Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman penting di Indonesia karena sebagian besar

petani menanamnya. Petani umumnya menanam pisang dengan cara sederhana di sekitar kebun

atau tempat lainnya sebagai tanaman pengisi atau sela dalam lahan kosong. Banyak juga pisang

yang ditanam di pematang sawah. Petani hampir tidak mengeluarkan biaya produksi pisang.

Mereka menggunakan bibit dan pupuk organik milik sendiri atau dari tetangganya. Dengan cara

budidaya yang demikian, petani dapat mendapatkan pendapatan tambahan.

Terlepas dari arti penting dan potensi ekonomi pisang, akhir-akhir ini Indonesia

menghadapi masalah serius adanya berbagai macam hama dan penyakit yang menyerang

tanaman pisang. Pertumbuhan tanaman pisang selalu diganggu oleh serangan organisme

penganggu tanaman , baik di pembibitan maupun di lapangan. Adanya penyakit pada daun dapat

mengurangi fotosintesis. Sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman Kistler

dan Smith.

Buah belimbing merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang berupa tanaman

buah-buahan. Pada dasarnya buah ini sudah cukup dikenal dimasyarakat Indonesia khususnya

masyarakat Kalimantan Barat karena tanaman ini sangat cocok untuk tumbuh di iklim tropis

Indonesia.

Rasa manis pada buah belimbing pada umumnya tentu akan menarik berbagai jenis hama

tanaman seperti lalat buah, ngengat, ulat, larva nacoleia octasema, semut merah, dan kutu aphik.

Dari berbagai jenis hama yang menyerang buah belimbing ini, tentunya ada cara

penanggulangan yang bisa diterapkan oleh petani dan masyarakat yang ingin menanam buah

belimbing dalam buah yang sedikit misalnya dipekarangan rumahnya. Penanggulangan hama ini

dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida, memutuskan siklus hidup hama yang
menyerang tanaman buah belimbing dan lain sebagainya.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui macam hama dan penyakit pada tanaman pisang dan belimbing

b. Mengetahui cara mengatasi dan mencegah hama dan penyakit yang menyerang tanaman

pisang dan belimbing

2.1 HAMA TANAMAN PISANG


2.1.1 Ulat penggulung (Erionata thrax L.)

Di antara jenis hama pada tanaman pisang, ulat penggulung daun, Erionota thrax

(L.) merupakan hama yang serangan dan kepadatannya cukup tinggi.

Hama ini juga termasuk hama utama pisang. Ulat yang baru menetas segera

menyobek pinggiran daun, menggulungnya, hidup dalam gulungan, dan makan jaringan

daun dari dalam gulungan. Serangan paling parah terjadi pada musim hujan. Jika

makanan atau daun cukup tersedia maka larva dapat hidup terus sampai membentuk pupa

dalam satu gulungan daun. Bila populasi hama ini tinggi dapat menyebabkan semua daun

dimakan habis dan yang tertinggal hanya tulang daun. Hama ini dapat menyebabkan

kerusakan secara ekonomi, karena daun tanaman dimakan habis maka fotosintesis akan

berkurang. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama penggulung daun pisang
bervariasi antara 10-30%.

Hama penggulung daun pisang mempunyai dua jenis parsitoid telur yaitu P.

Erionotae dan O. erionotae dua jenis parasitoid larva yaitu Casinaria sp. dan C. erionotae

yang menyerang larva pada instar 2, dan empat jenis parasitoid pupa yaitu B. thracis dan

B. lasus (parasitoid gregarious), serta X. gampsura dan T. ze bra-ze bra (parasitoid

soliter).
2.1.2 Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)
Gejala hama ini Mudah dikenal karena moncongnya yang panjang (snot). Bentuk

prothoraxnya agak pipih berukuran 16 mm.Telur diletakkan pada pelepah pisang,

kemudian bila telur telah menetas, larva akan menggerak batang pisang bagian atas pupa

akan membentuk cocon pada batang tanaman. Serangga dewasa dapat terbang secara

aktif pada siang hari dan tertarik pada sisa batang tanaman yang telah dipanen.

Gejala serangan, tanaman pisang layu, apabila batangnya dibelah maka terlihat

adanya lubang gerek yang memanjang. Larva dan imagonya merusak batang pisang.
Tanaman inangnya pisang, Manila henep. Pengendalian serangga hama ini dilakukan

dengan :

 Sanitasi kebun pisang dengan memotong sampai permukaan tanah, potion pisang

yang telah diambil.

 Buahnya kermudian memotong kecil-kecil batang pisang tersebut dan

dimasukkan kedalam tanah.

 Konservasi musuh alami yaitu predator P1aesius javanicus Er yang dapat

menekan larva maupun Kumbang tersebut

 Penyemprotan insektisida granular diazinon 10 % (Diazenon 10 g) yang dtabur

disekitar batang pisang.

2.2 HAMA TANAMAN BELIMBING


2.2.1 Lalat buah (Dacus pedestris)

Lalat buah ini berwarna coklat kekuning-kuningan dgn dua garis membujur,

pinggangnya ramping, bersayap seperti baju tidur yg strukturnya tipis & transparan. Lalat

betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah

yg kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan bususk &


berguguran. Pengendalian: dilakukan dgn cara pembungkusan buah pada stadium pentil
(umur 1 bulan dari bunga mekar), mengumpulkan & membakar sisa-sisa tanaman yg

berserakan di bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dlm botol

aqua bekas.

2.3 PENYAKIT TANAMAN PISANG

2.3.1 Penyakit Panama (Fusarium)


Saat ini, fusarium yang sering disebut penyakit panama disebabkan oleh

Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) sudah menjadi masalah yang utama di berbagai

pertanaman pisang dunia. Penyakit tersebut telah meluas baik pada pertanaman pisang

perkarangan maupun perkebunan. Kerugian yang diakibatkan oleh patogen tersebut

cukup tinggi.

Penyakit ini menyerang hampir semua varietas pisang komersil. Kerusakan

perkebunan pisang dunia mencapai 100.000 ha sedangkan di Indonesia kerusakan akibat

penyakit layu tersebut luar biasa. Fusarium oxysporum. merupakan salah satu patogen

tular tanah yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang sangat significan di

Indonesia. Serangan penyakit ini pada pisang menunjukkan gejala menguningnya daun

pisang mulai dari yang tua. Penguningan ini mulai dari pinggir daun, diikuti oleh pecah

batang dan perubahan warna pada saluran pembuluh, ruas daun pendek serta perubahan
warna pada bonggol pisang. Batang yang terserang patogen ini biasanya mengeluarkan

bau busuk. Patogen masuk melalui akar dan masuk ke dalam bonggol dan merusak

pembuluh sehingga tanaman layu dan akhirnya mati. Penyakit dapat menyebar melalui

air ke tanaman yang sehat dengan cepat Ploetz.

Selama ini pengendalian penyakit menggunakan bahan kimia yang tidak saja

berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan bahan

kimia yang semakin meningkat mengakibatkan beberapa pengaruh negatif seperti:


timbulnya agensia yang reisten. Akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan
pengendalian untuk menekan pertumbuhan patogen dengan menggunakan beberapa

agensi hayati. Pengendalian dengan cara ini mendapat perhatian yang luas karena selain

tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan juga mempunyai prospek cerah

dimasa yang akan datang. Penerapan pola atau landasan pembangunan pertanian

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sangat lah diperlukan, salah satu diantara

landasan tersebut adalahmenjaga produksi pertanian dari gangguan organisme

pengganggu tanaman (OPT) serta memperhatikan faktor-faktor ekologi yang diemban

oleh keanekaragama hayati pertanian, seperti faktor faktor jasa pengendali hayati.

2.3.2 Penyakit bercak daun yellow sigatoka


Gejala pertama penyakit bercak daun Mycosphaerella, yang dikenal sebagai

"penyakit Sigatoka", adalah pada daun ke-3 dan ke-4 dari puncak, yang ditandai dengan

bintik memanjang, berwarna kuning pucat atau hijau kecoklatan, panjangnya 1-2 mm

atau lebih, arahnya sejajar dengan tulang daun, dan berbentuk tidak teratur. sebagian

bintik tersebut berkembang menjadi beccak berwarna coklat tua sampai hitam, berbentuk

jorong atau bulat panjang, yang panjangnya 1 cm atau lebih, lebarnya kurang sepertiga

dari panjangnya.

Penyakit ini tidak mematikan tanaman, tetapi menyebabkan daun lebih cepat

kering yang memungkinkan terganggunya proses fotosintesis, sehingga dapat

mengganggu proses pengisian buah dan pembentukan anakan.

2.4 PENYAKIT TANAMAN BELIMBING

2.4.1 Jamur Upas


Penyakit yang disebabkan oleh cendawan/jamur Upasia salmonicolor, corticium

salmonicolor atau Pelicularia salmonicolor kadang ada pula yang menyebutnya sebagai

penyakit batang berkerak merah. Penyakit ini sering menyerang batang atau cabang yang
kulitnya bewarna cokelat dan belum membentuk lapisan gabus tebal.
Sebagai tanda bahwa tanaman diserang jamur puas diantaranya, batang, dahan

dan ranting yang diserang mula-mula pada kulitnya tampak adanya benang-benang

mengkilap menyerupai sarang laba-laba. Selanjutnya, terbentuk bercak-bercak putih pada

permukaan kulit yang akhirnya akan menjalar kedalam kulit, kemudian pada stadium

lanjut timbul kerak bewarna merah jambu (orange)

Jika serangan sudah berat, sampai mengakibatkan batang mongering dan lapuk.

Dapat juga mengakibatkan batang, dahan atau ranting membusuk dan cendawan

membentuk bercak-bercak merah bata. Apabila penyakit sudah melingkari batang, maka
tanaman mati.

Anda mungkin juga menyukai