A. LATAR BELAKANG
Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang tentunya dinega
Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih minim dan memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh
dan lebih bermutu.Pengawasan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan
ditujukan untuk menyiapkan baik fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan
kelahiran serta menemukan kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini sehingga dapat
diobati secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat
menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin.
Oleh karena itu pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil merupakan hal
yang sangat penting selain sebagai deteksi dini keadaan janin dan ibu juga, guna sebagai
upaya untuk meminimalisir kematiann bayi yang diakibatkan oleh kurang aktifnya ibu
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum :
Setelah penyuluhan ini diharapkan peserta dapat memahami tentang
pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran
mampu menyebutkan tentang
1. Menjelaskan pengertian dari antenatal-care
2. Menjelaskan tentang tujuan antenatal-care
3. Menjelaskan tentang pelaksana antenatal-care
4. Menjelaskan tentang lokasi pelayanan antenatal-care
5. Menjelaskan tentang Pelaksanaan Pelayanan antenatal-care
6. Menjelaskan tentang frekuensi kunjungan, antenatal-care
7. Menjelaskan tentang keluhan pada masa kehamilan
C. KEGIATAN
No TAHAP KEGIATAN KEGIATAN ALOKASI MEDIA
PENYULUH PESERTA WAKTU
(MENIT)
1. Pembukaan - Memberi salam - Menjawab salam 5 menit
- Memperkenalkan - Mendengarkan
diri dan
- Menjelaskan topik memperhatikan
dan tujuan penyaji
penyuluhan
- Menjelaskan kontrak
waktu
2. Penjelasan Pelaksanaan - Peserta 10 menit
- Menjelaskan penyuluhan
pengertian dari berusaha
antenatal-care mengikuti
- Menjelaskan tentang kegiatan
tujuan antenatal-care penyuluhan
- Menjelaskan tentang sesuai dengan
pelaksana antenatal- bahasa yang
care dipahami dan
- Menjelaskan tentang kemampuannya
lokasi pelayanan
antenatal-care
- Menjelaskan tentang
Pelaksanaan
Pelayanan antenatal-
care
- Menjelaskan tentang
frekuensi kunjungan,
antenatal-care
- Menjelaskan tentang
keluhan pada masa
kehamilan
4 Penutup - Melakukan - Menjawab 10 menit
diskusi(menjawab pertanyaan
pertanyaan) - Mendengarkan
- Melakukan evaluasi ringkasan
dengan memberikan materi
pertanyaan - Mendengarkan
- Menyampaikan hasil evaluasi
ringkasan materi - Menjawab
- Menyampaikan salam
hasil evaluasi
- Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan
terimakasih atas
perhatiannya dan
mengucapkan salam
D. METODE
Ceramah dan tanya jawab
E. MEDIA
Leafleat
Poster
Power Point
F. EVALUASI
Menanyakan pengertian dari antenatal-care
Menanyakan tentang tujuan antenatal-care
Menanyakan tentang pelaksana antenatal-care
Menanyakan tentang lokasi pelayanan antenatal-care
Menanyakan tentang Pelaksanaan Pelayanan antenatal-care
Menanyakan tentang frekuensi kunjungan, antenatal-care
Menanyakan tentang keluhan pada masa kehamilan
G. SUMBER PUSTAKA
Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta : Salemba Medika
www.scribd.com (https://www.scribd.com/doc/189214692/Sap-
Antenatal-Care) , Diakses Tanggal 18 Februari 2019
LAMPIRAN :
MATERI
1. Pengertian ANC (Antenatal Care)
Pemerikasaan Antenatal Care (ANC) adalah pemerikasaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semanjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis
data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosisi kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau
komplikasi.
Menurut Depkes RI (2004), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Tempat pemberian pelayanan antenatal care dapat bersifat statis dan aktif
meliputi :
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut
jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalah suatu alat
dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik (gelombang
yang memiliki frekuensi yang tinggi yaitu 250 kHz – 2.000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. USG ini aman untuk janin dan sang
ibu.
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang
datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang
dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi
penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan
penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri
secara berkala selama kehamilannya.
berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
- Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
- Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
- Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal
yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi
sebagai berikut :
- Minimal satu kali pada trimester I
- Minimal satu kali pada trimester II
- Minimal dua kali pada trimester III
Frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7 – 9 kali) sehingga
pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan
kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut :
Kunjungan 1 (0-12 minggu), kunjungan II 12-24 minggu
Pada kunjungan ini dilakukan:
1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.
2. Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi
jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.
3. Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan
lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
4. Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit,
Diff, Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).
5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB).
6. Penilaian resiko kehamilan.
7. KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
8. Pemberian imunisasi TT 1.
Kunjungan III, 28 – 32 Minggu
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan
janin, kelainan atau cacat bawaan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.
2. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu
dilakukan lagi).
3. Pemerksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan),
aktifitas janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta, serta keadaan
plasenta.
4. Penilaian resiko kehamilan.
5. KIE tentang perawatan payudara.
6. Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.
Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan
laboratorium ulang. Kegiatannya adalah
1) Anamnese keluhan dan gerakan janin.
2) Pengamatan gerak janin
3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggl dalam bagi kehamilan
pertama)
4) Penilaian resiko kehamilan.
5) Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
6) Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.
Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan VII
(40 minggu) (2 minggu 1 kali)
` Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan
pertumbuhan janin secara klinis.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.
2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
4. Penilaian resiko kehamilan.
5. USG ulang pada kunjungan 4.
6. KIE tentang senam hamil, perawatan payudaran, dan persiapan persalinan.
7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester
III.
8. Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.
Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali)
Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan
fungsi plasenta serta persiapan persalinan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.
2. Pengamatan gerak janin.
3. Pemeriksaan fisik dan obstetric.
4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung
janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi.
5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan
rencana untuk melahirkan.
6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur
kehamilan harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko
kehamilan semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk
memeriksakan kehamilannya.
Tabel Frekuensi / Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek
Keluhan ada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana
pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya.
Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Keluhan pada Triwulan I usia kehamilan 1 – 3 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang timbul adalah :
1. Mual dan Muntah
Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah
hari. (Morning Sicknes)
2. Perasaan neg atau mual
Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman,
misalnya : Bawang goreng, minyak rambut.
3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur
Hal ini terjadi karena adanya gangguan keseimbangan, perut
kosong.
4. Sering kencing
Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan
menekan pada kandung kencing.
5. Keputihan (leukorhoe)
Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa servix dan vagina.
6. Pengeluaran darah pervaginam
Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.
7. Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan
Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
diwaspadai kemungkinan terjadi molla hidatidosa.
Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena
menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik
karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan
dukungan suami.
Keluhan pada triwulan II, usia 4 – 6 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga
bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada triwulan I yang
menyangkut faktor-faktor subyektif, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor
psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi
pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai
merasakan gerakan bayi, terdengarnya detak jantung janin (DJJ) melalui alat
doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga
dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa
gangguan yang berarti.
Pada triwulan III, usia kehamilan 7 – 9 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang sering muncul akan mencerminkan
prognose kehamilan. Keluhan yang bersifat subyektif perlu mendapatkan
perhatian karena hal ini menunjukkan kepada kondisi patologis. Kejadian yang
sering timbul antara lain :
1. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang
Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan
HB kurang dari 10 %.
2. Pandangan mata kaburdisertai pusing
Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
3. Kaki odem
Odem pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik ekslamsi, yakni hipertensi, odem pada kaki dan protein uri.
Sesak nafas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya
kelainan adanya kelainan letak (sungsang) kelainan posisi bayi.
4. Perdarahan
Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solutio plasenta.
5. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, cairan jernih
bukan pada saat kencing perlu dicurigai adanya ketuban pecah dini (KPD).
6. Sering kencing
Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas
panggul (PAP) pada usia kehamilan 36 minggu. Sering kencing
disebabkan tekanan kepala bayi pada kandung kemih.
Apabila ibu hamil mendapat keluhan diatas, perlu segera periksa ke
fasilitas kesehatan, untuk itu penyuluhan pada triwulan III diarahkan kepada hal-
halyang berkaitan dengan antisipasi dari keluhan di atas. Selain keluhan di atas
pada truwulan III ditandai dengan adanya kegembiraan emosi karena akan
lahirnya seorang bayi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum
tergan\tung pada persiapan dan persepsinya terhadap kewjadian ini, untuk itu
kerjasama dan komunikasi yang baik selama ANC perlu dibina sehingga ibu dapat
melalui masa kehamilan dan persalinan dengan perasaan gembira