Anda di halaman 1dari 2

Empat Pillar Kebangsaan

Matthew Ezra Joel Baya


17021106042

Pillar Pertama (Pancasila)

- Penyebutan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegaaa tidaklah dimaksudkan bahwa
keempat pilar tersebut memiliki kedudukan yang sederajat. Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi
dan konteks yang berbeda.
- Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain;
- Dimasukkannya Pancasila sebagai bagian dari empat pilar, semata-mata untuk menjelaskan
adanya landasan ideologi dan dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu
Pancasila, yang menjadi pedoman penuntun begi pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan ainnya.
- Pilar NKRI dan Bhinneka Tunggal ika sudah terkandung dalam UUD 1945, tetapi dipandang perlu
untuk dieksplisitkan sebagai pilar-pilar tersendiri sebagai upaya preventif mengingat besarnya
potensi ancaman dan gangguan terhadap NKRI dan wawasan kebangsaan.
- UUD 1945 adalah konstitusi negara sebagai landasan konstitusional bangsa Indonesia yang
menjadi hukum dasar bagi setiap peraturan perundang-undangnan di bawahnya.
- NKRI merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen bersama. NKRi adalah pilihan
yang tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa.

Pilar Kedua (UUD 1945)

- Salah satu bagian yang penting dalam Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah
Pembukaannya, yang biasa disebut juga dengan istilah Preambule atau Mukaddimah. Dalam
Pembukaan suatu UUD atau Konstitusi terkandung prinsip atau pandangan filsafat yang menjadi
dasar perumusuan pasal-pasal Batang Tubuh Konstitusi, yang dijadikan pegangan dalam hidup
bernegara.

Pilar Ketiga (NKRI)

- Bentuk Negara Kesatuan adalah ketentuan yang diambil oleh para founding fathers pada tahun
1945 berdasarkan berbagai pertimbangan dan hasil pembahasan yang cukup mendalam. Namun
dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia pernah juga menerapkan bentuk negara federal
sebagai akibat atau konsekuensi hasil konferensi meja bundar di Negeri Belanda pada tahun
1949. Namun penerapan pemerintah federal ini hanya berlangsun gsekitar 7 bulan untuk
kemudian kembali menjadi bentuk Negara kesatuan.
- Sejak itu Negara Republik Indonesia berbentuk kesatuan sampai dewasa ini, meskupun wacana
mengenai negara federal masih sering timbul pada permukaan, tuamanya setelah Negara-
bangsa Indonesia memasuki era reformasi.

Pilar Keempat (Bhinneka Tunggal Ika)

- Bhinneka Tunggal Ika berisi konsep pluralistic dan multikulturalistik dalam kehidupan yang
terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralism, suatu faham yang membiarkan
keanekaragaman seperti apa adanya. Membiarkan setiap entitas yang menunjukkan ke-
berbedaan tanpa peduli adanya common denominator pada keanekaragaman tersebut. Dengan
faham pluralisma tidak perlu adanya konsep yang mensubstitusi keanekaragaman.
- Demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme. Masyarakat yang menganut faham
pluralism dan multikulturalisme, ibarat onggokan material bangunan yang dibiarkan teronggok
sendir-sendiri, sehingga tidak akan membentuk suatu bnagunanan yang Namanya rumah.

Anda mungkin juga menyukai