Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DINUL ISLAM

Disusun Oleh :
Cahya Dwi H (121008)
Danang Mursito (121009)
Diah Ayu L (121010)
Dian Arisca (121011)
Dwi Nurohmah (121012)

DIII KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2013/2014

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 19 Oktober 2013

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------------ 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ---------------------------------------------------------------- 4
Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------- 4
Tujuan ------------------------------------------------------------------------ 4
Manfaat ------------------------------------------------------------------------ 5

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian ajaran islam ------------------------------------------------------- 6
Tujuan ajaran islam------------------------------------------------------------ 6
Sumber ajaran islam ---------------------------------------------------------- 7
Ruang lingkup ajaran islam -------------------------------------------------- 7
Karakteristik ajaran islam ---------------------------------------------------- 12

BAB III PENUTUP


Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------------- 15
Daftar Pustaka------------------------------------------------------------------------------------ 16

BAB I
PENDAHULUAN

3|Page
A. Latar belakang
Ajaran islam adalah ajaran yang paling sempurna bagi seluruh umat. Karena ajaran islam
mengajarkan umatnya tidak hanya berbuat untuk dunia tapi juga berbuat untuk akherat,
supaya mencapai kebahagiaan dunia akherat yang dijanjikan Allah SWT dalam Alquran.
Nabi Muhammad yang menjadi tuntunan manusia dalm berbuat, untuk mencapai tujuan
hidup manusia.

B. Rumusan masalah
1) Apa pengertian ajaran islam ?
2) Apa saja tujuan ajaran islam bagi manusia ?
3) Apa saja sumber ajaran islam dikalangan ulama ?
4) Apa saja yang menjadi pegangan dalam ruang lingkup ajaran islam ?
5) Bagaimanakah karakteristik ajaran islam ?

C. Tujuan
1) Agar dapat menjelaskan definisi ajaran islam
2) Agar dapat menyebutkan tujuan ajaran islam bagi manusia
3) Agar dapat menyebutkan sumber ajaran islam diklangan ulama
4) Agar dapat menjelaskan dan menyebutkan yang menjadi pegangan dalam ruang
lingkup ajran islam
5) Agar dapat menjelaskan karakteristik ajaran islam.

D. Manfaat
1) Memahami definisi ajaran islam
2) Memahami tujuan ajran islam bagi manusia
3) Memahami sumber ajaran islam dikalangan ulama
4) Memahami yang menjadi pegangan dalam ruang lingkup ajaran islam
5) Memahami karaktersitik ajran islam

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ajaran islam


(A.Mukti Ali, 1991:719) yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan.
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dan kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.

5|Page
Sumber lain mengatakan Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima
yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya
memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan
diri, tunduk, patuh dan taat kepada Allah SWT.
Sehingga manusia di haruskan untuk mematuhi semua perintah Allah SWT dan
menjahui semua laranganNYA agar hidup kita dalam perlindunganNYA selamat
dan damai dunia maupun akherat.

B. Tujuan ajaran islam


 Islam diajarkan dan dipelajari sejak kecil agar bertujuan untuk menyelamatkan
manusia dari penderitaan hidup di dunia maupun di akherat.
 Dengan berpegang teguh pada ajaran ini semua manusia pasti akan hidup damai
dan sejahtera, karena islam mengeajarkan norma – norma hidup dan perilaku
kehidupan yang baik dan jauh dari penderitaan dan kemaksiatan yang akan
membawa kita pada penyiksaan di hari akhir nanti.
 Dengan adanya pemahaman islam, manusia akan lebih bisa mendekatkan diri
pada sang pencipta dan akan terhindar dari segala siksaan dan dosa.

C. Sumber ajran islam


Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran islam yang utama adalah
Al quran dan As sunnah:
 Al quran
Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada rasulullah, Muhammad bin
Abdul, melalui jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab dan maknanya yang
benar agar ia menjadi hujjah bagi rasul bahwa ia benar-benar rasulullah, menjadi
undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi
sarana dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Selanjutnya Alquran juga
berfungsi sebagai hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia
agar berjalan lurus, itulah sebabnya ketika umat islam berselisih dalam segala
urusannya hendaknya ia berhakim kepada Alquran.
 As sunnah
Menurut bahasa As sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan
tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk, yaitu segala sesuatu yang
disandarkan kepada nabi Muhammad SAW, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan

6|Page
maupun ketetapan. Pengertian ini didasarkan pada pandangan mereka terhadap
nabi sebagai suri tauladan yang baik bagi manusia. Sementara itu ulama ushul
mengartikan bahwa As sunnah adalah sesuatu yang berasal dari nabi Muhammad
SAW dalam bentuk ucapan,perbuatan dan persetujuan beliau yang berkaitan
dengan hukum. sedangkan ulama fiqih mengartikan As sunnah sebagai salah satu
bentuk hukum syara’ yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan ditinggalkan
tidak berdosa.

D. Ruang lingkup ajaran islam


Ruang lingkup ajaran islam terdapat 3 pegangan yaitu Aqidah,
Syariah dan Akhlaq :
Aqidah
Kata aqidah berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫ العقد‬yang berarti ‫الجمع بين أطراف‬
‫( الششششيء‬menghimpun atau mempertemukan dua buah ujung atau sudut/
mengikat). Secara istilah aqidah berarti keyakinan keagamaan yang dianut oleh
seseorang dan menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan
pegangan hidupnya. Istilah ini identik dengan iman yang berarti kepercayaan atau
keyakinan

Sekiranya disinergiskan antara makna lughawi dan istilah dari kata aqidah
di atas dapat digambarkan bahwa aqidah adalah suatu bentuk keterikatan atau
keterkaitan antara seorang hamba dengan Tuhannya, sehingga kondisi ini selalu
mempengaruhi hamba dalam seluruh perilaku, aktivitas dan pekerjaan yang ia
lakukan. Dengan kata lain keterikatan tersebut akan mempengaruhi dan
mengontrol dan mengarahkan semua tindak-tanduknya kepada nilai-nilai
ketuhanan.

Masalah-masalah aqidah selalu dikaitkan dengan keyakinan terhadap


Allah, Rasul dan hal-hal yang ghaib yang lebih dikenal dengan istilah rukun iman.
Di samping itu juga menyangkut dengan masalah eskatologi, yaitu masalah
akhirat dan kehidupan setelah berbangkit kelak. Keterkaitan dengan keyakinan
dan keimanan, maka muncul arkanul iman, yakni, iman kepada Allah, Malaikat,
Kitab, Rasul, hari akhirat, qadha dan qadar.

7|Page
Di dunia Islam, permasalahan aqidah telah terbawa pada berbagai pemahaman,
sehingga menimbulkan kelompok-kelompok di mana masing-masing kelompok
memiliki metode dan keyakinan masing-masing dalam pemahamannya. Di antara
kelompok-kelompok tersebut adalah Muktazilah, Asy’ariyah, Mathuridiyah,
Khawarij dan Murjiah.

Menurut Harun Nasution, timbulnya berbagai kelompok dalam masalah aqidah


atau teologi berawal ketika terjadinya peristiwa arbitrase (tahkim) ketika
menyelesaikan sengketa antara kelompok Mu’awiyah dan Ali ibn Abi Thalib.
Kaum Khawarij memandang bahwa hal tersebut bertentangan dengan QS al-
Maidah/ 5: 44 yang berbunyi;

…‫ومن لم يحكم بما أنزل ا فألئك هم الكافرون‬


Siapa yang tidak menentukan hukum dengan apa yang diturunkan Allah adalah
kafir (QS al-Maidah/ 5: 44).

Peristiwa tersebut membuat kelompok Khawarij tidak senang, sehingga mereka


mendirikan kelompok tersendiri serta memandang bahwa Mu’awiyah dan Ali ibn
Abi Thalib adalah Kafir, sebab mereka telah melenceng dari ketentuan yang telah
digariskan al-Qur’an. Dengan berdirinya kelompok ini, juga memicu berdirinya
kelompok-kelompok lain dalam masalah teologi, sehingga masing-masing
memiliki pemahaman yang berbeda dengan yang lainnya. Namun demikian,
perbedaan tersebut tidaklah sampai menafikan Allah, dengan kata lain perbedaan
pemahaman tersebut tidak sampai menjurus untuk lari dari tauhid atau berpaling
pada thâgh ût.

Di antara sumber perbedaan pemahaman antara masing-masing golongan


tersebut antara lain adalah masalah kebebasan manusia dan kehendak mutlak
Tuhan. Ada kelompok yang menganggap bahwa kekuasan Tuhan adalah maha
mutlak, sehingga manusia tidaklah memiliki pilihan lain dalam berbuat dan
berkehendak. Kelompok ini diwakili oleh kelompok Asy’ariyah. Ada pula
kelompok bahwa Tuhan memang maha kuasa, tetapi Tuhan menciptakan sunnah-
Nya dalam mengatur kebebasan manusia, sehingga manusia memiliki alternatif
dan pilihan dalam berkehendak dan berbuat sesuai dengan sunnah yang telah

8|Page
ditetapkan. Dengan kata lain manusia bebas dalam berbuat dan berkehendak.
Kelompok ini diwakili oleh kelompok Muktazilah. Ada pula kelompok yang
mengambil sikap pertengahan antara kedua kelompok tersebut, namun mereka
tetap meyakini bahwa Allah maha kuasa terhadap seluruh tindak-tanduk dan
kehendak manusia. Kelompok ini diwakili oleh Mathuridiyah.

Itulah sekilas tentang permasalahan aqidah serta pemikiran masing-masing


kelompoknya, di mana semua itu beranjak dari pemahaman mereka terhadap
kekuasaan Allah dan kebebasan manusia.

Syariah
Syari’ah adalah sistem hukum yang didasari Al-Qur’an, As-Sunnah, atau Ijtihad.
Seorang pemeluk Agama Islam berkewajiban menjalankan ketentuan ini sebagai
konsekwensi dari ke-Islamannya. Menjalankan syari’ah berarti melaksanakan
ibadah. Dalam hal ini tidak hanya yang bersifat ritual, seperti yang termaksud
dalam Rukun Islam, seperti: bersyahadat, sholat, zakat, puasa, dan berhaji bagi
yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan maupun
perbuatan) yang dilandasi keiman terhadap Allah SWT.

Akhlaq
Akhlaq merupakan bentuk jamak dari ‫( الخلششق‬al-khuluq) yang berarti ‫القششوى‬
‫( والسجايا المدركة بالبصششيرة‬kekuatan jiwa dan perangai yang dapat diperoleh
melalui pengasahan mata bathin). Dari pengertian lughawi ini, terlihat bahwa
akhlaq dapat diperoleh dengan melatih mata bathin dan ruh seseorang terhadap
hal yang baik-baik. Dengan demikian dari pengertian lughawi ini tersirat bahwa
pemahaman akhlaq lebih menjurus pada perbuatan-perbuatan terpuji.
Konsekuensinya adalah bahwa perbuatan jahat dan melenceng adalah perbuatan
yang tidak berakhlaq (bukan akhlâq al-madzmûmah).

Secara istilah akhlaq berarti tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja,
tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sedangkan Nazaruddin Razak,
mengungkapkan akhlak dengan makna akhlak islam, yakni suatu sikap mental
dan laku perbuatan yang luhur, mempunyai hubungan dengan Zat Yang Maha
Kuasa dan juga merupakan produk dari keyakinan atas kekuasaan dan keeasaan

9|Page
Tuhan, yaitu produk dari jiwa tauhid. Dari pengertian ini terlihat sinergisitas
antara makna akhlaq dengan al-khalq yang berarti penciptaan di mana kedua kata
ini berasal dari akar kata yang sama. Dengan demikian pengertian ini
menggambarkan bahwa akhlaq adalah hasil kreasi manusia yang sudah dibiasakan
dan bukan datang dengan spontan begitu saja, sebab ini ada kaitannya dengan al-
khalq yang berarti mencipta. Maka akhlaq adalah sifat, karakter dan perilaku
manusia yang sudah dibiasakan.

Al-Qur’an memberi kebebasan kepada manusia untuk bertingkah laku baik atau
berbuat buruk sesuai dengan kehendaknya. Atas dasar kehendak dan pilihannya
itulah manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat atas segala
tingkah lakunya. Di samping itu, akhlaq seorang muslim harus merujuk kepada
al-Qur’an dan sunnah sebagai pegangan dan pedoman dalam hidup dan
kehidupan.

Secara garis besar menurut Endang Saifuddin Anshari, akhlak terdiri atas;
1) akhlak manusia terhadap khalik (Allah SWT) yakni akhlak manusia
dengan penciptanya.
2) akhlak manusia terhadap sesama makhluk, yakni akhlak manusia terhadap
sesama manusia dan akhlak manusia terhadap alam lainnya.

Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlaq manusia terhadap Allah SWT


bertitik tolak dari pengakuan dan kesadarannya bahwa tidak ada Tuhan Selain
Allah yang memiliki sifat terpuji dan sempurna. Dari pengakuan dan kesadaran
itu akan lahir tingkah laku dan sikap sebagai berikut:

a) Mensucikan Allah dan senantiasa memujinya.


b) Bertawakkal atau berserah diri kepada Allah setelah berbuat dan berusaha
terlebih dahulu.
c) Berbaik sangka kepada Allah, bahwa yang datang dari Allah kepada
makhluk-Nya hanyalah kebaikan.

Adapun akhlaq kepada sesama manusia dapat dibedakan kepada beberapa hal,
yaitu:

10 | P a g e
1. Akhlaq kepada orang tua, yaitu dengan senantiasa memelihara
keredhaannya, berbakti kepada keduanya dan memelihara etika
pergaulan dengan keduanya.
2. Akhlaq terhadap kaum kerabat, yaitu dengan menjaga hubungan
shilaturrahim serta berbuat kebaikan kepada sesama seperti mencintai
dan merasakan suka duka bersama mereka.
3. Akhlaq kepada tetangga, yaitu dengan menjaga diri untuk tidak
menyakiti hatinya, senantiasa berbuat baik (ihsân) dan lain-lain
sebagainya.
E. Karakteristik ajaran islam
Islam adalah Dien yang diturunkan ALLAH untuk kehidupan manusia yang ciri-cirinya
adalah rabbaniyah, sempurna, integral dan universal.
a) islam adalah ajarna rabbaniyah
Islam sebagai ajaran yang Rabbaniyah adalah bahwa ajaran Islam
bersumber daari Alah, bukan hasil pemikiran manusia. Ajaran Islam
diturunkan dalam bentuk Al Qur’an yang merupakan wahyu AlIah kepada
Muhammad secara lafadz dan ma’na, maupun As – Sunnah yang
merupakan wahyu Allah secara ma’nawie. Allah berfirman :

“Turunnya Al Qur’an tidak ada keraguan padanya adalah daari Rabb


(Tuhan) semesta alam”. (QS. As-Sajadah (32), 2).
“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah
yang diucapkan itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(QS. An-Najm (53), 2-4).

Islam adalah Dien dari Allah Yang Maha Mengetahui, maka Dien Islamlah
yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan ummat manusia,
mengungguli setiap konsep lain yang merupakan produk pemikiran
rnanusia. Dien Islam mengarahkan manusia, sedangkan konsep-konsep
lain arahnya ditentukan manusia. Allah berfirman :

11 | P a g e
“Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dari agama
yang haq agar dimenangkan Allah terhadap semua agama. Dan cukuplah
Allah sebagai saksi. (QS. Al Fath (48), 28).

b) islam adalah ajaran yang sempurna


Kesempurnaan Islam tidak terlepas dari Allah SWT. Allah yang
menciptakan seluruh alam dalam keadaan sempurna, maka secara otomatis
agama yang Allah berikan kepada manusia juga rnerupakan agama yang
sempurna. Tidak satu pun ajaran Islam yang kontradiktif, semuanya
merupakan satu kesatuan yang padu, yang pada intinya terfokus pada
ajaran tauhid. Allah berfirman :
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam Jadi agama
bagimu”. (QS. Al Maidah (5), 3).

c) islam adalah ajaran yang universal


Islam dengan sifat keasliannya yang universal, diturunkan untuk seluruh
umat manusia. Islam merupakan “konsumsi pokok” bagi seluruh alam.
Allah berfirman :
“Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada sekalian
manusia, untuk memberi kabar gembira dengan surga dan memberi kabar
takut dengan neraka” (QS. Saba’(34) 28).
“Katakanlah! Wahai manusta sesungguhnya aku adalah Rasul Allah
kepada kamu semua”. (QS. Al A’raf (7),158).
“Dan Kami tidak utus engkau melainkan menjadi rahmat bagi seluruh
alam”. (QS. Al Anbiya’ (21), 107).
Sifat universal Islam bukan hanya terbatas untuk waktu tertentu atau
generasi tertentu, tapi berlaku untuk sepanjang masa dan di semua tempat,
karena itu Islam tidak akan hilang dari permukaan bumi, tidak pernah
berubah ataupun diganti

d) islam adalah ajaran yang bersifat intregal


Sifat integral (lengkap) adalah merupakan sifat keaslian Islam. Integralitas
Islam terletak pada ajarannya, yaitu ajaran yang mencakup seluruh aspek
kehidupan. Tak satu aspekpun yang terlepas dari ajaran Islam. Islam

12 | P a g e
rnengatur hal-hal yang berkenaan dengan aspek jasmani maupun aspek
rohani. Islam memberi aturan bagaimana seharusnya berhubungan dengan
Allah, bagaimana berhubungan dengan sesama manusia, dan hubungan
dengan alam lingkungannya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:

Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung
arti selamat, sentosa dan damai. Manusia di haruskan untuk mematuhi semua perintah Allah
SWT dan menjahui semua laranganNYA agar hidup kita dalam perlindunganNYA selamat dan
damai dunia maupun akherat.

13 | P a g e
Alquran berfungsi sebagai hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar
berjalan lurus untuk menjadikan manusia selalu berbuat dalam jalan Allah.
Ajaran islam itu merupakan ajaran yang bersifat sempurna, bersifat universal, bersifat integral,
dan merupakan ajaran rabbaniyah

Daftar pustaka

Drs. Nasruddin Razak, Dienul Islam, Al-Ma’arif Bandung, 1989, hlm. 56-57.
Sodikin, H.Abuy, Badruzzaman S.Ag, Metodologi Studi Islam, Bandung: Tunas Nusantara, 2000
Sumber internet :
www.google.com/ajaranislam diakses pada tanggal jumat 18 oktober 2013 jam 11.00 wib

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai