Anda di halaman 1dari 7

JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

UJI STABILITAS ZAT WARNA


EKSTRAK BUAH SENGGANI (Melastoma malabathricum L.)

Nur Fatonah1* , Nora Idiawati1 , Harlia1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H Hadari Nawawi, Pontianak
*email: fatonahnur97@yahoo.co.id

ABSTRAK
Antosianin merupakan pigmen berwarna merah, ungu, biru yang terdapat pada tanaman dan
digunakan sebagai pewarna alami. Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas zat warna dan
antibakteri ekstrak buah senggani (Melastoma malabathricum L.). Ekstraksi dilakukan dengan
maserasi menggunakan 4 jenis pelarut yaitu metanol-asam sitrat 3%, metanol-HCl 1%, akuades-
asam sitrat 3% dan akuades-HCl 1%. Jenis antosianin ditentukan dengan menggunakan KLT dan
profil UV-Vis didapatkan jenis antosianinnya adalah pelargonidin. Berdasarkan metode pH-
diferensial didapatkan bahwa ekstraksi dengan metanol-asam sitrat 3% menghasilkan kadar
antosianin terbesar yaitu 0,880 mg/L. Uji stabilitas dilakukan pada berbagai kondisi dengan
mengukur perubahan absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Uji stabilitas terhadap
suhu penyimpanan didapatkan pada suhu penyimpanan 15 0C selama 2 hari terjadi penurunan
persentase absorbansi sebesar 8,9 %. Penyinaran matahari selama 3 jam mengakibatkan
penurunan persentase absorbansi sebesar 12,84 %, penyinaran lampu 25 watt dan lampu UV-C
selama 12 jam mengakibatkan penurunan absorbansi sebesar 5,3 % dan 6,6 %. Kondisi pH
mempengaruhi stabilitas antosianin, pada pH 3 terjadi kenaikan persentase absorbansi sedangkan
pH 4,5,6,7,8 terjadi penurunan persentase absorbansi. Penambahan oksidator selama 3 jam
menurunkan persentase absorbansi sebesar 16,9 %.

Kata kunci : Ekstraksi, senggani, stabilitas, antibakteri

PENDAHULUAN terbesar yaitu 38,38 mg/100 gr db (Kristiana


dkk, 2012).
Antosianin merupakan pigmen warna
Pigmen antosianin yang ada pada
merah, ungu, biru yang terdapat pada
buah senggani diekstraksi dengan
tanaman yang dapat digunakan sebagai
menggunakan pelarut metanol dengan variasi
pewarna alami (Julita dkk, 2014). Antosianin
jenis asam yaitu asam sitrat dan asam klorida.
merupakan salah satu kelompok pigmen
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
utama pada tumbuhan dan berada pada
pigmen antosianin lebih banyak didapatkan
tumbuhan tingkat tinggi dan terdapat diseluruh
pada saat ekstraksi dengan menggunakan
bagian tumbuhan (Kristiana dkk., 2012).
pelarut metanol dan asam klorida yaitu
Pigmen antosianin berpotensi sebagai
sebesar 290 mg/L jika dibandingkan dengan
pengganti pewarna makanan buatan, dimana
menggunakan pelarut metanol dan asam
pewarna buatan bersifat karsinogenik bagi
sitrat yaitu sebesar 284,21 mg/L (Arja dkk.,
tubuh (Markakis, 1998 dalam Violita, 2010).
2013). Dari uraian tersebut maka dilakukan
Salah satu tanaman yang mengandung
penelitian tentang uji stabilitas zat warna
pigmen antosianin adalah senggani. Menurut
ekstrak buah senggani.
Sentra Informasi IPTEK tahun 2009, buah
Penelitian dilakukan dengan
senggani memiliki warna ungu kemerahan
menggunakan variasi pelarut untuk
diduga mengandung antosianin.
menentukan pengaruh pelarut terhadap
Pada penelitian sebelumnya, antosianin
ekstraksi antosianin pada buah senggani, dan
pada buah senggani dimaserasi dengan
menentukan stabilitas pigmen terhadap pH,
menggunakan variasi pelarut. Hasil yang
suhu, oksidator dan cahaya pada ekstrak
didapatkan bahwa maserasi dengan
buah senggani sehingga diharapkan ekstrak
menggunakan etanol 80% dan asam sitrat
dapat diaplikasikan sebagai pewarna
3% didapatkan konsentrasi antosianin
makanan.

29
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

METODOLOGI Analisis Kestabilan Antosianin pada Buah


Senggani (Nurlela, 2011)
Alat
Uji stabilitas zat warna dilakukan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi pengaruh suhu, cahaya, pH, dan
adalah aluminium foil, blender, hot plate,
oksidator. Persentase perubahan absorbansi
kertas saring, oven, blup, pipet ukur, petri
dihitung dengan menggunakan rumus:
disk, kawat ose, bunsen, neraca analitik,
spatula, peralatan gelas, pHmeter, rotary
evaporator, spektrofotometer UV-Vis.
Bahan Ket : A0 = Absorbansi sebelum perlakukan
Bahan yang digunakan dalam penelitian A1 = Absorbansi setelah perlakuan
ini adalah buah senggani matang segar,
akuades, metanol teknis, kalium hidrogen Pengaruh Kondisi Suhu
posfat, natrium sitrat, natrium hidroksida, Ekstrak sebanyak 0,1 gram dilarutkan
asam klorida, asam sitrat, kalium klorida.. kedalam pelarut 10 ml metanol-asam sitrat
3%. Kemudian disimpan pada suhu 15 0C dan
Cara Kerja 30 0C diukur absorbasinya pada panjang
Ekstraksi Buah Senggani gelombang 510 nm setelah dua hari.
Buah senggani matang segar sebanyak Persentase perubahan absorbansinya
masing-masing 100 gram dihaluskan, dihitung.
kamudian di maserasi dengan menggunakan
variasi pelarut metanol-asam sitrat 3%, Pengaruh Cahaya
metanol-HCl 1%, akuades-asam sitrat 3%, Pengaruh Lama Penyinaran Matahari
dan akuades-HCl 1% dengan perbandingan Ekstrak sebanyak 0,1 gram dilarutkan
pelarut dan asam adalah 85:15. Maserasi dalam 10 ml metanol-asam sitrat 3%.
dilakukan sampai didapatkan maserat yang Kemudian dijemur dibawah sinar matahari
bening. Maserat kemudian disaring dan selama 6 jam. Setiap 3 jam sekali diukur
diuapkan pelarutnya dengan rotary absorbansinya pada panjang gelombang 510
evaporator. nm. Persentase perubahan absorbansinya
Analisis Jenis Antosianin dihitung.
Jenis antosianin dianalisa dengan Pengaruh Lama Penyinaran Lampu
menggunakan profil KLT dengan pelarut Ektrak sebanyak 0,1 gram dilarutkan
butanol:asam asetat:akuades (4:1:5) (Lestario dalam 10 ml metanol-asam sitrat 3%.
dkk, 2009) dan profil serapan UV-Vis pada Kemudian disinari dibawah lampu UV dan
panjang gelombang 300-600 nm. lampu 25 watt. Absorbansinya diukur setiap
Penentuan Kadar Total Antosianin (Al- 12 jam sekali selama 2 hari pada panjang
Lawi, 2011) gelombang 510 nm. Persentase perubahan
Sampel ditentukan faktor absorbansinya dihitung.
pengencerannya dengan melarutkan ektrak Pengaruh pH
dalam buffer pH 1 sampai diperoleh Ekstrak sebanyak 0,1 gram dilarutkan
absorbansi kurang dari 1,2 pada panjang dalam 10 ml metanol-asam sitrat 3%. Diambil
gelombang 510 nm. Kemudian ekstrak 1 ml larutan ekstrak kemudian ditambahkan
dilarutkan dengan dua variasi buffer yaitu buffer pH 3, 4,5,6,7,8. Kemudian diukur
buffer pH 1 dan buffer pH 4,5 berdasarkan absorbansinya pada panjang gelombang 510
faktor pengenceran yang ditentukan. nm. Persentase perubahan absorbansinya
Absorbansi diukur pada panjang gelombang dihitung.
510 nm dan 700 nm. Konsentrasi antosianin Pengaruh Oksidator
dihitung dengan rumus: Ekstrak sebanyak 0,1 gram di larutkan
dalam 10 ml metanol-asam sitrat 3 %.
Kemudian ditambahkan oksidator H2O2 0,1 %
Dengan : A = (Avismaks- A700 nm) pH 1– (Avismaks- sebanyak 1 ml, disimpan selama 6 jam, setiap
A700 nm) pH 5 interval 3 jam sekali diukur absorbansinya
MW= berat molekul pada panjang gelombang 510 dan persentase
DF= faktor pengenceran perubahan absorbansinya dihitung.
r
b = tebal kuvet

30
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ekstraksi Buah Senggani
Buah senggani yang telah halus
dimaserasi dengan menggunakan 4 variasi
pelarut, proses maserasi menyebabkan
pelarut masuk kedalam sel melewati dinding
sel dimana senyawa-senyawa kimia akan ikut
larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan di dalam sel dan di luar sel.
Pelarut akuades digunakan karena
merupakan pelarut universal serta tidak Gambar 2. Profil KLT
bersifat toksik bagi tubuh manusia sedangkan
pelarut metanol digunakan karena metanol Profil kromatografi antosianin pada
merupakan pelarut yang mampu gambar 2 di buat dengan menggunakan fasa
memecahkan dinding sel dan sitoplasma gerak BAA (butanol: asam asetat: akuades)
(Yunus, 2014). Penggunaan HCl 1 % dengan perbandingan 4:1:5. Hasil yang
merupakan pengasaman terbaik karena dapat diperoleh adalah dua noda pada plat KLT nilai
mendenaturasi membran sel tanaman dan Rf masing-masing noda adalah 0,2 dan 0,8.
melarutkan pigmen antosianin sehingga dapat Nilai Rf 0,8 merupakan Rf antosianin jenis
keluar dari sel. Penggunaan asam sitrat juga pelargonidin dan nilai Rf 0,2 adalah nilai Rf
karena asam sitrat merupakan asam yang untuk antosianin jenis petunidin. (Harbone,
aman digunakan untuk pengolahan makanan 1996). Namun antosianin jenis Petunidin
(Al-lawi, 2011). Ekstrak yang dihasilkan dari memiliki serapan maksimum pada panjang
proses maserasi adalah ekstrak kental gelombang 536 nm. Noda yang dihasilkan
berwarna merah. pada Rf x100 adalah berwarna coklat.
Sedangkan antosianin tidak ada yang
Analisis Jenis Antosianin dengan UV-Vis berwarna coklat, jadi diduga bahwa noda
dan KLT pertama bukan antosianin.
Ektrak Buah senggani ditentukan jenis
antosianinnya dengan menggunakan Menentukan Kadar Total Antosianin pada
spektrofotometer UV-Vis dan KLT untuk Buah Senggani
mengetahui panjang gelombang maksimum Kadar total antosianin dihitung dengan
dan nilai Rf. Profil UV-Vis untuk ekstrak buah menggunakan metode pH differential. Hasil
senggani dapat dilihat pada Gambar 1. penelitian dan uji statistik menunjukkan bahwa
3
kadar total antosinin pada buah senggani
2.5 berbeda nyata pada setiap jenis pelarut,
Absorbansi

2 dimana pelarut metanol- asam sitrat 3 %


1.5 adalah pelarut yang paling banyak
1 mengekstraksi antosianin pada buah
0.5
0 senggani. Dapat dilihat pada Tabel 1:
300 400 500 600 700
Tabel 1. Kadar Total Antosianin pada Variasi
Panjang Gelombang (nm) Pelarut
Kadar Total Pelarut
Gambar 1. Spektra Serapan Zat Warna pada Jenis Pelarut
Antosianin Asam
Ekstrak Buah Senggani Metanol - asam 0,880 mg/L
a
85 : 15
sitrat 3%
b
Pada penelitian ini dilakukan Metanol – HCl 0,592 mg/L 85 : 15
pengukuran absorbansi pada panjang 1%
c
Akuades – asam 0,135 mg/L 85 : 15
gelombang 300- 600 nm menunjukkan bahwa sitrat 3%
terdapat panjang gelombang maksimum yaitu Akuades – HCl 0,799 mg/L
d
85 : 15
pada panjang 510 nm. Antosianin dengan 1%
panjang gelombang maksimum 510 adalah
antosianin dengan jenis pelargonidin (Arja Menurut Pudjaatmaka, 1990 bahwa
dkk, 2013). adanya faktor kecocokan antara kepolaran
pelarut dengan zat yang dilarutkan

31
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

menyebabkan antosianin mudah larut. Ini Pengaruh Cahaya


berarti kepolaran metanol cocok dengan Penyinaran Matahari
kepolaran antosianin pada ekstrak buah Hasil penelitian didapatkan bahwa
senggani. terjadi penurunan persentase absorbansi
Pengasaman dengan asam lemah pada perlakuan selama 3 jam dan 6 jam.
menghindari hidrolisis dari antosianin jika Sebelum perlakuan nilai absorbansi sebesar
dibandingkan dengan menggunakan asam 0,750 kemudian setelah perlakuan penyinaran
kuat yaitu HCl. Asam sitrat termasuk asam matahari selama 3 jam terjadi penurunan
lemah yang memiliki derajat disosiasi sebesar absorbansi sebesar 12,84% kemudian
7,21 x 10-4. Asam sitrat dalam larutannya selama 6 jam terjadi penurunan absorbansi
akan membentuk kesetimbangan dimana ion menjadi 21,6%. Cahaya akan mendegradasi
hidrogen tidak berdisosiasi sempurna antosianin menjadi bentuk kalkon yang tidak
sehingga keasamnya lebih stabil, namun berwarna ( Nellyanti dan Idiawati, 2014).
dengan jumlah yang lebih besar dari pada HCl Berikut adalah grafik penurunan absorbansi
untuk dapat memberikan sistem yang asam akibat pengaruh cahaya matahari
yaitu mendekati pH 1-3 (Santoni dkk, 2013).
0, 0.75 3, 0.653

Absorbansi
0.5 6, 0.588
Analisis Kestabilan Antosianin pada Buah
Senggani 0
Pengaruh Kondisi Suhu 0 2 4 6
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
Lama Penyinaran (Jam)
suhu penyimpanan 15 0C menyebabkan
penurunan absorbansi sebesar 8,9 %
Gambar 4. Grafik Penurunan Abosrbansi
sedangkan suhu 30 0C menyebabkan
Akibat Pengaruh Cahaya
penurunan absorbansi yang lebih besar yaitu
Matahari
25,7 %. Berikut adalah grafik stabilitas
antosianin terhadap pengaruh suhu.
Matahari merupakan sumber energi
0.4 utama dibumi. Energi inilah yang diserap oleh
Absorbansi

0, 0.334 15, 0.304


30, 0.248 antosianin sehingga menyebabkan terjadinya
0.2 perubahan warna (Siregar dan Nurlela, 2011).
Sinar matahari ini disebut insolasi.
0 Insolasi ini terdiri atas sinar-sinar radiasi yang
0 10 20 30 40 tersusun dari berbagai macam gelombang.
Suhu Penyimpanan ( 0C) Sinar dengan panjang gelombang lebih
pendek akan menghasilkan efek fotokimia
Gambar 3. Grafik Penurunan Absorbansi tertentu dan mampu mempercepat proses
Akibat Suhu Penyimpanan oksidasi biomolekul juga proses kematangan
buah (Samsudin dan Khoiruddin, 2011).
Penurunan konsentrasi antosianin
menunjukkan adanya aktivitas enzim Pengaruh Penyinaran Lampu
antosianase, polifenol oksidase dan Cahaya lampu memberikan pengaruh
peroksidase yang mengakibatkan perubahan pada perubahan absorbansi pada ekstrak
warna antosnianin melalui reaksi oksidasi buah senggani lebih kecil dibandingkan
(Adah dkk, 2015). cahaya matahari karena intensitasnya yang
Penurunan absorbansi terbesar terjadi rendah (Neliyanti dan Idiawati, 2014).
pada suhu penyimpanan 30 0C ini diduga Penyinaran dengan sinar lampu 25 watt
karena ektrak masih mengandung enzim selama 48 jam menghasilkan penurunan
polifenolase. Enzim polifenolase absorbansi sebesar 7,8 % dan penyinaran
mengoksidasi senyawa fenolik menjadi o- dengan lampu UV-C selama 48 jam
benzoquinon yang kemudian dapat menghasilkan penurunan absorbansi sebesar
mengalami kondensasi dengan antosianin 19,6 %.
sehingga terjadi degradasi menjadi senyawa Penyinaran dengan lampu UV-C
tidak berwarna (Siregar dan Nurlela, 2011). menghasilkan penurunan absorbansi yang
lebih besar dibandingkan dengan lampu 25
watt karena cahaya UV-C memiliki energi
yang lebih tinggi daripada cahaya polikromatik

32
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

(Silitonga dan Sitorus, 2014). Berikut adalah dan kalkon relatif kecil. Semakin
grafik pengaruh cahaya lampu terhadap meningkatnya pH maka akan banyak
stabilitas antosaianin. terbentuk basa karbinol dan kalkon (Sari,
0.8 2005).
Pada media yang sangat asam kation
Absorbansi

0.6 flavilum yang berwarna merah lebih


0.4 mendominasi sedangkan pada kondisi netral
25 WATT dan basa basa quinodal dan karbinol lebih
0.2
UV-C mendominasi sehingga warna yang dihasilkan
0 menjadi semakin pudar (Noilet, 1996). Berikut
0 12 24 36 48 adalah transformasi struktur antosinin pada
Lama Penyinaran (Jam) berbagai pH (Nellyanti dan Idiawati):
R1
O R1

Gambar 5. Grafik Pengaruh Cahaya Lampu HO O


OH

terhadap Stabilitas Antosianin R2 HO


O
+ B
R2
OGly A
OGly
OGly
Pengaruh pH basa kuinodal: biru pH= 7
OGly

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini kation flavilum : jingga-ungu pH 1

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Siregar dan Nurlela 2011 dan Neliyanti dan
Idiawati, 2014. Hasil menunjukkan bahwa R1
R1

OH
pada pH 3 antosianin pada ekstrak buah OH OH

senggani lebih stabil jika dibandingkan HO


OH
O
HO O
R2

dengan pH 4,5,6,7, dan 8. R2


OGly

Perubahan warna pada antosianin OGly OGly


OGly
disebabkan oleh perubahan intramolekul dari basa karbinol : pH 4,5
kalkon: tidak berwarna pH 4,5
antosianin sehingga terbentuk isomer yang
baru yang memiliki sifat gugus kromofor yang
Gambar 6. Mekanisme Perubahan Warna
berbeda dari senyawa sebelumnya. Proses
Antosianin Akibat Pengaruh pH
pembentukan isomer ini bersifat reversibel.
Adanya perubahan pH menyebabkan
Pengaruh Oksidator
deprotonasi pada gugus fenolik di antosianin
Pada perlakuan 0 jam, pengukuran
(Gustina, 2011).
terhadap absorbansi ekstrak buah senggani
didapatkan sebesar 0,598 setelah 3 jam lama
Tabel 2. Perubahan Nilai Absorbansi Ekstrak
reaksi antara oksidator dan sampel
Buah Senggani terhadap pH
Variasai pH Absorbansi Persentase
didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,429.
perubahan Persentase penurunan absorbansi pada 3 jam
absorbansi reaksi adalah sebesar 16,9%. Setelah 6 jam
Tanpa buffer 0,540 dilakukan kembali pengukuran terhadap nilai
3 0,646 +19,62% absorbansi, didapatkan nilai sebesar 0,316.
4 0,351 -35%
5 0,193 -64,26%
Persentase penurunan absorbansi pada
6 0,331 -38,703 waktu reaksi 6 jam adalah 47,1%. Dari data
7 0,183 -66,11% diatas disimpulkan bahwa antosianin pada
8 0,227 -48,70% buah senggani mengalami degradasi warna
Ket: (+) : kenaikan persentase absorbansi dengan penambahan hidrogen peroksida.
(-) : penurunan persentase absorbansi Antosianin yang tidak mengandung
gugus hidroksil bebas dan terikat
Perubahan warna akibat adanya bersebelahan, akan bereaksi dengan
pengaruh variasi pH terjadi karena degradasi hidrogen peroksida menghasilkan turunan
antosianin. Degradasi ini terjadi akibat kation asam benzoat. Reaksi ini terjadi karena
flavilum yang memiliki warna merah menjadi adanya pemutusan ikatan antara atom C-2
basa karbinol dan akhirnya menjadi kalkon dan atom C-3 dari cincin peroksinum (Siregar
yang tidak berwarna. Pada pH rendah semua dan Nurlela, 2011)
antosianin terdapat dalam bentuk kation
flavilum dan berwarna merah, sedangkan
senyawa yang berada dalam bentuk karbinol

33
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

OH
OH
Pertanian Universitas Sebelas Maret,
HO O
+
HO O
O (Skripsi)
H2O2
Arja, F.S., Darwis, D., dan Santoni, A.,
OGlu
O Glu 2013, Isolasi Identifikasi dan Uji
OH O
OH Antioksidan Senyawa Antosianin
dari Buah Sikaduduk (Melastoma
OH
HO OH
malabathricum L.) serta Aplikasi
sebagai Pewarna Alami, Jurnal
+ + C6H12O6
Kimia, Universitas Andalas
CH 2CO 2H
OH COOH
Gustina, K., Perubahan Warna
Antosianin pada Berbagai pH,
Gambar 7. Mekanisme Degradasi Antosianin Insitut Pertanian Bogor, Bogor
Akibat Penambahan H2O2 Harbone, 2005, Encyclopedia of Food and
Color Additivies, CRC press, Inc,
SIMPULAN New York.
Julita, I., Novaliza, M., dan Lestari, W., 2014,
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut Pengujian Kualitas Pigmen Antosianin
metanol-asam sitrat 3% menghasilkan kadar pada Bunga Senduduk (Melastoma
total antosianin terbanyak yaitu sebesar 0,880 Malabatricum L.) dengan
mg/L. Suhu penyimpanan berpengaruh Penambahan Pelarut Organik dan
terhadap stabilitas antosianin. Suhu 15 0C Organik Asam yang Berbeda, Bina
adalah suhu dengan penurunan absorbansi Widya, Pekan Baru.
terbesar yaitu 8,9 %. Cahaya matahari, Kristiana HD., Setyaningrum A., Lia UK.,
cahaya lampu 25 watt dan lampu UV-C 2012, Ekstraksi Pigmen Antosianin
memberikan dampak terhadap penurunan dengan Variasi Jenis Pelarut, Jurnal
persentase absorbansi yaitu pada waktu Teknologi Pangan
penyinaran 3 jam sebesar 12,84 %. Lestario,L,N., Lukito, D.T., Kris, H., 2009,
Penyinaran 6 jam dengan lampu 25 watt Kandungan Antosianin dan
sebesar 5,3 %. Penyinaran 6 jam dengan Antosianidin dari Jantung Pisang
lampu UV-C dengan penyinaran 12 jam Klutuk (Musa brachycarpa Back)
sebesar 6,6 %. dan Pisang Ambon (Musa Acuminata
Kondisi pH berpengaruh terhadap stabilitas Colla), Universitas Kristen Satya
antosinanin pada pH 3 ekstrak buah senggani Wacana, Salatiga
mengalami kenaikan absorbansi namun pada Naufalin, R., Jenie, B.S L., Kusnandar, F.,
pH 4,5,6,7,8 mengalami penurunan Sudarwo, M., Rukmini H., 2005,
absorbansi. Oksidator H2O2 memberikan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga
pengaruh terhadap stabilitas antosianin pada Kecombrang Terhadap Bakteri
ekstrak buah senggani yaitu selama 3 jam Patogen dan Perusak Pangan,
waktu reaksi dengan oksidator ekstrak Fakultas Kedokteran Hewan, IPB,
mengalami penurunan absorbansi sebesar Bandung
16,9 %. Neliyanti dan Idiawati, N., 2014, Ektraksi dan
Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari
DAFTAR PUSTAKA Buah Lakum (Cayrati trifolia (L.)
Adah, A.M., Fardiaz, D., Andarwulan, Domin), Universitas Tanjungpura
N.,Kusnandar,F.,2015,Pengaruh Pontianak
Pengolahan, Panas terhadap Nollet, L.M.L., 1996, Hand Book of Food
Konsentrasi Antosianin Monomerik Analysis, Marcell Dekker, New York
Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Santoni, A., Darwis, D., dan Syahri, S., 2013,
batatas L), Institut Pertanian Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk
Bogor, Bandung Merah (Syzygium campanulatum
Al-lawi, M.U.S., 2011, Kapasitas Antioksidan Korth.) Serta Pengujian Antioksidan
dan Stabilitas Ekstrak Pigmen dan Aplikasinya sebagai Pewarna
Antosianin Kulit Kacang Gude Hitam Alami, Fakultas MIPA, Universitas
(Cajanur cajan Linn Millsp) Andalas, Padang.
dengan Variasi Pelarut, Fakultas

34
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 29-35 ISSN 2303-1077

Sari, P., Agustina, F., Komar, M,U., Fauzi, Siregar, Y. D dan Nurlela, 2011, Ektraksi dan
M., 2005, Ekstraksi dan Stabilitas Uji Stabilitas Zat Warna Alami
Antosianin dari Kulit Buah Duet dari Bunga Kembang Sepatu
(Syzygium Cumini), Universitas (Hibiscus rosa-sinensis L) dan Bunga
Jember, No. 2, Volume XVI. Rosela (Hibiscus sabdariffa L),
Silitonga, P dan Sitorus, B., 2014, Universitas Islam Negeri Syarif
Enkapsulasi Pigmen Antosianin dari Hidayatullah, Jakarta
Kulit Terong Ungu, Universitas
Tanjungpura, Pontianak

35

Anda mungkin juga menyukai