Anda di halaman 1dari 11

PERSIAPAN PRA OPERASI DI KAMAR OPERASI

Disusun Oleh :

1. DEWI KURNIAWATI 1614301004


2. ROBBY HERMAWAN 1614301014
3. AYU PRATIKA WATI 1614301016
4. HELEN YOSSRANTIKA 1614301022
5. FEBI DWI JAYANTI 1614301031
6. SITI SAODAH 1614301036
7. AGITHA NANDA NURMALA 1614301039
8. MEGA MEILISA MANARA 1614301046

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas
makalah Asuhan Keperawatan Perioperatif dengan pokok bahasan “Persiapan Pra Operasi Di
Kamar Operasi ”.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti kata pepatah "tak ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan.

Bandar Lampung, 19 juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perawatan Perioperatif ......................................................... 3


B. Persiapan Pre Operatif ........................................................................... 3
C. Pengkajian Keperawatan Pra Bedah ...................................................... 5
D. Perencanaan dan Implementasi .............................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAK A……………………………………………………8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat
sayatan, setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak perbaikan
yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.
Tindakan operasi atau pembedahan bisa jadi pengalaman yang sulit bagi
hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan
membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya
menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami.
Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing
yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala
macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Perawat mempunyai peranan
yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum,
selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk
mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis.
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien. Kata “perioperatif” adalah suatu istilah gabungan yang
mencakup tiga fase pengalaman pembedahan perioperatif intra operatif dan pasca
operatif. Masing-masing dari setiap fase ini dimulai dan berakhir pada waktu tertentu
dalam urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah, dan masing-masing
membentuk rentan perilaku dan aktifitas keperawatan yang luas yang di lakukan oleh
perawatan dengan aktifitas keperawatan yang luas yang di lakukan oleh perawat
dengan mengunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan.
Tahap dalam keperawatan perioperatif terdapat beberapa tahapan yaitu fase
pra operatif dari peran keperawatan perioperatif di mulai ketika keputusan untuk
intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien di kirim kemeja operasi. Lingkup
aktifitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian
dasar pasien ditatananan klinik atau di rumah menjalani wawancara pra operatif, dan
menyiapkan pasien untuk anestesi yang di berikan dan pembedahan. Bagaimanapun,
1
aktifitas keperawatan mungkin di batasi hingga melakukan pengkajian pasien-pasien
pra operatif di tempat atau ruang operasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja persiapan untuk pasien Pre Operasi?
2. Apa saja prinsip asuhan yang diberikan pada pasien Pre Operasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui persiapan untuk pasien Pre Operasi
2. Mengetahui prinsip asuhan yang diberikan pada pasien Pre Operasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang
dimulai sejak pasien diputuskan untuk melakukan operasi dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan.

B. PERSIAPAN PRE OPERATIF


1. Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima dengan perawat
OK)
a. Mencegah Cidera
Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu dilakukan
hal tersebut di bawah ini :
 Pemberian posisi klien bedah
Pemberian posisi klien bedah bertujuan untuk mencegah terjadinya
tekanan, gesekan, dan geseran. Ketiga hal tersebut dapat menimbulkan
cedera apabila tidak dilakukan sesuai dengan prosedur.

 Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).


- Cek gelang identitas / identifikasi pasien.
- Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada
gangguan pendengaran.
- Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek kembali
meliputi ;
 Catatan tentang persiapan kulit.
 Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, TN).
 Pemberian premedikasi.
 Data antropometri (BB, TB)
 Informed Consent
 Pemeriksan laboratorium.

b. Pemberian Obat premedikasi


Pemberian obat premedikasi bertujuan :
3
 Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan kekhawatiran,
memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi).
 Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan dan sadar dari anastesi.
 Mengurangi jumlah obat-obatan anstesi.
 Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual dan muntah
pascaanastesi.
 Mengurangi stres fisiologis (takikardia, napas cepat dll).

Obat-obat yang dapat diberikan sebagai premedikasi pada tindakan anastesi


sebagai berikut :
 Analgetik Narkotik
Morfin. Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2
mg/kgBB) intramuskular diberikan untuk mengurangi kecemasan dan
ketegangan pasien menjelang operasi, menghindari takipnu pada
pemberian trikloroetilen, dan agar anastesi berjalan dengan tenangdan
dalam. Kerugiannya adalah terjadi perpanjangan waktu pemulihan,
timbul spasme serta kolik bisliaris dan ureter. Kadang-kadang terjadi
konstipasi, retensi urin, hipotensi, dan depresi napas.
Petidin. Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB)
intravena diberikan untuk menekan tekanan darah dan pernapasan serta
merangsang otot polos. Dosis induksi 1-2 mg/kgBB intravena.
Pentobarbital dan sekobarbital. Diberikan untuk
menimbulkan sedasi. Dosis dewasa 100-200 mg, pada anak dan bayi 1
mg/kgBB secara oral atau intramuskular. Keuntungannya adalah masa
pemulihan tidak diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang
tidak diinginkan. Yang mudah didapat adalah fenobarbital dengan efek
depresan yang lemah terhadap pernapasan dan sirkulasi serta jarang
menyebabkan mual dan muntah.

 Antikolinergik
Atropin. Diberikan untuk mencegah hipersekresi kelenjar
ludah dan ludah selama 90 menit. Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular
bekerja setelah 10-15 menit.

4
 Obat penenang (transquillizer)
Diazepam. Diazepam (Valium®) merupakan golongan
benzodiazepin. Pemberian dosis rendah bersifat sedatifsedangkan
dosis besar hipnotik. Dosis premedikasi dewasa 10 mg intramuskular
atau 5-10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) intravena. Dosis induksi 0,2-1
mg/kgBB intravena.
Midazolam. Dibandingkan dengan diazepam, midazolam
mempunyai awal dan lama kerja lebih pendek. Belakangan ini
midazolan lebih disukai dibandingkan dengan diaepam. Dosis 50%
dari dosis diazepam.

C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN PRA BEDAH


1. Gunakan data dari pasien dan catatan pasien untuk mengidentifikasi variabel
yang dapat mempengaruhi perawatan dan yang berguna sebagai pedoman
untuk mengembangkan rencana perawatan pasien individual;

a. Verifikasi identitas pasien (gelang identitas, catatan dan pasien)


b. Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien

 Informed yang benar dengan tanda tangan pasien


 Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
 Hasil pemeriksaan diagnostik
 Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
c. Lengkapi pengkajian keperawatan pre-operatif segera (bila data belum
lengkap)
 Status fisiologi (misal : tingkat sehat-sakit, tingkat kesadaran)
 Status psikososial (misal : ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas,
masalah komunikasi verbal, mekanisme koping)
 Status fisik (misal : tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas
persiapan, pencukuran, atau obat penghilang rambut, sendi tidak
bergerak).
d. Marking area operasi sesuai dengan prosedur
e. Kelengkapan checklist sign in :
 Apakah pasien sudah di konfirmasi :

5
- Identitasnya
- Lokasi operasi
- Prosedur operasi
- Persetujuan operasi
 Apakah lokasi operasi ditandai ?
 Apakah dilakukan pemeriksaan kesiapan dan kelengkapan :
- Mesin anastesi
- Obat anastesi
 Apakah pulse oxymeter terpasang pada pasien dan berfungsi ?
 Apakah pasien memiliki riwayat alergi ?
 Kesulitan jalan nafas atau respirasi ?
 Resiko kehilangan darah >= 500 cc
f. Riwayat fisik dan rencana operasi oleh dokter bedah (tanggal terakhir)
g. Adanya pengkajian pre anastesi dan informed consent
h. Tersedia alat khusus dan obat-obatan yang diperlukan dan siap digunakan.

D. Perencanaan dan Implementasi


1. Cek kembali TTV
2. Cek tetesan infus dan kepatenan infus
3. Cek kembali bahwa pasien tidak memakai perhiasan
4. Cek kembali kembali kelengkapan data pengkajian

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Kata “perioperatif” adalah suatu istilah gabungan
yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan perioperatif intra operatif dan
pasca operatif.
Tahap dalam keperawatan perioperatif terdapat beberapa tahapan yaitu fase
pra operatif dari peran keperawatan perioperatif di mulai ketika keputusan untuk
intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien di kirim kemeja operasi. Lingkup
aktifitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian
dasar pasien ditatananan klinik atau di rumah menjalani wawancara pra operatif, dan
menyiapkan pasien untuk anestesi yang di berikan dan pembedahan. Bagaimanapun,
aktifitas keperawatan mungkin di batasi hingga melakukan pengkajian pasien-pasien
pra operatif di tempat atau ruang operasi.
Tindakan keperawatan prabedah yang dilakukan secara tepat dan
berkesinambungan akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan
kesembuhan pasien.

7
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Billie, Barbara (2006), Keperawatan Perioperatif, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai