Laporan Pompa Sentrifugal
Laporan Pompa Sentrifugal
Pump is a fluid engine that serves to move liquid fluid from the low to the higher ground. The
centrifugal pump is a pump that has its own working principle, which converts the kinetic energy of the
fluid into potential energy through a rotating impeller in the casing. Centrifugal force is a force that
arises from the movement of objects or particles through a circular trajectory. The purpose of this
practicum are; can assemble and demonstrate pumps Single, Series and Parallel; understand the working
characteristics of centrifugal pumps arranged in Single, Series and Parallel; and understand the
relationship between head pump and the capacity of centrifugal pumps arranged in Single, Series and
Parallel. As for variety tools used in the experiment, are; centrifugal pump; pressure gauge; control
valve; sump drain valve; centrifugal pump; ruler; stopwatch; tee connector; clamp; volume indicator;
and on / off valve. This experiment uses several series, single, series, and parallel. As for the variable
which we use in this practicum there are three, control variables (pipe length, water volume, pipe
diameter, static head), variable discharge, and response variables (pressure outlet, time).
Application in marine, centrifugal pump series will encounter in the pump system
fire fighting system, while the parallel circuit will be encountered in the system of the ballast tank.
ABSTRAK
Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari tempat rendah
menuju ke tempat yang lebih tinggi. Pompa sentrifugal adalah pompa yang memiliki prinsip kerjanya
sendiri, yaitu mengubah energi kinetik fluida menjadi energi potensial melalui impeller yang berputar
dalam casing. Gaya sentrifugal adalah gaya yang timbul akibat adanya gerakan benda atau partikel
melalui lintasan melingkar. Tujuan dari praktikum ini antara lain ; praktikan dapat merangkai dan
mendemonstrasikan pompa secara tunggal, seri dan paralel; mengerti karakteristik kerja dari pompa
sentrifugal yang disusun secara tunggal, seri dan paralel; dan memahami hubungan antara head pump
dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal, seri dan paralel. Adapun berbagai alat
yang digunakan dalam praktikum antara lain ; pompa sentrifugal, pressure gauge, control valve, sump
drain valve, pompa sentrifugal, penggaris, stopwatch, tee connector, klem, indicator volume, dan on/off
valve. Percobaan ini menggunakan beberapa rangkaian, yaitu rangkaian tunggal, seri, dan paralel.
Adapun variabel yang kami pakai dalam praktikum ini ada tiga, yaitu variabel control (panjang pipa,
volume air, diameter pipa, head statis), variabel manipulasi (pressure discharge), dan variabel respon
(pressure outlet, waktu). Aplikasi di dunia perkapalan, pompa sentrifugal rangkaian seri akan kita
jumpai di sistem pompa fire fighting. Sedangkan rangkaian paralel akan kita jumpai pada sistem
perpompan di tangki ballast.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pompa sentrifugal :
1. Praktikan dapat merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara tunggal, seri, dan paralel.
2. Mengerti karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal, seri, dan
paralel.
3. Memahami hubungan antara head pump dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun
secara tunggal, seri, dan paralel.
BAB II
DASAR TEORI
Pompa yang paling terkenal pada zaman dahulu adalah Archimedean screw, tapi masih
berlangsung hingga era modern. Pompa tersebut masih berproduksi untuk aplikasi head rendah
dimana cairannya acapkali termuati sampah atau benda padat lainnya.
Gambar 2.4 Archimedean screw
Sumber : http://exchange.smarttech.com
Pompa dapat diklasifikasikan melalui dasar pengaplikasian yang digunakan, dari material untuk
membuatnya, cairan yang mampu diatasi, bahkan berorientasi pada ruang. Dasar sistem klasifikasi
yang lain adalah menetapkan prinsip dengan energi apa yang ditambahkan pada fluida, kemudian
mengidentifikasi bagaimana cara dari prinsip tersebut diimplementasikan, dan terakhir
menggambarkan bentuk spesifiknya secara umum. Sistem klasifikasi ini membagi jenis pompa
menjadi 2 kategori utama, yaitu pompa dinamik dan pompa displasmen.
Pump
Displacement Dynamic
reciprocating rotary
Piston Lobe
Flexibel Circumferential
Member Piston
Screw Screw
Peristaltic
Perpindahan zat cair dalam pompa displasmen didasarkan pada pembesaran (kerja isap)
dan kemudian pengecilan (kerja kempa) ruang dalam rumah pompa. Kecepatan aliran
volume (kapasitas) pada pompa desak berbanding lurus dengan jumlah pembesaran dan
pengecilan ruang dalam rumah pompa tiap satuan waktu.
Kapasitas pompa displasmen secara umum dapat dikatakan tidak dipengaruhi oleh
tekanan yang dibangkitkan (head) dalam pompa. Jadi dapat disimpulkan bahwa kenaikkan
tekanan (head) yang dapat dicapai secara maksimum pada pompa displasmen tidak
tergantung pada jumlah pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa tiap satuan
waktu. Pada tekanan yang tinggi ada kemungkinan kapasitas sedikit berkurang hal ini
kemungkinan disebabkan adanya kebocoran.
Pompa displasmen dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pompa reciprocating dan pompa
rotary. Klasifikasi tersebut bergantung pada sifat dari komponen pemindahan tekanan.
Masing-masing dari klasifikasi ini dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa jenis yang
spesifik untuk kepentingan komersial.
a. Rotary
Komponen pompa ini secara garis besar terdiri sebuah rumah pompa dengan
sambungan saluran isap (suction) dan sambungan saluran kempa (discharge) dan
didalam rumah pompa tersebut terdapat komponen yang berputar, yang dapat berupa
roda gigi (gear pumps), atau silinder dengan sudu-sudu (sliding-vane pumps), atau ulir
(screw pumps).
Secara umum prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut. Berputarnya
elemen dalam rumah pompa menyebabkan penurunan tekanan pada saluran isap,
sehingga terjadi aliran cairan dari sumber masuk ke rumah pompa. Cairan tersebut akan
mengisi ruang kosong yang ditimbulkan oleh elemen-elemen yang berputar dalam
rumah pompa tersebut, cairan terperangkap dan ikut berputar. Pada saluran kempa
terjadi pengecilan rongga, sehingga cairan terkempakan ke luar. Pompa rotary dibagi
lagi menjadi 3 jenis pompa, yaitu :
Gear Pump
Prinsip kerja dari pompa ini adalah ketika roda gigi berputar, terjadi
penurunan tekanan pada rumah pompa sehingga cairan mengalir dan mengisi
rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam rongga gigi terbawa berputar
kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran.
Pompa ini memiliki fungsi yaitu untuk memompa minyak pelumas atau
cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik, memompa zat cair yang
mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.
Screw Pump
Prinsip kerja pompa ini adalah dengan memanfaatkan gerak putar
poros ulir agar zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis ini hanya dapat
digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari tekanan pada
saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada
keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum
digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing atau
priming).
Vane Pump
Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah
rotor berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke
dalam alur-alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding
dalam rumah pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini
dipasang asimetri dalam rumah pompa.
Prinsip kerja pompa ini adalah Ketika rotor berputar tekanan dalam
rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan
terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber
dan mengisi rongga kosong dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran
terjadi pengecilan ruang kosong sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa.
Dengan cara ini secara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja kempa.
Pompa ini memiliki kegunaan yaitu digunakan sebagai pompa vakum.
b. Reciprocating
Pada pompa ini , gerak putar dari mesin penggerak diubah menjadi gerak bolak-
balik dari torak (piston), atau plunyer (plunger), atau membran yang terdapat dalam
rumah pompa. Pompa ini masih dibagi lagi menjadi 3 jenis pompa, yaitu pompa piston,
plunger dan diaphragm (pompa membran).
Pompa reciprocating biasa digunakan untuk pemompaan cairan kental dan
sumur minyak. Pompa ini merupakan pompa bolak-balik yang dirancang untuk
menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Umumnya menggunakan head yang rendah
dan digunakan pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara suction dan
discharge.
Pompa ini digunakan untuk proses yang memerlukan head yang tinggi,
kapasitas fluida yang rendah, liquid yang kental (viscous liquid) dan slurries (lumpur)
dan liquid yang mudah menguap (high volatile liquid).
Displacement Dynamic
reciprocating rotary
Piston Lobe
Circumferential
Flexibel Member
Piston
Screw Screw
Peristaltic
a. Centrifugal Pump
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran inlet di
tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler berputar, fluida mengalir
menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini
berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeler
tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga
fluida dapat menuju titik outletnya.
Beberapa keuntungan dari penggunaan pompa sentrifugal yakni aliran yang
halus (smooth) di dalam pompa dan tekanan yang seragam pada discharge pompa, biaya
rendah, serta dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi sehingga pada aplikasi
selanjutnya dapat dikoneksikan langung dengan turbin uap dan motor elektrik.
Penggunaan pompa sentrifugal di dunia mencapai angka 80% karena penggunaannya
yang cocok untuk mengatasi jumlah fluida yang besar daripada pompa positive-
displacement.
b. Special Effect
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Yang
termasuk ke dalam pompa jenis ini yaitu jet (eductor), gas lift, hydraulic ram, dan
electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang menggunakan
efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari
fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah,
dan dapat menghisap fluida di sisi suction.
Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam sebuah
kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan turunnya
berat hidrostatik dari fluida tersebut sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke
permukaan. Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga
hidro (hydropower). Dan pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan
fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.
Gambar. 2.14 Prinsip Kerja Gas Lift Pump
Sumber : https://www.britannica.com
Karakteristik pompa sentrifugal yaitu head yang dapat dicapai dan kapasitas saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan. Hubungan ini secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut, bila head
bertambah besar maka kapasitasnya akan menurun asal semua data pompa yang lainnya
dipertahankan tetap. Karekteristik pompa yang berbeda akan berbeda pula.
Fluida mengalir dari inlet menuju pusat impeller lalu terpental keluar menjauhi pusat melalui
impeller blade. Dengan hal itu gaya sentrifugal meningkatkan kecepatan fluida dan juga energi
kinetik ditransformasikan ke tekanan secara konsisten.
Gambar. 2.20 Jalur Fluida Saat Melewati Pompa
Sumber : The Centrifugal Pump, Grundfos Research and Technology
Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar
impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair yang ada di dalam impeller akan ikut berputar
karena dorongan sudu-sudu. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah
impeller akan keluar melalui saluran diantara sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan
kecepatan tinggi. Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian akan
keluar melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/difuser) sehingga terjadi
perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Oleh sebab itu zat cair yang keluar dari flens
pompa memiliki head total yang lebih besar.
Penghisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang di antara sudu –
sudu menjadi turun tekanannya sehingga zat cair akan terhisap masuk.
Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar dan flens masuk
disebut head total pompa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi
mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fuida. Energi inilah yang mengakibatkan
pertambahan head kecepatan, head tekanan, dan head potensial secara kontinyu.
Jadi gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal yang merupakan efek semu yang
ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, sentrifugal berarti menjauhi pusat
putaran.
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada benda atau partikel tersebut
bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Banyak sekali orang yang tergoda
untuk menambahkan sebuah gaya yang arahnya menjauhi pusat lingakaran, dimana peran gaya ini
adalah mengimbangi gaya sentripetal.
Besar gaya sentrifugal sama dengan besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya sentrifugal
berlawanan dengan gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang melakukan gerak
melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya menjauhi pusat tersebut
dinamakan gaya sentrifugal.
Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja, maka
dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel.
2.6.1 Pompa Tunggal
Pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas yang diperlukan
sudah terpenuhi.
(1)
(sumber:https://www.khanacademy.org)
Keterangan:
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
(2)
(Sumber: erepo.unud.ac.id)
Dimana :
Z = energi potensial (m)
P = tekanan (Pa)
γ = berat spesifik (kg/m2/s2) = berat jenis (kg/m3) x percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
(Sumber: https://www.sensorsone.com)
Keterangan:
Q = Kapasitas (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
𝐻𝑠 = ∆𝑍 (4)
∆𝑍 = 𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 (5)
Keterangan :
Z : Head statis total (m)
Zd : Head statis pada sisi tekan (m)
Zs : Head statis pada sisi isap (m)
2. Head Tekanan /Head Pressure (Hp)
Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head tekanan) fluida pada
sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
𝑃1 − 𝑃2
𝐻𝑝 = (6)
𝜌𝑔
Penurunan satuan :
( N / m2 ) ( m3 )
Hp =
P2 P1
=
( N / m 2 ) ( N / m 2 )
= ( N / m3 ) ( m2 ) m
( N / m3 )
Keterangan :
P1-P2 = beda tekanan antara dua titik yang diukur (N/m2)
γ = berat jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
3. Head kecepatan
Adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan dengan head kecepatan zat cair
pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
Penurunan satuan
(7)
v2 v1 (m / s ) 2 (m / s ) 2 m 2 / s 2
2 2
m2 s2 m2
Hv ( 2 )*( ) m
2g (m / s 2 ) (m / s 2 ) s m m
Keterangan :
v1 = kecepatan rata-rata aliran di titik 1 (m/s2)
v2 = kecepatan rata-rata aliran di titik 2 (m/s2)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
𝐿 𝑉2
Hf = 𝐹𝑥 𝑥 (8)
𝐷 2𝑔
Penurunan satuan
L v 2 (m) (m / s) 2 (m 2 / s 2 ) m2 s2 m2
H mayor f ( ) * ( ) m
D 2 g (m) (m / s 2 ) (m / s 2 ) s2 m m
Keterangan :
f = koefisien kerugian gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
g = percepatan Gravitasi (m/s2)
V = kecepatan rata-rata aliran fluida (m/s)
V2
Hm = ∑ Kx (9)
2g
v 2 (m / s) 2 (m 2 / s 2 ) m2 s2 m2
H min f ( ) * ( ) m
2 g (m / s 2 ) (m / s 2 ) s2 m m
Keterangan :
Σk = koefisien kerugian karena perlengkapan pipa
V = Rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
2.10Bilangan Reynold
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam
mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, Untuk
memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara
geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai
bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
Aliran fluida secara umum diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu aliran laminar, aliran transisi,
dan turbulen.
Gambar.2.27 Jenis Aliran Fluida
(sumber: https://farullahhasby.files.wordpress.com)
Fenomena aliran jenis ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari hari, aliran air pada keran
mungkin yang paling sering kita jumpai. Gambar diatas menunjukkan, Gambar (a) adalah keran air
yang dibuka saat awal (bukaan kecil) sehingga air yang mengalir kecepatannya kecil, pada kondisi
ini terjadi aliran laminer. Kecepata air meningkat pada Gambar (b) dan Gambar (c) sehingga aliran
air berubah menjadi turbulen.
Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk membedakannya adalah gerak
partikel/distribusi kecepatannya seragam, lurus, dan sejajar untuk aliran laminer dan sebaliknya
untuk aliran turbulen. Perubahan dari laminer menuju turbulen atau zona transisi terjadi pada jarak
tertentu dan zona transisi akan berakhir hingga terjadi kondisi ‘Fully Developed Turbulence’.
Setelah mendapatkan Angka Reynolds, jenis aliran dapat diketahui melalui rentang berikut,
Aliran terbuka
Re < 2000, laminer
Re > 12500, turbulen
Aliran tertutup
Re < 500, laminer
Re > 4000, turbulen
(sumber: https://fluidadinamis.weebly.com/aliran-fluida.html)
Diantara rentang diatas merupakan kondisi transisi. Pada kondisi aliran laminer, pengaruh
viskositas lebih besar daripada inersia dan kondisi sebaliknya untuk aliran turbulen.
2.11Aplikasi Pompa Sentrifugal
Bidang Marine
1. Pompa air ballast dan bilga.
Pompa Ballast adala Pompa air laut yang
digunakan untuk memompa air laut ke dalam
/ ke laur tangki – tangki ballast. Dalam
pengoperasian secara sentraslisasi tangki -
tangki ballast diisi dan dikosongkan dengan
menggunakan pompa Ballast.
H = 40 m
Q = 350 m2 / h
NSPH = 4,25 m
(sumber:http://bisnizinvestasi.blogspot.co.id)
2. Pompa sanitari.
disediakan pompa sanitary untuk memompa
air laut untuk mencukupi kebutuhan air dari
pompa ini bisa memompa air laut untuk
membersihkan badan kapal membersihkan
jangkar, dan untuk membersihkan kotoran
yang ada di toilet.
(Sumber: http://www.globalspec.com)
3. Pompa pemadam kebakaran.
Emergency fire pump / pompa pemadam
darurat harus ada di setiap kapal untuk
memadamkan kebakaran di saat keadaan
emergency dan pompa pemadam kebakaran
yang berada di kamar mesin sudah tidak dapat
di fungsikan karena terjadi Black out.
Emergency fire pump ini harus di tempatkan
di luar kamar mesin dan harus ber-penggerak
sendiri / independen.
(sumber: http://www.nauticexpo.com)
4. Pompa minyak pelumas.
Minyak pelumas disimpan pada tangki
minyak pelumas yang terletak pada double
bottom yang berada dibawah kamar mesin.
Untuk mengalirkan minyak pelumas ke mesin
induk maupun mesin bantu digunakan pompa
minyak pelumas yang juga diletakkan pada
double bottom.
(sumber: http://rsppump.en.made-in-
china.com)
5. Pompa bahan bakar.
Digunakan untuk memindahkan bahan bakar
dari tangki ke tangki lainnya dan untuk
persiapan bunker dan untuk pengaturan
stabilitas kapal.
(sumber: http://bisnizinvestasi.blogspot.co.id)
Bidang Industri
1. Pompa PDAM.
Dalam penyediaan air bersih untuk
masyarakat. Digunakan pompa PDAM untuk
mendistribusikan ke rumah-rumah penduduk.
(sumber: http://www.centroone.com)
2. Pompa irigasi pertanian.
Dalam bidang pertanian, pompa sentrifigal
banyak digunakan pada sistem irigasi
pertanian untuk mengairi sawah-sawah.
(sumber: https://pompair.com)
3. Pompa industri bahan kimia.
Dalam industri kimia, banyak sekali bahan-
bahan kimia jenis zat cair yang berupa cairan
kental maupun encer (viskositas) dan sifat
korosif.
(sumber: http://www.directindustry.com)
4. Pompa untuk air kondesat.
Pada gedung-gedung pompa digunakan untuk
mengalirkan air pendingin ke ruangan-
ruangan dalam sistem AC sentral.
(sumber:http://www.directindustry.com)
5. Pompa industri pabrik makanan dan
minuman.
Kebersihan dalam proses produksi merupakan
kebutuhan utama untuk mempertahankan
kualitas produk. Oleh karena itu pompa-
pompa yang dipakai dalam industri makanan
harus tahan karat, tanpa ada kebocoran
minyak pelumas ke dalam makanan. Proses
pembersihannya juga harus dibuat semudah
mungkin.
(sumber : https://foodengineeringmag.com)
Tabel 2.1.1a Aplikasi Pompa Sentrifugal di Bidang Marine
BAB III
TAHAPAN PRAKTIKUM
Pompa
6 Berfungsi untuk mengalirkan
Sentrifugal
fluida cair
Berfungsi untuk
menghubungkan outlet pompa
9
1 dan pompa 2 menuju
Tee Connector
discharge manifold
Berfungsi untuk
10 Klem
mengencangkan pipa
3.2.Rangkaian Praktikum
1 4 5 0 52,43 10
2 5 6 0 65 10
3 6 7 0 101 10
4 7 8 0 172 10
5 8 9 0 287 10
Keterangan :
Z1 ( ketinggian permukaan air dari sisi discharge manifold ke dasar tangki = 0.39 m
Z2 ( ketinggian permukaan air pada reservoir ke dasar tangki = 0,145 m
L selang tunggal = 1,23 m
Macam2 belokan,aksesoris dan koefisien gesekannya :
1. Tunggal = Pressure Gauge, Elbow 90, Gate Valve = 0,55
2. D selang = 0.0267 m
P. P. P. P.
P. Outlet P. Inlet V V
No Disch Disch Outlet Inlet
(Pa) (psi) (liters) (m3)
(psi) (Pa) (psi) (Pa)
1 4 27580 5 34475 0 0 10 0,01
4.1. Perhitungan
i. Perhitungan Kapasitas Aliran
Untuk mencari kapasitas aliran pompa, maka menggunakan rumus :
𝑉
𝑄=
𝑡
Keterangan :
Q = Kapasitas (m3/s)
V = Volume (m3)
t = Waktu (s)
P. T
No P. Disch (Pa) P. Outlet (Pa) Inlet (s) V (m3) Q(m3/s)
(Pa)
1 27580 34475 0 52,43 0,01 0.00019073
Tabel 4.1.1.1
Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Tunggal
Kapasitas dengan Head Total
0.00025
0.0002
Kapasitas 0.00015
0.0001
0.00005
0
1 2 3 4 5
Head Total
Dari bagan di atas dapat kita simpulkan bahwa apabila Head semakin tinggi
atau besar maka semakin kecil kapasitas air yang mengalir
Hasil perhitungan data kapasitas aliran pada pompa tunggal adalah sebagai berikut (dengan
mengambil data pertama) :
𝑉 0,01
𝑄= 𝑡
= 52,43 = 0.00019073 (m3/s).
Dengan perhitungan yang sama pada tabel pengamatan, data yang dihasilkan menjadi seperti
berikut :
P. T
No P. Disch (Pa) P. Outlet (Pa) Inlet (s) V (m3) Q(m3/s)
(Pa)
1 27580 34475 0 52,43 0,01 0.00019073
Untuk
2 34475 41370 0 65 0,01 0,00015384
mencari nilai head total sistem pada pompa tunggal, seri, dan parallel dapat menggunakan rumus
yang terdapat pada dasar teori.
Sebelum mencari nilai head total sistem, diperlukan data-data seperti di bawah ini :
Z1 = 0.39 m
Z2 = 0,145 m
L Selang Tunggal = 1,23 m
D Selang = 0.0267 m
Koef. Kekasaran absolute pipa = 1,5 x 10-6
𝐾𝑜𝑒𝑓.𝐾𝑒𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒
Koef. Kekasaran relatif pipa =
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔
= 0,00005
𝜌air = 1000 kg/m3
Percepatan Gravitasi = 9,8 m/s2
Viskositas Dinamis = 0,00000089 kg.m/s (pada suhu 25℃)
1
A (Luas Penampang Selang) = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2
= 0,000596 m2
1 psi = 6,89576 kPa
= 6894,76 Pa
1 liter = 1 x 10-3 m3
Perhitungan head total sistem pada pompa tunggal, seri, dan parallel dapat dilakukan di bawah
ini dengan rumus :
Htotal = Hstatis (Hs) + Htekanan (Hp) + Hkecepatan (Hv) + Hloss
= Hs + Hp + Hv + Hmayor + Hminor
Berikut contoh perhitungan dengan mengambil data no.1 pada sistem pompa tunggal:
a. Hstatis (Hs) = Z1 – Z2
= 0.39 – 0,145
= 0,245 m
(𝑃𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 – 𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 )
b. Htekanan (Hp) = (𝜌.𝑔)
(34475 – 0)
=
(1000 𝑥 9,8)
= 3,517m
c. Hkecepatan (Hv)
Perhitungan Hv dapat dilakukan sebagai berikut :
(𝑉2 − 𝑉1 )2
𝐻𝑉 =
2. 𝑔
𝑄
Dengan nilai = 𝐴 . Karena luas penampang pada sisi inlet (V2) sama dengan sisi outlet (V1),
maka didapatkan nilai V2 = V1, maka nilai HV adalah 0
d. Hloss mayor
𝐿 . 𝑉2
𝐻𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 = 𝑓
𝐷 . 2𝑔
Nilai f dianggap 0 karena pipa dianggap tidak ada gesekan pada pipa, sehingga nilai Hloss mayor
bernilai 0
e. Hloss minor
Koeffisien head loss minor (aksesoris):
a. Pressure Gate = 0,2 x 3 = 0,6
b. Flanged Regular Elbow 90° = 0,2
c. Fully Open Gate Valve = 0,15
d. T connector (parallel saja) = 0,7
Total koeffisien Head loss minor = 0,95 / 1,25 (khusus parallel
𝑉2
Hloss minor = 𝑘 × 2 .𝑔
0,4712
= 0,95 × 2 𝑥 9,8
= 0,0107525 m
Head Total:
Hloss
Hs Hv Hp Htotal
Hmayor Hminor
0,245 0 3,517 0,00000 0,0107525 3,7727525
2. Buat rangkaian seri dan paralel yang berbeda untuk setiap kelompok.
Rangkaian Seri
H Total seri = H1 + H2 + Hn (n = jumlah banyaknya pompa)
Q Total seri = Q pompa tunggal
Rangkaian Paralel
H Total Paralel = H tunggal
Q Total Paralel = Q1 + Q2 + Qn (n = jumlah banyaknya pompa)
5. Pompa
Q = 6,48 𝑚3 /jam
H = 7,2 m
Shanghai Pump 40CLH-5 (2900 rpm 50Hz/380V)
Q = 10 𝑚3 /jam
H = 22 – 32 m
6. Praktikan akan menggambar sistem perpipaan yang telah ditentukan oleh greder
seperti fifi system, ballast system, bilge system dll. Greder akan memeriksa dan
mengoreksi apabila terjadi kesalahan pada gambar system yang telah dibuat.
7. Praktikan wajib menjelasakan dilaporan bagaimana pemilihan pompa sebenarnya pada
system tersebut,
Pipa Branch
Sesuai dengan persyaratan desain nomor (6), (7), Tabel (3), (4), dan (5) persyaratan untuk pipa
branch adalah:
1. Katagori :M
2. Diameter dalam : from 76.1[𝑚𝑚]
3. Ketebalan : 4.5 [𝑚𝑚]
Oleh karena itu, pipa yang dipilih berdasarkan JIS untuk pipa branch lambung kapal adalah:
1. Nominal diameter : 100A
2. dZ : 67.9 [𝑚𝑚]
3. Diameter dalam : 76.3 [𝑚𝑚]
4. Ketebalan : 4.2 [𝑚𝑚]
Pipa pilihan di atas didasarkan pada JIS
6. HEAD POMPA
Head Static (hs)
Head static (hs) adalah head yang diukur oleh perbedaan ketinggian dari suction bilga ke tempat
pembuangan atau laut
ℎ𝑠 = 𝑇 − 1.5 + 0.75 [𝑚]
Dimana:
𝑇 = 6.915 [𝑚]
Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
ℎ𝑠 = 6.915 − 1.5 + 0.75
ℎ𝑠 = 6.165 [𝑚]
Tekanan Head Pompa (hp)
Karena tekanan yang sama antara sisi suction dan sisi discharge tidak diperlukan tambahan head
.Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
ℎ𝑝 = 0 [𝑚]
Kecepatan Head (hv)
Karena tekanan yang sama antara sisi suction dan sisi discharge tidak diperlukan tambahan head
.Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
ℎ𝑣 = 0 [𝑚]
Major Head Loss Suction (hfs)
Untuk menghitung major losses (hf), Komponen yang di butuhkan adalah kecepatan, reynold
number (Rn),dan faktor gesekan (f).
Kecepatan
2
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 1.1 𝑐𝑆𝑡 𝑖𝑛 50°𝐶 = 0.0000011 [𝑚 ⁄𝑠]
Reynold number
𝑉∙𝑑𝐻
𝑅𝑛 = 𝑣
Dimana :
𝑉 = 2 [𝑚⁄𝑠]
𝑑𝐻 = 105.3 [𝑚𝑚]
2
𝑣 = 0.00000110 [𝑚 ⁄𝑠]
Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
2∙0.1053
𝑅𝑛 =
0.0000011
𝑅𝑛 = 191454.55 (𝑇𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛𝑡)
Faktor Gesekan
1 𝜀 2.51
= −2.0 log (3.7𝐷 + )
√𝑓 𝑅𝑛√𝑓
Dimana:
𝑑𝐻 = 105.3 [𝑚𝑚]
𝜀 = 0.00015
𝑅𝑛 = 191454.55
Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
𝑓 = 0.02260
Major losses (hf) :
𝑓∙𝐿∙𝑉 2
ℎ𝑓 = 𝑑ℎ∙2𝐺
Dimana:
𝑓 = 0.02260
𝑑𝐻 = 105.3 [𝑚𝑚]
𝐿 = 95.4392 [𝑚]
𝐺 = 9.8 [𝑚⁄ 2
𝑠 ]
𝑚
𝑉 = 2 [ ⁄𝑠]
Dimana:
∑(𝑛 × 𝑘) = 22.23
𝑉 = 2 [𝑚⁄𝑠]
𝐺 = 9.8 [𝑚⁄ 2
𝑠 ]
Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
22.23×22
ℎ𝑚𝑠 = 2×9.8
ℎ𝑚𝑠 = 4.536735 [𝑚]
Total Head Suction
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑆𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = ℎ𝑚𝑠 + ℎ𝑓𝑠
Dimana:
ℎ𝑚𝑠 = 4.536735 [𝑚]
ℎ𝑓𝑠 = 4.1805 1[𝑚]
Oleh karena itu, hasil perhitungannya adalah:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑆𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = 4.536735 + 4.1805
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑆𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = 8.7172723 [𝑚]
Major Losses Discharge (hfd)
Proses perhitungannya sama dengan suction side (hfs), tetapi perubahan dalam nilai L
𝑓∙𝐿∙𝑉 2
ℎ𝑓 = 𝑑ℎ∙2𝐺
Dimana:
𝑓 = 0.024748
𝑑𝐻 = 105.3 [𝑚𝑚]
𝐿 = 8.5 [𝑚]
𝐺 = 9.8 [𝑚⁄ 2
𝑠 ]
𝑚
𝑉 = 2 [ ⁄𝑠]
5.1. Pertanyaan
1. Apa perbedaan hubungan antara head pompa dan kapasitas pompa saat dihubungkan
secara tunggal, seri dan paralel?
Pada pompa tunggal, Semakin kecil nilai head pompa maka semakin besar kapasitas aliran
dari pompa tersebut, begitu pun kebalikannya. Pada pompa dihubungkan secara seri, head
(m) yang dihasilkan akan lebih jauh Sedangkan kapasitas adalah sama dengan kapasitas
pompa tunggal. Pada pompa dihubungkan secara paralel, head adalah sama dengan head
pompa tunggal. Sementara itu, kapasitas akan bernilai dua kali kapasitas pompa tunggal.
4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi hal demikian?
Nilai tekanan pada inlet pompa adalah 0, karena air mengalir dari bak ke pompa, sehingga
tanpa perlu adanya suction lift dari pompa yang menyala.
5.3. Saran
Saran penulis untuk peningkatan hasil praktikum dan kebermanfaatannya untuk praktikum-
praktikum di masa yang akan datang, maka perlu adanya perbaikan dan evaluasi dari kegiatan
praktikum yang telah dilaksanakan. Untuk peningkatan kualitas praktikum, seharusnya
digunakan alat-alat yang berfungsi baik dan menyiapkannya sebelum pelaksanaan praktikum.
Hal ini bertujuan untuk menjamin keakuratan data yang akan diambil dalam praktikum Turbin
pelton. Selain itu, sebelum melaksakan praktikum sebaiknya mempelajari modul praktikum
terlebih dahulu dari teori sampai langkah – langkah praktikum agar saat uji praktikum tidak
terjadi hal hal uang tidak dinginkan seperti tejadi keruskan alat, kesalahan menyusun rangkaian
dan lain – lain. Untuk pembacaan alat ukur diusahakan dalam posisi harus tegak lurus.
Adella Winanda Hapsari
04211741000015
BAB V
PENUTUP
5.1 Pertanyaan
1. Apa perbedaan hubungan antara head pompa dan kapasitas pompa saat dihubungkan
secara tunggal, seri, dan parallel?
a. Pompa Tunggal
Nilai head pompa berbanding terbalik dengan kapasitas pompa. Apabila nilai head
pompa semakin rendah, maka kapasitas dari pompa tersebut akan semakin besar,
begitu pun sebaliknya
b. Pompa Seri
Pada pompa seri, nilai head (m) akan meningkat namun kapasitas pompa sama
dengan kapasitas pada pompa tunggal.
c. Pompa parallel
Pada pompa parallel, kapasitas pompa akan meningkat namun nilai head sama
dengan nilai head pada pompa tunggal.
4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi demikian?
Tekanan pada inlet pompa adalah 0 karena saat pompa menyala, air mengalir dari reservoir
ke pompa tanpa memerlukan section lift.
Nilai Head total pompa berbanding terbalik dengan kapasitas pompa. Apabila nilai Head
bsemakin besar, maka kapasitas pompa akan semakin kecil. Hal ini berlaku pada pompa
tunggal, pompa seri, maupun pompa paralel.
Jenis Head yang ada pada pompa sentrifugal
a. Head tekanan adalah head yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan pada
discharge dengan suction.
b. Head statis adalah head yang terjadi akibat adanya perbedaan ketinggian antara
permukaan discharge dengan suction.
c. Head kecepatan adalah head yang terjadi akibat adanya perbedaan kecepatan aliran
fluida pada discharge dengan suction.
d. Head loss adalah head kerugian atau losses yang diakibatkan oleh panjang pipa
(head loss major) dan aksesoris pada pipa (head loss minor).
Pompa yang dirangkai secara seri bertujuan untuk menaikkan head dengan kapasitas yang
sama dengan pompa tunggal.
Pompa yang dirangkai secara parallel bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fluida
dengan head yang sama dengan pompa tunggal.
5.3 Saran
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam praktikum pompa sentrifugal sebaiknya diperbarui
atau dilakukan perawatan secara rutin agar alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
memiliki performa yang baik sehingga data yang didapatkan akurat.
Sembodo Baskoro Jati
04211741000021
BAB V
PENUTUP
5.1. Pertanyaan
1. Apa perbedaan hubungan antara head pompa dan kapasitas pompa saat dihubungkan
secara tunggal, seri dan paralel?
Pada pompa tunggal, semakin kecil nilai head pompa, maka semakin besar kapasitas aliran
dari pompa. Dengan kata lain, head dan kapasitas berbanding terbalik pada pompa tunggal.
Jika pompa dengan spesifikasi yang sama disusun secara seri, maka head yang dihasilkan akan
lebih besar namun kapasitas nya akan tetap. Sementara jika disusun secara parallel, nilai head
akan sama namun kapasitas akan bertambah.
4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi hal demikian?
Nilai tekanan pada inlet pompa sama dengan 0, karena pada saat pompa menyala air mengalir
dari bak ke pompa tanpa perlu adanya section lift
5.4. Saran
Sebelum melakukan praktikum pompa sentrifugal, praktikan disarankan untuk membaca
modul praktikum secara menyeluruh agar pada saat praktikum dilaksanakan tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan seperti kesalahan dalam merangkai komponen dan/atau kerusakan
pada komponen.
Untuk kedepannya, saya pribadi menyarankan kepada pihak Laboratorium Fluid Machinery
and System Departemen Teknik Sistem Perkapalan agar menyediakan peralatan praktikum
pompa sentrifugal yang lebih berfokus ke penerapan asli di bidang marine seperti ballast tank
pada kapal dan lain sebagainya.
Dinda Aurelia Putri
04211741000034
BAB V
PENUTUP
5.1. Pertanyaan
1. Apa perbedaan hubungan antara head pompa dan kapasitas pompa saat
dihubungkan secara tunggal, seri dan paralel?
a. Pompa tunggal
Semakin kecil nilai head pompa maka semakin besar kapasitas aliran dari pompa
tersebut, begitu pun kebalikannya.
b. Pompa seri
head (m) yang dihasilkan akan lebih jauh Sedangkan kapasitas adalah sama dengan
kapasitas pompa tunggal.
c. Pompa paralel
Pada pompa paralel, head adalah sama dengan head pompa tunggal. Sementara itu,
kapasitas akan bernilai dua kali kapasitas pompa tunggal.
4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi hal demikian?
Nilai tekanan pada inlet pompa sama dengan 0, karena pada saat pompa menyala air
mengalir dari bak ke pompa tanpa perlu adanya section lift
5.2. Saran
Saran penulis untuk praktikum kedepannya diusahakan segera dilakukan perbaikan untuk alat
– alat yang sudah kurang berfungsi dengan baik, agar jalanya praktikum dapat berjalan dengan
lancer serta mampu menghasilkan dat ahasil percobaan yang lebih akurat
Antonius Vicky Dwi S.
04211740000059
BAB V
PENUTUP
5.1. Pertanyaan
1. Apa perbedaan hubungan antara head pompa dan kapasitas pompa saat
dihubungkan secara tunggal, seri dan paralel?
a. Pompa tunggal
Hubungan antara nilai head pompa dengan kapasitas aliran dari pompa adalah
berbanding terbalik, ketika nilai head pompa semakin bsar maka nilai kapasitas aliran
semakin kecil.
b. Pompa seri
Hubungan antara head (m) dengan kapasitas adalah ketika nilai head (m) yang
dihasilkan lebih besar, nilai kapasitas adalah sama dengan kapasitas pompa tunggal.
c. Pompa paralel
Hubungan antara head dengan kapasistas dapat dilihat dari samanya nilai head dengan
pompa tunggal sementara kapasitas akan bernilai dua kalinya.
4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi hal demikian?
Besar tekanan pada inlet pompa adalah nol, sebab ketika pompa menyala air mengalir dari
bak ke pompa tanpa perlu adanya section lift
5.2.Saran
Saran praktikan untuk praktikum kedepannya diusahakan agar komponen-komponen pada pompa
sentrifugal ini agar segera diperbaiki atau diperbaharui agar pengambilan data saat praktikum dapat
lebih akurat dan valid.