Sistemperadilan
Sistemperadilan
Kejaksaan
Kejaksaan merupakan suatu bagian kenegaraan. Badan
penegak hukum yang terutama bertugas sebagai penuntut
umum (pasal 1 ayat 1 UU no 15/1961)
Dalam melaksanakan tugasnya, kejaksaan harus selalu
menjunjung tinggi hak-hak asasi rakyat dan hukum negara
(pasal 1 ayat 2)
Dalam menjalankan peranan praktis (pasal 13) jaksa dapat
memohon bantuan kepolisian negara yang juga diberi
wewenang penyidikan perkara.
Mengenai pembagian tugas antara kepolisian negara dan
kejaksaan perlu ditegaskan bahwa penuntutan perkara
diserahkan semata-mata pada kejaksaan dengan pengertian
bahwa dalam hal-hal tertentu menurut dan ditetapkan dalam
hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lain,
kepolisian negara berwenang mengajukan suatu perkara
pidana langsung kepada pengadilan negeri, misal : perkara
rol (pelanggaran/ kejahatan ringan)
Berhubung dengan hal bahwa kejaksaan berwenang
melakukan penyidikan lanjutan, maka perlu adanya
ketentuan-ketentuan yang mengatur kerjasama antara
kepolisian negara dan kejaksaan dalam penyidikan lanjutan,
yang diatur tersendiri antara instansi-instansi yang
bersangkutan.
Dalam praktek kepolisian negara, berdasarkan kepentingan
umum dapat mengesampingkan suatu perkara yang serba
ringan, sehingga perkara itu tidak sampai pada tingkat
penuntutan oleh jaksa.
Berhubung dengan penuntutan perkara yang menjadi tugas
semata-mata dari kejaksaan ditambah wewenang jaksa agung
untuk menyimpan atau mengesampingkan suatu perkara
berdasarkan kepentingan umum (asas oportunitas) berlaku
prosedur (acara), bahwa kepolisian negara diajak berunding
sebelum diambil tindakan mengesampingkan oleh jaksa
agung.
Kejaksaan bertugas :
1. a, Mengadakan penuntutan dalam perkara-perkara pidana
pada pengadilan yang berwenang.
b. Menjalankan keputusan dan penetapan hakim pidana.
2. Mengajukan penyidikan lanjutan terhadap kejahatan dan
pelanggaran serta mengawasi dan mengkoordinasikan
alat-alat penyidik menurut ketentuan-ketentuan dalam UU
hukum acara pidana dan lain-lain peraturan negara.
3. Mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang dapat
membahayakan masyarakat dan negara.
4. Melaksanakan tugas-tugas khusus lain yang diberikan
kepadanya oleh suatu peraturan negara.
Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi
Adalah pengadilan banding yang mengadili lagi di tingkat
kedua (tingkat banding) suatu perkara perdata dan atau
perkara pidana yang telah diadili/ diputuskan oleh
pengadilan negeri pada tingkat pertama.
Pemeriksaan disini hanya berkas perkara saja kecuali bila
pengadilan tinggi merasa perlu untuk langsung
mendengarkan para pihak yang berperkara.
Pengadilan Tinggi dibentuk dengan UU daerah hukum
pengadilan tinggi pada sasnya meliputi satu daerah tingkat I.
Mahkamah Agung
Merupakan badan pengadilan yang tertinggi yang
berkedudukan di ibu kota RI atau dilain tempat yang
ditetapkan oleh presiden.
Daerah hukumnya meliputi seluruh Indonesia dan
kewajibannya terutama melakukan pengawasan tertinggi atas
tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh
Indonesia, dan menjaga/ menjamin agar hukum dilaksanakan
dengan sepatutnya.
MA terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua, beberapa
orang ketua, dan beberapa hakim anggota, dibantu oleh
seorang panitera dan beberapa orang panitera pengganti.
Hakim Ma diangkat oleh presiden atas usul DPR melalui
ketua MA dan menteri kehakiman
MA dalam mengadili dan mengambil keputusan hanya
dengan seorang hakim saja.
Disamping diadakan kejaksaan agung yang dikepalai oleh
jaksa agung dan dibawahnya ada seorang atau lebih jaksa
agung muda. Daerah hukum kejaksaan agung sama dengan
daerah hukum MA
Dalam hal memeriksa dan memutuskan perkara pidana
militer, ketua, wakil ketua dan anggota-anggota MA beserta
jaksa agung diberi pangkat militer (Tituler)
Pengadilan Militer
Tugas pengadilan militer adalah mengadili hanya lapangan
pidana, mereka yang pada saat melakukan tindak pidana itu
adalah :
1. Anggota ABRI
2. Seorang yang pada waktu itu adalah orang yang dengan
UU atau dengan peraturan pemerintah ditetapkan sama
dengan ABRI
3. Seorang yang pada waktu itu adalah anggota suatu
golongan atau jawatan yang dipersamakan atau dianggap
sebagai anggota ABRI oleh atau berdasarkan UU.
4. Tidak termasuk 1 s/d 3 tetapi menurut keputusan menteri
pertahanan dan keamanan yang ditetapkan dengan
persetujuan menteri kehakiman diadili oleh pengadilan
militer.
Pengadilan Agama
Pengadilan agama memeriksa dan memutuskan perkara-
perkara yang timbul antara orang-orang yang beragama
Islam tentang soal nikah, talak, rujuk, perceraian, nafkah,
dan lain-lain. Dalam hal yang dianggap perlu berlaku oleh
pengadilan negeri.
Mahkamah Islam Tinggi adalah pengadilan yang merupakan
hakim banding bagi pengadilan agama.