Bioremediasi
Bioremediasi
Limbah anorganik seperti logam berat bersifat non-biodegradable. Oleh karena itu
perlu upaya penanganan maupun pencegahan terhadap bahan pencemar tersebut.
Pengolahan limbah secara fisiko kimiawi dinilai mahal, menurunkan biodiversitas,
banyak lumpur yang dihasilkan, dan kurang efektif pada konsentrasi logam di bawah
50 mg/l. Bioremediasi merupakan salah satu metode perbaikan lingkungan yang lebih
ramah lingkungan karena menggunakan agen hayati seperti alga.Salah satu jenis alga
yang banyak digunakan dalam bioremediasi adalah Chlorella vulgaris Beijerinck yang
termasuk kedalam golongan mikroalga bersel satu yang banyak tumbuh di perairan
tawar dan laut, telah dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pakan, suplemen,
biofuel dan bioremediasi (Purnawati dkk, 2015).
Salah satu penelitian tentang Chlorella vulgaris Beijerinck untuk bioremediasi adalah
penelitian yang dilakukan Purnawati dkk. (2015) dengan judul Potensi Chlorella
vulgaris Beijerinck dalam remediasi logam berat Cd dan Pb skala laboratorium.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi C. vulgaris sebagai agen bioremediasi
terhadap cemaran logam berat Cd dan Pb skala laboratorium. Hal yang diamati dalam
penelitian tersebut adalah pola pertumbuhan populasi C. vulgaris, persentase
penurunan logam Cd dan Pb oleh C. vulgaris, besarnya akumulasi logam dalam C.
vulgaris, serta nilai Bioconcentration Factor (BCF). Berikut grafik Prosentase
penurunan kandungan ion logam berat Pb dan Cd pada medium oleh C. vulgaris pada
hari ke-76