Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

BIOREMEDIASI OLEH ALGA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

Dian Purnama sari

Harmila Yati

Rahmi Ridhayani

Tiwi Ilhami

DOSEN PEMBIMBING :

SurIi Puspita S.Pd

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang Biokimia ini dapat diselesaikan sesuai dengan
tuntutan proses pembelajaran di Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Padang.
Makalah ini membahas mengenai Bioremediasi Oleh Alga penulis sangat berharap makalah
ini dapat membantu dalam memahami kemungkinan–kemungkinan yang bisa terjadi dalam peristiwa
atau kejadian yang hasilnya tidak dapat dipastikan.
Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 06 September 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alga memiliki peran penting dalam pengolahan limbah domestik dimana Alga
berperan dalam menurunkan nutrien, logam berat, dan patogen. Selain itu, Alga
menghasilkan oksigen (O) yang dibutuhkan bakten heterotrof untuk mengolah polutan
onganik. Fokus pembalasan dalam hab ini adalah terkait peran alga dalam proses
bioremediasi yang disebut dengan Fikoremediasi. Proses fikoremedias merupakan
pemanfaatan alga untuk menghilangkan polutan dari lingkungan atau mengulalmya menjadi
bentuk yang kurang beracun. Dalam cakupan yang lebih luas, fikoremediasi merupakan
pemanfaatan mikro maupun makroalca untuk menghilangkan atau mentransformasi
polutan, temasuk nutrien dan senobiotik dari lunbah cair dan CO, udara (Shamsuddola,
dkk., 2006). Namnun penelitian tentang fikoremediasi lebih banyak dilakukan dengan
mikroalga, sehinga ada kecendenungan penggunaan istilalb fikoremediasi selagai upaya
pemanfaatan mikroalga untuk remediasi lingkungan (Socprobowati&Hariyati: 2013).

Pelaksanan bioremediasi dengan mensginakan Ala pada dasarnya membutuhkan kerja


sama deugan mkroongansme yang lain seperti hakteri. Beberaja dekade terakhir, Isanyak
dilakukan penelitian mengenai pengolahan air limbah dengan memanfaatkan peran alga
pada High Rate Algal Ponds (HRAP). HRAP adalah kolam yang didesain secara ekologis
dengun adanya simbiosis antara bakten aerobik dan alga (Gambar 42). Alga dan hakteri
memilikı peran penting dalamı pengolaluan air limbah dengan HRAP (Isnadina: 2013).

Penerapan sistem HRAP di Chrnistcharch diketalh dari data kmnera selana 15 Iulan
pertama operas HRAP (tanpa penamlsalan CO) dhlakukan. Keempat CTColxan HRAP
memiliki replikas yang wajar Isuk kmera perawatan dan produktivitas algpa Iakten dengun
efisienss pergolalun air limhah rata-rata talunan yang sama (50% penghapusan BOD, 87%
pengapusan BOD, pendapusan 65% ammoniacal-N. 19% penghapuan fosfor reaktif terlarut
dan Jog pengulangan Escherchua coli (Crags, dkk. 2012: D). Penelitan ini memberikan
indikasi lebih lanjut terkait potensi pengolahan air limbah yang efisien dan efektil energi
menggunakan HRAP, sementara konversa Inofuel dari bomassa hakteri alga yang dipanen
dapat menyediakan sumber energ terdistribusi yang berlarga untuk masyarakat setempat.

Salah satu contoh alga yang dapat digunakan untuk bioremediasi adalah mikroalga
jenis Nannochloropsis sp. (Sirakov &Velichkova: 20110). Mikroalaga ini dapat
dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion logam. Kemampuan adsorpsinya cukup tinggi karena
di dalam Naunocldoropsis sp. Terdapat gugus fungsi amina, amida, dan karbokulat vang
dapat berikatan dengan ion logam. Nannochloropss sp. digunakan schaas orben karena
memiliki toleransi yag tingg terladap loam berat dan dak memiliki proteksi khusus untuk
masuknya logam ke dalam sel (Nisak 2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apa saja alga yang berpotensi dalam bioremediasi polutan di lingkungan?


2. Apa saja peran alga sebagai absorben polutan di lingkungan tercemar?
3. Bagaimana langkah dari mekanisme bioremediasi yang dilakukan oleh alga secara tepat?
4. Apa saja aplikasi bioremediasi oleh alga pada beberapa contoh limbah organik dan
anorganik berdasarkan perkembangan riset?
5. Bagaimana langkah bioremediasi oleh alga pada beberapa contoh limbah organik dan
anorganik berdasarkan perkembangan riset?

C. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi alga yang berpotensi dalam bioremediasi polutan di lingkungan.
2. Untuk mengetahui peran alga sebagai absorben polutan di lingkungan tercemar.
3. Mampu Menguasai langkah dari mekanisme bioremediasi yang dilakukan oleh alga secara
tepat.
4. Untuk mengetahui aplikasi bioremediasi oleh alga pada beberapa contoh limbah organik
dan anorganik berdasarkan perkembangan riset.
5.Untuk memahami langkah bioremediasi oleh alga pada beberapa contoh limbah organik dan
anorganik berdasarkan perkembangan riset.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Alga Yang Berpotensi Dalam Bioremediasi Polutan Di Lingkungan


Alga merupakaan eukariot uniseluler yang dapat melakukan fotosintetis, mempunyai
bentuk yang bervariasi setiap devisinya, melakukan reproduksi secara seksual dan
aseksual. Alsa mempanyai ukuran sel yang lebih besar dari prokaniot Dinding sel kaku,
dan beberapa alga mirip seperti tananan, yang terdini dari karbohidrat yang disebut
sclulose. Beberapa mempunyai silia yang menyenupai flugella ntuk bergerak Alga hanyak
terdapat di tempat yang airmya seipar maupun air yang mengandung garam, tanah dan
kadang hidup bersamaan dengan tanaman tertentu Alga melakukan fotosintesis oksigenik,
membutuhkan caliaya, air dan karbondioksida. Hasil fotosintesis dipergunakan sclagai
sumber makanan dan tanbuls Hasil lain dari fotosintesis adalah produksi oksigen dan
karbohidrat yang dapat dipergmakan oleh ongnisme lain, termasuk manusia dan hewan.
Alga juga mempunyai peran penting dalam keseimbangin alam (Murwani: 2015).
Beberapa kestunga pengan alga dalao proses pengolahan imbah cair dalam industri
antara lain, prinsip proses pengolaluannya berjalan alami seperti prinsip ckosisiem alan
sehingga sapat ramah lingkac dan tidak mcnghasilkan limbas sekunder. Kelemahan dari
pengunaan alga adalalı prosesnya memuakan waku yang relatif lama, memerlukan calya
dan beberap fisiolog alga yang belum diketahui secara jelas (Santoso, 2012. Berikut pada
Tabel diuraikan beberapa kelompok alga dengan dan kemampuannya dalam menangani
masalah polutan di lingkungan dengan bioremediasi.
Tabel 1. Berbagai Alga dan Kemampuannya Menangani Masalah Polutan di Lingkungan
dengan Bioremediasi.
Banyak penclitian yang dilakukan tentang kemampuan alga sehagai agen
hioremediasi, salah satunya adalalh penclitian Masitha dkk. (2014) yang berjudul Studi
perbandingan kemampuan Nanochloropsis Sp. dan Chlorella Sp. Sebaugai agen
uoremediasi terladap logam berat Timbal (Pb). Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui kemanpuan Naumochloropsis sp. dan Chlorella sp. dalam menyerap logam
berat Timbsal (Ph) dan persandinggan kemampuan bioremediasi logam berat timbal (Pb)
antara Nannochloropsis sp. dan Chlorella sp. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa hasil uji-t kandungan logam berat media Nannochloropsis sp. dan Cllorella sp.
dengan konsentrasi timbal (Ph) sebesar 0 ppm dan 0,9 ppm pada awal dan aklur penclitian
menunjukkan halwa terdapat perbedaan yang myata terhadap kandunugan logam berat
tmbal (Pb) pada awal dan akhir penelitian (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
Nannochloropis sp. memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat timbal Pb). Dan
hasil uji-t terhadap presentase penurunan logam berat dalam media kultur Aannochloropsis
sp. dan Chlorella sp. haik dengan penambahan timbal Pb) maupun anpa penamhalan
tumlal Pb) menunkkan hasi yang tdak berbeda nyata. Akan tetapi parda perhatungan rata-
rata presentase hasl penurunan logam berat pada awal dan akhır penelitian menunjukkan
angka hasal presentase Nanochloropsis sp. lebih tinggi dibandingkan dengan Chlorella sp
Hal ini menunjukkan bahwa Nannochloropsis sp. Memiliki kemampuan lebih tiggi dalam
menyerap logam berat timbal Po) dibandingkan dengan Cllorella sp. meskipun dalam
analisis hasil up4 menunjakkan hasil yang tdak berbeda nyata (Masitha dkk 2014).

B. Peran Alga sebagai Absorben Polutan di Lingkungan Tercemar


Alga dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagai indikator tingkat pencemaran logam
berat di lingkungan perairan sedangkan alga dalam bentuk biomassa terimmobilisasi
dimanfaatkan sebagai biosorben imaterial biolog penyerap logam berat) dalam
pengolahan air limbah kronis (Harris and Rammelow, 1990).
Tabel 2. Alga yang Mampu Berperan sebagai Biosorben Polutan di Lingkungan.
Pemanfaatan alsa sebagai absorben tidak terbatas pada spesies yang terdapat pada
Tabel 19. Potensi alga sebagai biomdikator dan biosorben dikarenakan memiliki
keuntunggan sebuga berikut
1. Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinga dalam mengadsorpsi logam
berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan
pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama sggs karboksil,
Ihidroksil, amina, sulfudril, imadazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat dalam
dinding sel dalam sitoplasma.
2. Bahan bakunya mudah didapat dan tersediadalam jumlah banyak
3. Biaya operasional yang rendah
4. Tidak perlu nutrisi tambahan.
Alga dapat dimaanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalam proses
pertumbuhannya, alga membutuhkan jenis logam sebagai nutrien alami, sedangkan
ketersediaan logam dilingkungan sangat bervariasi. Suatu lingkungan yang memiliki
tingkat kandungan logam berat yang melebilu jumlah yang diperlukan, dapat
mengakibatkan pertumbuhan alga terhambat, selungg dalam keadaan ini eksistensi logam
dalam lingkungan adalah polutan bagi alga. Adapun syarat utama suatu alga sebagai
bioindikator adalah haus memilikı daya tahan tinggi terhadap toksisitas akut maupun
toksisitas kronis (Harris and Rammnclow, 1990).
Penelitian tentang pertumbuhan Alga pada limbah yang mengandung logam berat
telah dilakukan oleh Hartanto dkk (2013) menggunakan jenis alga Chorella vulgaris
dengan judul sebagai berikut:

“Pertumbuhan Populasi Chlorella vulgaris Beijerinck dengan Perlakuan


Penambahan Logam Berat Tembaga (Cu) Pada Skala Laboratonium”
Penelitian ini bertuan ntuk mengetabi penau konsentrasi logam berat tcmbaca
terhadap populasi Chlorella vulgaris Beijerinck. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
logam tembaga (Cu) dengan konsentrasi 0,05 dan 0,5 ppm meningkatkan populasi
Chlorella vulgaris Beijerinck pada hari ketiga dan kemudian menghambat pertumbutan
populasi hingga hari kedelapan pengamatan serta kemudian meningkatkan populasi
Chlorella secara tajam pada hari ke sembilan hingga hari ke empat belas. Logam
tembaga dengan konsentrasi 5 dan 25 ppm pada medum menurunkan populasi Chlorella
vulcaris Beijerinck dan kemudian meningkatkan populasi Chlorella pada hari keenam
serta menurunkan populasi Chlorella pada hari ke sepuluh pengamatan (Hartanto
dkk.2013).

Penelitian pertumbuhan Alga pada limbah vang mengandung logam beral ielal
lainmya dilakukan oleh Maulana (2014) dengan judul sebaugai berikut:

"Pertumbuhan Populasi Mikroalga Spirulina platensis (Geitler) Pada Konsenterasi


Logam Berat Tembaga (Cu)"

Tujuan dan peclitian im adalalh mengkan pengarulh logam berat Cu terhadap


populasi S. platensis dan mengetahui penurunan konsentrasi logam berat Cu dalam
kultur S plantesis dibandingkan dengan lama waktu pemaparannya. Penelitian
menggunakan perlakuan konsenterasi logam Cu yaitu 0; 1; 3; dan 5 mg/l masing masing
3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan perlakuan konsenterasi Cu mempengaruhi
pertumbuhan populasi S. Platensis. S platensis mampu menurunkan konsentrasi Cu
dalam media kultur. Semakin besar populasi S. platensis maka semakin besar penverapan
Cu oleh sel. Persentasi penurunan Cu dalam mcdium berbanding lurus dengan waktu
papar yang dibutulikan. S. plaiensis dapat dijadikkan fikoremediator locam berat Cu pada
konsenterasi Cu 1 mgl.

C. MEKANISME BIOREMEDIASI OLEH ALGA

Pada lingkungan alami, alga berperan sangat penting dalam mengontrol konsentrasi
logam di danau maupun laut. Hal um berkaitan dengan kemampuanya dalam
mendegradası atau mengakumulasi logam berat toksik dan polutan ongaik seperti fenolik,
drokarbon, pestisida, dan bpenil dari lingkungan dan mengakumulasunya, sehingga
konsentrasi dalam alga lebih tingg dari konsentrasi di polutan yang ada di lingkungun.
Menurut Maulana (2014: 2) salah satu metode untuk menurunkan kandungan logun Cu
dalam air adalah dengun melakukan treatment sorpsi yang melibatkan nteraksi antara
analit demgn permukaan zat padat (adsorben). Organisme yang diketahui memilikı
potensi biosorpsi salah satumya adalah mikroalga biosorpst merupakan proses utama dan
jemis adsorpsi yang berlangsung melalui daya tarik elektrostatik dan kation logam
menjadi bermuatan negatif parda permukaan sel mikroalga Pengambilan logam oleh
mikroalga yang dikemukakan Dwivedi (2012: D dilakukan dalam 2 cara sebagai berikut

1. Adsorpa merupakan metabolisme sel yang dilakukan secara lbebas dan sangat
repat, secara lisik teradi pada permukaan sel kemudian logarms meju sitoplasma
Gemoadsorpsd.

2. Absorps merupakan metalolisme sel yang tengantung pada peugumbilan lagum


berat secara intraseluler. Ph. Cu. Cd, Co. He. Za, Mg. Nr dan T berikatan dengan
polifosfat alga yang berfungi sebagai penyimpan dan detoksilikasi logam.

Mekanisme Biomerasi oleh Chlorella sp.

Mekanisme alga dalam menurunkan kadar polutan berupa logam, difokuskan pada
spesics Chlorella vulgaris Kemampuan sel Chlorella vulgaris dalam menurunkan
kandungan logam berat sangat dipengirulu oleh faktor lingkungan haik biotik dn absotik.
Faktor lingkungan biotik meliputi silat karakteristik mikroba dan kepadatan sel,
sedaangkan Faktor abiotik meliputi pH, kandungan mutrien, temparatur dan cahaya Jika
limlsah meNçndung kadar logam berat yang tinggi, maka hanus dilakukan pereaksian
limbah dengan balan kimia, seperi CalOED, atau NaOH terlebilh dahulu. Hal i diselalikan
karena alga Chlorella sp, hanya mampu hidup pada daerah yang sedikit tercemar, dimana
nilai pH berada dikisaran 7 (Hidayati, dk., 2016: 1-16). Maka dari itu harus dilakukan
engurangan logn berat melalui proses kimia untuk memgurang konsentrası logam berat
sehingga alga dapat hitlup.

Lagkah Chlorella vulgaris dalam melakukan biosorpsi (Hidayati, dkk., 2016: 11)
sebagai berikut:

1. Danding sel Chlorella vulgaris mengkat ion Pb/ dengan penambalan ion Cd.
prosesnya

a. lon logam berat lerselsar di sekitar sel, ion logam akan terikat pada elemen
yang terdapat pada dinding sel berdasarkan kemampuan daya allinitas kimia yang
dimiliki sel alga

b. Sebelum ion logam sampai ke membran sel dan sitoplasma sel, ion logam farus
melalui dinding sel mikroalga yang mengndung berbasa macam arias
polisakarida dan protein yang memiliki sejumlah sisi aktif yang mampu berikatan
dengan ion logam

c. Terjadi pertukaran ion monovalen dan divalen seperti Na, Mg, dan Ca pada din
sel digintikan oleh ion-ion loggam berat yang kemudian terlentuk formasi
kompleks antara ion-ion logm berat dengan kelompok fungsional seperti
karbonil, amino, thiol, hidroksi, fosfat dan ludroksi-karboksil.

2. Setelah terjadi proses laosorpsi masuk parda tahap fassive uptake

Prosesnya

Sel Chlorella vulgaris memindahkan ion logam yang telalı terikat di dinding sel
ke organel sel yang lebilh dalam (hioakumulasi/alsorpsi). Mekanisme ini terjadi
seplan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbulan sel dan akumulası ion
logam tersebut.

Beberapa senyawaorganik dalam tubuh fitoplankton, termasuk klordil, maupu


menpkat kogam berat membentuk senyawa kompleks melalui gugusugus berat
seperti sulfidril dan amua. Ikatan kompleks terscla yang reakrif terlaadap fo
Tenyelkan lopam lerat menjadt lelalı stalal dan lerakumulasi dalam el
fitoplankion. Namn, Landungan semyawa organik yang berperan selogai lipand
tidak sumu pada setap jenis fitoplankton tengantong kondiss fisioloasnya. Melalui
proses aknf Chlrella dapat menuntesis protein pengkelat lopam. Fitokelatin
disintesis dari uruan tripeptida (elutations yang tersusun dari glutamat, cystin dan
gisin. Glutation ini ada dalam scluruh sel. Jika terjadi pencemaran logam Cd
misalnya glutation akan memlentuk fitokelatin-Ced selanjutnya diteruskan ke
vakuola. Penyerapan logam Cd lerkatan demgus plH medium:

2 S-H Cd"S-Cd-S+2H+

D. APLIKASI BIOREMEDIASI POLUTAN OLEH ALGA

Pengaplikasian bioremediasi dalam penanganan polutan organik dan anorganik


telah banyak dilakukan oleh peneliti seluruh dunia, antara lain:

1. Aplikasi pada Limbah Organik

Pengolahan Limbah organik dapat dilakukan dengan bioremediasi alga,salah


satu spesies alga yang bisa digunakan dalam bioremdiasi adalah Spirogyra
sp.Salah satu penelitian bioremediasi Spirogyra sp adalah Penelitian yang
dilkakukan Apriadi dkk. (2014).

”fitoremediasi limbah budidaya sidat menggunakan filamentous alga


spirogyra sp.”

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi dari filamentous algae


(Spirogyra sp.)sebagai agen bioremediasi dalam mereduksi kandungan bahan
organik limbah budidaya sidat.Diperoleh hasil bahwa penurunan konsentrasi
bahan organik menggunakan Spirogyra sp. berlangsung efektif hingga hari
keenam. Spirogyra sp.mampu mentolelir limbah budidaya sidat pada dosis
limbah 25% dan 50%.Spirogyra sp. Pada perlakuan dosis limbah 50%
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menurunkan bahan organik
limbah budidaya sidat.Kemampuan alga dalam mengadsorbsi limbah organik
juga telah dibuktikan oleh Ibrahim dkk. (2012) dalam penelitian yang berjudul
”Pemanfaatan Rumput Laut Sargasum Sp. Sebagai Adsorben Limbah
Cair Industri Rumah Tangga Perikanan”

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan Sargassum


sebagai adsorben, pengaruh modifikasi kimia pada rumput laut Sargassum dan
bobot adsorben yang digunakan terhadap kemampuan mengadsorbsi limbah
cair perikanan.Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yaitu modifikasi
optimum yang mampu menurunkan kadar COD limbah cair industri rumah
tangga perikanan adalah modifikasi menggunakan asam. Sargassum sebagai
adsorben limbah cair industri rumah tangga perikanan berfungsi dengan baik
pada bobot 1,0-2,0 gram dalam 100 mL limbah cair. Bobot adsorben secara
umum yang paling efektif dalam menurunkan beban limbah cair industri
rumah tangga perikanan adalah pada bobot 1,0 gram dalam 100 mL limbah
cair. Penggunaan 1,0 gram Sargassum modifikasi asam dapat menjadikan
warna limbah cair menjadi agak bening, menurunkan pH menjadi 4,84,
menurunkan nilai kekeruhan menjadi 245 NTU, nilai TSS sebesar 851,7 mg/L
dan nilai COD sebesar 720 mg/L.

2. Aplikasi pada Limbah Anorganik

Limbah anorganik seperti logam berat bersifat non-biodegradable. Oleh karena


itu perlu upaya penanganan maupun pencegahan terhadap bahan pencemar
tersebut. Pengolahan limbah secara fisiko kimiawi dinilai mahal, menurunkan
biodiversitas, banyak lumpur yang dihasilkan, dan kurang efektif pada
konsentrasi logam di bawah 50 mg/l. Bioremediasi merupakan salah satu
metode perbaikan lingkungan yang lebih ramah lingkungan karena
menggunakan agen hayati seperti alga.Salah satu jenis alga yang banyak
digunakan dalam bioremediasi adalah Chlorella vulgaris Beijerinck yang
termasuk kedalam golongan mikroalga bersel satu yang banyak tumbuh di
perairan tawar dan laut, telah dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pakan,
suplemen, biofuel dan bioremediasi (Purnawati dkk, 2015).

Salah satu penelitian tentang Chlorella vulgaris Beijerinck untuk bioremediasi


adalah penelitian yang dilakukan Purnawati dkk. (2015) dengan judul Potensi
Chlorella vulgaris Beijerinck dalam remediasi logam berat Cd dan Pb skala
laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi C. vulgaris
sebagai agen bioremediasi terhadap cemaran logam berat Cd dan Pb skala
laboratorium. Hal yang diamati dalam penelitian tersebut adalah pola
pertumbuhan populasi C. vulgaris, persentase penurunan logam Cd dan Pb
oleh C. vulgaris, besarnya akumulasi logam dalam C. vulgaris, serta nilai
Bioconcentration Factor (BCF). Berikut grafik Prosentase penurunan
kandungan ion logam berat Pb dan Cd pada medium oleh C. vulgaris pada hari
ke-76

Berdasarkan Gambar 47 tersebut terbukti bahwa C. vulgaris mampu


menurunkan konsentrasi ion Cd dan Pb dalam perairan. Prosentase penurunan
konsentrasi ion Pb dalam media kontrol, 1 ppm, 3 pm, dan 5 ppm berturut-
turut 70%, 80%, 62%, dan 52% sedangkan dalam media Cd pada konsentrasi
serupa berturut-turut 67%, 79%, 56%, dan 51%. C. Vulgaris mampu
mengakumulasi Cd lebih besar dari pada Pb. Berikut adalah grafik penurunan
logam oleh C. Vulgaris.

Anda mungkin juga menyukai