pada pasien yang didelegasikan kepada perawat
pelaksana serta bertanggung jawab atas seluruh pasien yang ada di ruang
1.
Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan perhitungan
tenaga kerja selama praktek manajemen keperawatan berlangsung. Kepala
ruangan, pernbimbing ruangan, perawat dan dokter memfasilitasi kebutuhan
yang diperlukan serta memberikan masukan saran yang bersifat positif saat
mahasiswa melaksanakan praktik manajemen keperawatan dan pemberian
Asuhan Keperawatan.

83
84

B. Model Pemberian Asuhan Keperawatan


TIM MEDIS DAN TIM KEPALA SARANA RS
KESEHATAN LAIN RUANGAN

PERAWAT PENANGGUNG JAWAB (PJ)

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PELAKSANA 1 PELAKSANA 2 PELAKSANA 3 PELAKSANA 4

PASIEN

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Bagan 4.1 Model asuhan keperawatan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional dilaksanakan pada
minggu kedua pada tanggal 22 Juli sampai dengan 18 Agustus 2019 .
Dalam uji coba menggunakan MAKP model Primer masing-masing anggota
kelompok berperan sebagai Kepala Ruangan, Perawat Penanggung Jawab dan
Perawat Pelaksana / Perawat Assosiate dengan jadwal dinas pagi dan siang di
minggu pertama penerapan MAKP (minggu ke 3 Stase Manajemen). Pada minggu
ke-4 penerapan MAKP (minggu ke 6 Stase Manajemen) dilakukan evaluasi
terhadap pelayanan MAKP dengan hasil sebagai berikut
Kepuasan Pasien

Pre MAKP Post MAKP

Sangat Tidak Tidak


Puas Puas Puas
30% 0% Sangat Puas 0%
Puas Puas 50%
70% 50%
85

Hasil kuesioner yang telah diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan


MAKP menunjukkan sebanyak 0% responden menyatakan tidak puas, 70%
responden menyatakan puas menjadi 50% responden puas dan 30% responden
menyatakan sangat puas menjadi 50% responden sangat puas.
Pada awal pelaksanaan MAKP di IRNA Sedap Malam pada pasien kelolaan
kami mengalami beberapa hambatan:
1. Tingkat adaptasi terhadap ruangan bervariasi
2. Adanya pergantian peran setiap hari pada mahasiswa menyebakan kurang
maksimalnya peran yang dilakukan oleh mahasiswa dalam memberikan
asuhan keperawatan.
3. Kurang terjalinnya komunikasi dengan perawat ruangan pada awal praktek
manajemen yang menyebabkan kurang maksimalnya mahasiswa dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien kelolaan.
4. Pada awal praktik manajemen keperawatan mahasiswa kurang melakukan
komunikasi, tetapi akhirnya mahasiswa bisa melakukan pendekatan dan
komunikasi antara perawat dan mahasiawa yang terjalin dengan baik.
Akhirnya tenaga keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan
dukungan kepada mahasiswa praktek manajemen keperawatan dalam
mengaplikasikan peran pada penerapan model asuhan keperawatan profesional
Primer.
C. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan mulai minggu ke 3 Stase
Manajemen pada tanggal 22 Juli sampai dengan 18 Agustus 2019. Dengan
mempersiapkan kelengkapan forrnat asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, lembar implementasi, discharge planning, observasi, evaluasi.
Proses pelaksanaan pengisian dokumen dari mulai tahap pengisian lembar
penerimaan pasien baru, lembar pengkajian awal, lembar pemeriksaan
penunjang, lembar NCP, lembar catatan terintegrasi, lembar tindakan
keperawatan, grafik umum, lembar observasi, dokumen farmasi pasien,
pengkajian edukasi pasien dan keluarga, catatan edukasi, checklist pemulangan
pasien, resume keperawatan, dan pemantauan resiko jatuh yang dilaksanakan
oleh katim juga dibantu oleh perawat pelaksana lerutama jika katim sedang
86

melaksanakan tugas lain. Jumlah dokumentasi yang berhasil kami lengkapi


sebanyak 38 pasien pada tanggal 22 Juli 2019 sampai dengan 18 Agustus 2019
dengan rata-rata rawat inap 5 hari.
2120 2120
BOR = = 88,3%
10 x 24 240

121
= 5,0 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 5)
ALOS 24
∴ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 5 ℎ𝑎𝑟𝑖

Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:


1. Pada awal pelaksanaan terjadi perubahan dokumentasi baik dari perubahan
lembar observasi, penambahan form tindakan atau modifikasi.
2. Pada saat pelaksanaan terjadi kelalaian dalam penulisan dokumentasi pada
lembar grafik umum (Blue Red). Namun kelalain tersebut hanya terjadi 2 -
3 kali akibat kondisi yang di luar dugaan.
3. Dalam kelengkapan penulisan dokumentasi untuk penandatanganan
penanggung jawab terkadang masih diabaikan. Akan tetapi kelalaian
tersebut mengalami kemunduran seiring waktu.
D. Timbang Terima Keperawatan
Pelaksanaan dilaksanakan setiap hari mulai minggu ke – 4 (minggu kedua
penerapan MAKP) antara shift pagi ke shift sore. Timbang terima dilaksanakan
setiap pergantian shift dari shift pagi ke shift sore di nurse station. Seperti shift
pagi dimulai dari Kepala Ruangan meminta penanggung jawab shift yang
bertugas pada shift sebelumnya kepada Perawat Penanggung Jawab dan
Perawat Pelaksana yang bertugas pada shift berikutnya untuk melaporkan
jumlah serta keadaan pasien. Timbang terima dilakukan dengan menyampaikan
identitas pasien, diagnosa medis, masalah pasien, data, intervensi yang sudah
dan belum dilakukan, dan pesanan khusus. Setelah dilakukan semua timbang
terima perawat melakukan validasi data dengan mendatangi pasien satu
persatu. Setelah validasi data dilakukan perawat kembali ke nurse station dan
melakukan klarifikasi.
Pada kegiatan role play timbang terima dilaksanakan minggu kedua, 1
Agustus 2019 jam 14.00 dengan jumlah pasien 10 orang, 8 minimal care dan 1
87

parsial care dan total care 1 pasien. Kekurangan dari role play ini adalah
perawat penanggung jawab tidak memperkenalkan nama perawat saat
pergantian shift, kurang lengkapnya penyampaian masalah mengenai kondisi
ruangan serta saran dan prasarana di ruangan dan kurang optimalnya dalam
penyampaian evaluasi pasien seperti rencana yang sudah di lakukan oleh
perawat dan rencana yang belum dilakukan untuk kedepannya. Role play
timbang terima dilaksanakan oleh Lulu Fitriatul Jannah sebagai Penanggung
jawab Role Play juga sebagai Kepala ruangan, Siti Rahma sebagai Perawat
Penanggung Jawab. Nur Mufidah, Novita Anjelina dan Eryma Pardika
sebagai Perawat Pelaksana pagi, Asna Mufidah sebagai Perawat
Penanggung Jawab Sore dan Danang Surono sebagai Perawat Pelaksana
Sore.
E. Discharge planning
Pelaksanaan discharge planning dilakukan bila pasien akan pulang dan
juga dilakukan apabila pasien memiliki keterbatasan informasi dan perlu
diberikan edukasi (pendidikan kesehatan). Discharge planning dilakukan oleh
Kepala Ruangan, Perawat Penanggung Jawab, dan Perawat Pelaksana. Setiap
selesai melaksanakan discharge planning selalu didokumentasikan pada
lembar catatan edukasi dan discharge planning yang dilakukan sudah
terencana dengan baik. Pelaksanaan discharge planning dimulai dari minggu ke
– 4 (minggu kedua penerapan MAKP) pada 31 Juli 2019 yang dilakukan oleh
Perawat Penanggung Jawab dan Perawat Pelaksana seperti pada kegiatan role
play yang penyajiannya seperti berikut ini :
1. Perawat Penanggung Jawab memberikan health education pada pasien
baru yang baru masuk ruangan dan selama dilakukan perawatan ruangan
meliputi: tata tertib ruangan, 6 langkah cuci tangan, resiko jatuh, kondisi
pasien, dokter penanggung jawab dan seputar kegiatan di ruangan.
2. Kegiatan discharge planning yang dihadiri oleh pembimbing klinik
berlangsung pada tanggal 31 Juli 2019 jam 10.00. Discharge planning
diberikan pada pasien keluarga Tn. S dengan diagnosa NSTEMI. Pasien
diberikan informasi tentang tata tertib ruangan, 6 langkah cuci tangan,
88

resiko jatuh, kondisi pasien, dokter penanggung jawab dan seputar kegitan
di ruangan.
Kekurangan selama pelaksanaan role play discharge planning yaitu
sebelumnya Kepala Ruang tidak memperkenalkan dirinya dan perawat kepada
pasien dan bahasa yang digunakan oleh Perawat Penanggung jawab saat
penyampaian discharge planning dipahami oleh pasien dan keluarga. Role play
discharge planning dilaksanakan oleh Novita Anjelina Manunu sebagai
Penanggung jawab Role Play, Nur Mufidah sebagai Kepala Ruang, Siti
Rahma sebagai Perawat Penanggung Jawab, Lulu Futriatul Jannah
sebagai Perawat Pelaksana / Perawat Assosiate.
F. Penerimaan Pasien Baru
Pelaksanaan penerimaan pasien baru di Irna Sedap Malam sudah
dilaksanakan dengan baik. Penerimaan pasien baru dilakukan oleh Kepala
Ruangan, Penanggung Jawab, dan Perawat Pelaksana / Perawat Assosiate. Role
Play penerimaan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2019. Adapun kegiatannya
adalah Kepala Ruang memberitahu Perawat Penanggung Jawab bahwa akan
ada pasien baru yang datang dari IGD Yellow Zone, Tn. S dengan Diagnosa
NSTEMI. Kepala Ruang lalu mendelegasikan kepada Perawat Penanggung
Jawab untuk menyiapkan bed pasien, dan perlengkapan dokumen pasien baru,
lalu Perawat Penanggung Jawab mendelegasikan kepada Perawat Pelaksana /
Perawat Assosiate untuk menyiapkan bed pasien. Role Play penerimaan pasien
baru dilaksanakan oleh Nur Mufidah sebagai Penanggung jawab Role Play
juga sebagai Kepala Ruang, Siti Rahma sebagai Perawat Penanggung
Jawab, Lulu Fitriatul Jannah dan Eryma Pardika sebagai Perawat
Pelaksana / Perawat Assosiate.
Pelaksanaan penerimaan pasien baru masih mengalami kekurangan yaitu
belum disebutkan hak dan kewajiban pasien serta kelengkapan pengkajian awal
Rawat Inap. Namun untuk kerja sama antar kelompok sudah berjalan dengan
baik.
G. Supervisi Keperawatan
Kegiatan supervisi dilakukan setiap ada hal yang perlu di supervisi.
Sebagai contoh supervisi rawat luka. Role Play supervisi keperawatan
89

dilaksanakan pada minggu ke – 3 penerapan MAKP tanggal 7 Agustus 2019


(minggu ke 5 Stase Manajemen) pada jam 09.00 WIB untuk supervisi
pemberian Injeksi Intravena dilasanakan oleh Asna Mufidah sebagai
Penanggung jawab Role Play, Eryma Pardika sebagai Kepala Ruang, Asna
Mufidah sebagai Perawat Pelaksana / Perawat Assosiate dan Lulu Fitriatul
Jannah sebagai Perawat Penanggung Jawab. Kegiatan supervisi ini diawali
dengan penyampaian supervisi oleh Perawat Penanggung Jawab kepada Kepala
Ruangan dan disetujui Kepala Ruang, kemudian dilanjutkan dengan Perawat
Penanggung Jawab menyampaikan rencana kegiatan supervisi kepada Perawat
Pelaksana, kemudian Perawat Pelaksana mempersiapan alat dan melaporkan
kepada Perawat Penanggung Jawab atas kesiapan PA dalam kegiatan supervisi.
PJ melaporkan kepada Kepala Ruang bahwa kegiatan supervisi sudah siap.
Kepala Ruang melakukan supervisi dengan PJ kepada PA mulai dari
pelaksanaan, pendokumentasian kegiatan dan penyampaian hasil supervisi.
Pada pelaksanaan supervisi pemeberian obat melalui injeksi intravena
ditemukan kekurangan pada alat – alat yang tidak selengkap di SOP. Setelah
kegiatan supervisi dilakukan, evaluasi mengenai kekurangan dalam tindakan
pemberian obat melalui injeksi intravena yang dibantu oleh pembimbing klinik
dan pembimbing akademik, serta diskusi bersama tentang hal-hal yang terkait
metode terbaru dalam pemberian obat injeksi intravena. Dengan adanya
supervisi ini diharapkan semua perawat dapat melaksanakan tindakan sesuai
dengan SOP yang telah ada.
F. Sentralisasi Obat
Pelaksanaan sentralisasi obat di Irna Sedap malam Ruang 1 sudah
dilaksanakan dengan baik. Sentralisasi obat dilaksanakan setiap pasien
menerima resep baru dengan bantuan farmasi klinik. Proses sentralisasi obat
dilakukan untuk pasien kelolaan saja. Sedangkan pada kegiatan role play
sentralisasi obat dengan dihadiri supervisor dilakukan pada minggu keempat.
Adapun kegiatannya adalah Perawat Penanggung Jawab menemui kepala
ruangan di nurse station dan menanyakan rencana kegiatan yang dilakukan
oleh Perawat Penanggung Jawab, kemudian Perawat Penanggung Jawab
menjelaskan tentang rencana sentralisasi obat yang akan dilakukan pada Tn. S
90

dengan diagnosa NSTEMI. Perawat Penanggung Jawab dan Perawat Pelaksana


akan memanggil dan menjelaskan kepada keluarga tentang obat yang telah
diterima pasien dan diketahui oleh keluarga pasien secara langsung, lalu
memberi kesempatan keluarga untuk bertanya. Setelah selesai Perawat
Penanggung Jawab meminta pasien keluarga untuk menandatangani surat
persetujuan untuk diadakannya sentralisasi obat dan perawat pelaksana
mendokumentasikan dalam lembar serah terima dan meminta keluarga untuk
tanda tangan di lembar serah terima. Dalam sentralisai obat kita tidak
menemukan hambatan, karena kerjasama perawat di Irna Sedap Malam Ruang
1 sudah berjalan dengan baik. Kerjasama antar kelompok dengan keluarga dan
perawat berjalan dengan baik. Role play sentralisasi obat dilaksanakan oleh Siti
Rahma sebagai Penanggung jawab Role Play, Nur Mufidah sebagai Kepala
Ruangan, Siti Rahma sebagai Perawat Penanggung Jawab, dan Asna
Mufidah sebagai Perawat Pelaksana. Saat Role Play berlangsung yaitu
Perawat Penanggung Jawab sudah mempersiapkan lembar persetujuan untuk
dilakukan sentralisasi obat dan Perawat Pelaksana membantu Perawat
Penanggung Jawab untuk menjelaskan tentang prosedur sentralisasi obat
kepada keluarga pasien. Namun, mahasiswa yang berperan dalam menjelaskan
prosedur sentralisasi obat masih terlihat belum percaya diri sehingga terdapat
kalimat yang masih tidak sesuai namun secara prosedur sentralisasi obat
mahasiswa yang berperan sebagain Perawat Pelaksana yang membantu
Perawat Penanggung Jawab sudah cukup menjelaskan secara rinci.
G. Ronde Keperawatan (Case Conference)
Kegiatan ronde keperawatan diruangan dilakukan pada kasus-kasus yang
perlu dibahas seperti kasus langka dan jarang ditemukan atau bisa juga
dilakukan pada pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum
teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan. Sedangkan di ruang
Sedap Malam selama MAKP 4 minggu tidak di temukan paisen dengan kasus
langka dan kompleks. Sehingga, Ronde Keperawatan diganti dengan Case
Conference (Konferensi Kasus).
Case Conference merupakan kegiatan pendukung atau pelengkap dalam
Tim keperawatan untuk membahas permasalahan asuhan keperawatan dalam
91

suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan


keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terlaksanakannya permasalahan
asuhan keperawatan tersebut. Kegiatan Case Conference dilakukan pada pasien
dengan diagnosa (ADHF) yang mengalami oedem pada ekstremitas bawah
yang memiliki derajat oedem yang berbeda antara kaki kanan dan kiri.
Pelaksanaan kegiatan Case Conference dilakukan pada minggu ke 6
(minggu ke 4 penerapan MAKP) tanggal 17 Agustus 2019. Peserta yang
tergabung dalam kegiatan Case Conference Danang Surono P. dan Eryma
Pardika sebagai Penanggung jawab Role Play, Danang Surono P. sebagai
Penyaji, Eryma Pardika sebagai Moderator, Asna Mufidah sebagai
Fasilitator, Nur Mufidah dan Novita Anjelina M. Sebagai Observer, Siti
Rahma dan Lulu Fitriatul Jannah sebagai Notulen.
Pada kegiatan ini di dapatkan kesimpulan Hari rawat yang memanjang
pada Tn. K disebabkan karena sesak yang masih hilang timbul dan
pembengkakan pada kedua ektremitas kaki yang memiliki derajat oedem yang
berbeda, setelah dilakukan DUS (Doppler Ultrasonografi) pada tanggal 29 Mei
2019 didapatkan kesimpulan bahwa terjadi CVI (Chronic Venous Insufficiency)
dimana terjadi gangguan aliran darah dipembuluh darah balik (vena) tungkai
yang akan membuat tungkai menjadi bengkak, pada penderita CVI katup –
katup ini tidak bekerja secara normal, sehingga darah tidak mengalir dengan
baik menuju jantung termasuk dalam penyerapan obat – obat yang diberikan
pada Tn. K termasuk obat diuretik berupa furosemide, dan obat – obatan untuk
mengatasi CVI itu sendiri seperti tambahan obat xarelto (rivaroxaban) pada
tanggal 25/7/2019. Sehingga fungsi obat berkurang dan tidak dapat bekerja
sesuai atau memperlambat fungsinya, dimana kelambatan penyerapan obat itu
sendiri juga ditambah dengan kondisi Tn. K yang mempunyai riwayat stroke 2
tahun yang lalu dan mengalami Hemiparese Sinistra dengan kekuatan otot 3
serta kondisi Tn. K yang lebih banyak bedrest karena sesak pasien yang sempat
hilang-timbul dan tidak memperbolehkan pasien untuk banyak beraktivitas,
padahal pada kesimpulan CVI yang didapat dari pemeriksaan DUS serta
pencegahan CVI itu sendiri pasien dianjurkan untuk menghindari duduk atau
berdiri terlalu lama dan menggerakan tubuh secara rutin (ROM aktif dan pasif).
92

Sehingga semakin memperlambat kondisi Tn.K membaik, terutama pada


keluhan oedem pada kaki yang tidak sama derajat oedemnya. Namun, derajat
oedem pada kaki sebelah kanan menurun dan membaik di tanggal 31/07/2019
pasien KRS.

Anda mungkin juga menyukai