Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
A. Pengertian Hormon Replancement Therapy............................................................ 5
B. Penggunaan Terapi Sulih Hormon ............................................................................ 5
C. Lama Penggunaan TSH.............................................................................................. 8
D. Kontra indikasi HRT .................................................................................................. 9
E. Efek Samping Umum HRT ...................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................... 11
PENUTUP.............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa yang dimaks dengan Hormon replancement therapy?
b. Tujuan Khusus
- Mengetahui manfaat Hormon replancement therapy
- Mengetahui kontra indikasi Hormon replancement therapy
- Mengetahui efek samping Hormon replancement therapy
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
vagina selama haid. Sebagai tamabahan terhadap peranan dalam reproduksi, estrogen
beredar di aliran darah, mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubh, termasuk otak,
pembulu darah, tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami pada wanita usia 40 an atau awal 50 an, secara
berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan
tingkat estrogen di dalam darah. Setelah lewat beberapa tahun, estrogen ini tidak lagi
diproduksi yang menyebabkan berbagai perubahan dalam organ tubuh termasuk
vagina, rahim, kandung kemih, saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembulu darah,
dan otak.
Permasalahannya sekarang adalah untuk menentukan apakah HRT harus
diberikan secara rutin atau berkala pada wanita menopause beresiko terhadap
osteoporosis dan kerdiovaskuler sudah terbukti bahwa estrogen dapat mencegah
osteoporosis pada menopause. Sebenarnya proses osteoporosis mulai berlangsung
beberapa tahun sebelum menopause, ketika kadar estrogen dalam darah mulai
berkurang yaitu umur 40-5- tahun yang ditandai dengan gangguan haid. Dari hasil
penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah
menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan
supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka
panjang seperti osteoporosis dan kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini harus
berlangsung betahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang
menganjurkan seumur hidup, karena dapat si sangsikan daya cegah estrogen akan
menhilangkan bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan
dilanjutkan.
Adapun stategi yang dilakukan sebagai berikut.
1. Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudaah itu
dihentikan. Bila gejala kembali kambuh terapi diulang atau di teruskan
sampai tidak berulang lagi dibawah pengawasan dokter.
2. Terapi jangka Panjang paling di sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-
15 tahun di tunjukan untuk mencegah gejala menahun menopause seoerti
osteoporosis dan penyakit jantung coroner.
3. Untuk menghindari timbul symptom yang akut, penghentian terapi
dilakukan secara nertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya.
Pemeriksaan Sebelum Pemberian Terapi Sulih Hormone (HTA Indonesia, 2004)
a. Diagnosis pasti menopause
b. Penilaian kontraindikasi mutlak dan relative
c. Informed consent mengenai kelebihan dan kekurangan penggunaan terapi sulih
hormone
6
d. Pemeriksaaan fisik : tekanan darah pemeriksaan payudara dan pemeriksaan
panggul
e. Pemeriksaan sitologi serviks dan mamografi harus memberi hasil negative
Cara
Pemberian TSH
Oral
Sekuensial: diberikan bagi wanita usia premenopause bagi wanita yang masih
menginginkan menstruasi
Kontinu: diberikan bagi wanita usia menopause yang tidak lagi menginginkan
menstruasi (HTA Indonesia 2004)
Kelebihan :
1. Dapat diberikan secara individual
2. Dosis dapat di tambah, dikurangi atau dihentikan
3. Tidak mnyebabkan rasa nyeri
4. Tidak memerlukan bantuan tenaga medis
5. Menstimulasi pembentukan HDL dihati
6. Membantu metabolism kalsium
7. Mencegah penyakit jantung coroner
Kekurangan :
1. Absorpsi tidak menentu
2. Kealpaan penderita untuk menelan pil
3. Menimbulkan gejala mulai dan muntah (Sarwono 2005)
7
1. Tidak membebani hati
Kekurangan :
1. Menimbulkan rasa nyeri
2. Sekali disuntik obat tidak dapat dikeluarkan lagi
3. Dosis obat tidak selalu tepat
4. Tidak memacu pembentukan enzim metabolism kalsium dan HDL sehingga
tidak dapat mencegah osteoporosis dan penyakit jantung coroner
5. Pemberian esterogen saja dapat merangsang uterus dan payudara terus menerus
sehingga dapat meniumbulkan keganasan dan perlu ditambah progesterone (
sarwono 2005 )
8
NHMRC menetapkan waktu pemberian TSH sebagia berikut:
a. Untuk penetalaksanaan gejolak panas, pemberian TSH sistemik selama satu
tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-angsur (dalam periode
1-3 bulan) dapat efektif.
b. Untuk melindungi terhadap tulang dan menghindari atropi urogenital,
pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lama waktu yang optimal tidak
ditetapkan dengan jelas
c. Setelah penghentian terapi masih dapat manfaat untuk perlindungan terhadap
tulang dan jantung, tetapi menghilang bertahap setelah bebrapa tahun
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHO, lama pemakian TSH di
Indonesia maksimal 5 tahun.
b. Retensi cairan
c. Mual
d. Keram pada tungkai
e. Sakit kepala
f. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, tetapi sangat jarang.
a. Retensi cairan
b. Kembung
c. Sakit kepala
d. Dnostalgia
e. Kulit berminyak dan jerawat
f. Gangguan mood
g. Gejala seperti premenstrual
h. Pendarahan vagina
i. Iritasi kulit pada pemakaian plester
9
Mutlak : trombone moloisme (trombosit, anemia sel sabit, penyakit serebro,
hipertensi berat, uji fungsi hati setelah hepatitis abnormal, gangguan enzim).
Relative : penyakit kardiovaskuler, DM, penyakit ginjal, TBC, kanker
payudara, pibroadenasis, caendometrium, migraine dan epilepsy.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormon replancement therapy (HRT) atau terapi sulih hormone (TSH) adalah
perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah
menopause yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat
kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormone.
Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita
tersebut telah menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan
demikian dianjurkan supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila
gangguan jangka panjang seperti osteoporosis dan kardiovaskuler hendak dicegah.
Adapun stategi yang dilakukan sebagai berikut.
1. Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudaah itu
dihentikan. Bila gejala kembali kambuh terapi diulang atau di teruskan
sampai tidak berulang lagi dibawah pengawasan dokter.
2. Terapi jangka Panjang paling di sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-
15 tahun di tunjukan untuk mencegah gejala menahun menopause seoerti
osteoporosis dan penyakit jantung coroner.
3. menghindari timbul symptom yang akut, penghentian terapi dilakukan
secara nertahap yaitu dengan menurunkan dosisny
11
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Gde Manuaba, Ida. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
Arcan
iii