Kel 1 Kdk-Po1
Kel 1 Kdk-Po1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
khusus pada kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan
kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan
fungsi hidup sehari-harinya, selain itu keperawatan merupakan jenis tenaga
kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu berhubungan langsung
dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Namun di dalam menjalankan
tugasnya tidak jarang perawat bersinggungan dengan masalah etika dan
hukum. (Wulan, kencana dan Hastuti.2011) Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat pasien adalah etika. Etika diperlukan oleh semua
profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip- prinsip suatu
profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional. Etika adalah
peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral (Nila Ismani, 2001). Etika keperawatan memberikan keputusan
tentang tindakan yang diharapkan benar-benar tepat atau bermoral. Etika
keperawatan sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau
kewajiban bagi anggotanya tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang
lain. Anggota profesi mempunyai pengetahuan atau ketrampilan khusus
yang dipergunakan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi orang
lain. (Samporno, 2005). Etika profesi keperawatan merupakan practice
discipline dan sebagai implimentasinya diwujudkan dalam asuhan praktek
keperawatan. Perawat harus membiasakan diri untuk sepenuhnya
menerapkan kode etik yang ada sebagai gambaran tanggung jawabnya
dalam praktik keperawatan. (Wulan, Kencana dan Hastuti. 2011)
Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau
kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau keseluruhan peraturan
tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Berkembang di dalam
masyarakat dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas,
mengandung pesan kultural karena tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat (Mertkusumo S). Tujuan adanya etika dan hukum keperawatan
adalah untuk memberikan gambaran tentang etika dan hukum keperawatan
dan cara penanganannya menurut konsep ilmu. Dengan etika dan hukum
keperawatan, seorang perawat mampu mengambil sikap dan keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan
etika, hukum dan perundang-undangan dalam bidang keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kamar bedah dari masa ke masa?
2. Bagaimana konsep etika profesi perawat kamar bedah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah kamar bedah dari masa ke masa.
2. Untuk mengetahui konsep etika profesi perawat kamar bedah.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Masa Renaissance
Masa transisi :
Desakan & minat untuk menggali dan mencari apa yang sesungguhnya
benar
Ilmuwan muda non-gereja : berpikir lebih bebas, menitikberatkan logika
dan rasio & ingin tahu kebenaran
lmu anatomi & fisiologi manusia diperdalam
Andreas Vesalius : De Humani Corporis Fabrica
Di Jerman ahli bedah Paracelsus : alam adalah penyembuh utama &
menganjurkan agar ilmu bedah dan ilmu penyakit dalam dipersatu kembali
Assosiasi barber-ahli bedah mulai di kontrol
Pendidikan untuk ahli-bedah dilakukan melalui kurikulum bedah dalam
pendidikan kedokteran
4. Masa pra-modern
Pusat pendidikan terbesar di eropa pada abad 17 : Leyden, Montpellier,
Padua dan Paris
Intensifikasi studi bidang anatomi, patologi & fisiologi, masih menganut
filosofi kuno
William Harvey : Fundamental Understanding Of The Anatomy And
Physiology Of The Circulation Of The Blood
Pendidikan & praktek bagi pembedahan dikelola profesi kedokteran
Pengembangan dari ketangkasan tangan & teknik pembedahan
Inovasi Larrey : organisasi sistem bedah di lapangan & sistem ambulans
lapangan
Namun angka kematian di antara prajurit terluka masih cukup tinggi : belum
diterapkan cara pembiusan & belum diketahui tentang anti- dan asepsis
Permulaan abad ke XIX ilmu-bedah telah kembali menduduki tempat yang
kokoh (si ahli-bedah adalah seorang tabib terpelajar yang disegani &
memiliki kemahiran pribadi, serta menguasai ilmu anatomi dan patologi)
Dua hal rintangan untuk majunya ilmu-bedah : anestesi & metoda antiseptis
pembedahan
6. Abad ke-20
Hampir semua organ & rongga badan bisa dioperasi
Kemajuan ilmu kedokteran didapat dengan pengetahuan dasar ilmiah, riset,
percobaan binatang & teknik baru
Berkembangnya spesialisi & subspesialisasi bedah
7. Masa Milenium
Loncatan besar dalam teknologi kedokteran disebabkan kemajuan luar biasa
dari teknologi informasi, lensa optik, elektronika, mesin/alat mikro, dan
sebagainya.
Ruang operasi
Pada abad ke-18, amfiteater medis mengambil fungsi baru:
menyaksikan operasi pada pasien hidup! Kebanyakan ruang operasi pada
dasarnya adalah amfiteater dan kadang-kadang diizinkan sebanyak 450
orang untuk melihat operasi yang terjadi di rumah sakit. Setelah anestesi
anestesi pada tahun 1840-an, jeritan kesakitan yang mengganggu berkaitan
dengan operasi dibungkam, dan semakin banyak orang mulai menghadiri
demonstrasi pembedahan, yang tidak lagi memperlihatkan penderitaan
pasien. Pada tahun 1870-an, demonstrasi bedah dilakukan dengan berbagai
macam hiburan, sehingga beberapa rumah sakit mengubah teater mereka
untuk menarik minat orang-orang kaya untuk melihat operasi ini. Meskipun
mudah untuk melihat perkembangan operasi, penting untuk diperhatikan
bahwa ada banyak masalah dengan theatres operasi.
A. Kesimpulan
Masa Prasejarah Ilmu Bedah untuk pengobatan luka dan termasuk
prosedur untuk meringankan gangguan seperti menghapus sempalan,
menusuk bisul atau lecet, mengobati luka bakar dan menghilangkan
jaringan trauma. Pada perkembangan kamar bedah hingga abad ke-19,
sangat umum bagi orang kelas atas dan menengah untuk memiliki prosedur
pembedahan yang dilakukan oleh praktisi pribadi di tempat tinggal mereka.
Malah, sangat disukai untuk menjalani pembedahan di rumah yang
bertentangan dengan rumah sakit, yang sering kali berkaitan dengan infeksi
dan kemiskinan.
Etika berasal dari kata ethos yang pada bentuk tunggal berarti
kebiasaan, adat istiadat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir;
sedangkan dalam bentuk jamak (ta etha) berarti adat kebiasaan dengan kata
lain etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan (Bertens K., 2000).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dijadikan
sebagai salah satu sumber informasi dan kajian serta penulis berharap
makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA