Anda di halaman 1dari 4

7

BAB II

PERANCANGAN PABRIK

2.1 Alasan Pendirian Pabrik

Kebutuhan akan bahan kimia dari tahun ke tahun semakin meningkat


sejalan dengan berkembangnya industri, begitu pula dengan kebutuhan
trichloromethane di Indonesia. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
dalam pendirian pabrik tricholoromethane, yaitu :

1. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor seluruh kebutuhan akan


trichloromethane dari luar negri. Dengan adanya pabrik ini diharapkan
ketergantungan Indonesia pada impor trichloromethane dapat mengurangi
sehingga dapat menghemat devisa negara
2. Bahan baku untuk pembuatan trichloromethane ini cukup tersedia di
Indonesia yaitu ethanol dapat di peroleh dari industri alkohol di Provinsi
Daerah istimewa Yogyakarta demikian juga dengan Natrium Hypoklorida
di rencanakan pengambilan bahan baku ini dari kota bandung,tepatnya
daerah Banjar (Bandung Selatan).
3. Dengan berdirinya pabrik ini akan mengurangi ketergantungan impor
bahan baku dan dapat menggerakkan pertumbuhan sektor industri lainnya
di Indonesia.
4. Dari segi ekonomi, adanya pabrik ini diharapkan dapat menyerap tenaga
kerja dan secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat.

2.2 Pemilihan Kapasias

Besarnya kapasitas pabrik pembuatan trikhloromethane (CHCl3)


ditentukan berdasarkan banyaknya kebutuhan dalam negeri. Baik dari Departemen
Perindustrian maupun dari Departemen Perdagangan. Namun berdasarkan data
statistik dari Biro Pusat Statistik (BPS) kebutuhan trichloromethane di Indonesia
pada tahun 2011 sampai 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
8

Kebutuhan Trichoromethane

Tahun Kebutuhan
2011 29.251
2012 35.066
2013 41.557
2014 48.200
2015 51.294
*)Sumber Badan Pusat Statistik

Dengan melihat data diatas, jika pabrik direncanakan berdiri pada tahun
2020 maka perkiraan kapasitas dapat dihitung dengan persamaan linier dengan
persamaan :

𝑋 − 𝑋1
𝑌 = 𝑌1 + [ ] [𝑌 − 𝑌1 ]
𝑋2 − 𝑋1 2

Dimana :

Y = Kapasitas tahun perencanaan.

Y1 = Kapasitas tahun terakhir yang diketahui.

Y2 = Kapasitas tahun sebelumnya yang diketahui.

X = Tahun perencanaan.

X1 = Tahun terakhir yang diketahui.

X2 = Tahun sebelumnya yang diketahui.

Jadi kebutuhan akan Trichloromethane pada tahun 2020 dapat dihitung :

𝑋 − 𝑋1
𝑌 = 𝑌1 + [ ] [𝑌 − 𝑌1 ]
𝑋2 − 𝑋1 2

2020 − 2015
𝑌 = 51.294 + [ ] [48.200 − 51.294]
2014 − 2015
9

5
𝑌 = 51.294 + [ ] [−3094]
−1
𝑌 = 66.764

60% dari 66.764 adalah 40.058,4. Jika di bulatkan menjadi 40.000 Ton/Tahun

2.3 Pemilihan Bahan Baku

Pada Pra Rencangan Pabrik Trichloromethane ini bahan baku yang digunakan
adalah Ethanol dan Natrium Hypoklorida.

Penggunaan bahan baku ini dengan pertimbangan mudah di dapatkan serta


hasil yang di dapat dari proses ini yang memakai bahan baku mendekati 99%
kemurniaan, selain itu kedua bahan baku tersebut banyak terdapat di Indonesia.

2.4 Pemilihan Proses

Pada Pra Rencangan Pabrik trichloromethane, proses yang digunkan

adalah proses Ethanol dan Natrium Hyproklorida. Penggunaan proses ini

berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahan baku yang digunakan mudah di dapat sehingga kelangsungan akan

penyediaan bahan baku akan terjamin.

2. Produk yang di dapat mempunyai kemurnian yang tinggi sehingga harga

jualnya akan lebih tinggi.

3. Peralatan pada proses ini lebih sederhana sehingga pengamannya dan

pemeliharaannya relatih lebih mudah serta biaya investasi akan lebih

rendah.

4. Yield yang dihasilkan dari Ethanol lebih besar dibandingkan dengan

klorinasi methane.

5. Kondisi operasi Etanol lebih rendah dari klorinasi methane.


10

6. Reaksi adalah eksoterm, sehingga pamanas yang ada dapat dimanfaatkan

untuk kebutuhan proses.

2.5 Uraian Proses

Umpan Ethanol 99% di pompakan dari Tangki (T-01) ke Heater (H-01)

untuk dipanaskan sehingga temperatur dari 30oC menjadi 65oC. Natrium

Hypokhlorida 55% dai Tangki (T-02) ke Heater umtuk dipanaskan (H-02)

sehingga temperatur dari 30oC menjadi 65oC. Larutan Natrium Hypoklorida dan

ethanol setelah dipanaskan dimasukkan kedalam Reaktor berpengaduk (R-01).

Reaksi Natrium Hypokhlorida dan Ethanol merupakan reaksi eksoterm, untuk

mencegah kenaikan temperatur digunakan air pendingin atau temperatur

digunakan tetap 65oC. Uap trichloromethane dan campuranEthanol yang

terbentuk dialirkan ke Condenser (CD-01) untuk di ubah menjadi fase liquid.

Seelah diubah menjadi fase liquid kemudian dialirkan ke Acidifier (AC-01) yang

berfungsi untuk menark Ethanol dalam campura trichloromethane dengan cara

mereaksikan Ethanol dan Asam Sulfat. Trikhloromethane dan campurannya yang

terbentuk di pisahkan dalam Dekanter (DK01), pada bagian atas adalah

trichloromethane 98% dan ditapung ke tangki penampungan (T-03), sedangkan

pada bagian bawah adalah campuan dari Asam sulfat dan Etil Sulfuric Acid.

Lapisan bawah dialirkan ke Hydrolizer (HD-01) dan didinginkan menggunakan

Cooler (C-01) sampai teperatur 20oC seingga di dapat H2SO4 murni 95%

kemudian ditampung ke Tangki (T-05), sedangkan H2SO4 make up kemudian

dipompakan kembali menuju Acidifier.

Anda mungkin juga menyukai