MRV Ketenagalistrikan 3 MEI 2019-Editkedua (KLHK)
MRV Ketenagalistrikan 3 MEI 2019-Editkedua (KLHK)
Reporting Verification
8. Compliance 2. Adaptation
Committee
AGENDA PERSIDANGAN
PAWP : modalitas, prosedur, 3. Article 6 of Paris Agreement
7. Global Stocktake dan panduan implementasi (Carbon Market and Non-
Market Mechanism)
Persetujuan Paris
5. Technology
NO. HASIL PAWP
6. Transparency Framework for Action and Support (Art 13 APA 1.7): MPG for the transparency
framework for action and support
1. General:
MPGs: biennial transparency reports (BTR) akan menggantikan BR dan BUR, technical expert review
(TER) akan menggantikan international assessment and review (IAR), dan facilitative, multilateral
consideration of progress (FMCP) akan menggantikan international consultation and analysis (ICA).
Pelaporan dan review National Communication (Natcom) dilakukan setiap 4 tahun sekali, dimulai
dari waktu pelaporan pertama dibawah PA. Negara pihak dapat mensubmit Natcom dan BTR dalam
satu laporan sesuai dengan ketentuan Annex MPGs TF dimana informasi yang tercover sesuai
dengan Dec. 4/CP.5 dan Dec. 17/CP.8 dengan tambahan negara pihak juga harus melaporkan: a)
supplemental chapters on research and systematic observation (RSO) dan pendidikan, training, dan
public awareness; b) additional chapter on adaptation (bila dalam Natcom dan BTRnya tidak
melaporkan adaptasi); c) untuk negara pihak yang Natcom nya di review maka mengikuti panduan
dalam MPGs TF.
Technical annex REDD+ sesuai dengan Dec.14/CP.19 dilaporkan sebagai lampiran/ annex dalam BTR.
Serta memutuskan bahwa technical analysis untuk REDD+ akan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan TER.
NO. HASIL PAWP
6. Transparency Framework for Action and Support (Art 13 APA 1.7): MPG for the transparency
framework for action and support
2. Overarching Elements: CMA Decision: para 4 tentang pelaporan National Inventory
Report (NIR) ditext ditulis untuk Each Party. Namun ada fleksibilitas bagi negara
berkembang dapat melaporkan NIR dalam Natcom dan BTR sebagai satu kesatuan.
Bagian I Introduction: Chapter D Flexibility pada prinsipnya Indonesia sepakat dengan
negara berkembang lainnya untuk menerapkan flexibility. Namun pandangan Indonesia
sedikit berbeda dengan negara berkembang lain yang menginginkan fleksibilitas tanpa
batas. Indonesia berpandangan bahwa flexibility harus dibatasi untuk mendorong
improvement namun dengan berakhirnya fleksibility tidak menjadikan negara
berkembang tersebut memiliki kewajiban yang sama dengan negara maju.
NO. HASIL PAWP
6. Transparency Framework for Action and Support (Art 13 APA 1.7): MPG for the transparency framework for
action and support (Lanjutan)
3. National Inventory Report GHG Reporting Guidance:
Negara berkembang tetap diberi fleksibilitas untuk melaporkan NIR sebagai kesatuan dalamBUR dan Natcom, hal ini
berbeda dengan Annex I Parties yang mandatory melaporkan NIR sebagai standalone report (laporan terpisah) ke
UNFCCC. Indonesia juga tidak memiliki keberatan dalam pengaturan sector and gases karena adanya jaminan
fleksibilitas yang secara eksplisit tertuang dalam text MPGs.
Indonesia bisa menerima ITMOs, precursor gases, gas tambahan dan aviation and maritime emission dilakukan di
domestik namun harus ada fleksibility. Indonesia juga menyatakan sepakat terhadap Time series untuk dipertahankan
dalam text.
Khusus untuk ITMOs, kesepakatan tidak diperoleh pada saat COP 24, namun hanya disepakati secara procedural saja.
Sehingga pembahasan detail akan dilakukan pada saat SBSTA 50 di Bonn (May 2019).
4. Tracking progress NDC: Negara berkembang termasuk Indonesia tidak sepakat untuk isu mitigation co-benefits dan
harvested wood product (HWO) dikarenakan minimnya ketersediaan data. Namun dalam MPGs TF disepakati bahwa
penyampaian informasi ini memungkinkan hanya bila negara berkembang memiliki informasi tersebut (tidak
mandatory).
NO. HASIL PAWP
6. Transparency Framework for Action and Support (Art 13 APA 1.7): MPG for the transparency framework for
action and support (Lanjutan)
5. Adaptation: disepakati baik oleh negara maju dan negara berkembang bahwa informasi yang dilaporkan sesuai dengan
outcome dari Article 7 Adaptasi dan memastikan bahwa pelaporan dalam BTR dan Natcom sesuai dengan yang
diinformasikan dalam Adaptation Communication.
6. Support provided and mobilized: disepakati informasi apa saja yang harus disampaikan oleh negara maju dan negara
pihak yang turut memberikan support untuk dilaporkan dalam Natcom dan BTR, yaitu yang terkait dengan capacity
building, technology development and transfer, dan pendanaan.
7. Support needed and received: disepakati informasi apa saja yang harus disampaikan oleh negara berkembang untuk
dapat memperoleh support dari negara maju dan operating entity dibawah Konvensi (GEF,GCF). Urusan domestik
yang tadinya juga diatur selanjutnya tidak jadi disepakati mengingat urusan domestik merupakan kewenangan
masing-masing negara pihak.
NO. HASIL PAWP
6. Transparency Framework for Action and Support (Art 13 APA 1.7): MPG for the transparency framework for
action and support (Lanjutan)
8. Technical expert review: disepakati bahwa review akan dilakukan untuk BTR dengan menyesuaikan
kebutuhan dan kemampuan masing-masing negara pihak dalam mengikuti proses review. Untuk negara
maju, proses TER tidak lebih ringan dari yang sudah menjadi kewajibannya. Sedangkan untuk negara
berkembang, diberi fleksibilitas untuk memutuskan bersama-sama antara negara pihak (melalui NFP for
UNFCCC) dengan Sekretariat UNFCCC mengenai tipe review apa yang dapat dilakukan oleh negara
tersebut
9. FMCP juga masih sesuai dengan posisi Indonesia sebelumnya, namun saat ini muncul perdebatan
apakah FMCP (dan TER) ini nantinya berhubungan dengan compliance atau tidak (Art. 15). Namun pada
akhirnya disepakati bahwa FMCP akan dilakukan setelah TER selesai berproses dan menghasilkan
laporan hasil review yang nantinya menjadi bahan masukan dalam proses FMCP. Pengaturan lebih lanjut
akan dibahas pada SBSTA 50.
10. Tindak Lanjut: memastikan elemen-elemen pelaporan yang diatur dalam MPGs TF dapat disiapkan oleh
Indonesia sebelum 2024. BTR Indonesia yang pertama diperkirakan akan disubmit oleh Indonesia pada
tahun 2026.
NO. HASIL PAWP TINDAK LANJUT
REGULASI PERANGKAT
Perdirjen PPI
9/2018 Panel Methodology
Keterkaitan Perangkat dalam Penyediaan Data
Data aksi mitigasi dari
non Pemerintah
PEP (Data aksi mitigasi
dari Pemerintah)
dihitung melalui
sistem IGRK
Diperlukan Sistem Registri
SIGN-SMART
2. 2. NDC INDONESIA :
Emission Reduction Target For Each Sector Category
13
SRN sebagai tool transparansi framework
di tingkat nasional dan Tracking Progress NDC
TARGET
29%/ 41%
AKSI
• MITIGASI
• ADAPTASI
Sentral aksi Mitigasi dan Adaptasi
ROADMAP NDC serta sumberdaya (finance,
sampai tahun 2030 capacity building, transfer
(dalam proses penyusunan) teknologi) yang dilakukan oleh
Pemerintah dan NPS
IMPLEMENTASI AKSI-AKSI MITIGASI
Kementrian/ Laporan
Kem-LHK
Kem-LH
Lembaga (K/L) Inventarisasi
GRK
SIGN
Pendekatan
Top Down
Kemdagri
GUBERNUR
Laporan
Inventari BLHD Tingkat
sasi GRK Provinsi
Dinas Tingkat Dinas Tingkat
Provinsi Provinsi
BLHD
Laporan Kab/Kota
Pendekatan
Inventari Buttom up
sasi GRK Dinas Dinas
Kab/Kota Kab/Kota
Sepanjang kurun waktu Tahun 2000-2017, penggunaan energi pada industri energi (termasuk didalamnya penggunaan
bahan bakar pada pembangkit listrik dan panas, kilang minyak, dan proses batu bara) merupakan penyumbang emisi
terbesar pada sector energi,
MRV: PERMEN 72/2017 DAN PERMEN 71/2017 MELALUI SRN
R
MEASUREMENT, REPORTING, VERIFICATION (MRV)
M
V
Aktifitas Kegiatan MRV
M
Measurement
R V
Verification
Reporting
3
Tidak Disetujui
Keterangan :
Dit. PPI : melakukan verifikasi terhadap aksi 1. Penanggung Jawab Aksi menyampaikan laporan capaian Aksi
mitigasi (Kehutanan, Pertanian, Limbah, Energi Mitigasi kepada Menteri LHK
dan Industri) 2. Menteri menyampaikan laporan kepada Dirjen PPI selaku
Penanggung Jawab Verifikasi.
4 3. Dirjen PPI menugaskan Tim MRV Nasional untuk melakukan
Verifikasi capaian Aksi Mitigasi
4. Tim MRV Nasional i menyampaikan hasil verifikasi kepada Dirjen PPI.
Keputusan 5. Dirjen PPI menyampaikan rekomendasi kepada Menteri LHK.
5b 5a a. Persetujuan, jika hasil penilaian sesuai dengan dokumen
Hasil
laporan, capaian.
Tidak Sesuai Verifikasi Aksi Sesuai b. Penolakan, jika dari penilaian ditemukan ketidaksesuaian hasil
Mitigasi verifikasi.
Struktur Tim
MRV
Dasar Hukum:
SK DIRJEN PPI Nomor : SK.8/PPI-IGAS/2015
Penanggungjawab :
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim
Penetapan baseline
Perencanaan
Penghitungan target aksi dan
waktu capaian
PENGUKURAN
Pemantauan aksi
Pelaksanaan
untuk mendapatkan besaran
Penghitungan besaran emisi
Emisi GRK atau Serapan GRK GRK secara berkala
aktual.
Nilai ini akan menjadi dasar bobot penerimaan klaim capaian reduksi emisi GRK.
Nilai 1 : jika data aktifitas diperoleh dengan menggunakan asumsi tanpa/kurang referensi/
default
Nilai 2 : jika data aktifitas diperoleh dengan menggunakan asumsi dengan referensi yang
cukup/bersifat spesifik
Nilai 3 : jika
Kategori data aktifitas
penilaian diperoleh dengan
hasil penghitungan menggunakan
tersebut datake
dikelompokkan primer/hasil pengukuran/
dalam 4 (empat)
bersifat spesifik
kelas, yaitu:
ü Nilai 0 – 25 : jelek
ü Nilai 26 – 50 : kurang
ü Nilai 51 – 75 : sedang
ü Nilai 75 – 100 : baik
PELAPORAN – Pasal 5 Measurement Reporting Verification
Sistem Manajerial
PELAPORAN
TATA CARA
• Laporan capaian aksi Mitigasi
(Lampiran)
Perubahan Iklim meliputi data umum Metodologi penghitungan emisi
dan data teknis. GRK
• Data umum dan data teknis sesuai
Capaian aksi Mitigasi
dengan Peraturan Perundang
Undangan (Permen Penyelenggaraan
SRN) Periode pelaksanaan aksi
Pelaku
Penyelenggaraan
TUJUAN PENYELENGGARAAN SRN - Pasal 2 Ayat (1) SRN PPI
Pendataan aksi dan sumber daya adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim;
Monitoring, Prosedur
Menghindari penghitungan ganda (double counting) terhadap aksi Evaluasi, dan Penyelenggaraan
dan sumber daya adaptasi dan mitigasi sebagai bagian pengelolaan Pelaporan; dan SRN PPI;
prinsip Clarity, Transparency dan Understanding (CTU).
RANCANG BANGUN MRV DALAM SRN
Permen LHK 70/2017 dan Permen 72/2017
V a l i d a s i
M R V
Permen LHK 71/2017
OUTPUT
SKEMA / PELAKU DATABASE AKSI
Tidak
1. Pemerintah (Pusat/Daerah) Tidak MIITIGASI:
2. REDD+
Data aksi mitigasi & reduksi
3. Pelaku Usaha Ya emisi GRK
4. Inisiatif Lain VERIFIKASI
1. Mitigasi (skema MRV) ADAPTASI :
• Regulasi.
Tidak Ya
Ya 2. Adaptasi • Dukungan ilmiah
Input Data&Dokumen Pendukung VALIDASI 3. Joint AM • Renc & aksi adaptasi
4. Keg Terkait lainnya • Sistem monev
Kesesuaian dan Kelengkapan
• Sis informasi adaptasi
AKSI : SUMBERDAYA: data dan dokumen
• Mitigasi (M) • Pendanaan JAM :
• Adaptasi (A) • Capacity Building PROKLIM
• Joint AM • Alih Teknologi • Aksi Adaptasi
• Keg Terkait • Tenaga Ahli • Aksi Mitigasi
lainnya • Kategori hasil Penilaian
RANCANGAN INTEGRASI
SKEMATIK PENGGUNAAN
DATA HASIL PENANDAAN
ANGGARAN (TAGGING
PENDANAAN KE DALAM SRN
TAGGING PENDANAAN
Rancangan Integrasi SIMPEL dengan SRN (Draft)
KONDISI EXISTING APLIKASI SIMPEL
Dengan model integrasi
seperti ini diharapkan :
- User tidak melakukan
registrasi dan login di
aplikasi SRN.
- User mengisi data Tidak disertai data dan dokumen
detail nama aksi dan pendukung perolehan besaran
besaran penurunan angka penurunan emisi GRK
emisi beserta data Data penurunan emisi sesuai lampiran 5 PERMEN No. 3/ 2014
pendukungnya ke
dalam SRN. MODEL INTEGRASI APLIKASI SIMPEL DAN SRN
- PPU dapat mengakses
data summary
penurunan emisi yang
dibutuhkan sesuai
dengan Tabel Lampiran
5 Permen 3/2014 yang
Penambahan Menu link SRN pada
telah di isi user pada
aplikasi SRN. aplikasi SIMPEL
Contoh data Aksi Mitigasi dalam PROPER (Data Pembangkit)
HASIL ABSOLUT
No. Nama Perusahaan KEGIATAN PENURUNAN EMISI PARAMETER SATUAN Sektor
PENURUNAN EMISI
Sentralisasi sumber pembangkit energi listrik
1 PT. Adaro Indonesia 141 untuk operasional pemrosesan dan pemuatan 719,40 TonCO2 Energi
batubara di area CPBL
diisikan : kondisi peralatan & teknologi, jenis bahan bakar yang digunakan, efisiensi (thermal)
dan intensitas sebelum adanya aksi
diisikan: dengan angka (konsumsi bahan bakar & tipe teknologi) yang digunakan dalam setahun
TERIMA KASIH
http://ditjenppi.menlhk.go.id/srn/