Berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh maka dapat dilakukan analisis
data sebagai berikut. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan mengenai fermentasi
karbohidrat dengan tujuan percobaan dapat mengetahui cara melakukan fermentasi alcohol,
dapat mengetahui cara memisahkan etanol dari campuran fermentasi dan dapat mengetahui cara
menentukan kadar etanol dalam larutan dengan metode berat jenis.
Pada percobaan ini dilakukan dua kali proses percobaan yaitu yang pertama yakni
proses fermentasi lalu dilanjutkan dengan proses destilasi. Dimana pada proses fermentasi
digunakan sukrosa yang sudah ditimbang dengan neraca ohaus sebanyak 20,0 gram lalu
dilarutkan ke dalam aquades sebanyak 100 ml di dalam labu erlenmeyer yang berukuran 250 ml
sehingga dihasilkan larutan tak berwarna (bening), ini merupakan labu erlenmeyer ke 1. Proses
selanjutnya yakni menambahkan Na2HPO4 sebanyak 0,50 gram, Na2PO4 sebanyak 1,00 gram
yang berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi yang terjadi nantinya selanjutnya ditambahkan
ragi sebanyak 2,00 gram ke labu erlenmeyer 1 lalu dilanjutkan dengan mengocoknya hingga
seluruh bahan tercampur, hasilnya didapat larutan berwarna putih tulang. Setelah itu juga
menyiapkan larutan air kapur Ca(OH)2 tak berwarna di dalam labu erlenmeyer lain yang
berukuran lebih keci, ini merupakan labu erlenmeyer ke 2. Selanjutnya menyusun alat-alat
fermentasi, tabung berisi campuran aquades, sukrosa, ragi, Na2HPO4 dan Na2PO4 ditutup rapat
hingga dipastikan gas hasil fermentasi seluruhnya tidak ada yang keluar ke lingkungan dan
dihungkan dengan menggunakan selang menuju ke tabung berisi larutan Ca(OH)2 atau air kapur.
Hal ini bermaksud agar gas CO2 hasil fermentasi dapat berikatan dengan Ca(OH)2 sehingga tidak
mencemari lingkungan. Setelah itu larutan dibiarkan selama 1 minggu dalam suhu 30-35 ˚C.
Hasil dari proses fermentasi adalah larutan kalsium hidroksida Ca(OH)2 tidak berubah warna
menjadi warna putih tulang namun tetap menjadi bening dan larutan hasil fermentasi yang
dihasilkan berwarna putih kekuningan dengan sedikit keruh. Larutan hasil fermentasi inilah yang
selanjutnya digunakan untuk proses destilasi. Seharusnya pada Ca(OH)2 terjadi reaksi :
Larutan kapur Ca(OH)2 pada labu erlenmeyer kedua berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk seperti Saccharomyces sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil
reaksi pada erlenmeyer 1 mengalir menuju ke erlenmeyer 2. Selain itu, terdapat endapan kapur
CaCO3 yang mengendap pada erlenmeyer 2. Endapan inilah yang membuat larutan keruh.
Warna larutan fermentasi yang terdiri dari gula sukrosa + ragi + Na2HPO4 + Na2PO4 + aquades
yang semula kuning bening setelah fermentasi menjadi kuning keruh dan terdapat endapan
kuning.
Proses percobaan yang kedua adalah destilasi dengan menggunakan larutan hasil
fermentasi gula untuk menghasilkan etanol. Hasil fermentasi dimasukan kedalam tabung bulat
dan dipanaskan menggunakan mantel pemanas. Tabung bulat tersambung dengan selang yang
berujung pada botol kaca yang berguna untuk menampung Etanol. Ditengah tengah selang
digunakan sistem kondensor menggunakan pipa berisi air dari kran untuk mendinginkan uap
etanol sehingga uap mengalami kondensasi dan berubah menjadi cairan. Pada proses destilasi
tersebut rentangan suhu yang digunakan pada alat destilasi adalah 78° - 90°C yakni dimana
etanol dapat menguap, karena destilasi bekerja dengan prinsip, memisahkan 2 campuran yang
berbeda berdasarkan perbedaaan titik didih maka suhu harus dijaga agar uap Ethanol tidak
bercampur dengan uap air. Uap dari etanol yang mengalami perubahan wujud menjadi cair akan
turun menetes ketempat yang sudah disediakan. Sedangkan jika suhu yang digunakan melebihi
90°C, maka air akan dapat ikut menguap dan nantinya akan ikut tercampur ke dalam destilat.
Setelah proses destilasi dilakukan, maka dihasilkan destilat berwarna bening (tidak berwarna)
(Vd1) dimana seluruh larutan tersebut digunakan untuk proses penentuan massa jenis.
Untuk menentukan massa jenis, maka diperlukan volume destilat yang diperoleh dari
selisih antara massa gelas ukur + destilat dan massa gelas ukur. Menggunakan rumus berikut :
Md = M2 – M1
Setelah diketauhi massa destilat Md, maka massa jenis etanol dapat dihitung dengan perhitungan:
Md
ρ = Vd2
setelah dilakukan perhitungan massa jenis etanol maka dapat diketahui kadar etanol yang didapat
menggunakan sebuah grafik. Namun pada percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami
tidak memiliki hasil destilat sehingga tidak dapat menentukan massa jenis yang nantinya akan
digunakan untuk mengetahui kadar etanol yang dihasilkan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data percobaan yang telah dilakukan maka dapat dibahas sebagai
berikut. Pada percobaan ini dilakukan Fermentasi Karbohidrat. Fermentasi merupakan suatu cara
pengolahan melalui proses memanfaatkan penguraian senyawa dari bahan-bahan protein
kompleks. Fermentasi dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi anaerobik atau
partial anaerobik karbohidrat yang menghasilkan alkohol serta beberapa asam, namun banyak
proses fermentasi yang menggunakan substrat protein dan lemak (Muchtadi dan
Ayustaningwarno 2010). Fermentasi yang terjadi pada percobaan ini yakni secara spontan
dimana fermentasi yang dilakukan dengan menggunakan media penyeleksi dimana pada
percobaan ini berupa ragi (pati), hal tersebut sesuai dengan menurut Rahayu (1992) yang
menyatakan bahwa fermentasi spontan adalah fermentasi yang biasa dilakukan menggunakan
media penyeleksi, seperti garam, asam organik, asam mineral, nasi atau pati. Media penyeleksi
tersebut akan menyeleksi bakteri patogen dan menjadi media yang baik bagi tumbuh kembang
bakteri selektif yang membantu jalannya fermentasi.
Kumalasari, I. J. 2011. Pengaruh Variasi Suhu Inkubasi Terhadap Kadar Etanol Hasil Fermentasi
Kulit dan Bonggol Nanas (Ananas sativus). Skripsi. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Azizah, N., Al-Baarri, A. N., & Mulyani, S. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar
Alkohol, pH, dan Produksi Gas Pada Proses Fermentasi Bioetanol dari Whey Dengan
Substitusi Kulit Nanas. Aplikasi Teknologi Pangan, 72-77.
Muchtadi, T. dan F. Ayustaningwarno. 2010. Teknologi Proses Pengolahan Pangan.
Institut Pertanian Bogor Press. Bogor. 260 Hlm.
Rahayu, P. W. 1992.Teknologi Fermentasi Produk Perikanan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor