Disusun oleh :
Kelas : Mubtadiin A
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Akhlak
Pergaulan dalam Islam”.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik atau saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah saya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugam mata
kuliah al-islam dan kemuhammadiyahan dan juga untuk mengetahui cara
berinteraksi dengan orang lain dalam ajaran islam dan panduan bergaul
dalam seluruh aspek kehidupan dengan seluruh manusia, baik yang kecil
maupun yang besar, lelaki maupun wanita.
BAB II
ISI
1) Ta’aruf
Ta’aruf adalah kegiatan bersilaturahmi atau pengenalan. Biasanya
di katakan bahwa tujuan dari ta’aruf adalah seperti mencari jodoh.
Ta’aruf juga bisa dilakukan jika kedua pihak dari keluarga setuju dan
tinggal menunggu keputusan anak mereka bersedia atau tidak
dilanjutkan ke jenjang khitbah. Ta’aruf dilakukan dengan maksud untuk
mengenal satu sama lain. Berbeda dengan pacaran, jika tujuan pacaran
lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat,tujuan ta’aruf lebih
kepada mengetahui kriteria calon pasangan, bahkan ta’aruf di wajibkan
oleh Rasulullah untuk pasangan yang ingin menikah. Ta’aruf atau
pengenalan ini secara umum merupakan proses mengenal individu lain
yang berbeda dengan diri kita sendiri. Mengenal inividu lain berarti
berusaha mengetahui sifat-sifat, sikap, pandangan yang telah
membentuk individu tersebut dan yang mendasari kepribadian maupun
tingkah lakunya.
2) Tafahum
Tafahum adalah memahami, yaitu merupakan langkah kedua
yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah
kita mengenal kita harus tahu apa yang ia sukai atau bahkan ia benci.
Dengan begitu kita bisa memilih siapa yang harus kita jauhi dan siapa
yang harus jadi teman bergaul kita. Sebab, perilaku dan agama kita
sangat dipengaruhi oleh teman dekat kita. Ada pepatah yang
mengatakan “Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan
penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap
kali kita bersama dengannya. Tak dapat di pungkiri, jika kita bergaul
dengan orang-orang yang shalih, insya allah akan membawa kita sedikit
menuju keshalihan, sedangkan jika kita bergau dengan orang-orang
yang berperilaku buruk pasti akan membawa kita kepada perilaku buruk
(akhlakul majmumah).
3) Ta’awun
Ta’awun adalah saling tolong menolong. Setelah mengenal dan
memahami, sikap saling tolong menolong pasti akan tumbuh jika
melihat seseorang yang kita kenal berada dalam kesusahan. Bahkan
islam menganjurkan kepada umatnya untuk saling tolong menolong
dalam kebaikan dan takwa. Rasulullah bersabda bahwa bukan termasuk
umatnya seseorang yang tidak peduli dengan umat islam yang lain.
Ketiga aspek di atas merupakan bagian penting yang harus kita lakukan
dalam bergaul. Tetapi, ketiga hal di atas tidak akan menjadi penting jika tidak
didasari dengan ikhlas. Ikhlas menjadi poin utama, termasuk pada saat kita
mengenal, memahami dan menolong.
Artinya:
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya
(jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun
seperti itu”. (HR. Muslim)
2.4 Akhlak pergaulan dengan teman sejenis
Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia
memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial.
Tetapi itu bukan berarti, seseorang boleh semaunya bergaul dengan
sembarang orang menurut selera nafsunya. Sebab, teman adalah personifikasi
diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi,
kecenderungan, pandangan, pemikiran. Karena itu, Islam memberi batasan-
batasan yang jelas dalam soal pertemanan.
Menjaga Rahasia
Setiap orang punya rahasia. Biasa-nya, rahasia itu
disampaikan kepada teman terdekat atau yang dipercayainya.
Anas Radhiallaahu anhu pernah diberi tahu tentang suatu rahasia
oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam.
Anas Radhiallaahu anhu berkata, “Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya
tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang
pun setelah beliau (wafat). Ummu Sulaim pernah
menanyakannya, tetapi aku tidak memberitahukannya.”
(HR. Al-Bukhari).
Teman dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga
rahasia temannya. Orang yang membeberkan rahasia temannya
adalah seorang pengkhianat terhadap amanat. Berkhia-nat
terhadap amanat adalah termasuk salah satu sifat orang munafik.
3.1 Kesimpulan
Dari paparan makalah di atas maka dapat di simpulkan
1) Mari kita menjaga Ahklak dalam kehidupan agar dapat
menwujudkan komunikasi yang baik
2) Dalam Islam kita diwajibkan menutup aurat dengan baik sesuai Al –
Qur’an dan Al – Hadist
3.2 Saran
1) Dengan makalah ini mudah – mudahan dapat membantu
memberikan pemahaman bagi kita semua tentang akhlak baik dalam
pergaulan.
2) Dalam makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangunan sangat diharapkan
agar pembuatan makalah selanjutnya dapat dirangkai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Singgih D. Gunarsa Dr,Psikologi untuk muda mudi, Penerbit BPK Gunung Mulia
Habanakah, Rahman H, Metode merusak akhlak dari barat, Penerbit Gemma insani
http://mukhlisdenros.blogspot.com/2012/04/akhlak-pergaulan-muslim.html
http://www.perkuliahan.com/manfaat-dan-mudharat-pergaulan-siswa-antar-
jenis/#ixzz2MahsrI2O
http://utaratu.wordpress.com/2012/06/04/pertemanan-dalam-islam/