Anda di halaman 1dari 9

Manajemen IKM, Februari 2013 (27-35) Vol. 8 No.

1
ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah


Dalam Pembiayaan Usaha Mikro di Kecamatan Tanjungsari, Sumedang

Cooperative Development Strategy of the Islamic Financial Services for Micro Financing
in District Tanjungsari, Sumedang
1 2 3
Pristiyanto* , Mochamad Hasjim Bintoro dan Soewarno Tjokro Soekarto
1
Kementerian Koperasi dan UKM RI
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 2-4 Kuningan, Jakarta Selatan 12920
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
3
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

ABSTRAK

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sebagai lembaga keuangan mikro syariah memiliki peran
strategik dalam perluasan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. KJKS berperan sebagai agent of
asset distribution untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, melalui kegiatan baitul maal yang berfungi
sebagai lembaga sosial dan baitul tamwil sebagai lembaga bisnis dengan pola syariah. Tujuan penelitian
adalah (1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang dimiliki KJKS; (2) Mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang dapat menunjukkan posisi Koperasi dan peluangnya; (3) Menyusun rumusan dan alternatif
strategi yang tepat untuk pengembangan KJKS. Metode pengumpulan data primer dan sekunder melalui
studi pustaka, observasi lapangan, kuesioner, kertas kerja dan wawancara dengan pendekatan keahlian
(pengurus/pengelola dan pakar). Teknik dan pengolahan data menggunakan analisis deskriptif, baik
normatif (sesuai aturan syariah dan perundang-undangan), kualitatif (menggambarkan profil, produk dan
proses kegiatan usaha KJKS, menggambarkan matriks Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor
Evaluation (EFE), Internal-External (IE), Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT),
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), serta kuantitatif (melakukan tabulasi perhitungan atas
penilaian kesehatan dan pembobotan atas IFE, EFE, dan IE). Setelah dilaksanakan pembobotan dan
skoring melalui matriks IFE (3,14) dan EFE (2,92) serta pengelompokan strategi dengan menggunakan
matriks I-E, diperoleh hasil bahwa KJKS BMT Mardlotillah berada pada posisi Pengembangan dan
Pembangunan. Strategi tersebut disusun untuk mencapai kondisi pertumbuhan permodalan, aset dan
penyaluran pembiayaan bagi usaha mikro anggota koperasi. Strategi Pengembangan KJKS BMT
Mardlotillah yang dihasilkan dari matriks SWOT dan QSP diperoleh lima prioritas strategi yang
disarankan, yaitu (1) Peningkatan mutu layanan dan pengelolaan usaha sesuai syariah; (2) Meningkatkan
pencitraan koperasi melalui peningkatan pengawasan internal dan akuntabilitas laporan keuangan; (3)
Meningkatkan mutu SDM yang handal dan tangguh; (4) Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan
lembaga keuangan/donor; dan (5) Optimasi pelayanan dan pembinaan/pendampingan usaha anggota
untuk memotivasi loyalitas dan minat menabung anggota.

Kata kunci: KJKS BMT, pembiayaan usaha mikro, strategi pengembangan

ABSTRACT

KJKS as Islamic microfinance institution have a strategic role in the expansion of employment and
reduce poverty. KJKS have a role as agent of asset distribution for the economic empowerment of the
community, through Baitul Maal activities which is serve as a social institution and Baitul Tamwil which is
serve as business institutions with Islamic patterns. The aimed of the study were (1) Identify the KJKS
aspects, (2) Identify internal and and external factors that may indicate the position of cooperatives and
opportunities, (3) Arrange appropriate formulation and alternative strategic for development of KJKS.
Data were collected with primary and secondary data collection through library, field observation,
questionnaires, worksheets and interview skills approach (administrators/managers and experts).
Techniques and data processing using descriptive analysis both normative (according to the rules of
sharia and legislation in force), qualitative (describing the profile, products and processes as well as
business activities KJKS describe IFE matrix, EFE, IE, SWOT and QSPM), and quantitative (do the
calculation above tabulation health assessment and weighting of the IFE, EFE, and IE). Data processing
is done using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS ver. 15.0 for Windows. Data showed from scoring
_______________
*) Korespondensi:
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 2-4 Kuningan, Jakarta Selatan, 12920; email: pristiyanto@gmail.com
28 Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan

through IFE matrix (3.14) and EFE (2.92) and grouping strategies using IE matrix that KJKS Mardlotillah
BMT are at the Development and Expansion. The strategy is designed to achieve capital growth
conditions, asset and financing for micro distribution cooperative members. Development Strategy KJKS
BMT Mardlotillah generated SWOT matrix and QSP obtained suggested five strategic priorities are: (1)
Improved quality of service and sharia business management, (2) Increasing cooperatives imaging
through improved internal oversight and accountability of financial statements and (3) Increase the quality
of human resources that are reliable and robust, (4) Establish a good relationship/partnership with the
financial institutions, and 5) Optimization services and coaching/mentoring business member loyalty to
motivate and saving members interests.

Key words: KJKS BMT, Micro Financing, development strategy

PENDAHULUAN permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia,


ketika krisis karena lebih mementingkan keun-
Indonesia merupakan negara berpenduduk tungan semata (materialistik). Kesadaran tersebut
muslim terbesar di dunia dan memiliki potensi melahirkan gerakan ekonomi syariah dengan
kekayaan alam yang cukup besar untuk kesejah- berkembangnya lembaga ekonomi syariah seperti
teraan rakyatnya. Namun masih terdapat 29,13 Baitul Maal wat Tamwil (BMT), Perbankan
juta jiwa atau 11,96% penduduk yang miskin dan Syariah, dan Asuransi Syariah. Merespon perkem-
pengangguran terbuka mencapai 6,32% angkatan bangan dan aspirasi masyarakat, khususnya para
kerja nasional (BPS, 2012a dan 2012b). Tentu- pelaku BMT, Kementerian Koperasi dan UKM
nya kondisi tersebut harus menjadi perhatian mengeluarkan Keputusan Menteri Negara Kope-
dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat Indone- rasi dan UKM No. 91 Tahun 2004 yang mengatur
sia. tentang Kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah
Pelaku usaha mikro pada krisis ekonomi oleh Koperasi. Melalui peraturan tersebut kebera-
yang terjadi di Indonesia tahun 1998, ternyata daan BMT yang semula merupakan lembaga
dapat bertahan dan tetap eksis dalam keuangan non formal dapat berubah menjadi
perekonomian nasional. Hal tersebut disebabkan lembaga formal berbadan hukum koperasi dengan
usaha mikro bukan usaha yang padat modal, nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
tetapi padat karya dan lebih banyak meng- Posisi koperasi dalam bisnis juga mengungkap
gunakan sumber daya lokal. Pada tahun 2011, koperasi sebagai badan usaha yang berkembang
jumlah usaha mikro mencapai ± 54,55 juta, atau di tengah persaingan dunia usaha (Suyono et al,
98,85% pelaku usaha nasional dan mampu 1995; Sinaga et al, 2006).
menyerap tenaga kerja 94,95 juta pekerja, atau KJKS memiliki peran strategik dalam perluas-
90,77% total tenaga kerja serta menyumbangkan an lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
PDB atas harga berlaku sebesar Rp 2,571 triliun, Optimasi zakat, infaq, sodaqoh dan wakaf (ziswaf)
atau 34,73% (BPS, 2012c). Berdasarkan gam- melalui usaha produktif yang berkesinambungan
baran tersebut, jelas keberadaan usaha mikro oleh baitul maal KJKS akan bermuara pada
sangat strategik dalam perekonomian nasional pengurangan penduduk miskin. Disinilah KJKS
dan pengembangan usaha sangat penting untuk dapat berperan sebagai agent of asset distribution
mengatasi persoalan bangsa dalam pengentasan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
kemiskinan dan perluasan lapangan kerja. KJKS melalui kegiatan baitul maal berfungi se-
Pengembangan usaha mikro sangatlah bagai lembaga sosial dan melalui kegiatan baitul
penting mengingat jumlahnya mencapai 98,85% tamwil berfungsi sebagai lembaga bisnis yang
pelaku usaha di Indonesia, termasuk didalamnya profit oriented dengan pola syariah.
para pelaku usaha mikro dari kalangan penduduk KJKS sebagai lembaga Koperasi merupakan
miskin. Pengembangan usaha mikro ternyata wadah usaha bersama yang memiliki beberapa
masih banyak mengalami kendala, antara lain fungsi yaitu sebagai alat perjuangan ekonomi, alat
terbatasnya volume usaha dan minimnya laba pendidikan, efisiensi usaha dan kemandirian
usaha. Laba usaha yang diperoleh hanya cukup anggota. Keterbatasan usaha mikro dalam pe-
untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan belum mupukan modal usaha dan investasi, diupayakan
dapat untuk meningkatkan modal usaha. melalui penghimpunan dana bersama atau sim-
Keterbatasan modal merupakan salah satu panan di Koperasi dan dikelola sebagai pinjaman
kendala dalam pengembangan usaha mikro. dana bergulir bagi usaha mikro anggota Koperasi.
Usaha mikro lebih mengandalkan modal sendiri, Simpanan yang terkumpul tersebut ternyata
akibat minimnya akses pembiayaan dari lembaga belum dapat memenuhi permintaan pembiayaan
keuangan/perbankan, yang disebabkan ketidak- dari seluruh anggota, sehingga dibutuhkan
mampuan memberikan jaminan tambahan. strategi pengembangan pembiayaan bagi usaha
Pasca krisis yang terjadi pada tahun 1998 mikro anggota koperasi, baik yang bersumber dari
telah membawa kesadaran bahwa lembaga modal sendiri, maupun dari modal luar.
keuangan konvensional yang menganut sistem Pada penelitian ini, dilakukan studi kasus
ekonomi kapitalis dirasakan tidak dapat menjawab pada KJKS BMT Mardlotillah sebagai salah satu

PRISTIYANTO ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan 29

Koperasi yang berhasil mengembangkan per- HASIL DAN PEMBAHASAN


modalan dan pembiayaan kepada anggotanya.
Selama tahun 2008-2010 KJKS BMT Mardlotillah Aspek Kemampuan Pengembangan Usaha
mengalami pertumbuhan yang pesat. Aset yang
Aspek sebagai Lembaga Perkoperasian dan
dimiliki selama tiga tahun meningkat Rp2,63
Promosi Ekonomi Anggota
milyar atau 60,1%. Dari sisi modal sendiri selama
Koperasi menempatkan anggota sebagai
3 tahun menunjukkan peningkatan modal sendiri
unsur penting dalam organisasi. Semakin besar
Rp2,43 milyar, atau 35,3%. Pembiayaan yang
anggota koperasi semakin menunjukkan bahwa
diberikan juga mengalami peningkatan penyaluran
koperasi tersebut direspon dengan baik oleh
dana pembiayaan Rp1,48 milyar atau 38% dan
pelanggan yang menjadi anggota (Sijabat, 2012).
penerima manfaat sebanyak 1.112 orang anggota
Anggota Koperasi merupakan sentral pengem-
atau 79,8% (KJKS BMT Mardlotillah, 2010 dan
bangan yang berposisi penting dalam proses
2011).
peningkatan kesejahteraan. Koperasi akan sangat
Tujuan kajian ini (1) Mengidentifikasi aspek-
menarik bila Koperasi dapat memberikan manfaat
aspek yang dimiliki KJKS dalam meningkatkan
ekonomi (economi benefit) bagi anggotanya
kemampuan pengembangan usahanya; (2) Meng-
(Ropke, 2003). Melalui Koperasi, potensi yang
identifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan
ada pada anggota dikembangkan, sehingga
kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman)
potensi tersebut menjadi kekuatan yang dapat
yang dapat menunjukkan posisi Koperasi dan
meningkatkan taraf hidup anggota sendiri melalui
peluangnya dalam pengembangan usaha; (3)
proses “nilai tambah” (Kementerian KUKM, 2012).
Menyusun rumusan dan alternatif strategi yang
Nilai total volume usaha koperasi pada tahun
tepat untuk pengembangan KJKS dalam pem-
2011 Rp95.06 triliun atau rata-rata per provinsi
biayaan usaha mikro.
Rp2.88 triliun (Situmorang, 2012).
KJKS sebagai badan usaha memiliki ke-
METODOLOGI unikan tersendiri, di mana anggota memiliki status
ganda, yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai
Penelitian dilaksanakan melalui studi kasus pelanggan. Pendirian KJKS bertujuan mempromo-
pada KJKS BMT Mardlotillah yang berlokasi di Jl. sikan ekonomi anggota (memperbaiki dan
Pasar Utara No. 15 D Pasar Tanjungsari Keca- meningkatkan taraf ekonomi anggota). Penyatuan
matan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa ekonomi individu ke dalam kegiatan kolektif yang
Barat. Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober- diwadahi oleh KJKS, dilakukan sebagai upaya
November 2012. Pengambilan contoh mengguna- menciptakan efek sinergi untuk mencapai skala
kan teknik non-probability sampling, yaitu teknik kegiatan ekonomis (economies of scale) dan
sampling yang tidak menggunakan prosedur penguatan posisi tawar (bargaining position).
pemilihan peluang melainkan mengandalkan Manfaat ekonomi yang diberikan oleh KJKS kepa-
judgment pribadi peneliti. Perhitungan contoh da anggota adalah rendahnya biaya pelayanan,
untuk kepuasan anggota melalui rumus Slovin keringanan persyaratan administrasi dan
(Umar, 2007), dari populasi 1.176 orang dan kecepatan pelayanan (Kementerian KUKM, 2012).
derajat kesalahan 16%, diperoleh 38 orang. Untuk Dalam aspek perkoperasian dan promosi
mengantisipasi kuesioner yang tidak kembali, atau ekonomi anggota, capaian yang diperoleh adalah:
tidak memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut a. Rasio partisipasi bruto 100% (sepenuhnya
ditambah empat, sehingga menjadi 42 responden. melayani kebutuhan pembiayaan anggota).
Untuk memperoleh gambaran faktor b. Rasio promosi ekonomi anggota 56,32%
internal mengenai kekuatan dan kelemahan, serta berada pada predikat tinggi, telah mampu
faktor eksternal mengenai peluang dan ancaman memberikan manfaat bagi anggota.
KJKS BMT Mardlotillah dalam pengembangan c. Mutu layanan KJKS BMT Mardlotillah mem-
koperasi di pilih 6 responden (Glueck dan pengaruhi 55,23% kepuasan anggota, dengan
Lawrence dalam David, 2006) yaitu: Ketua, faktor dominan melalui daya tanggap dan
Manajer Operasional dan Keuangan, Pimpinan empati pada anggota.
Cabang Tanjungsari, Ketua Badan Pengawas, d. Kepuasan anggota terhadap mutu layanan
dan Ketua Dewan Pengawas Syariah KJKS BMT juga menunjukkan tingkat kepuasan nyata
Mardlotillah. Untuk memperoleh beberapa alterna- karena 74% puas terhadap mutu pelayanan
tif strategi pada Matriks QSP, dipilih satu respon- KJKS BMT Mardlotillah.
den, yaitu pakar perkoperasian dari Kementerian e. Kepuasan anggota membuat keinginan untuk
Koperasi dan UKM. menyampaikan pengalaman baiknya atas
Pengolahan data menggunakan analisis pelayanan (74%), keinginan untuk tetap meng-
deskriptif, baik normatif, kualitatif dan kuantitatif. gunakan jasa Koperasi (72%) dan kemauan
Analisis data yang digunakan adalah analisis mengajak/mempengaruhi orang lain untuk
kinerja kesehatan, analisis pelaksanaan nilai dan menggunakan jasa KJKS BMT Mardlotillah
prinsip koperasi, analisis pelaksanaan prinsip (89%). Selaras dengan hasil penelitian Mahri
syariah, analisis kepuasan anggota, serta analisis (2006), bahwa semakin tinggi mutu pelayanan
matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSP.

Vol. 8 No. 1 Februari 2013


30 Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan

Koperasi, maka semakin tinggi peningkatan sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan
partisipasi anggota terhadap Koperasi. dengan konsep syariah (bagi hasil).
Kegiatan yang dijalankan KJKS sangat
Aspek sebagai Lembaga Keuangan strategik, karena tidak saja bergerak dalam usaha
KJKS dalam pengelolaannya jika diban- simpan pinjam anggota/calon anggota di sektor
dingkan dengan lembaga keuangan konvensional keuangan, tetapi juga berperan langsung pada
memiliki perbedaan secara prinsip dan nilai-nilai sektor riil melalui pembiayaan, piutang, sewa
yang mendasari penciptaan produk dan jenis (ijrah), pinjaman kebajikan (qardh) dan produk lain
transaksi yang dilakukan (Kementerian KUKM, sesuai syariah. Kegiatan baitul tamwil KJKS
2012). Kegiatan tamwil yang dilaksanakan oleh memiliki peran penting dalam menyebarkan
KJKS memiliki kesamaan dengan bank syariah, ajaran Islam pada lembaga keuangan. Dalam
namun pangsa pasar KJKS lebih banyak melayani kegiatan bisnis tamwil tidak diperbolehkan
usaha mikro. KJKS memiliki perbedaan dengan memisahkan antara masalah-masalah duniawi
bank syariah, dikarenakan adanya kegiatan maal dan agama, yang berimplikasi bahwa hukum
yang bersinergi dengan kegiatan tamwil, sebagai Islam sebagai dasar untuk semua aspek
upaya membangun karakter dan memberdayakan kehidupan. Kegiatan baitul tamwil KJKS harus
usaha ekonomi anggota. KJKS tidak hanya beroperasi dengan landasan Al-Quran dan As-
menjalin hubungan bisnis, tetapi juga sosial- Sunnah, baik dalam aktivitas transaksi bisnis dan
ekonomi dan kerohanian melalui pendidikan, perilaku bisnis harus sejalan dengan ajaran Islam
pendampingan teknis manajemen dan kegiatan (Kementerian KUKM, 2012).
keagamaan anggota (Kementerian KUKM, 2012). Dalam ajaran Islam, tidak diperbolehkan
Sebagai lembaga yang melakukan kegiatan memperjualbelikan atau memperdagangkan uang,
usaha di bidang jasa keuangan, KJKS harus sebagaimana dipraktekkan lembaga keuangan
dikelola secara profesional sesuai dengan prinsip konvensional yang melaksanakan "perdagangan"
kehati-hatian dan kesehatan lembaga keuangan, dalam bentuk uang (membeli uang dari deposan
sehingga dapat memberikan kepercayaan dan dan menjual uang dalam bentuk pinjaman). KJKS
manfaat sebesar-besarnya bagi anggota dan harus melaksanakan "perdagangan" dalam aset
masyarakat di sekitarnya. Penilaian kesehatan nyata, atau jasa. Sebagaimana ajaran Islam,
KJKS sangat penting untuk diperhatikan, terutama KJKS harus mendorong dan mengembangkan
di bidang keuangan. Dalam aspek kesehatan penerapan prinsip-prinsip dan hukum Islam untuk
kinerja, terutama di bidang keuangan diperoleh transaksi keuangan dan bisnis, (Kementerian
hasil berikut: KUKM, 2012). Terdapat perbedaan utang uang
a. Penilaian kinerja kesehatan KJKS BMT dengan utang pembiayaan pengadaan barang.
Mardlotillah 81,76 dengan predikat Sehat. Utang karena pinjam meminjam uang tidak boleh
b. Rasio Kecukupan Modal/CAR 11,40% berada ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti
pada predikat Sehat. dan jelas, seperti biaya meterai, biaya notaris dan
c. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan studi kelayakan. Utang karena pembiayaan
bermasalah terhadap jumlah piutang dan pengadaan barang, harus jelas harga jualnya,
pembiayaan 4,55% berada pada predikat yang terdiri atas harga pokok ditambah keun-
lancar. tungan yang disepakati dan tidak boleh berubah
d. Rasio pembiayaan berisiko terhadap jumlah naik karena akan masuk dalam kategori riba
piutang dan pembiayaan 2,86% berada pada (Antonio, 2001).
predikat berisiko rendah. KJKS tidak diijinkan melaksanakan kontrak
e. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap berdasarkan peristiwa yang tidak pasti. Hubung-
partisipasi bruto (pendapatan dari partisipasi an kontrak di KJKS, atau lembaga keuangan
anggota) 64,68% berada pada predikat efisien. syariah lainnya tergantung pada sifat dari
transaksi, bisa menjadi pembagian keuntungan
Aspek sebagai Lembaga Keuangan Syariah (mudharabah), penyimpanan (wadiah), perus-
Pelaksanaan Prinsip Syariah) ahaan patungan/kemitraan (musyarakah), jual-beli
KJKS adalah Koperasi yang mengkhu- (murabahah), dan sewa guna usaha (ijar).
suskan diri pada usaha jasa keuangan syariah Hubungan tersebut dalam lembaga keuangan
melalui kegiatan maal dan tamwil. KJKS konvensional hanya dikenal istilah kreditur-
melaksanakan kegiatan maal, yaitu menghimpun debitur. Prinsip lain yang diterapkan sesuai ajaran
dana ziswaf untuk disalurkan dan didayagunakan Islam adalah kemitraan dan pembagian risiko.
bagi para mustahiq/mauquf alaih. Kegiatan sosial KJKS menawarkan pemilik dana (anggota
(baitul maal) yang dilakukan oleh KJKS merupa- sebagai investor/deposan) partisipasi dalam
kan upaya proteksi, atau jaminan sosial untuk pembagian risiko bukan bunga tetap seperti pada
menjaga proses pembangunan masyarakat miskin deposito (konvensional). Risiko mencerminkan
anggota/calon anggota KJKS melalui usaha aset nyata dan produktif dengan tingkat peubah
produktif menjadi pelaku usaha mikro. Jika KJKS pengembalian terkait dengan kinerja aset.
sebagai baitul maal berfungsi sebagai lembaga Keuangan Islam menggunakan konsep partisi-
sosial, maka KJKS sebagai baitul tamwil berfungsi pasi, memanfaatkan dana berisiko berdasarkan
pembagian laba-rugi, sehingga mendorong mana-

PRISTIYANTO ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan 31

jemen sumber daya lebih baik. KJKS sebagai sempurnanya sistim teknologi informasi dan
lembaga keuangan berbasis syariah harus Standar Operasional Manajemen/Standar
berkontribusi pada dimensi penciptaan etika, Operasional Prosedur (SOM/SOP)
sosial dan moral yang meningkatkan kesetaraan b. Minimnya minat anggota untuk menabung
dan keadilan bagi anggota dan calon anggota Anggota lebih banyak melakukan pinjaman
Koperasi. KJKS memiliki tanggungjawab sosial pembiayaan dibandingkan menabung. Se-
terhadap kemiskinan dalam masyarakat Islam, bagaian besar modal koperasai berasal dari
dan harus berkontribusi dalam upaya pengentas- lembaga keuangan dan lembaga donor.
an kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat c. Besarnya pembiayaan bermasalah.
(Kementerian KUKM, 2012). Walaupun masih dibawah normal atau stan-
Dalam aspek pelaksanaan, prinsip syariah dar kepatutan lembaga keuangan, namun
yang dicapai adalah: besarnya pembiayaan bermasalah masih
a. Skor Kepatuhan Prinsip Syariah dari KJKS cukup besar nilainya di bandingkan modal
BMT Mardlotillah 8% (dari standar 10%), sendiri koperasi.
berada pada predikat patuh.
b. 90% anggota setuju bahwa pengelolaan Peluang
usaha KJKS sudah sesuai prinsip syariah. Perhitungan matriks IFE menunjukan hasil
c. KJKS telah menjalankan kegiatan maal bahwa KJKS BMT Mardlotillah memiliki tiga
(sosial) melalui penyaluran dana ZIS. peluang utama dalam pengembangan usaha,
yaitu:
Dengan aspek-aspek yang dimiliki tersebut, KJKS a. Keinginan masyarakat untuk menjalankan
BMT Mardlotillah telah mampu mengembangkan Syariat Islam
usahanya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan Mayoritas penduduk Kecamatan Tanjungsari
terjadi perkembangan selama periode 2008-2011, adalah muslim dan memiliki kesadaran
yaitu (1) permodalan: modal sendiri (49%), modal keagamaan untuk menjalankan perintah
luar (393%) dan asset (144,85%); (2) keanggota- agama dalam bermuamalah.
an (110,2%); dan (3) pembiayaan: total pembiaya- b. Kepercayaan pihak luar sebagai mitra/lem-
an (166%), volume pembiayaan (132%) dan baga donor
debitur (48%). Keberhasilan KJKS BMT Mardlotillah dalam
menjalin jaringan kemitraan dan menjaga
Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, kepercayaan lembaga keuangan/donor dalam
dan Ancaman pengelolaan pembiayaan kepada anggota dan
memenuhi kewajibannya membuat semakin
Kekuatan
besar kepercayaan pihak luar sebagai mitra/
Berdasarkan perhitungan dari matriks IFE,
lembaga donor dalam memperkuat permodal-
dapat diketahui bahwa KJKS BMT Mardlotilla
an Koperasi.
memiliki tiga kekuatan utama dalam pengembang-
c. Besarnya pelaku usaha mikro yang berminat
an usaha, yaitu:
terhadap layanan Koperasi.
a. SDM Pengelola/Karyawan Potensial
Keterbatasan dalam mengakses pembiayaan
KJKS BMT Mardlotillah memiliki SDM Pe-
dari lembaga keuangan perbankan dan
ngelola/Karyawan dengan tingkat Pendidikan
berdasarkan referensi dari kepuasan anggota
Tinggi (D3-S2) dan memiliki komitman dalam
Koperasi membuat para pelaku usaha mikro
pemberdayaan anggota dan calon anggota
menaruh harapan untuk memperoleh
dari masyarakat sekitar.
pelayanan dari KJKS BMT Mardlotillah.
b. Pelayanan Ramah dan Tanggap
KJKS BMT Mardlotillah memberikan pe-
Ancaman
layanan yang memberikan kepuasan anggota
Berdasarkan perhitungan dari matriks EFE,
terutama daya tanggap dan empati pada ang-
dapat diketahui bahwa KJKS BMT Mardlotilla
gota.
memiliki tiga ancaman utama dalam pengem-
c. Lokasi Usaha Strategik
bangan usaha, yaitu:
KJKS BMT Mardlotillah berlokasi di pasar
a. Persaingan dengan lembaga keuangan lain
Tanjungsari sebagai lokasi starategik tempat
Terdapatnya lembaga keuangan yang mem-
transaksi anggota dari kalangan petani,
berikan layanan pembiayaan atau kredit mikro
peternak, pengrajin dan pedagang di Ke-
dari koperasi lain atau BPR/BPRS di wilayah
camatan Tanjungsari.
Kecamatan Tanjungsari yang membuat pem-
banding bagi anggota dalam memperoleh
Kelemahan
layanan terbaik.
Hasil perhitungan dari matriks IFE, dapat di-
b. Berkembangnya layanan produk perbankan
ketahui bahwa KJKS BMT memiliki tiga kelema-
berbasis teknologi informasi (TI).
han utama dalam pengembangan usaha, yaitu:.
Dengan memanfaatkan TI perbankan semakin
a. Pengawasan manajemen dan prinsip syariah.
mempermudah layanan produknya, sehingga
Keterbatasan pengawasan manajemen dan
transaksi lebih mudah dan cepat.
prinsip syariah disebabkan masih belum

Vol. 8 No. 1 Februari 2013


32 Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan

c. Pesatnya perkembangan kredit mikro dari 2,5 menunjukkan posisi eksternal cukup kuat,
perbankan/lembaga keuangan yaitu perusahaan memiliki kemampuan di atas
Besarnya pangsa pasar dan rendahnya nilai rataan dalam memanfaatkan peluang dan meng-
kredit macet kredit mikro membuat perbankan antisipasi ancaman eksternal (Rangkuti, 2005).
banyak membuka layanan kredit mikro bagi
para pelaku usaha mikro. Matriks IE
Analisis Matriks IE digunakan untuk
Posisi Usaha Berdasarkan Matriks IE memadukan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki dengan peluang dan ancaman yang
Matriks IFE
dihadapi KJKS BMT Mardlotillah. Tujuan utama
Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi
dari matriks IE untuk mencocokkan posisi total
faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, key
skor nilai faktor-faktor strategik internal dan
succes factors (KSF) dari lingkungan internal yang
eksternal ke dalam gambar Matriks IE.
diperoleh dirangkum dalam sebuah tabel IFE.
Matriks IE berguna untuk menentukan posisi
Weight (bobot) dan rating (peringkat) atas faktor-
strategik saat ini, sehingga mempermudah KJKS
faktor strategik internal. Hasil dari kuesioner
BMT Mardlotillah dalam menentukan dan
pembobotan dan pemberian rating terhadap faktor
mengembangkan strategi yang sesuai untuk
internal (kekuatan dan kelemahan) tersebut
diterapkan (Rangkuti, 2005). Berdasarkan analisis
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai
faktor internal dan eksternal mela-lui matriks IFE
rataannya (Rangkuti, 2005).
dan EFE, maka dapat diketahui bahwa total skor
Dari hasil analisis perhitungan didapatkan
atas faktor-faktor srategik internal 3,14 dan total
total skoring nilai faktor-faktor strategik internal
skor atas faktor-faktor strategik eksternal 2,92.
KJKS BMT Mardlotillah 3,14 (Tabel 1). Nilai
Dari total skor faktor-faktor strategik internal dan
tersebut berada di atas nilai rataan 2,5 yang me-
eksternal tersebut, menempatkan posisi KJKS
nunjukkan posisi internal KJKS BMT Mardlotillah
BMT Mardlotillah pada posisi sel IV dengan posisi
memiliki posisi kuat, yaitu memiliki kemampuan di
Strategi Pengembangan dan Pembangunan
atas rataan dalam memanfaatkan kekuatan dan
(David, 2006).
mengantisipasi kelemahan internal (Rangkuti,
2005).

Matriks EFE
Matriks EFE disusun berdasarkan identifi-
kasi faktor peluang dan tantangan yang dimiliki,
KSF dari lingkungan eksternal yang diperoleh
dirangkum dalam sebuah tabel EFE. Weight
(bobot) dan rating (peringkat) atas faktor-faktor
strategik eksternal. Hasil dari kuesioner pem-
bobotan dan pemberian rating terhadap faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) tersebut
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai
rataannya (Rangkuti, 2005).
Dari total skor nilai faktor-faktor strategik
eksternal KJKS BMT Mardlotilla memiliki nilai 2,92
(Tabel 2). Nilai tersebut berada di atas nilai rataan Gambar 1. Hasil Analisis Matriks IE

Tabel 1. Hasil skor matriks IFE


Strengths Skor Weaknesses Skor
SDM pengelola/karyawan potensial 0,3106 Terbatasnya pengawasan manajemen 0,2101
dan prinsip syariah
Pelayanan ramah dan tanggap 0,2932 Minimnya minat anggota untuk menabung 0,1971
Lokasi usaha strategik 0,2692 Besarnya pembiayaan bermasalah 0,1916
Pelaksanaan/penerapan prinsip/pola syariah 0,2580 Penerapan operasional manajemen dan 0,1868
oleh KJKS prosedur longgar
Pembinaan dan pendidikan/pelatihan 0,2548 Terbatasnya kemampuan menyediakan 0,1855
pengelola KJKS pembiayaan bagi anggota
Pelaksanaan pembinaan dan pendampingan 0,2197 Keterbatasan penggunaan teknologi 0,1855
usaha anggota informasi/networking
Ringannya prosedur dan biaya perolehan 0,2015 Besarnya modal luar yang mengandung 0,1807
pembiayaan risiko
Jumlah 1,8073 Jumlah 1,3376
Total 3,1450

PRISTIYANTO ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan 33

Tabel 2. Hasil skor matriks EFE


Opportunities Skor Threats Skor
Keinginan masyarakat untuk menjalankan 0,3125 Persaingan dengan lembaga keuangan 0,1794
syariat Islam lain
Adanya kepercayaan pihak luar sebagai 0,3036 Berkembangnya layanan produk per- 0,1770
mitra/lembaga donor bankan berbasis TI
Besarnya pelaku usaha mikro yang berminat 0,2983 Pesatnya perkembangan kredit mikro dari 0,1746
terhadap layanan koperasi perbankan/lembaga keuangan
Perhatian positif pemerintah terhadap 0,2537 Lemahnya pemahaman masyarakat 0,1567
pengembangan KJKS terhadap Koperasi dan penerapan syariah
Kebutuhan pembiayaan yang mudah, murah 0,2479 Lemahnya pengawasan pelaksanaan 0,1364
dan cepat prinsip syariah dari pemerintah/MUI
Pendirian dan perkembangan jaringan KJKS 0,2182 Lemahnya regulasi pemerintah terhadap 0,1259
melalui perhimpunan/asosiasi KJKS
Semakin mudah akses sistem manajemen 0,2167 Besarnya biaya perolehan pendanaan 0,1225
informasi dan teknologi bagi KJKS dari lembaga perbanakan
Jumlah 1,85119 Jumlah 1,0728
Total 2,9240

KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESSES)


FAKTOR INTERNAL
1. Lokasi usaha strategik 1. Keterbatasan penggunaan teknologi
2. SDM pengelola/karyawan yang informasi/networking system
potensial 2. Besarnya pembiayaan bermasalah
3. Pelaksanaan/penerapan prinsip 3. Penerapan operasional manajemen dan
pola syariah oleh KJKS prosedur yang longgar
4. Pembinaan dan pendidikan 4. Minimnya minat anggota untuk menabung
pelatihan KJKS 5. Besarnya modal luar yang mengandung
5. Ringannya prosedur dan biaya risiko
perolehan pembiayaan 6. Terbatasnya pengawasan manajemen
6. Pelayanan ramah dan tanggap dan prinsip syariah
7. Pelaksanaan pembinaan dan 7. Terbatasnya kemampuan menyediaan
FAKTOR EKSTERNAL
pendampingan usaha anggota pembiayaan bagi anggota
PELUANG (OPPORTUNITIES) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Kebutuhan pembiayaan yang 1. Peningkatan kualitas layanan prima 1. Optimasi Peran KJKS dalam jaringan
mudah, murah dan cepat dan pengelolaan usaha sesuai KJKS/APEX BMT pada asosiasi perhim-
2. Adanya kepercayaan pihak luar prinsip syariah (S1,S2,S3, punan dalam rangka meningkatkan
sebagai mitra/lembaga donor S4,S5,S6; O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7) kapasitas permodalan, Standar Mana-
3. Besarnya pelaku usaha mikro yang 2. Menjalin hubungan baik dengan jemen/ Prosedur dan Penerapan Prinsip
berminat terhadap layanan koperasi pemerintah dalam pembinaan dan Syariah, serta Pemanfaatan Teknologi
4. Keinginan masyarakat untuk pengawasan KJKS (S2,S3,S4,S5, Bersama (W1,W2,W3,W5,W66,W7;
menjalankan syariat Islam S6,S7; O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7) O1,O2,O3,O4, O5,O6,O7)
5. Perhatian positif pemerintah 3. Pengembangan layanan melalui 2. Menjalin hubungankKemitraan dengan
terhadap pengembangan KJKS peningkatan jumlah SDM untuk lembaga keuangan/donor untuk mening-
6. Semakin mudah akses sistem pendampingan dan kolektor katkan akses pendanaan yang murah
manajemen informasi dan teknologi pembiayaan serta membuka kantor (W4,W5,W7; O1,O2,O3,O4,O5,O6)
bagi KJKS layanan yang dekat dengan lokasi 3. Meningkatkan pencitraan koperasi mela-
7. Pendirian dan perkembangan usaha anggota/calon anggota lui peningkatan pengawasan internal dan
jaringan KJKS melalui (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7; akuntabilitas KJKS (W1,W2,W3,W4,W5,
perhimpunan/asosiasi O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7) W6,W7; O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7)
ANCAMAN (THREATS) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Persaingan dengan lembaga 1. Optimalisasi pelayanan dan 1. Penyempurnaan dan mengefektifkan
keungan lain pembinaan usaha anggota untuk penerapan SOP/M dan pelaksanaan
2. Berkembangnya layanan produk memotivasi loyalitas dan minat prinsip syariah (W1,W2,W3,W5,W6;
perbankan berbasis TI menabung anggota (S1,S2,S3,S4, T1,T2, T3,T4,T5,T7)
3. Lemahnya regulasi pemerintah S5,S6,S7; T1,T2,T3,T4,T5,T6,T7) 2. Meningkatkan modal sendiri melalui
terhadap KJKS 2. Mengintensifkan pendidikan/ pela- simpanan anggota dan modal
4. Lemahnya pemahaman masyarakat tihan pengelola untuk meningkat- penyertaan anggota (W4,W5,W7;
terhadap Koperasi dan penerapan kan kualitas pelayanan, mana- T1,T6,T7)
syariah jemen dan penerapan prinsip 3. Meningkatkan kualitas SDM yang handal
5. Lemahnya pengawasan pelaksana- syariah (S2,S3,S4,S6,S7; dan tangguh
an prinsip syariah dari pemerintah/ T1,T2,T3,T4,T5,T6,T7) (W1,W2,W3,W4,W5,W6,W7;
MUI 3. Pembinaan/pendidikan anggota di T1,T2,T3,T4,T5,T7)
6. Besarnya biaya perolehan penda- bidang perkoperasian dan
naan dari lembaga perbankan penerapan pola syariah
7. Pesatnya perkembangan kredit mikro (S2,S3,S4,S7; T1,T2,T3,T4,T5)
dari perbankan/lembaga keuangan

Gambar 2. Matriks SWOT strategi pengembangan KJKS

Vol. 8 No. 1 Februari 2013


34 Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan

Tabel 3. Prioritas strategi yang disarankan

No. Strategi STAS


1. Peningkatan mutu layanan dan pengelolaan usaha sesuai syariah 7,109
2. Meningkatkan pencitraan Koperasi melalui peningkatan pengawasan internal dan akuntabilitas 6,148
laporan keuangan
3. Meningkatkan mutu SDM yang handal dan tangguh 6,137
4. Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan Lembaga Keuangan/ Donor 5,902
5. Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/Pendampingan Usaha Anggota Untuk Memotivasi 5,772
loyalitas dan Minat Menabung Anggota
6. Mengintensifkan Pendidikan/Pelatihan Pengelola untuk meningkatkan mutu manajemen, 5,649
penerapan syariah dan layanan
7. Bergabung dalam APEX BMT/Networking KJKS di Asosiasi/Perhimpunan untuk meningkatkan 5,460
profesionalisme dan memperbesar kapasitas usaha
8. Pembinaan/pendidikan Perkoperasian dan Penerapan Pola Syariah bagi Anggota 5,368
9. Penyempurnaan dan mengefektifkan penerapan SOP/M dan prinsip syariah 5,274
10. Pengembangan layanan dengan pendirian kantor cabang yang dekat dengan lokasi usaha 4,872
anggota/calon anggota
11. Menjalin hubungan baik dengan pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan dalam 4,697
rangka pengembangan koperasi
12. Meningkatkan modal sendiri melalui Simpanan Anggota dan Modal Penyertaan Anggota 4,632

Rumusan Alternatif Strategi 2. Ekonomi


Dalam aspek ekonomi, terbatasnya modal
Analisis Matriks SWOT dilakukan dengan
yang dimiliki membuat KJKS BMT Mardlotillah
menggunakan tabel matriks SWOT (Gambar 2)
meningkatkan modal luar dari lembaga ke-
yang menempatkan faktor-faktor stategik internal
uangan/perbankan dan lembaga donor. Ma-
di sisi vertikal dan faktor-faktor stategik eksternal
suknya modal luar menunjukkan kepercayaan
di sisi horisontal. Pada matriks tersebut dipasang-
KJKS BMT Mardlotillah. Namun masuknya
kan masing-masing faktor internal dan eksternal
modal luar membuat biaya perolehan yang
dan dikembangkan empat tipe strategi yang
cukup besar kepada anggota dibandingkan
dihasilkan (Rangkuti, 2005).
modal sendiri serta menimbulkan kewajiban
Untuk mengevaluasi 12 alternatif strategi yang
bagi hasil atas perolehan pendapatan koperasi.
dihasilkan agar dapat diimplementasikan berda-
Untuk itu prinsip kehati-hatian perlu dijalankan
sarkan skala prioritas digunakan analisis matriks
dengan tidak menghambat optimasi penyalur-
QSP. Berdasarkan analisis matriks QSP diperoleh
an pembiayaan kepada anggota dan
prioritas strategi yang disarankan berdasarkan
mempertimbangan kemampuan KJKS dalam
urutan nilai STAS (David, 2006) dari nilai tertinggi
memberikan layanan pembiayaan secara
sampai terendah berturut-turut pada Tabel 3.
cepat, tepat dan sesuai kebutuhan anggota.
Penyempunaan prosedur dan peningkatan
Implikasi Penelitian
personil SDM diperlukan, agar modal luar
Strategi Pengembangan KJKS yang dihasilkan tersebut dapat secara optimat termanfaatkan
berimplikasi terhadap berbagai aspek berikut: bagi pembiayaan anggota.
1. Teknis 3. Sosial
Implikasi penerapan strategi pengembangan Optimasi pembinaan/pendampingan usaha
KJKS dalam aspek teknis adalah KJKS BMT anggota KJKS BMT Mardlotillah yang berjalan,
Mardlotillah perlu meningkatkan pengetahuan diharapkan berdampak peningkatan pendapat-
dan keterampilan SDM pengelola/karyawan an anggota, yang pada gilirannya akan
melalui pendidikan dan pelatihan sehingga meningkatkan rasa kepemilikan dan loyalitas
dapat meningkatkan mutu SDM, meningkatkan anggota.Untuk itu diperlukan pola pembinaan
kinerja manajemen, penerapan syariah dan dan pendampingan efektif sesuai dengan
kualitas layanan. Untuk meningkatkan keper- karakteristik anggota.
cayaan anggota, lembaga keuangan/donor dan 4. Lingkungan
masyarakat diperlukan pula peningkatan pe- Dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan
ngawasan internal dan akuntabilitas KJKS dan usaha, KJKS perlu menjalin kemitraan/
melalui penyempurnaan standar operasional jaringan kerjasama produktif pada asosiasi/
manajemen/prosedur dan audit independen perhimpunan untuk meningkatkan kapasitas
oleh akuntan publik. permodalan,standar-standar manajemen/pro-

PRISTIYANTO ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan 35

sedur dan penerapan prinsip syariah serta 2011. Kementerian Negara Koperasi dan
pemanfatan tekonologi bersama. Untuk itu, UKM. Jakarta.
diperlukan kesiapan KJKS untuk menerima
David, F. R. 2006. Manajemen Strategi (Terje-
perubahan dan keterbukaan dalam mana-
mahan). PT Prenhallindo, Jakarta.
jemen pengelolaan, serta menerima standar-
standar manajemen bersama. Kementerian Agama RI. 2011. Al Qur’an dan Ter-
jemahannya. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.
KESIMPULAN Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah]. 2012. Pedoman
Dengan aspek-aspek yang dimiliki, KJKS Kegiatan Pengelolaan Zakat Oleh KJKS/
BMT Mardlotillah telah mampu mengembangkan UJKS Koperasi Untuk Pemberdayaan Usaha
usahanya, yang dibuktikan dengan terjadi Mikro Melalui Kemitraan, Kementerian
perkembangan selama periode 2008-2011, yaitu Negara Koperasi dan UKM. Jakarta.
(1) permodalan: modal sendiri (49%), modal luar
(393%) dan asset (144,85%); (2) keanggotaan KJKS BMT Mardlotillah [Koperasi Jasa Keuangan
(110,2%); dan (3) pembiayaan: total pembiayaan Syariah Baitul Maal wat Tamwil Mardlotillah],
(166%), volume pembiayaan (132%) dan debitur 2010. Laporan Tahunan KJKS BMT
(48%). Mardlotillah Tahun Buku 2009, KJKS BMT
Posisi matriks IE menunjukan posisi KJKS Mardlotillah. Sumedang.
BMT Mardlotillah pada strategi pengembangan _____. 2011. Laporan Tahunan KJKS BMT
dan pembangunan (skor 3,14: 2,92). Strategi Mardlotillah Tahun Buku 2010, KJKS BMT
pengembangan KJKS BMT Mardlotillah yang Mardlotillah. Sumedang.
dihasilkan dari matriks SWOT dan pembobotan
dari matriks QSP diperoleh 12 prioritas strategi Mahri, A.J.W. 2006. Pelayanan dan Manfaat
yang disarankan. Secara praktis ke-12 prioritas Koperasi, serta Pengaruhnya Terhadap
strategi yang disarankan tersebut dapat diklasifi- Partisipasi Anggota (Suatu Kasus pada
kasikan atas faktor (1) Manajemen (3,6,8,9,); (2) Koperasi Produsen Tahu Tempe Kabupaten
Pengawasan (5,11); (3) Network (4,7,10); dan (4) Tasikmalaya). Jurnal Abmas, Universitas
Mutu/Modal (1,12). Pendidikan Indonesia, 6(6): 1-5.
Lima prioritas strategi yang disarankan Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Mem-
dengan nilai skoring tertinggi secara berurut ada- bedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka
lah (1) Peningkatan mutu layanan dan pe- Utama, Jakarta.
ngelolaan usaha sesuai syariah; (2) Meningkatkan
Pencitraan Koperasi melalui peningkatan penga- Ropke, J. 2003. Ekonomi Koperasi-Teori dan
wasan internal dan akuntabilitas laporan ke- Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.
uangan; (3) Meningkatkan mutu SDM yang handal Sijabat, S., dan I. Idris 2012. Evaluasi Kelayakan
dan tangguh; (4) Menjalin hubungan baik/ Koperasi Menjadi Koperasi Skala Besar.
kemitraan dengan Lembaga Keuangan/Donor; (5) Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM, 7: 54-
Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/Pendam- 82.
pingan Usaha Anggota Untuk Memotivasi Loya-
litas dan Minat Menabung Anggota. Sinaga, P., U. Triyono, I. Muchtar, Z. Wafa, dan
Slamet A. W. 2006. Berlayar Mengarungi
Sejuta Tantangan. Koperasi Di Tengah
DAFTAR PUSTAKA Lingkungan yang Berubah. Rajawali Pers,
Jakarta.
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke
Praktik, Gema Insani. Jakarta. Situmorang J.W. 2012. Keunggulan Komparatif
Provinsi dalam Pembangunan Koperasi Studi
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012a. Profil dengan Metode “Revealed Comparative
Kemiskinan Indonesia Maret 2012, Berita Advantage”. Jurnal Pengkajian Koperasi dan
Resmi Statistik No. 45/07/Th.XV. 2 Juli 2012. UKM, 7: 1-21.
Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Suyono, A.G., I. Muchtar, T.I. Suparto, S. Sukma-
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012b. Keadaan wati, E. Syafrida, A. Maryetta, B. Wahyu, dan
Ketenagakerjaan Februari 2012, Berita B. Astono. 1995. Koperasi Dalam Sorotan
Resmi Statistik No. 33/05/Th.XV. 7 Mei Pers. Agenda Tertinggal Dalam Rangka 50
2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Tahun RI.
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012c. Statistik Umar, H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun Pustaka Utama, Jakarta.

Vol. 8 No. 1 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai

  • DHGDFH
    DHGDFH
    Dokumen108 halaman
    DHGDFH
    Caesar Romero Dixi
    Belum ada peringkat
  • DHGDFH
    DHGDFH
    Dokumen108 halaman
    DHGDFH
    Caesar Romero Dixi
    Belum ada peringkat
  • 2011 Ts 0007
    2011 Ts 0007
    Dokumen145 halaman
    2011 Ts 0007
    Caesar Romero Dixi
    Belum ada peringkat
  • Infus Printer
    Infus Printer
    Dokumen106 halaman
    Infus Printer
    Caesar Romero Dixi
    Belum ada peringkat
  • Hutan
    Hutan
    Dokumen91 halaman
    Hutan
    Caesar Romero Dixi
    Belum ada peringkat