ِ س ِإ ََّّل ِل َي ْعبُد
ُون ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اإل ْن
Artinya : “Tidak Kujadikan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku”
(QS. az-Zariyat : 56)
d. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal ini dinyatakan
dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 30 :
ٌ ب َر ِه
ين َ ُك ُّل ْام ِرئ بِ َما َك
َ س
Artinya “…setiap seorang (manusia) terikat (dalam arti bertanggung jawab) terhadap
apa yang dilakukannya”. (QS. at-Thur : 21)
g. Berakhlak. Berakhlak merupakan utama dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Artinya, manusia adalah makhluk yang diberi Allah kemampuan untuk membedakan
yang baik dengan yang buruk.
ض َخ ِليفَةً قَالُوا أَت َ ْج َع ُل فِي َها َم ْن ْ َو ِإ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َمالئِ َك ِة ِإنِي َجا ِع ٌل فِي
ِ األر
س لَ َك قَا َل إِنِي أ َ ْعلَ ُم َما َّل
ُ ِك َونُقَ ِد َ ُيُ ْف ِس ُد فِي َها َويَ ْس ِفكُ ال ِد َما َء َون َْح ُن ن
َ سبِ ُح بِ َح ْمد
َ(ت َ ْعلَ ُمون٣٠)
ArtinyaL “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensSucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Manusia sebagai hamba Allah (‘abd) adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah.
kemulian manusia dibanding dengan makhluk lainnya adalah karena manusia
dikaruniai akal untuk berfikir dan menimbang baik-buruk, benar-salah, juga terpuji-
tercela, sedangkan makhluk lainnya tidaklah memperoleh kelebihan seperti halnya
yang ada pada manusia. Namun, walaupun manusia memiliki kelebihan dan kemulian
itu tidaklah bersifat abadi, tergantung pada sikap dan perbuatannya. Jika manusia
memiliki amal saleh dan berakhlak mahmuda (yang baik), maka akan dipandang mulia
disisi Allah dan manusia yang lain, tapi jika sebaliknya, manusia tersebut membuat
kerusakan dan berakhlak mazmumah (yang jahat), maka predikat kemuliannya turun
ke tingkat yang paling rendah dan bahkan lebih rendah dari hewan.
Dengan demikian, manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang
menyampurnakan nilai kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus
menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada
keterbatasan. Perwujudan kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks
sosial budaya, atau dengan kata lain kekhalifaan manusia pada dasar nya diterapkan
pada konteks individu dan sosial yang berporos pada Allah.
Dua peran yang diemban oleh manusia di muka bumi sebagai khalifah dan
‘abdun merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika
hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada nilai-nilai
kebenaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah
di bumi ini. Yang mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang
menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena manusia memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan perasaan. Selain itu manusia
diciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah yang paling sempurna.
Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha
Press.