Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN EMBRIO AMPHIBIA, PISCES, BULU BABI, DAN MANUSIA

Sinta Dwi Wulansari (160342606221)


Offering I / 2016
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia

PENDAHULUAN
Perkembangbiakan makhluk hidup merupakan suatu proses perubahan struktur dan
fungsi tubuh yang bersifat Irreversible atau tidak dapat kembali seperti semual. Perubahan dari
sel tunggal menjadi berjumlah sel banyak menuju kedewasaan yang nantinya akan mengalami
proses penuaan usia dan mengalai kematian. Perkembangan makhluk hidup meliputi sebelum
lahir dampai lahir/ menetas disebut dengan Embriologi. Embriologi merupakan serangkaian
proses pembelahan dengan tetap mempertahankan bentuk dan ukuran sel telur yang
mengalami perubahan pada gastrulasi dan mengalami perubahan menajdi semakin kompleks.
Kehidupan individu baru yang merupakan perpaduan bahan genetik dari dua gamet
sperma dan sel telur. Perpaduan ini, disebut pembuahan, merangsang telur untuk memulai
pembelahan. Tahapan pengembangan antara pembuahan dan penetasan secara kolektif
disebut embriogenesis (Gilbert, 2003). Perkembangan makhluk hidup melibatkan beberapa
proses kompleks yakni fertilisasi dan pembelahan, pertumbuhan, diferensiasi, dan
morfogenesis. Pada kingdom Animalia, jenis embrio sangat beragam, namun sebagian besar
pola embriogenesis teridri dalam lima hal yaitu yang pertama, Segera setelah fertilisais,
pembelahan terjadi. Pembelahan adalah rangkaian pembelahan mitosis yang sangat cepat
dimana volume besar sitoplasma zigot dibagi menjadi beberapa sel yang lebih kecil. Sel-sel ini
disebut blastomeres, dan pada akhir pembelahan berbentuk bola yang dikenal sebagai
blastula.
Setelah pembelahan mitosis melambat, blastomere mengalami gerakan mengubah
posisi relatif satu sama lain. Rangkaian penataan ulang sel yang luas ini disebut gastrulasi,
dan embrio dikatakan berada di tahap gastrula.
Setelah tiga lapisan terbentuk, sel berinteraksi satu sama lain dan mengatur ulang
dirinya untuk menghasilkan jaringan dan organ tubuh. Proses ini disebut organogenesis.
Misalnya, lapisan luar kulit berasal dari ektoderm, sedangkan lapisan dalam (dermis) berasal
dari mesoderm. Juga selama organogenesis, sel-sel tertentu mengalami migrasi yang jauh dari
tempat asalnya ke lokasi akhir mereka. Sel yang bermigrasi ini termasuk prekursor sel darah,
sel limfe, sel pigmen, dan gamet. Sebagian besar tulang wajah kita berasal dari sel yang
bermigrasi secara ventral dari daerah dorsal kepala (Gilbert, 2003).
Bagian khusus sitoplasma telur memunculkan sel-sel yang merupakan prekursor gamet
(sperma dan telur). Gamet dan sel prekursor mereka secara kolektif disebut sel kuman, dan
disisihkan untuk fungsi reproduksi. Semua sel tubuh lainnya disebut sel somatik. Pemisahan
sel somatik (yang menimbulkan tubuh individu) dan sel kuman (yang berkontribusi pada
terbentuknya generasi baru) seringkali merupakan salah satu dari perbedaan pertama yang
terjadi selama pengembangan hewan. Sel kuman akhirnya berpindah ke gonad, di mana
mereka berdiferensiasi menjadi gamet. Perkembangan gamet, yang disebut gametogenesis,
Organisme dewasa akhirnya mengalami penuaan dan mati (Gilbert, 2003).
Pada banyak spesies, organisme yang menetas dari telur atau lahir ke dunia tidak
matang secara seksual. tahap larva adalah yang bertahan paling lama, dan orang dewasa
merupakan tahap singkat semata-mata untuk reproduksi. Larva harus cukup makan agar
orang dewasa bisa bertahan dan kawin.

TUJUAN
Mempelajari proses berbagai macam pembentukan embrio pada vertebrata dan
manusia.

BAHAN DAN METODE


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5, 12, 19 Oktober 2017
berlokasi di Laboratorium Zoologi FMIPA UM. Alat yang digunakan adalah mikroskop.
Bahan yang digunakan adalah model pembentukan embrio bulu babi, ikan, katak, dan
manusia. Preparat histologis embrio katak dan preparat segar ikan gatul. Metode yang
digunakan adalah metode dengan mengamati langsung embrio hewan model, preparat
embrio katak dan embrio ikan gatul segar di bawah mikroskop. menggunakan perbesaran
lemah dan perbesaran kuat. Selanjutnya, memotret gambar dari tiap embrio hewan model
dan memotret gambar dari mikroskop preparat histologis embrio katak dan preparat embrio
ikan gatul segar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada pengamatan model Bulu Babi, dapat diketaui bahwa dalam fertilisasi dari kedua
sel gamet jantan dan betina, tahap selanjutnya mengalami fase Cleavage atau pembelahan.
Sel akan membelah menjadi 2, 4, 8, 16 sel, dst. Sehingga dapat disebut dengan morula.
Tipe pembelahan adalah holoblastik hampir Equel sehingga blastomer atau sel-sel hasil
pembelahannya hampir sama besar. Morula dibagi menjadi 2 daerah utama yakni Animal
Pole dan Vegetal Pole. Mesmer merupakan perkembangan dari daerah Animal Pole.(Gilbert,
2010). Dan mikromer serta makromer merupakan perkembangan dari Vegetal Pole. Pada
tahap blastula ditandai dengan terbentunya suatu rongga dan embrio dapat dibagi menjadi
lapisan ektoderm (perkembangan mesomer), endoderm (perkembangan makromer), dan
derivat(perkembangan mikromer).

A B C. D

E F G H

I J K L

M N P
O

Gambar 1. Proses pembentukan embrio pada bulu babi. (A) Fertilisasi oleh sel telur dan sel
sperma ditandai dengan panah orange dan kuning). (B-G) Perkembangan
Morula 2, 4, 12, 32 sel. (H-J) Blastula. (K-N) Perkembangan Gastrula, panah
orange adalah mesomer, panah biru adalah makromer, panah hitam adalah
arkenteron dan panah kuning adalah mikromer. (O) Bulu Babi Muda dengan
panah hijau adalah kerangka tubuh(P) Model Keseluruhan.

Gambar 2. Perkembangan embrio Bulu Babi (Gilbert, 2003).


Berpindahnya mikromer atau bermigrasi ke atas masuk ke dalam embrio dinamakan
dengan ingersi. Sehingga masing-masing mesenkim masuk ke dalam rongga (Blastosol)
akan mengalami perkembangan lanjutan. Pada tahap gastrula atau invaginasi endoderm
membentuk lekukan kedalam embrio (arkenteron). Arkenteron akan berkembangan dalam
kebutuhan organ pencernaan. Lekukan tersebut membentuk mesenkim sekunder. Setelah
fase invaginasi semakin naik mesenkim sekunder mulai menempel pada blastosol, selnya
blastopore.
Mesemkin sekunder terbentuk sempurna dan mesemkin primer berkembang menjadi
skeleton yang membentuk sumbu. Pada lapisan ektoderm membentuk kulit, endoderm
menyusun sistem pencernaan esofagus,lambung, dan usus. Dan lapisan mesoderm
menyusun rangka.
Ikan gatul menghasilkan embrio yang sedikit berbeda. pada embrio ditutupi oleh
membran transparan yang berasal dari kantong folikel. Ukuran ovum dan embrio bervariasi
antara 2,7 mm - 3 mm. Ikan gatul betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma,
sehingga sperma bisa membuahi sel telur yang sudah berkembang. Ikan gatul dewasa awal
menghasilkan 10 sampai 15 embrio, sementara yang lebih tua menghasilkan 18 sampai 22
embrio (,,,,). Gambar 3A, 2-4 menunjukkan embrio yang sudah memiliki hati dan mata
namun pigmen tubuh dan mata belum terlihat dengan jelas. Selain itu, ada perkembangan
lebih maju yang telah dikembangkan pigmen mata dan aorta dorsal (Gambar ).

Gambar 3. Perkembangan embrio ikan gatul. (

A B C D

B
E F G H

Gambar 4. Perkembangan embrio ikan. (A) Fertilisation. (B) 2-called stage. (C) 2-days
embryo, panah hijau adalah mata. (D) 3 –days embryo. (E) 5-days embryo, panah kuning
adalah pembuluh darah. (F) Hatch Stage.

Gambar 3B1-2 menunjukkan embrio bahwa tulang belakang, tubuh pigmen, otak,
dan mata telah terbentuk dengan sempurna. Pada satu ovarium juga ada sel telur yang
belum vitellogenesis (Gambar ). Embrio memiliki ukuran kantong kuning besar sebelum lahir.
Orang diserap ke dalam tubuh embrio (Gambar ) dan embrio segera menjadi ikan berenang
anak aktif (Gambar ).
Pada tahap selanjutnya ditemukan embrio yang sudah memiliki bentuk kepala
distinc dan mata berkembang. Pada saat ini embrio ini sudah membentuk pembuluh darah.
Kemudian, pembuluh darah ditemukan di bagian dorsal tubuh embrio dan di sisi ventral
relatif terhadap kepala yang sedang berkembang (Gambar 4F). Tubuh embrio masih
transparan dan rata (Gambar 4F). Tahap selanjutnya dari pengembangan tabung tubuh
terbentuk dan menjadi memanjang; mata mulai terbentuk sebagai vesikel optik dan namun
ada pigmen (Gambar ). pembuluh darah dorsal berkembang (Gambar ); pembuluh darah
ventral akan membentuk jantung dan mulai berdetak (Gambar 4I-K). Vesikel optik kemudian
mengembangkan lebih banyak pigmen dan menjadi gelas optik (Gambar 4K)

Gambar
Gambar
Pertama, pada kebanyakan katak, gametogenesis dan fertilisasi merupakan
eksternal. Jika katak telah mencapai usia kawin, kelenjar pituitari mengeluarkan hormon
yang merangsang ovarium untuk membuat estrogen. Estrogen adalah hormon yang bisa
menginstruksikan hati untuk membuat dan mengeluarkan protein kuning telur, yang
kemudian diangkut melalui darah ke dalam telur yang membesar di ovarium. Kuning
tersebut diangkut ke bagian bawah telur (Gilbert, 2003). Telur katak mempunyai tipe
teloelesital, artinya telur katak mempunyai yolk banyak dan terkonsentrasi di kutub vegetal.
Pembelahan katak termasuk pembelahan holoblastik radial unikual. Meliputi
pembelahan inti (kariokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Setelah
menyelesaikan pembelahan meiosis, telur dilepaskan dari ovarium dan bisa dibuahi.
Pertama, Telur menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya, dengan telur menjadi
pronucleus haploid. Pronukleus telur dan pronucleus sperma akan bertemu di sitoplasma
telur untuk membentuk inti zigot diploid. Kedua, Fertilisasi menyebabkan sitoplasma telur
bergerak sedemikian rupa sehingga berbagai bagian sitoplasma berada di lokasi baru.
Ketiga, pemupukan mengaktifkan molekul yang diperlukan untuk memulai pembelahan dan
pengembangan sel (Gilbert, 2003).

Gastrulasi pada katak dalam suatu bola berongga, sehingga lempengan sel dapat
bergerak bebas dalam rongga (blastocoel). Proses pelekukan atau invaginasi dari dinding
blastula ke dalam blastosol merupakan ciri fase blastulasi dimulai. Gastrulasi pada katak
dimulai pada suatu titik pada permukaan embrio berlawanan dengan titik masuk sperma
dengan pembentukan lesung pipih, yang disebut blastopori. Sel bermigrasi melalui blastopori
dan menuju kutub vegetal . Sel-sel ini menjadi mesoderm dorsal. Blastopori mengembang
menjadi lingkaran, dan sel yang bermigrasi melalui lingkaran ini menjadi mesoderm lateral
dan ventral (Gilbert, 2003).
Sel-sel yang tersisa di bagian luar menjadi ektoderm, dan lapisan luar ini meluas
secara vegetatif untuk menutupi seluruh embrio. Sel yolky besar yang tertinggal di belahan
bumi (sampai dikepung oleh ektoderm) menjadi endoderm. Jadi, pada akhir gastrulasi,
ektoderm (pendahulu epidermis dan saraf) ada di bagian luar embrio, endoderm (lapisan
awal lapisan usus) ada di bagian dalam embrio, dan mesoderm (prekursor jaringan ikat,
darah, kerangka, gonad, dan ginjal) ada di antara keduanya (Gilbert, 2003).

Organogenesis ditandai dengan notochord batang sel mesodermal di bagian paling


dorsal dari embrio bahwa sel ektodermal di atasnya tidak menjadi kulit. Sebaliknya, sel
ektoderm dorsal ini membentuk tabung dan menjadi sistem saraf. Embrio disebut neurula.
Sel prekursor saraf memanjang, meregang, dan melipat ke dalam embrio, membentuk
tabung saraf (Gilbert, 2003).
Sel epidermis akan menutupi berudu. Sel yang menghubungkan tabung saraf ke
epidermis menjadi sel-sel puncak saraf. Sel-sel puncak saraf hampir seperti lapisan kuman
keempat. berudu memiliki sel pigmen tubuh (melanosit), neuron perifer, dan tulang rawan
wajah. Setelah tabung saraf terbentuk, ia menginduksi sehingga organogenesis berlanjut.
Jaringan mesodermal yang bersebelahan dengan notochord menjadi tersegmentasi menjadi
somit, prekursor otot belakang berudu, sumsum tulang belakang, dan dermis (bagian dalam
kulit). Beberapa somites ini muncul sebalai jaringan mesodermal embrio yang berkembang
menjadi mulut dan anus, memanjang. Koneksi neuron dengan neuron lain dan otot
membentuk insang dan larva kecebong siap menetas (Gilbert, 2003).
Fertilisasi pada manusia diawali dengan menyatunya sel sperma dan sel telur yang
kemudian membentuk zigot. Terdapat tahapan utama yakni (1) kontak dan pengenalan oleh
sperma dan sel telur, (2) regulasi masuknya sperma ke dalam sel telur, dan hanya satu
sperma saja yang berkualitas baik yang damat memasukkan intinya ke dalam sel telur,
termausk fase blocking dinding ovum, (3) fusi materi genetik sperma dan sel telur, (4)
aktivasi metabolisme sel telur untuk memulai proses perkembangbiakan. Pengenalan
sperma diatur oleh terikatnya protein membran spermatozoa pada reseptor ZP3. Fusi materi
genetik sperma dengan oosit terjasi setelah protein membran spermatozoa terikat pada
reseptor vili membran oosit. Distribusi DNA sperma ke dalam sitoplasma oosit yang berada
dalam metafase II Meiosis II, Ca+ masuk bersamaan dengan materi genetik menyebabkan
aktivasi oleh enzim kinase untuk memulai kembali Meiosis II. Setelah fusi berlansung
pembelahan akan terus terjadi tanpa istirahat dengan pembelahan ekuatorial.
Pada tahap 8 sel hubungan antar sel masih dalam keadaan longgar dan mengalami
pemadatan yang disebut morula. Pada tahap 16 sel sekelompok sel kecil (inner cell mass)
berkembang menajdi embrio dikelilingi oleh sel tropoblas yang nantinya akan berkembang
menjadi korion. Sambil sel membelah sel mensekresikan cairan ke ruang antar sel yang
mengakibatkan sel terdesak. Sel mast membentuk rongga dikutub animal dan sisanya
membentuk plate.

Daerah epiblast terdiri atas jaringan ambrional yang selnya bermigrasi kedalam, dan
daerah hgipoblast membentuk suatu keping embrio yang terdiri atas epiblast. Epiblast
berkembang membentuk suatu rongga yang disebut amnion yang berisi cairan amnion.
Selama gastrulasi berlangsung tropoblast membentuk korion. Bagian tropoblast membentuk
sinistropoblast dan sinsiotropoblast. Sinsiotropoblast memasuki permukaan uterus sehingga
embrio tertanam di uterus.selanjutnya mesoderm meluas keluar embrio dan mengalai
perubahan menjadi pembuluh darah yang nntinya akan menjadi tali pusat atau plasenta.
Neurulasi merupakan pembentukan aksis atau sumbu dengan membentuk sistem
saraf pusat dan pembentukan bumbung naural. Dalam organogenesis melibatkan tiga
lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm (Gilbert, 2003). Daerah
ektoderm membentuk otak, kulit dan mata, mesoderm berperan dalam pembentukan ginjal
dan gonad, endoderm membentuk faring, saluran pencernaan, hati dan pankreas (Gilbert,
2010).
Pada kasus bayi lahir kembar dapat ditelusuri asal muaslanya dengan bayi kembar
tipe monozigotik yaitu kembar yang identik yang berasal dari satu sperma dan merupaka
kembar berkelamin sejenis. Bayi kembar dizigotik adalah bayi kembar yang berasal dari satu
ovum yang masing-masing dibuahi oleh satu sperma dan bisa menjadi bayi dengandua jenis
kelamin berbeda. Terdapat juga bayi Parasitic Twin yang salah satu kembarannya bersifat
parasit.

KESIMPULAN
Preparat testis dan ovarium marmut yang di amati menunjukkan proses pematangan
sel spermatogenesis dalam tubulus seminiferus dan sel oogenesis dalam oogonium yang
keduanya merupakan bagian dari proses gametogenesis.

DAFTAR RUJUKAN
[1] Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta :
Erlangga.
[2] Tortora, G.J., Derrickson, B. 2009. Principles Of Anatomy And Physiologi. John Wiley &
Sons, Inc. United States of America.
[3] Tenzer, A. 1993. Struktur Perkembangan Hewan 1, Malang : OPF IKIP Malang

Anda mungkin juga menyukai