Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


II.1.1 Pengeringan
Pengeringan didefinisikan sebagai proses pemindahan air dengan menggunakan
panas atau aliran udara untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri
sehingga tidak dapat berkembang lagi atau menjadi lambat berkembang (Pramulia, 2011).
Pada sistem pengeringan maka proses utamayang terjadi adalah proses perpindahan
panas dan perpindahan massa. (Incropera, Frank P and DeWitt, David P, 2008)
mendefinisikan perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas adalah
suatu perpindahan energi termal pada suatu media yang diakibatkan oleh perbedaan
temperatur (gradientTemperatur). Sedangkan perpindahan massa adalah perpindahan
massa pada suatu media yang diakibatkan oleh adanya perbedaan konsentrasi molar suatu
spesies pada media tersebut.
Proses pengeringan terjadi melalui penguapan air karena perbedaan tekanan dan
potensial uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Penguapan kandungan air
yang terdapat dalam bahan juga terjadi karena adanya panas yang dibawa oleh media
pengering yaitu udara. Uap air tersebut akan dilepaskan dari permukaan bahan ke udara
pengering. Penguapan air dari bahan meliputi empat tahap yaitu :
1. Pelepasan ikatan dari bahan
2. Difusi air dan uap air ke permukaan bahan
3. Perubahan tahap menjadi uap air
4. Perpindahan uap air ke udara (Sumarsono, 2004).
Peristiwa yang terjadi selama proses pengeringan meliputi dua proses, yaitu
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas yaitu proses pemberian
panas pada bahan untuk menguapkan air dari dalam bahan atau proses perubahan bentuk
cair ke bentuk gas. Sedangkan perpindahan massa yaitu pengeluaran massa uap air dari
permukaan bahan ke udara (Bella, 2012).
Saat ini telah dikenal banyak sekali jenis mesin pengering yang bekerja dengan
berbagai prinsip pindah panas dan massa yang sangat beragam. Diantara sekian banyak
jenis mesin pengering terdapat beberapa yang paling sering digunakan untuk
mengeringkan produk farmasi salah satunya rotary dryer (Bella, 2012).
Drying adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari suatu zat padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat tersebut pada suatu nilai
yang dapat diterima (L. W. McCabe, 1993).
Proses drying menurut (Geankoplis, 1983) dapat dikelompokkan berdasarkan
kondisi fisik yang digunakan pada proses penambahan panas dan pemindahan uap air,
yaitu:
1. Panas ditambahkan dengan kontak langsung udara panas pada tekanan atmosfer dan
uap yang terbentuk dibuang oleh udara.
2. Pada drying secara vakum, panas ditambahkan secara tidak langsung dengan
mengkontakkan dinding logam atau radiasi (suhu rendah dapat digunakan pada kondisi

II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
vakum untuk material tertentu yang mungin mengalami kerusakan warna atau
terdekomposisi pada suhu tinggi).
3. Pada freeze drying, air disublimasi dari bahan yang beku.

II.1.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan


A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap
melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke
bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya
bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu.
Menurut (Supriyono, 2003) hal ini terjadi karena:
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus
bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak
melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari
bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga
kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian
dalamnya masih basah (Supriyono, 2003).
C. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan
bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang
bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan
menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah
terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara
disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin
cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan (Supriyono,
2003).
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan (Westry, 2013).

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-2


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
E. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka
makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air
Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban
pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak
akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).

II.1.3 Rotary Dryer


Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier.
Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 1200-
1800oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900oF (Earle, 1969).
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk
bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan
pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator,
putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan
dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan
dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang
piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang
lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya
(bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder
dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu
ujungnya (Jumari, A dan Purwanto A., 2005). Pengering putar ini dipanaskan dengan
kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel
luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang
dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.

Gambar II.1.1 Gambar Bagian Dalam Alat Pnegering Rotary Dryer

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-3


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding
dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak
bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa
logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut
konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan
menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot
yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer
(Bella, 2012).
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga tidak
hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh
bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh
alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini
mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses
pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk
diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain (Jumari, A dan Purwanto
A., 2005).
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang
berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan.
Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari
atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan
proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang
hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian
ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah
kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering
drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara
pembakaran (Bella, 2012).
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary dryer
dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume
material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total volume material
yang terdapat di dalam rotary dryer (Earle, 1969). Mekanismenya sebagai berikut, pada
saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada jarak
tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat
seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi untuk
mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit
dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti. Untuk
dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara benar dan meyakinkan, perlu
difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat
di dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan basah, karena
adanya driving force suhu, dan temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap
air berpindah ke aliran gas karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses
simultan dari perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel
padat bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari
masukan sampai keluaran. Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi dan
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-4
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
konduksi (Earle,1989).

Gambar II.1.2 Gambar Penampang Rotary Dryer

Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct, indirect dan special


types. Istilah tersebut mengacu pada metode transfer panasnya, istilah direct digunakan
pada saat terjadi kontak langsung antara gas dengan solid (Perry, 1984).
Peralatan rotary dryer dapat diaplikasikan untuk pemrosesan material solid secara
batch maupun kontinyu. Material solid harus mempunyai sifat dapat mengalir bebas dan
berwujud granular (Jumari, A dan Purwanto A., 2005).
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui kadar air
input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang diijinkan,
sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga dapat
ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung), arah gas
panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan udara, kecepatan dan tenaga
putar, dan dimensi siklon (Anonim, 2009).
Pengering rotari telah menjadi andalan bagi banyak industri yang menghasilkan
produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya membutuhkan modal yang
besar dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel. Penggunaan tabung uap yang dibenamkan
dalam sel yang berputar membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih
efisien secara termal. Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar,
manufaktur yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang
mudah digunakan dan sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga
berlaku untuk bahan pasta dan kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau bahan
yang kadar air tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang besar, berbagai
aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan operasi yang mudah
digunakan, dll (Anonim, 2008).
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan paling
ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan dan flue gas dapat
ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan diambil, sejumlah volume total
gas yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan. Kecepatan gas yang ekonomis
biasanya kurang dari 0,5 m/s (Jumari, A dan Purwanto A., 2005).

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-5


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang banyak.
Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara silinder
pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah diaduk sehinga
pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini dilengkapi 2
silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan yang akan dikeringkan,
dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan hasil pengeringan. Masing-
masing silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap (kipas) yang mengalirkan secara
teratur udara panas disamping berfungsi pula sebagai pengaduk dalam proses pengeringan,
sehingga dengan cara demikian pengeringan berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses pengeringan
bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
8. Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
9. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
10. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
11. Efisiensi energi rendah
12. Perawatan alat yang susah
13. Tidak ada pemisahan debu yang jelas
Komponen Rotary Dryer

Gambar II.1.4 Komponen Rotary Dryer


Keterangan :
1. Heavy Duty Drum Construction 8. Combustion Chamber (optional)
2. Internal Lifters 9. Discharge Chute
3. Riding Rings 10. Seals
4. Trunnion Rollers 11. Support Frame
5. Thrust Wheel 12. Modular Frame (optional)
6. Drive 13. Burner System
7. Feed Chute

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-6


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Neraca Massa dan Neraca Panas untuk Continuous Dryer

Energi yang masuk

mg,Tga,Hga mg,Tgb,Yb,Hgb

ms,tsa,Hsa,Xa Energi yang keluar ms,Tsb,Hsb,Xb

Gambar II.1.5 Neraca Massa dan Panas untuk Continuous Dryer

Bila solid masuk pada ms (berat padatan kering/waktu) dan dikeringkan dari Xa ke
Xb (berat moisture/berat padatan kering) dan berlangsung pada perubahan suhu Tsadan Tsb.
Persamaan Neraca Massa Komponen Air :
ms.Xa + mg.Yb = ms.Xb + mg.Ya ..................(1)
Persamaan Neraca Panas :
ms.Hsa + mg.Hgb = ms.Hsb + mg.Hga + Q ..................(2)
di mana
Hsa = entalpi bahan yang akan dikeringkan masuk pada suhu Tsa
Hsb = entalpi bahan yang telah dikeringkan keluar pada suhu Tsb
Hga = entalpi gas keluar
Hgb = entalpi gas masuk
Q = energi yang masuk/hilang.

Efisiensi Rotary Dryer


Efisiensi yang ada pada rotary dryer dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :
1. Efisiensi thermal yaitu perbandingan panas yang tersedia dengan panas yang masuk
η thermal = [ ( Qinput - Qloss) / Qinput ] x 100% .............(3)

2. Efisiensi drying yaitu perbandingan panas yang digunakan untuk drying dengan panas
yang tersedia.
η drying = [ Qdrying/ ( Qinput - Qloss) ] x 100% ...........(4)
Nilai dari efisiensi thermal dan efisiensi drying ini menentukan performance dari rotary
dryer yang digunakan (Anonim, 2010).

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-7


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.2 Aplikasi Industri
Pabrik Pupuk Phonska Departemen Produksi II PT. Petrokimia Gresik mempunyai
spesifikasi kadar air di dalam produk maksimal 1,5%. Untuk mendapatkan granul dengan
kadar air kurang dari 1,5% dilakukan pengeringan terhadap granul. Proses pengeringan
granul phonska di Departemen Produksi II PT. Petrokimia Gresik menggunakan alat
pengering yaitu rotary dryer.
Rotary dryer merupakan salah satu alat utama yang digunakan sebagai alat
pengering granul phonska. Unjuk kerjanya dapat dilihat dengan mengamati effisiensi
thermal yang dihitung berdasarkan pada perhitungan neraca massa (berdasarkan bahan
baku masuk dan keluar) dan perhitungan neraca panas (berdasarkan jumlah panas masuk
dan keluar). Komposisi bahan baku, suhu masuk dan keluar rotary dryer dapat diketahui
dari Central Contol Room (CCR), Laboratorium Phonska dan pengamatan secara langsung.
Tujuan evaluasi unjuk kerja rotary dryer ini untuk mengetahui layak tidaknya suatu
rotary dryer bekerja. Kelayakan tersebut dapat diamati dari perbedaan nilai effisiensi
thermal rotary dryer yang didapatkan dari perhitungan neraca massa dan neraca panas
rotary dryer dan efisiensi desain rotary dryer. Apabila terdapat effisiensi thermal yang
tidak sesuai atau jauh beda dengan efisiensi desain dapat segera diatasi dan dicari
pemecahannya sehingga tidak menimbulkan kerugian yang terlalu besar.
Rotary dryer atau pengering putar adalah alat pengering yang digunakan untuk
mengeringkan NPK granul Phonska di Unit Produksi II PT. Petrokimia Gresik. Rotary
dryer terdiri dari sebuah selongsong berbentuk silinder (yang dipasang pada suatu
batangan roll) yang dapat berputar secara horizontal atau sedikit miring kebawah
membentuk sudut dengan bidang dasar di atas suatu support. Panjang silinder sekitar 30,8
meter dan diameternya berukuran 3,8 meter. Pada bagian dalam silinder terdapat sekat-
sekat yang arahnya membujur sejajar sumbu silinder, sepanjang silinder. Sekat ini disebut
flight yang berfungsi untuk mengangkut bahan yang akan dikeringkan pada silinder yang
berputar. Bahan basah dimasukkan pada bagian ujung yang lebih tinggi dan akan keluar
sebagai produk yang kering pada ujung bagian yang lebih rendah. Gerakan maju dari
bahan yang dikeringkan ini disebabkan oleh adanya gaya gravitasi, putaran silinder,
kemiringan silinder dan adanya flight (Perry, 1988). Perputaran terjadi karena alat ini
dilengkapi dengan gear yang dipasang pada shell dan dihubungkan dengan suatu drive ke
motor penggerak.
Prinsip kerja Rotary Dryer 09-M-110 Pabrik Pupuk Phonska
Rotary Dryer akan mengeringkan padatan NPK granul hingga mencapai kadar air 1
- 1,5% dengan bantuan udara pengering yang disuplai dari Combution chamber (furnace)
dengan arah co-current. Dengan adanya putaran pada Rotary Dryer akan mempermudah
NPK granul untuk dikeringkan karena proses kontak dengan udara panas lebih sering
terjadi, disamping itu proses pengeluaran produk NPK granul dari Rotary Dryer juga akan
lebih mudah.
Kondisi Operasi Rotary Dryer 09-M-110 Pabrik Pupuk Phonska
 Kadar air produk granulator = 1,8 - 5% yang akan dikeringkan di dryer 9-M-110,
untuk mencapai spesifikasi produk.

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-8


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Produk dari granulator masuk ke Rotary Dryer melalui chute dengan sudut elevasi
70o. Kemiringan Rotary Dryer antara 3 – 5o.
 Putaran Rotary Dryer 3 rpm.
 Udara panas disuplai dari combustion chamber(furnace) 9-B-101 dengan kalori
yang diperlukan berkisar 4106 - 6106 kkal/jam.
 Temperatur udara masuk tergantung dari jumlah air yang harus diuapkan, dan
dikendalikan otomatis berdasarkan temperatur udara keluar dengan TIC-105.
 Peralatan pelengkap Rotary Dryer adalah Lump Crusher 9-Q-102 di tengah shell
sisi keluaran, dan Grizzly sepanjang 800 mm yang dilengkapi rangka besi
membentuk sudut pengangkat bongkahan produk dan memasukkannya ke crusher.
Gas dari Rotary Dryer mengalir melalui dryer cyclone 9-D-106 A/B/C/D, diisap
oleh dryer exhaust fan 9-C-107, gas langsung ke scrubbing system sebelum dibuang ke
atmosfer.

Gambar penampang Rotary Dryer


Gambar penampang Rotary Dryer dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu:


1. Total produk NPK perhari : 1500 ton/hari
2. Temperatur udara panas masuk : 300oC
3. Temperatur udara panas keluar : 90oC
4. Temperatur NPK granul masuk : 80oC
5. Temperatur NPK granul keluar : 90oC
6. Kadar air NPK granul masuk :5%
7. Kadar air NPK granul keluar : 1,5 %
8. Cpl : 4,187 kJ/kg oC
9. Cps : 1,382 kJ/kg oC
10. Laju udara kering masuk : 105.667,81 m3/jam
( Data lapangan plant Phonska,2009)

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA II-9


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai