1
ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/
Cooperative Development Strategy of the Islamic Financial Services for Micro Financing
in District Tanjungsari, Sumedang
1 2 3
Pristiyanto* , Mochamad Hasjim Bintoro dan Soewarno Tjokro Soekarto
1
Kementerian Koperasi dan UKM RI
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 2-4 Kuningan, Jakarta Selatan 12920
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
3
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
ABSTRAK
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sebagai lembaga keuangan mikro syariah memiliki peran
strategik dalam perluasan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. KJKS berperan sebagai agent of
asset distribution untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, melalui kegiatan baitul maal yang berfungi
sebagai lembaga sosial dan baitul tamwil sebagai lembaga bisnis dengan pola syariah. Tujuan penelitian
adalah (1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang dimiliki KJKS; (2) Mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang dapat menunjukkan posisi Koperasi dan peluangnya; (3) Menyusun rumusan dan alternatif
strategi yang tepat untuk pengembangan KJKS. Metode pengumpulan data primer dan sekunder melalui
studi pustaka, observasi lapangan, kuesioner, kertas kerja dan wawancara dengan pendekatan keahlian
(pengurus/pengelola dan pakar). Teknik dan pengolahan data menggunakan analisis deskriptif, baik
normatif (sesuai aturan syariah dan perundang-undangan), kualitatif (menggambarkan profil, produk dan
proses kegiatan usaha KJKS, menggambarkan matriks Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor
Evaluation (EFE), Internal-External (IE), Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT),
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), serta kuantitatif (melakukan tabulasi perhitungan atas
penilaian kesehatan dan pembobotan atas IFE, EFE, dan IE). Setelah dilaksanakan pembobotan dan
skoring melalui matriks IFE (3,14) dan EFE (2,92) serta pengelompokan strategi dengan menggunakan
matriks I-E, diperoleh hasil bahwa KJKS BMT Mardlotillah berada pada posisi Pengembangan dan
Pembangunan. Strategi tersebut disusun untuk mencapai kondisi pertumbuhan permodalan, aset dan
penyaluran pembiayaan bagi usaha mikro anggota koperasi. Strategi Pengembangan KJKS BMT
Mardlotillah yang dihasilkan dari matriks SWOT dan QSP diperoleh lima prioritas strategi yang
disarankan, yaitu (1) Peningkatan mutu layanan dan pengelolaan usaha sesuai syariah; (2) Meningkatkan
pencitraan koperasi melalui peningkatan pengawasan internal dan akuntabilitas laporan keuangan; (3)
Meningkatkan mutu SDM yang handal dan tangguh; (4) Menjalin hubungan baik/kemitraan dengan
lembaga keuangan/donor; dan (5) Optimasi pelayanan dan pembinaan/pendampingan usaha anggota
untuk memotivasi loyalitas dan minat menabung anggota.
ABSTRACT
KJKS as Islamic microfinance institution have a strategic role in the expansion of employment and
reduce poverty. KJKS have a role as agent of asset distribution for the economic empowerment of the
community, through Baitul Maal activities which is serve as a social institution and Baitul Tamwil which is
serve as business institutions with Islamic patterns. The aimed of the study were (1) Identify the KJKS
aspects, (2) Identify internal and and external factors that may indicate the position of cooperatives and
opportunities, (3) Arrange appropriate formulation and alternative strategic for development of KJKS.
Data were collected with primary and secondary data collection through library, field observation,
questionnaires, worksheets and interview skills approach (administrators/managers and experts).
Techniques and data processing using descriptive analysis both normative (according to the rules of
sharia and legislation in force), qualitative (describing the profile, products and processes as well as
business activities KJKS describe IFE matrix, EFE, IE, SWOT and QSPM), and quantitative (do the
calculation above tabulation health assessment and weighting of the IFE, EFE, and IE). Data processing
is done using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS ver. 15.0 for Windows. Data showed from scoring
_______________
*) Korespondensi:
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 2-4 Kuningan, Jakarta Selatan, 12920; email: pristiyanto@gmail.com
28 Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan
through IFE matrix (3.14) and EFE (2.92) and grouping strategies using IE matrix that KJKS Mardlotillah
BMT are at the Development and Expansion. The strategy is designed to achieve capital growth
conditions, asset and financing for micro distribution cooperative members. Development Strategy KJKS
BMT Mardlotillah generated SWOT matrix and QSP obtained suggested five strategic priorities are: (1)
Improved quality of service and sharia business management, (2) Increasing cooperatives imaging
through improved internal oversight and accountability of financial statements and (3) Increase the quality
of human resources that are reliable and robust, (4) Establish a good relationship/partnership with the
financial institutions, and 5) Optimization services and coaching/mentoring business member loyalty to
motivate and saving members interests.
Koperasi, maka semakin tinggi peningkatan sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan
partisipasi anggota terhadap Koperasi. dengan konsep syariah (bagi hasil).
Kegiatan yang dijalankan KJKS sangat
Aspek sebagai Lembaga Keuangan strategik, karena tidak saja bergerak dalam usaha
KJKS dalam pengelolaannya jika diban- simpan pinjam anggota/calon anggota di sektor
dingkan dengan lembaga keuangan konvensional keuangan, tetapi juga berperan langsung pada
memiliki perbedaan secara prinsip dan nilai-nilai sektor riil melalui pembiayaan, piutang, sewa
yang mendasari penciptaan produk dan jenis (ijrah), pinjaman kebajikan (qardh) dan produk lain
transaksi yang dilakukan (Kementerian KUKM, sesuai syariah. Kegiatan baitul tamwil KJKS
2012). Kegiatan tamwil yang dilaksanakan oleh memiliki peran penting dalam menyebarkan
KJKS memiliki kesamaan dengan bank syariah, ajaran Islam pada lembaga keuangan. Dalam
namun pangsa pasar KJKS lebih banyak melayani kegiatan bisnis tamwil tidak diperbolehkan
usaha mikro. KJKS memiliki perbedaan dengan memisahkan antara masalah-masalah duniawi
bank syariah, dikarenakan adanya kegiatan maal dan agama, yang berimplikasi bahwa hukum
yang bersinergi dengan kegiatan tamwil, sebagai Islam sebagai dasar untuk semua aspek
upaya membangun karakter dan memberdayakan kehidupan. Kegiatan baitul tamwil KJKS harus
usaha ekonomi anggota. KJKS tidak hanya beroperasi dengan landasan Al-Quran dan As-
menjalin hubungan bisnis, tetapi juga sosial- Sunnah, baik dalam aktivitas transaksi bisnis dan
ekonomi dan kerohanian melalui pendidikan, perilaku bisnis harus sejalan dengan ajaran Islam
pendampingan teknis manajemen dan kegiatan (Kementerian KUKM, 2012).
keagamaan anggota (Kementerian KUKM, 2012). Dalam ajaran Islam, tidak diperbolehkan
Sebagai lembaga yang melakukan kegiatan memperjualbelikan atau memperdagangkan uang,
usaha di bidang jasa keuangan, KJKS harus sebagaimana dipraktekkan lembaga keuangan
dikelola secara profesional sesuai dengan prinsip konvensional yang melaksanakan "perdagangan"
kehati-hatian dan kesehatan lembaga keuangan, dalam bentuk uang (membeli uang dari deposan
sehingga dapat memberikan kepercayaan dan dan menjual uang dalam bentuk pinjaman). KJKS
manfaat sebesar-besarnya bagi anggota dan harus melaksanakan "perdagangan" dalam aset
masyarakat di sekitarnya. Penilaian kesehatan nyata, atau jasa. Sebagaimana ajaran Islam,
KJKS sangat penting untuk diperhatikan, terutama KJKS harus mendorong dan mengembangkan
di bidang keuangan. Dalam aspek kesehatan penerapan prinsip-prinsip dan hukum Islam untuk
kinerja, terutama di bidang keuangan diperoleh transaksi keuangan dan bisnis, (Kementerian
hasil berikut: KUKM, 2012). Terdapat perbedaan utang uang
a. Penilaian kinerja kesehatan KJKS BMT dengan utang pembiayaan pengadaan barang.
Mardlotillah 81,76 dengan predikat Sehat. Utang karena pinjam meminjam uang tidak boleh
b. Rasio Kecukupan Modal/CAR 11,40% berada ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti
pada predikat Sehat. dan jelas, seperti biaya meterai, biaya notaris dan
c. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan studi kelayakan. Utang karena pembiayaan
bermasalah terhadap jumlah piutang dan pengadaan barang, harus jelas harga jualnya,
pembiayaan 4,55% berada pada predikat yang terdiri atas harga pokok ditambah keun-
lancar. tungan yang disepakati dan tidak boleh berubah
d. Rasio pembiayaan berisiko terhadap jumlah naik karena akan masuk dalam kategori riba
piutang dan pembiayaan 2,86% berada pada (Antonio, 2001).
predikat berisiko rendah. KJKS tidak diijinkan melaksanakan kontrak
e. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap berdasarkan peristiwa yang tidak pasti. Hubung-
partisipasi bruto (pendapatan dari partisipasi an kontrak di KJKS, atau lembaga keuangan
anggota) 64,68% berada pada predikat efisien. syariah lainnya tergantung pada sifat dari
transaksi, bisa menjadi pembagian keuntungan
Aspek sebagai Lembaga Keuangan Syariah (mudharabah), penyimpanan (wadiah), perus-
Pelaksanaan Prinsip Syariah) ahaan patungan/kemitraan (musyarakah), jual-beli
KJKS adalah Koperasi yang mengkhu- (murabahah), dan sewa guna usaha (ijar).
suskan diri pada usaha jasa keuangan syariah Hubungan tersebut dalam lembaga keuangan
melalui kegiatan maal dan tamwil. KJKS konvensional hanya dikenal istilah kreditur-
melaksanakan kegiatan maal, yaitu menghimpun debitur. Prinsip lain yang diterapkan sesuai ajaran
dana ziswaf untuk disalurkan dan didayagunakan Islam adalah kemitraan dan pembagian risiko.
bagi para mustahiq/mauquf alaih. Kegiatan sosial KJKS menawarkan pemilik dana (anggota
(baitul maal) yang dilakukan oleh KJKS merupa- sebagai investor/deposan) partisipasi dalam
kan upaya proteksi, atau jaminan sosial untuk pembagian risiko bukan bunga tetap seperti pada
menjaga proses pembangunan masyarakat miskin deposito (konvensional). Risiko mencerminkan
anggota/calon anggota KJKS melalui usaha aset nyata dan produktif dengan tingkat peubah
produktif menjadi pelaku usaha mikro. Jika KJKS pengembalian terkait dengan kinerja aset.
sebagai baitul maal berfungsi sebagai lembaga Keuangan Islam menggunakan konsep partisi-
sosial, maka KJKS sebagai baitul tamwil berfungsi pasi, memanfaatkan dana berisiko berdasarkan
pembagian laba-rugi, sehingga mendorong mana-
jemen sumber daya lebih baik. KJKS sebagai sempurnanya sistim teknologi informasi dan
lembaga keuangan berbasis syariah harus Standar Operasional Manajemen/Standar
berkontribusi pada dimensi penciptaan etika, Operasional Prosedur (SOM/SOP)
sosial dan moral yang meningkatkan kesetaraan b. Minimnya minat anggota untuk menabung
dan keadilan bagi anggota dan calon anggota Anggota lebih banyak melakukan pinjaman
Koperasi. KJKS memiliki tanggungjawab sosial pembiayaan dibandingkan menabung. Se-
terhadap kemiskinan dalam masyarakat Islam, bagaian besar modal koperasai berasal dari
dan harus berkontribusi dalam upaya pengentas- lembaga keuangan dan lembaga donor.
an kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat c. Besarnya pembiayaan bermasalah.
(Kementerian KUKM, 2012). Walaupun masih dibawah normal atau stan-
Dalam aspek pelaksanaan, prinsip syariah dar kepatutan lembaga keuangan, namun
yang dicapai adalah: besarnya pembiayaan bermasalah masih
a. Skor Kepatuhan Prinsip Syariah dari KJKS cukup besar nilainya di bandingkan modal
BMT Mardlotillah 8% (dari standar 10%), sendiri koperasi.
berada pada predikat patuh.
b. 90% anggota setuju bahwa pengelolaan Peluang
usaha KJKS sudah sesuai prinsip syariah. Perhitungan matriks IFE menunjukan hasil
c. KJKS telah menjalankan kegiatan maal bahwa KJKS BMT Mardlotillah memiliki tiga
(sosial) melalui penyaluran dana ZIS. peluang utama dalam pengembangan usaha,
yaitu:
Dengan aspek-aspek yang dimiliki tersebut, KJKS a. Keinginan masyarakat untuk menjalankan
BMT Mardlotillah telah mampu mengembangkan Syariat Islam
usahanya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan Mayoritas penduduk Kecamatan Tanjungsari
terjadi perkembangan selama periode 2008-2011, adalah muslim dan memiliki kesadaran
yaitu (1) permodalan: modal sendiri (49%), modal keagamaan untuk menjalankan perintah
luar (393%) dan asset (144,85%); (2) keanggota- agama dalam bermuamalah.
an (110,2%); dan (3) pembiayaan: total pembiaya- b. Kepercayaan pihak luar sebagai mitra/lem-
an (166%), volume pembiayaan (132%) dan baga donor
debitur (48%). Keberhasilan KJKS BMT Mardlotillah dalam
menjalin jaringan kemitraan dan menjaga
Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, kepercayaan lembaga keuangan/donor dalam
dan Ancaman pengelolaan pembiayaan kepada anggota dan
memenuhi kewajibannya membuat semakin
Kekuatan
besar kepercayaan pihak luar sebagai mitra/
Berdasarkan perhitungan dari matriks IFE,
lembaga donor dalam memperkuat permodal-
dapat diketahui bahwa KJKS BMT Mardlotilla
an Koperasi.
memiliki tiga kekuatan utama dalam pengembang-
c. Besarnya pelaku usaha mikro yang berminat
an usaha, yaitu:
terhadap layanan Koperasi.
a. SDM Pengelola/Karyawan Potensial
Keterbatasan dalam mengakses pembiayaan
KJKS BMT Mardlotillah memiliki SDM Pe-
dari lembaga keuangan perbankan dan
ngelola/Karyawan dengan tingkat Pendidikan
berdasarkan referensi dari kepuasan anggota
Tinggi (D3-S2) dan memiliki komitman dalam
Koperasi membuat para pelaku usaha mikro
pemberdayaan anggota dan calon anggota
menaruh harapan untuk memperoleh
dari masyarakat sekitar.
pelayanan dari KJKS BMT Mardlotillah.
b. Pelayanan Ramah dan Tanggap
KJKS BMT Mardlotillah memberikan pe-
Ancaman
layanan yang memberikan kepuasan anggota
Berdasarkan perhitungan dari matriks EFE,
terutama daya tanggap dan empati pada ang-
dapat diketahui bahwa KJKS BMT Mardlotilla
gota.
memiliki tiga ancaman utama dalam pengem-
c. Lokasi Usaha Strategik
bangan usaha, yaitu:
KJKS BMT Mardlotillah berlokasi di pasar
a. Persaingan dengan lembaga keuangan lain
Tanjungsari sebagai lokasi starategik tempat
Terdapatnya lembaga keuangan yang mem-
transaksi anggota dari kalangan petani,
berikan layanan pembiayaan atau kredit mikro
peternak, pengrajin dan pedagang di Ke-
dari koperasi lain atau BPR/BPRS di wilayah
camatan Tanjungsari.
Kecamatan Tanjungsari yang membuat pem-
banding bagi anggota dalam memperoleh
Kelemahan
layanan terbaik.
Hasil perhitungan dari matriks IFE, dapat di-
b. Berkembangnya layanan produk perbankan
ketahui bahwa KJKS BMT memiliki tiga kelema-
berbasis teknologi informasi (TI).
han utama dalam pengembangan usaha, yaitu:.
Dengan memanfaatkan TI perbankan semakin
a. Pengawasan manajemen dan prinsip syariah.
mempermudah layanan produknya, sehingga
Keterbatasan pengawasan manajemen dan
transaksi lebih mudah dan cepat.
prinsip syariah disebabkan masih belum
c. Pesatnya perkembangan kredit mikro dari 2,5 menunjukkan posisi eksternal cukup kuat,
perbankan/lembaga keuangan yaitu perusahaan memiliki kemampuan di atas
Besarnya pangsa pasar dan rendahnya nilai rataan dalam memanfaatkan peluang dan meng-
kredit macet kredit mikro membuat perbankan antisipasi ancaman eksternal (Rangkuti, 2005).
banyak membuka layanan kredit mikro bagi
para pelaku usaha mikro. Matriks IE
Analisis Matriks IE digunakan untuk
Posisi Usaha Berdasarkan Matriks IE memadukan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki dengan peluang dan ancaman yang
Matriks IFE
dihadapi KJKS BMT Mardlotillah. Tujuan utama
Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi
dari matriks IE untuk mencocokkan posisi total
faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, key
skor nilai faktor-faktor strategik internal dan
succes factors (KSF) dari lingkungan internal yang
eksternal ke dalam gambar Matriks IE.
diperoleh dirangkum dalam sebuah tabel IFE.
Matriks IE berguna untuk menentukan posisi
Weight (bobot) dan rating (peringkat) atas faktor-
strategik saat ini, sehingga mempermudah KJKS
faktor strategik internal. Hasil dari kuesioner
BMT Mardlotillah dalam menentukan dan
pembobotan dan pemberian rating terhadap faktor
mengembangkan strategi yang sesuai untuk
internal (kekuatan dan kelemahan) tersebut
diterapkan (Rangkuti, 2005). Berdasarkan analisis
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai
faktor internal dan eksternal mela-lui matriks IFE
rataannya (Rangkuti, 2005).
dan EFE, maka dapat diketahui bahwa total skor
Dari hasil analisis perhitungan didapatkan
atas faktor-faktor srategik internal 3,14 dan total
total skoring nilai faktor-faktor strategik internal
skor atas faktor-faktor strategik eksternal 2,92.
KJKS BMT Mardlotillah 3,14 (Tabel 1). Nilai
Dari total skor faktor-faktor strategik internal dan
tersebut berada di atas nilai rataan 2,5 yang me-
eksternal tersebut, menempatkan posisi KJKS
nunjukkan posisi internal KJKS BMT Mardlotillah
BMT Mardlotillah pada posisi sel IV dengan posisi
memiliki posisi kuat, yaitu memiliki kemampuan di
Strategi Pengembangan dan Pembangunan
atas rataan dalam memanfaatkan kekuatan dan
(David, 2006).
mengantisipasi kelemahan internal (Rangkuti,
2005).
Matriks EFE
Matriks EFE disusun berdasarkan identifi-
kasi faktor peluang dan tantangan yang dimiliki,
KSF dari lingkungan eksternal yang diperoleh
dirangkum dalam sebuah tabel EFE. Weight
(bobot) dan rating (peringkat) atas faktor-faktor
strategik eksternal. Hasil dari kuesioner pem-
bobotan dan pemberian rating terhadap faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) tersebut
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai
rataannya (Rangkuti, 2005).
Dari total skor nilai faktor-faktor strategik
eksternal KJKS BMT Mardlotilla memiliki nilai 2,92
(Tabel 2). Nilai tersebut berada di atas nilai rataan Gambar 1. Hasil Analisis Matriks IE
sedur dan penerapan prinsip syariah serta 2011. Kementerian Negara Koperasi dan
pemanfatan tekonologi bersama. Untuk itu, UKM. Jakarta.
diperlukan kesiapan KJKS untuk menerima
David, F. R. 2006. Manajemen Strategi (Terje-
perubahan dan keterbukaan dalam mana-
mahan). PT Prenhallindo, Jakarta.
jemen pengelolaan, serta menerima standar-
standar manajemen bersama. Kementerian Agama RI. 2011. Al Qur’an dan Ter-
jemahannya. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.
KESIMPULAN Kementerian KUKM [Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah]. 2012. Pedoman
Dengan aspek-aspek yang dimiliki, KJKS Kegiatan Pengelolaan Zakat Oleh KJKS/
BMT Mardlotillah telah mampu mengembangkan UJKS Koperasi Untuk Pemberdayaan Usaha
usahanya, yang dibuktikan dengan terjadi Mikro Melalui Kemitraan, Kementerian
perkembangan selama periode 2008-2011, yaitu Negara Koperasi dan UKM. Jakarta.
(1) permodalan: modal sendiri (49%), modal luar
(393%) dan asset (144,85%); (2) keanggotaan KJKS BMT Mardlotillah [Koperasi Jasa Keuangan
(110,2%); dan (3) pembiayaan: total pembiayaan Syariah Baitul Maal wat Tamwil Mardlotillah],
(166%), volume pembiayaan (132%) dan debitur 2010. Laporan Tahunan KJKS BMT
(48%). Mardlotillah Tahun Buku 2009, KJKS BMT
Posisi matriks IE menunjukan posisi KJKS Mardlotillah. Sumedang.
BMT Mardlotillah pada strategi pengembangan _____. 2011. Laporan Tahunan KJKS BMT
dan pembangunan (skor 3,14: 2,92). Strategi Mardlotillah Tahun Buku 2010, KJKS BMT
pengembangan KJKS BMT Mardlotillah yang Mardlotillah. Sumedang.
dihasilkan dari matriks SWOT dan pembobotan
dari matriks QSP diperoleh 12 prioritas strategi Mahri, A.J.W. 2006. Pelayanan dan Manfaat
yang disarankan. Secara praktis ke-12 prioritas Koperasi, serta Pengaruhnya Terhadap
strategi yang disarankan tersebut dapat diklasifi- Partisipasi Anggota (Suatu Kasus pada
kasikan atas faktor (1) Manajemen (3,6,8,9,); (2) Koperasi Produsen Tahu Tempe Kabupaten
Pengawasan (5,11); (3) Network (4,7,10); dan (4) Tasikmalaya). Jurnal Abmas, Universitas
Mutu/Modal (1,12). Pendidikan Indonesia, 6(6): 1-5.
Lima prioritas strategi yang disarankan Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Mem-
dengan nilai skoring tertinggi secara berurut ada- bedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka
lah (1) Peningkatan mutu layanan dan pe- Utama, Jakarta.
ngelolaan usaha sesuai syariah; (2) Meningkatkan
Pencitraan Koperasi melalui peningkatan penga- Ropke, J. 2003. Ekonomi Koperasi-Teori dan
wasan internal dan akuntabilitas laporan ke- Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.
uangan; (3) Meningkatkan mutu SDM yang handal Sijabat, S., dan I. Idris 2012. Evaluasi Kelayakan
dan tangguh; (4) Menjalin hubungan baik/ Koperasi Menjadi Koperasi Skala Besar.
kemitraan dengan Lembaga Keuangan/Donor; (5) Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM, 7: 54-
Optimalisasi Pelayanan dan Pembinaan/Pendam- 82.
pingan Usaha Anggota Untuk Memotivasi Loya-
litas dan Minat Menabung Anggota. Sinaga, P., U. Triyono, I. Muchtar, Z. Wafa, dan
Slamet A. W. 2006. Berlayar Mengarungi
Sejuta Tantangan. Koperasi Di Tengah
DAFTAR PUSTAKA Lingkungan yang Berubah. Rajawali Pers,
Jakarta.
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke
Praktik, Gema Insani. Jakarta. Situmorang J.W. 2012. Keunggulan Komparatif
Provinsi dalam Pembangunan Koperasi Studi
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012a. Profil dengan Metode “Revealed Comparative
Kemiskinan Indonesia Maret 2012, Berita Advantage”. Jurnal Pengkajian Koperasi dan
Resmi Statistik No. 45/07/Th.XV. 2 Juli 2012. UKM, 7: 1-21.
Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Suyono, A.G., I. Muchtar, T.I. Suparto, S. Sukma-
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012b. Keadaan wati, E. Syafrida, A. Maryetta, B. Wahyu, dan
Ketenagakerjaan Februari 2012, Berita B. Astono. 1995. Koperasi Dalam Sorotan
Resmi Statistik No. 33/05/Th.XV. 7 Mei Pers. Agenda Tertinggal Dalam Rangka 50
2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Tahun RI.
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2012c. Statistik Umar, H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun Pustaka Utama, Jakarta.