Anda di halaman 1dari 23

PENYIFATAN PUPUK BUATAN

LAPORAN

OLEH:

SONIA RAHAYU 170301076


ANNA YULIANTI SITUMEANG 170301077

KELOMPOK
AGROTEKNOLOGI II

PRAKTIKUM PUPUK DAN PEMUPUKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
PENYIFATAN PUPUK BUATAN

LAPORAN

OLEH :
SONIA RAHAYU 170301076
ANNA YULIANTI SITUMEANG 170301077

KELOMPOK 8
AGROTEKNOLOGI II

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Praktikum Pupuk dan Pemupukan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Diketahui Oleh, DiperiksaOleh,


Dosen Penanggung Jawab Praktikum AsistenKorektor

(Dr.Ir. Sarifuddin, MP.) ()


NIP:196509031993031014 NIM:

PRAKTIKUM PUPUK DAN PEMUPUKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Penyifatan Pupuk Buatan” yang merupakan

salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Pupuk dan

Pemupukan Program Agroteknologi Fakultas Pertanian Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Sarifuddin, MP. selaku dosen penanggung jawab

Praktikum Pupuk dan Pemupukan serta kakak dan abang asisten Laboratorium

Pupuk dan Pemupukan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan

paper ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ........................................................................................
KegunaanPenulisan......................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
KarakteristikPupuk ......................................................................................
Urea .............................................................................................
SP-36 ...........................................................................................
KCl ..............................................................................................

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Percobaan .....................................................................
Bahan dan Alat ............................................................................................
MetodePraktikum ........................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil .............................................................................................................
Pembahasan .................................................................................................

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan

kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat

kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di

Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan

memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara

terus menerus dengan dosis yang berlebihan (Mulyani, 2002).

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah.

Dengan ppertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara

pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur

akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan

permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian

pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta

menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari (Goeswono, 1995).

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduki dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau non

organik ( mineral ). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan

bakar yang diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon

tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme (Ahira, 2004).

Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus

meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan jumlah


2

petani, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk

sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Selain memperhatikan faktor tanah dan

lingkungan , dalam metode pemberian pupuk juga perlu di perhatikan, karena

sebagian besar petani menggunakan pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang

bersifat panas jika terkena batang atau daun dari tanaman (Setyaningtyas, 2008).

Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan pupuk pada

tanaman tersebut agar tanaman tersebut dapat berkembang dengan baik dan saat

melakukan pemupukan tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pupuk pada

tanaman, sehingga tanaman tidak mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak

zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya

bagi tanaman. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan dibagian

tanaman (Lingga dan Marsono, 2000).

Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan

berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap

jenis tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda.

Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam

pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut,

waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode

pemupukan. Dengan tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur

hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena

pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap

pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun

pertanaman berikutnya unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun akan

terus berkurang (Setyaningtyas, 2008).


3

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai guna dan hasil

guna suatu pupuk buatan seperti Urea, KCl dan SP-36 yang ditentukan oleh sifat

pupuk tersebut.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian praktikum di Laboratorium Pupuk

dan Pemupukan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan. Serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan

tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah

menjadi lebih subur. Pemupukan pada umumnya di artikan sebagai penambahan

zat hara tanaman ke dalam tanah. Dalama arti luas pemupukan sebenarnya juga

termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah

misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah meneral pada tanah

organik, pengapuran dan sebagainya (ameliorasi) (Aditia, 2011).

Klasifikasi pupuk dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu (1) atas dasar

pembentukannya yang terdiri dari pupuk alam dan pupuk buatan, (2) atas dasar

kandungan unsur hara yang dikandungnya yang terdiri dari pupuk tunggal dan

pupuk majemuk, (3) atas dasar susunan kimiawi yang mempunyai hubungan

penting dengan perubahan-perubahan di dalam tanah (Hakim, 1986).

Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus meningkat

sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan jumlah petani,

kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai

usaha peningkatan hasil pertanian. Selain memperhatikan faktor tanah dan

lingkungan , dalam metode pemberian pupuk juga perlu di perhatikan, karena

sebagian besar petani menggunakan pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang

bersifat panas jika terkena batang atau daun dari tanaman (Setyaningtyas, 2008).

Pupuk dibagi 2 golongan berdasarkan jumlah unsur hara yang terkandung

didalamnya, yaitu (1) pupuk tunggal (single fertilizers) jika hanya mengandung

satu unsur hara saja, contoh pupuk ini yaitu Urea, TSP, SP-36, dan (2) pupuk
5

majemuk (compound fertilizers) jika mengandung dua atau lebih unsur hara

pokok, misalnya nitrofosfat / NP (23-23-0). Pupuk yang dibuat dengan

mencampur pupuk tunggal disebut sebagai pupuk campur (mixed fertilizers)

(Nuni, 2015).

Adapun manfaat dari pupuk adalah untuk Memperbaiki struktur tanah

begitu juga dengan karakteristiknya, sehingga tanah menjadi gembur, ringan,

mudah diolah, dan mudah ditembus akar, Tanah-tanah berat menjadi mudah

diolah, Kesuburan tanah meningkat, Aktivitas mikroba tanah pun meningkat,

Kapasitas peyerapan air oleh tanah juga meningkat sehingga tanah menjadi mudah

menyediakan kebutuhan air yang diperlukan tanaman, Memperbaiki habitat

hewan yang hidup di tanah dan ketersediaan makanan hewan-hewan tersebut jadi

lebih terjamin, Meningkatkan ketahanan terhadap perubahan sifat tanah yang

terjadi secara tiba-tiba, Mengandung mikroba yang bertugas mengurai bahan-

bahan organic, Meningkatkan kapasitas pertukaran kation sehingga jika tanaman

diberi pupuk dosis tinggi, unsur hara tanaman tidak mudah tercuci,

Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah

(Handayani, 2009).

Berdasarkan cara pelepasan hara / penyediaan hara bahan pupuk dapat

digolongkan menjadi (1) pupuk pelepas hara cepat, misalnya urea dan (2) pupuk

pelepas hara perlahan. Pupuk pelepas hara perlahan dapat terjadi karena

kelarutannya memang kecil, misalnya fosfat alam, atau dapat dibuat dengan

penyelaputan (coating), misalnya SCU (Sulphur coated urea) atau karena dibuat

suatu campuran sehingga kelarutannya menurun, misalnya urea-formaldehida

(Inderalaya, 2015).
6

Pupuk Urea

Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia)

dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan

hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam

proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun

bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu

kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada

Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).

Rumus kimia Urea adalah CO(NH2)2. Berbentuk kristal berwarna putih,

atau butir-butir bulat. Kadar N 45 %. Karena kadar N yang tinggi maka lebih

ekonomis (murah) daripada pupuk N yang lain. Higroskopis, sudah mulai menarik

uap air pada kelembapan nisbi udara 73 %. Sering diberi selaput (coated) untuk

mengurangi sifat higroskopis. Reaksi fisiologi agak masam dengan ekivalen

kemasaman 80, tidak terlalu mengasamkan tanah (Mulyani, 2002).

Untuk dapat diserap tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah dulu

menjadi amonium dengan bantuan enzim tanah urease melalui proses hidrolisis :

CO(NH2)2 + 2H2 O à (NH4)2 CO3. Bila diberikan ke tanah proses hidrolisis

tersebut cepat sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai amonia. Dalam

proses pembuatan urea sering terbentuknya senyawa biuret yang merupakan racun

bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah banyak. Agar tidak mengganggu kadar

biuret dalam urea harus kurang dari 1.5 – 2.0 % (Lingga dan Marsono, 2000).

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung unsur nitrogen dengan

berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, memiliki rumus kimia NH2CONH2.

Pupuk urea mudah larut dalam air dan sifatnya mudah menghisap air, oleh sebab
7

itu penyimpanan pupuk urea sebaiknya pada tempat kering dan tertutup rapat

dengan suhu ruangan. Kandungan nitrogen yang terdapat dalam urea sebesar 46%

dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg nitrogen. menambahkan,

penggunaan pupuk urea lebih baik dari pupuk ZA untuk lahan pasir pantai karena

pelindian nitrat yang dilakukan oleh pupuk ZA lebih cepat. Pelindian yang cepat

menyebabkan tanaman tidak bisa menyerap unsur hara secara

maksimal (Budiyanto, 2013).

Pupuk SP-36

SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang

ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5SP 36 adalah 46 %

yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan

ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun

kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,

lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, 1986).

Pupuk SP-36 merupakan salah satu pupuk anorganik yang diberikan

melalui tanah dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pada prinsipnya,

pemupukan dilakukan secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan

mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman dan dapat

meningkatkan produksi jagung (Purnomo, 2007).

Kandungan phosfat dalam pupuk SP-36, berperan dalam pembelahan sel,

mempercepat pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan,

pemperkuat batang, dan berperan dalam perkembangan akar. Penelitian yang

dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk SP-36


8

terhadap keragaman morfologi dan sitologi jumlah kromosom dari beberapa

varietas unggul (Hidayat, 2010) .

Pupuk KCl

Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga

termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial

bagi tanaman. Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku

(deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui

penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl (Mulyani, 2002).

Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan

utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini

disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk

ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O

sampai 60 % (Budiyanto, 2013).

Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N,

memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan

karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan

hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses

pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya

mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua

sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi

tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu (Hardjowigeno, 1992).

Pupuk ini lebih dikenal dengan singkatannya yaitu KCl. Sama halnya

dengan pupuk ZK, KCl ini juga ada dua macam, yaitu KCl 80 mengandung K
9

(K2O) 52- 53% dan KCl 90 mengandung K (K2O) 55-58%. Pemakaiannya lebih

terbatas karena KCl ini mengandung klorida yang bisa berpengaruh negatif pada

tanaman yang tidak membutuhkan alias peka terhadap klorida. Keracunan klorida

ini amat bergantung pada iklim dan kondisi tanah. Pada musim kering dan tanah

agak masam, serta di tanah liat dan berpasir keracunan klorida sering terjadi.

akibat keracunan tersebut hasil tanaman menurun, hal ini terjadi karena tanaman

lebih cepat mati sebelum waktunya, menurunnya kadar kering hasil tanaman, tipe

daun sedikit berlainan dari biasanya, mengurangi rasanya (Lingga, 1992).

Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal adalah KCl. Pupuk KCl yang

dikenal selama ini sebagian besar merupakan hasil tambang.Endapan tambang

kalium yang sangat terkenal ada di Perancis dan Jerman. Kandungan utama dari

endapan tersebut adalah KCl dan K2SO4 karena umumnya tercampur dengan

bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil

pemurniannya mengandung K2O sampai 50 %.Jenis inilah yang banyak beredar di

pasaran.Endapan tambang kalium yang sangat terkenal ada di Perancis dan

Jerman (Ruhnayat, 2007).


10

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun percobaan ini dilakukan di Laboratorium Pupuk dan Pemupukan,

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Pelaksanaan percobaan ini

dilakukan atau dimulai pada tanggal 14 Maret 2019 sampai dengan 21 Maret

2019.

Bahan dan Alat

Adapaun bahan yang digunakan adalah Pupuk Urea sebagai contoh pupuk

anorganik N, Pupuk SP-36 sebagai contoh pupuk anorganik P, Pupuk KCl sebagai

contoh pupuk anorganik K, label untuk menandai setiap perlakuan pengaamatan

pupuk, kertas sebagai wadah untuk meletakkan pupuk yang alan diamati, aquades

untukmelarutkan pupuk, sabun dan air mengalir untuk membersihkan wadah

bekas pupuk dan mencuci tangan.

Adapun alat yang diginakan timbangan analitik untuk menimbang pupuk,

erlemeyer 125 cc sebagai wadah pupuk untuk diaduk dan diamati, botol kocok

sebagai alat menampung pupuk yang telah diaduk, pH indikator untuk

memberikan warna yang menunjukan pH pupuk, pH colorimetric sebagai

indikator warna yang menentukan pH. buku penuntun sebagai tempat menulis

hasil pengamatan, kamera sebagai alat untuk mengamati hasil pengamatan, botol

besar untuk menampung pupuk yang dilarutkan, stopwatch sebagai penanda

waktu.
11

Prosedur Percobaan

Pada praktikum penyifatan pupuk buatan dilakukan dengan mengamati

sifat – sifat penting yaitu sifat higroskopis pupuk, kelarutan pupuk dan pH pupuk.

Higroskopis Pupuk

- Diambil kertas putih yang bersih dan diberi tanda diletakkan di atas meja.

- Diletakkan sejumlah sampel pupuk Urea, SP-36 dan KCl di atas kertas

selembar.

- Diamati perubahan perubahan sampel pupuk dan difoto

- Dilakukan pengamatan sebanyak 6 kali

Kelarutan Pupuk

- Ditimbang Pupuk Ures, SP-36 dan KCl sebanyak 10 gr

- Dimasukkan pupuk tersebut ke dalam erlenmeyer 125 cc

- Ditambahkan 25 mL air kedalam Erlenmeyer 125 cc

- Diguncang menggunakan tangan selama 2 menit

- Diamati kelarutan pupuk, perubahan warna dan endapan

pH pupuk

- Dipindahkan larutan pupuk bekas kelarutan pupuk ke dalam botol kocok

- Diukur pH pupuk tersebutmenggunakan colorimetric dengan pH indikator

- Diceupkan pH indikator dan diamati perubahan warna

- Dicatat pH pupuk tersebut


12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penyifatan Pupuk Buatan

Kelarutan Pupuk

Table 1. Kelarutan Berbagai Jenis Pupuk


Parameter Pengamatan
Jenis Pupuk Kelarutan Perubahan Warna Endapan

Urea Sempurna Putih menjadi Tidak terdapat


bening endapan
SP-36 Sempurna Abu-abu tua Terdapat
menjadi abu-abu endapan
muda
KCl Tidak Sempurna Tetap (merah Terdapat
bata) endapan

Gambar 1. Kelarutan Berbagai Jenis Pupuk


Jenis Pupuk Hasil

Urea

SP-36
13

KCl

pH Pupuk

Tabel 2. Hasil Pengukuran pH Pupuk


Jenis Pupuk pH

Urea 7
SP-36 2
KCl 6

Higroskopis Pupuk

Gambar 2. Hasil Pengamatan Berbagai Jenis Pupuk


N Jenis Pupuk
Tanggal
No. Urea SP-36 KCl
Pengamatan
1. 14 Mar 2019
14

2. 15 Mar 2019

3. 18 Mar 2019

4. 19 Mar 2019

5. 20 Mar 2019

6. 21 Mar 2019
15

Pembahasan
16

KESIMPULAN
17

DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Y. 2011. Laporan Praktikum Kesuburan Tanah : Pengenalan Pupuk


Anorganik. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Ahira, A, 2004. Pertanian dan Perkebunan Mengenal dan Merawat.Kanisius:
Yogyakarta
Budiyanto, M.T, Eko, 2013, Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Goeswono, S,. 1995. Masalah Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Departemen
Ilmu-Ilmu Tanah. IPB. Bogor.
Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Edisi Pertama,
Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta.
Handayani, Mutia. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos Terhadap
Pertumbuhan Bibit Salam, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository diunduh
28 Desember 2011
Hakim, N., Nyakpa, M.Y., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Diha, M.A., Hong,
G.B.,Bailey, H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
488 hal.
Hidayat, R. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis : Pengertian Website.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kompas, Granedia
Inderalaya, 2015. . Laporan Praktikum Kesuburan Tanah. Institut Pertanian
STIPER. Yogyakarta.
Lingga, P. 1991. Jenis Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat
Penelitian Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). ANTANAN. Bogor.
Lingga dan Marsono.2000.Pupuk Organik.Kanisius:Yogyakarta
Mulyani, A., Sukaraman., A. Hidayat dan A. Abdurachman. 2001. Peluang
Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Meningkatkan Produksi tanaman Pangan
di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 20(1), 2001. Pradhania R.
danSudirman. 2011. LaporanPraktikumPupukdanPemupukan.
UniversitasHasanuddin. Makassar.
Nuni, Y. 2015. Kajian Penggunaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap
Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
pada Tanah Litosol Gemolong. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Setyaningtyas, A. 2008. Makalah Industri Pupuk dan Amonia. Bandung; Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Sumono. 2013. Pupuk Dan Pemupukan Ramah Lingkungan. Universitas
Brawijaya.
Purnomo. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan. Depok: Penebar Swadaya
18

Ruskandi, 1996. Tingkat Dosis Pupuk dalam Upaya Peningkatan Produktivitas


Kapas. Malang: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Jurnal
Perspektif. Volume 6(1) : 22 – 34
Ruhnayat. 2007. LaporanPraktikumPengenalanPupuk. UniversitasHasanuddin.
Makassar.
19

LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai