PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian asuhan antenatal?
2. Apa tujuan asuhan antenatal?
3. Bagaimana standar pelayanan antenatal di komunitas?
4. Bagaimana standar minimal asuhan antenatal 14T?
5. Bagaimana standar alat antenatal?
6. Bagaimana manajemen asuhan antenatal?
7. Bagaimana perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin?
C. Tujuan
1
1. Untuk mengetahui pengertian asuhan antenatal.
2. Untuk mengetahui tujuan asuhan antenatal.
3. Untuk mengetahui standar pelayanan antenatal di komunitas.
4. Untuk mengetahui standar minimal asuhan antenatal 14T.
5. Untuk mengetahui standar alat antenatal.
6. Untuk mengetahui manajemen asuhan antenatal.
7. Untuk mengetahui perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada
pelayanan kebidanan komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan
memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
Asuhan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan memberikan ASI, dan pemulihan
kesehatan reproduksi secara wajar.
3
Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut
meliputi :
1. Standar 3 (Identifikasi ibu hamil)
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberi penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
secara dini dan secara teratur.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
b. Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
hamil.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.
4
a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama
kehamilan.
b. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
d. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
e. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
5
5. Standar 7 (Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan)
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang
memadai dan tepat waktu.
b. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.
6
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1)
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil
dihitung dari Trimester I sampai Trimester III yang berkisar anatar 9-13,9 kg
dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 -
0,5 kg tiap minggu mulai Trimester II. Berat badan ideal untuk ibu hamil
sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks
massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada
rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan
bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan
dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan 0,4 kg. Perempuan
dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu
metode untuk mengetahui penambahan optimal, yaitu:
a. 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg.
b. 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg.
c. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg.
7
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.
8
a. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk
mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).
b. TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes
RI, 2000).
Jadwal Imunisasi TT yaitu sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang
tidak pernah diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling
sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat
kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian) Jarak
pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu
(Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
9
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
TT1
TT2
TT3
25 tahun/seumur
TT 5 1 taun setelah TT4 99
hidup
10
kematian janin pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat
menyebabkan premature, cacat bawaan.
14. Temu wicara/konseling dengan bidan atau dokter kandungan anda (T14)
Bagi Anda yang tinggal di tempat yang tak bisa memenuhi pelayanan
akan 14T, maka setidaknya seorang ibu hamil mendapatkan pelayanan
minimal yang mencakup 7T. Tanyakan pada layanan kesehatan terdekat Anda
untuk kehamilan yang sehat.
12
m. Bengkok.
n. Handuk kering.
o. Tabung urin.
p. Lampu spirtus.
q. Reagen untuk pemeriksaan urin.
r. Tempat sampah.
2. Peralatan Steril
a. Bak instrumen.
b. Spatel lidah.
c. Sarung tangan (handscoon).
d. Spuit atau jarum.
3. Bahan-bahan Habis Pakai
a. Kassa bersih.
b. Kapas.
c. Alkohol 70%.
d. Larutan klorin.
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14.
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai
minggu ke -28.
14
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai minggu
ke-36 dan setelah minggu ke-36.
Kunjungan ideal selama kehamilan:
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1
bulan.
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan.
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan.
4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan.
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan.
15
4. Sebelum melakukan asuhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu, tanggal,
hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak mengganggu
aktifitas ibu serta keluarga.
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai
rencana melahirkan dirumah.
Faktor Resiko +
Skrining I
16
Ibu KRR
Ibu KRT
Skrining
KRST
II,III,dan seterusnya
Komplikasi Persalinan Kelompok FR I,II Kelompok
FR III
PKM RS
PKM ATAU RS RUMAH SAKIT
18
Gambar 2.2 Penapisan Dini dengan Menggunakan Kartu Prakiraan Persalinan
Soedarto (KPPS)
Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas
adalah sebagai berikut:
1. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah
mungkin dan membuatnya merasa nyaman.
2. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip
mendengarkan efektif.
3. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan
kebidanan.
4. Melakukan peeriksaan seperlunya.
5. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb).
6. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan
tindakan darurat.
7. Memberikan konseling sesuai kebutuhan.
8. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah..
9. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-
tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan
penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin
tidak bergerak seperti biasanya.
10. Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu
11. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
12. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
13. Mendokumentasikan hasil kunjungan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan
antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal
seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan
khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya
terdiri atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur
tinggi fundus uteri, skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tata laksana kasus, temu wicara
(konseling). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter
spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada
kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
23
kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap
seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
24