Makalah Biofarmasetika Ghina Rektum
Makalah Biofarmasetika Ghina Rektum
a. supositoria nutritif
supositoria nutritif digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna
tidak dapat menyerap makanan. Dengan demikian makanan diberikan lewat
lavement atau supositoria dan bagi penderita pemberian supositoria tersebut tidak
melelahkan dan lebih nyaman. Oleh sebab itulah kini diusahakan dibuat formula
supositoria nutritif, walau rektum dapat menyerap namun ia tidak dapat mencerna
jadi dalam hal ini hanya dapat diberikan makanan yang langsung diserap
(misalnya pepton).
b. supositoria obat
supositoria tersebut mengandung zat aktif yang harus diserap, mempunyai
efek sistemik dan bukan efek setempat.
Masalah penyerapan itulah yang kini akan dibahas.
Bila supositoria obat di masukkan ke dalam rektum, pertama-tama akan
timbul efek refleks, selanjutnya supositoria melebur atau melarut dalam cairan
rektum hingga zat aktif tersebar di permukaan mukosa, lalu berefek setempat dan
selanjutnya memasuki sistem vena haemorrhoidales atau sistem getah bening.
3.2 kinetika pre-disposisi zat aktif
Seelum menampakkan efeknya, baik efek setempat atau efek sistemik,
terlebih dulu zat aktif harus lepas dari sediaannya. Untuk supositoria atau kapsul
rektal keseluruhan kinetika tersebut dirangkum dalam skema berikut ini yang
dikutip dari jaminet (2)
a. Penghancuran sediaan
Kepentingan tahap ini di tunjukkan terutama pada pemberian lavement
yang mengandung larutan zat aktif yang menimbulkan efek farmakologik jauh
lebih cepat dari pemberiaan supositoria yang mengandung zat aktif yang
sama.
Proses penghancuran sediaan merupakan fungsi dari basisnya.bila
basisnya melebur dalam rektm maka suhu leburnya merupakan factor
penentu,seperti diketahui suhu rektum adalah sekitar 37oc.
Beberapa peneliti menggambarkan keseluruhan fenomena tersebut
(peleburan dan pencairan masa) dalam istilah “jarak peleburan” yang
merupakan rentang suhu awal peleburan hingga suhu penjernihan.
Jadi tergantung pada zat pembawa yang digunakan, setelah proses
peeburan atau pelarutan maka masa yang kental akan melapisi permukaan
mukosa. Dari lapisan inilah zat aktif akan berpindah ke cairan rektum. Sifat
cairan tersebut sangat bergantung kepada sifat fisika zat pembawa :
a. Konsistensi : masa yang keras leih sulit pecah dibandingkan masa
yang agak lunak seperti kapsul rektum atau gelatin lunak, yang
dapat menyebabkan pelepasan yang lebih cepat.
b. Kekentalan setela peleburan : dengan menggunakan parasetamol
sebagai perunut , moes membuktikan bahwa laju pelepasan zat
aktif dari supositoria lebih lambat bila kekentalan zat yang
melebur lebih tinggi.
c. Kemampuan pecah : zat pembawa yang kental akan menyulitkan
pemecahan dan pembentukan lapisan dari sebagian permukaan
yang kontak dengan mukosa akan memperlambat pelepasan ,
termasuk semua keadaan yang mempengaruhi kontak tersebut.
Untuk meningkatkan kemampuan pemecahandan daya adesi zat pembawa
berlemak untuk supositoria , dapat ditambahkan surfaktan dengan HLB antara
4-9 yang dapat menimlkan efek sebaliknya.