Oleh:
DINDA PUSPARANI
165090501111043
Oleh:
DINDA PUSPARANI
165090501111043
Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL
Mengetahui,
Ketua Jurusan Statistika
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang adalah perusahaan daerah
dengan status badan hukum dan mempunyai hak otonomi dalam pengelolaan air minum.
Sebagai pengelola air minum untuk masyarakat Kota Malang, tentu saja PDAM harus
mengacu pada PERMENKES mengenai standar mutu kualitas air minum. Oleh karena itu,
diperlukan pengendalian kualitas statistik terhadap kekeruhan dan pH pada air dengan
menggunakan bagan kendali variabel moving range.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang dibagi menjadi dua bagian, diantaranya
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Praktek Kerja Lapang adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi mata kuliah wajib sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan jenjang S1 Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.
2. Menerapkan ilmu statistika yang telah didapatkan selama kuliah dalam dunia kerja,
serta dapat memberikan informasi kepada PDAM Kota Malang terkait dengan
penerapan statistika.
3. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja.
4. Dapat memecahkan permasalahan dalam proses kegiatan kerja nyata di lapangan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penerapan bagan kendali variabel moving range dalam analisis
pengendalian kualitas produk.
2. Mengetahui penyebab terjadinya kualitas produk tidak terkendali secara statistik pada
pengelolaan air di PDAM Kota Malang.
1.3. Sasaran
Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini yaitu Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang, pihak Universitas Brawijaya khususnya Jurusan
Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta mahasiswa Jurusan
Statistika yang memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapang.
2
1.4. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa, PDAM Kota Malang, serta bagi Universitas Brawijaya. Manfaat
yang diharapkan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.4.1. Bagi Mahasiswa
Dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini, terdapat beberapa manfaat yang diharapkan
bagi mahasiswa. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dapat menerapkan ilmu statistika yang telah didapatkan dalam kegiatan perkuliahan
melalui permasalahan yang ada pada PDAM Kota Malang.
2. Mendapatkan gambaran umum terkait situasi dan kondisi lingkungan kerja secara
langsung melalui proses pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang di PDAM Kota
Malang.
3. Dapat melatih diri dalam beradaptasi pada lingkungan kerja, serta melatih cara berpikir
terkait dengan pemecahan masalah yang ada di dunia kerja, sebagai salah satu bentuk
persiapan untuk memasuki dunia kerja.
1.4.2. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang
Adapun manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapang bagi perusahaan. Manfaat
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Mendapatkan informasi mengenai penerapan statistika pada PDAM Kota Malang.
2. Peserta Praktek Kerja Lapang diharapkan dapat memberikan masukan terkait
pemecahan masalah, terutama yang terkait dengan analisis data pada PDAM Kota
Malang.
1.4.3. Bagi Universitas Brawijaya
Manfaat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang bagi Universitas Brawijaya
dapat dilihat sebagai berikut.
1. Terjalinnya hubungan kerjasama yang baik dengan instansi tempat pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang, yaitu PDAM Kota Malang.
2. Memperkenalkan Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Brawijaya, kepada PDAM Kota Malang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Visi :
Menjadi Perusahaan Air Minum yang sehat dan dibanggakan dengan pelayanan prima yang
berkelanjutan
Misi :
1. Menyediakan pelayanan air minum yang prima dan berkelanjutan dengan harga yang
terjangkau kepada masyarakat kota malang.
2. Memberikan kontribusi penghasilan kepada pemerintah kota malang dari bagian laba
usaha perusahaan.
3. Melaksanakan peran aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan
pelestarian lingkungan.
Sasaran Perusahaan :
Sasaran PDAM Kota Malang yaitu mencapai cakupan pelayanan lebih dari 96% pada
tahun 2019, dengan meningkatkan kehandalan sistem penyediaan air minum yang didukung
kondisi keuangan yang memadai, pegawai yang kompeten serta pemanfaatan teknologi
informasi yang efektif.
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini merupakan struktur organisasi PDAM Kota Malang berdasarkan peraturan
direksi perusahaan daerah air minum kota malang nomor 30 tahun 2013 tentang kedudukan,
susunan organisasi, uraian tugas, fungsi, dan tata kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Malang.
5
disebut juga sebagai metode statistik. Metode statistik tersebut terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensia. Statistika deskriptif adalah
metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data
sehingga memberikan informasi yang berguna (Wapole, 1992:2). Statistika deskriptif dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data.
Setiap pengukuran aritmatika untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakilkan
nilai sentral dari suatu gugus data disebut sebagai ukuran pemusatan. Ukuran pemusatan
yang paling sering digunakan yaitu rata-rata, median, dan modus.
Ukuran pemusatan belum dapat menggambarkan penyebaran nilai pengamatan dari
rata-ratanya. Sehingga diperlukan ukuran penyebaran yang dapat mengukur seberapa jauh
pengamatan-pengamatan tersebut menyebar dari rata-ratanya. Terdapat beberapa ukuran
penyebaran diantaranya yaitu rentang/jangkauan (range), deviasi rata-rata, variansi/ragam,
dan standar deviasi.
2.2.2. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik
Pengendalian kualitas bertujuan untuk menjamin tingkat kualitas suatu produk. Dalam
proses produksi tentu terdapat variabilitas proses, dimana terjadi keragaman dalam proses
produksi. Semakin besar varibilitas proses akan berakibat pada pemborosan dalam hal biaya,
waktu, dan usaha. Sedangkan semakin kecil variabilitas proses, maka kualitas produk akan
semakin baik. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian kualitas stastistik untuk
meningkatkan kualitas produk, sehingga kepuasan konsumen pun meningkat.
Pengendalian kualitas statistik digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu pengendalian
proses statistik yang menggunakan bagan kendali dan rencana penerimaan suatu produk
(acceptance sampling). Menurut Irwan dan Haryono (2015:65), pengendalian proses
statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pengendali dan
dapat memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistika. Sedangkan acceptance
sampling merupakan proses evaluasi bagian produk dan seluruh produk yang sudah
dihasilkan.
2.2.3. Bagan Pengendali
Bagan pengendali merupakan suatu bagan yang digunakan dalam teknik pemantauan
proses pengendalian kualitas statistik. Dengan menggunakan bagan kendali, jika terdapat
produk yang berada di luar kendali secara statistik, dapat segera dilakukan perbaikan. Bagan
kendali dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan kapabilitas
proses. Berikut ini dapat dilihat contoh bagan pengendali.
6
Gambar 2.1
Pada Gambar 2.1 terdapat tiga batas pengendali, yaitu batas kendali atas (upper control
limit), garis tengah (center line), dan batas kendali bawah (lower control limit). Tiga hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Batas kendali atas (upper control limit) merupakan batas tertinggi titik-titik yang masih
dalam keadaan terkendali secara statistik.
2. Garis tengah (center line) merupakan nilai tengah karakteristik kualitas yang berkaitas
dengan keadaan terkontrol).
3. Batas kendali bawah (lower control limit) merupakan batas terendah titik-titik yang masih
dalam keadaan terkendali secara statistik.
Jika titik-titik yang di plotkan terletak di dalam batas kendali, maka proses dikatakan
terkendali secara statistik. Namun, jika terdapat satu atau lebih titik yang berada di luar batas
kendali, maka proses dikatakan tidak terkendali, sehingga diperlukan tindak lanjut untuk
menangani proses yang tidak terkendali. Terdapat beberapa kriteria yang menyatakan proses
tidak terkendali apabila dipenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut
(Montgomery, 1990:137).
1. Satu atau beberapa titik di luar batas pengendali.
2. Suatu giliran dengan minimal tujuh atau delapan titik, dengan macam giliran dapat
berbentuk giliran naik atau turun, giliran di atas atau di bawah garis tengah, atau giliran
di atas atau di bawah median.
3. Dua atau tiga titik yang berturutan di luar batas pengendalian 2-sigma, tetapi masih di
dalam batas kendali.
4. Empat atau lima titik yang berturutan berada di luar batas 1-sigma.
5. Pola tak acak dalam data.
6. Satu atau beberapa titik dekat satu batas peringatan atau pengendali.
7
Apabila dilakukan pengendalian kualitas statistik dengan menggunakan bagan kendali,
perhatikan beberapa kriteria yang telah di jelaskan di atas. Jika kriteria tersebut tidak ada
yang terpenuhi, maka proses dinyatakan telah terkendali secara statistik.
2.2.4. Bagan Pengendali Variabel
Karakteristik kualitas dapat dinyatakan dalam ukuran angka, misalnya ukuran volume.
Suatu karakteristik kualitas yang dapat diukur dapat disebut variabel. Bagan pengendali
variabel digunakan untuk mengawasi variabilitas proses produksi yang memiliki
karakteristik kualitas dalam bentuk variabel. Bagan kendali variabel tebagi menjadi beberapa
̅ − 𝑺, 𝑺𝟐 , dan bagan kendali amatan individu
̅ − 𝑹, 𝒙
jenis diantaranya adalah bagan kendali 𝒙
dengan membentuk bagan kendali rentang bergerak (moving range).
Pada pengendalian proses, memungkinkan suatu keadaan menggunakan ukuran
sampel sama dengan satu (n = 1). Beberapa keadaan yang memungkinkan penggunaan bagan
kendali individu dalam kaitannya dengan bagan kendali rentang bergerak adalah sebagai
berikut (Montgomery, 2009:259).
1. Proses inspeksi dan pengukuran teknologi secara otomatis, serta setiap unit produk
dianalisis.
2. Pengumpulan data relatif lama karena proses produksi yang lama. Sehingga data
produksi yang tersedia hanya sedikit. Dalam hal ini, tidak memungkinkan ukuran
sampel lebih dari satu (n > 1). Kasus yang memungkinkan terjadi pada kondisi bukan
produk, misalnya data akuntansi.
3. Pengukuran ulang memberikan hasil yang berbeda hanya karena kesalahan laboran atau
kesalahan, misalnya pada proses kimiawi.
4. Beberapa pengukuran dilakukan pada unit produk yang sama.
5. Pengukuran dengan subgroup sangat homogen, misalnya diameter sekrup dengan
ukuran yang sama atau ketebalan satu rol karpet.
Pada beberapa aplikasi dari bagan kendali individu, bagan kendali moving range dapat
digunakan pada rentang dari dua observasi berturut-turut sebagai dasar untuk penaksiran
variabilitas proses. Moving range dapat didefinisikan dengan rumus berikut (Montgomery,
2009:260).
𝑴𝑹𝒊 = |𝒙𝒊 − 𝒙𝒊−𝟏 | (2.1)
i = 1, 2, 3, …, k
Keterangan :
𝑴𝑹𝒊 : Moving range pada amatan ke-i. 𝒙𝒊−𝟏 : satu amatan sebelum amatan ke-i
8
𝒙𝒊 : data pada amatan ke-i
Untuk membuat bagan kendali moving range, diperlukan menghitung batas kendali dengan
rumus sebagai berikut (Montgomery, 2009:260).
̅:
Bagan kendali 𝒙
̅̅̅̅̅
𝑴𝑹
̅−𝟑
𝑼𝑪𝑳 = 𝒙 (2.2)
𝒅𝟐
̅
𝑪𝑳 = 𝒙 (2.3)
̅̅̅̅̅
𝑴𝑹
̅−𝟑
𝑳𝑪𝑳 = 𝒙 (2.4)
𝒅𝟐
Keterangan :
UCL : batas kendali atas;
CL : garis tengah;
LCL : batas kendali bawah;
̅
𝒙 : nilai rata-rata observasi
̅̅̅̅̅
𝑴𝑹 : nilai rata-rata moving range
𝒅𝟐 : factor 𝒅𝟐 pada tabel
Bagan kendali 𝑴𝑹 :
𝑼𝑪𝑳 = 𝑫𝟒 ̅̅̅̅̅
𝑴𝑹
(2.2)
̅
𝑪𝑳 = 𝒙 (2.3)
𝑳𝑪𝑳 = 𝑫𝟑 ̅̅̅̅̅
𝑴𝑹 (2.4)
Keterangan :
UCL : batas kendali atas;
CL : garis tengah;
LCL : batas kendali bawah;
̅
𝒙 : nilai rata-rata observasi
̅̅̅̅̅
𝑴𝑹 : nilai rata-rata moving range
𝑫𝟒 dan 𝑫𝟑 : nilai pada tabel
9
BAB III
METODE PKL
11
DAFTAR PUSTAKA
Batarfie, M.U.A. 2006. Analisis Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) SBQUA, Studi Kasus di PT. Sinar Bogor QUA, Pajajaran-
Bogor. Skripsi Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Irwan & Haryono, D. 2015. Pengendalian Kualitas Statistik, Pendekatan Teoritis dan
Aplikatif. Alfabeta, cv. Bandung.
Menkes. 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. https://www.mapurna.id/files/
SK_Permenkes_492_2010.pdf
Montgomery, D.C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Alih Bahasa oleh
Zanzawi Soejoeti. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Montgomery, D.C. 2009. Intoducton to Statistical Quality Control 6th ed. John Wiley &
Sons, Inc. United States of America.
PDAM Kota Malang. 2011. Info Perusahaan. http://www.pdamkotamalang.com/
user/proses_menu/102. Diakses pada tanggal 8 April 2019.
Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika, Edisi 3. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
12
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DATA DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN AKADEMIK
13
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KEPANITIAAN
14
KEMAMPUAN
6.
1. Paket program Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Power Point)
2. Paket Program Software Genstat, Minitab, SPSS, Gretl, R.
Hormat saya,
Dinda Pusparani
165090501111043
15
Lampiran 2. Rencana Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Minggu
Hari Rencana Kegiatan
ke-
Senin Penerimaan peserta PKL di PDAM Kota Malang.
Selasa Perkenalan PDAM Kota Malang.
1 Rabu Perkenalan unit kerja yang ada di PDAM Kota Malang.
Kamis Perkenalan mengenai aktivitas PDAM Kota Malang.
Jumat Mencari struktur organisasi PDAM Kota Malang.
Senin Berdiskusi dengan pembimbing lapang mengenai permasalahan.
Selasa Survey kondisi lapangan.
Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti selama Praktek
2 Rabu
Kerja Lapang.
Kamis Mencari referensi terkait permasalahan yang akan diteliti.
Jumat Menambah referensi mengenai metode untuk analisis data.
Senin Memulai penulisan laporan PKL pada bagian pendahuluan.
Selasa Memulai penulisan laporan PKL pada bagian metode analisis data.
3 Rabu
Melakukan analisis data.
Kamis
Jumat Menyelesaikan interpretasi dari hasil analisis data.
Mengkonsultasikan hasil analisis dengan pembimbing lapang di
Senin
PDAM Kota Malang.
Selasa Menyusun laporan terkait analisis data yang dilakukan.
Mengkonsultasikan hasil laporan terkait penyusunan dengan
4 Rabu
pembimbing lapang di PDAM Kota Malang.
Kamis Memperbaiki isi laporan hasil Praktek Kerja Lapang.
Pelepasan peserta Praktek Kerja Lapang dari pihak PDAM Kota
Jumat
Malang.
16
Dapus
Indrayana, T.S.W.P. 2009. Analisis Pengaruh Variabel Marketing Mix Terhadap Volume
Penjualan Pada PT. Danliris di Sukoharjo. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
17