BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ambiguitas
1. Pengertian
Secara etimologis ambiguitas berasal dari kata amb yang memiliki arti sekitar
atau sekeliling, serta kata agree yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendorong
pikiran ke segala arah. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ambiguitas berarti; 1) sifat atau hal yang bermakna dua; kemungkinan yang
mempunyai dua pengertian; 2) ketidaktentuan; ke-tidakjelasan; 3) kemungkinan
adanya makna atau penafsiran yang lebih dari satu atas suatu karya sastra; 4)
kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata, atau
kalimat; ketaksaan.1
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa ambiguitas adalah suatu hal atau
sifat yang memiliki makna lebih dari satu karena memungkinkan adanya interpretasi
lain.
Dalam beberapa hal kita menemukan kalimat yang bermakna lebih dari satu yang
umumnya disebut sebagai kalimat yang ambigu atau taksa. Dari segi pemrosesan
untuk pemahaman, kalimat yang ambigu memerlukan waktu yang lebih lama untuk
diproses. Hal ini terjadi karena pendengaran menerka makna tertentu tetapi terkaan
dia salah, sehingga dia harus mundur lagi untuk memproses ulang seluruh interpretasi
dia.2
1
https://kbbi.web.id/ambiguitas
2
Asnanto Surajiyo,Sugeng,Sri Andiani. Dasar-dasar logika. Bumi Aksara:Jakarta,2006, hal. 34
Sebenarnya, frasa “kursi bayi tanpa lengan” dan mungkin kata-kata lain perlu
dipindah agar diperoleh makna yang tidak ambigu. Frasa kursi bayi tanpa
lengan bermakna ambigu karena punya dua kemungkinan arti yaitu: kursi yang
tanpa lengan atau bayi yang tanpa lengan.
c. Aksentuasi
Sesat pikir aksen terjadi ketika kata-kata atau frasa-frasa sebuah statemen
dalam argumen ditegaskan atau ditekankan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan makna yang berbeda dari yang makna asli.
Contoh
Kita mestinya tidak menjelekkan teman-teman, dikutip sebagai, “Kita mestinya
tidak menjelekkan teman-teman” , maka akan terjadi penekanan pada kata yang
tidak ditekankan dalam kalimat asli, sehingga menyampaikan arti yang berbeda
dari pernyataan semula.
d. Komposisi
Sesat pikir komposoisi terjadi ketika dalam berargumen, seorang secara salah
menyimpulkan tentang ciri menyeluruh berdasarkan ciri sebagian atau
berdasarkan sebagian ciri.
Contoh
Ellyas Pical adalah petinju berbakat. Maka orang Indonesia adalah petinju
berbakat.
e. Divisi
Ketika dalam argumen, seorang salah bernalar bahwa apa yang berlaku bagi
keseluruhan juga pasti berlaku bagi bagian-bagiannya.
Contoh
Gadis Bogor cantik-cantik. Maka Neng Sinta yang dari Bogor itu pasti cantik.
a. Kita sendiri harus tetap bersikap dan berfikir kritis terhadap setiap argument
b. Kita harus dapat mengupayakan agar setiap kata atau kalimat memiliki makna
yang tegas dan jelas
c. Dan kita harus dapat mendefenisikan setiap kata atau term yang dipergunakan
d. Jeli dan cermat (kritis) terhadap setiap argument
e. Memanfaat kan keluwesan dan meanekaragaman pengguna bahasa
f. Mengemukakan kata atau kalimat yang tegas dan jelas ( mendefenisikan setiap
kata atau istilah yang digunakan ).
B. Relevalensi
1. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, relevansi bisa didefenisikan sebagai
kecocokan. Relevansi merupakan pengembangan dari kata relevan, yang berarti kait-
mengait, bersangkut-paut, berguna secara langsung.
Relevansi dikemukakan oleh sperber dan Wilson dengan dasar pemikiran bahwa
komunikasi bergantung pada kogitif. Komponen kognitif dari teori relevansi
memandang proses kognisi sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang
relevan. Yang dimaksud dengan informasi yang relevan, yakni informasi yang
memiliki efek kontekstual terhadap tuturan.
Sementara dalam bidang akademis, relevansi bisa diartikan sebagai sesuatu sifat yang
terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang/penulis/penerbit dalam
memecahkan kebutuhan akan informasi dokumen dinilai bila dokumen tersebut
memiliki topic yang sama, atau berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical
relevance).
Dari pengertian atau kata relevansi yang diatas dapat saya simpulkan bahwa
relevansi adalah kesesuaian topik. Karena dengan sesuai nya topik itu tadi kita bisa
membantu pengarang/penulis/penerbit dalam memecahkan kebutuhan akan informasi.