Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBIT AIR SUNGAI

LAPORAN
Dikerjakan untuk memenuhi tugas matakuliah Hidrologi
Dosen pengampu: Fatiya Rosyida, M.Pd

OLEH
Haldi Priya Ambargil (180721639090)
Kharisma Sri W (180721639091)
Mafatihah Lailiyah N (180721639130)
Novela (180721639005)
Nur Aini (180721639061)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
NOVEMBER 2018
A. Judul Praktikum
Pengukuran Debit Air Sungai

B. Tujuan Praktikum
Praktikum pengukuran debit air sungai dengan menggunakan metode Slope Area ini
bertujuan:
1. Melatih mahasiswa mengukur debit air sungai secara langsung dengan
menggunakan metode slope area.
2. Mengetahui besarnya debit air sungai pada saat tertentu yang diukur dengan
menggunakan metode slope area.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Abney Level
2. Meteran
3. Yallon
4. Buku catatan dan alat tulis

D. Landasan Teori
Debit air adalah besarnya volume air yang mengalir melalui penampang tertentu
persatuan waktu. Sebenarnya debit air itu merupakan fungsi dari luas penampang dikali
kecepatan aliran. Luas penampang saluran yang berbentuk teratur dihitung menurut rumus
bentuk bangunnya, sedangkan penampang yang tidak teratur dihitung dengan
menggunakan prinsip rata-rata kedalaman air. Sedangkan kecepatan aliran merupakan
fungsi dari bentuk saluran, nilai kekasaran saluran, dan kemiringan aliran.
Untuk melaksanakan pengukuran debit perlu diikuti prosedur pengukuran sebagai
berikut:
1. Penempatan stasiun pengukuran harus memperhatikan 4 kriteria yaitu:
(1) Tempat pengukuran harus mudah dicapai,
(2) Tempat harus sesuai dengan kondisi lokasi pengukuran,
(3) Kedudukan alat harus stabil, dan
(4) Alat permanen.
2. Pemilihan tempat pengukuran kecepatan aliran harus memperhatikan 7 syarat yaitu:
(1) Penampang lurus dan aliran relatif merata,
(2) Distribusi kecepatan aliran teratur,
(3) Kecepatan aliran lebih besar dari 10/15 cm/detik,
(4) Dasar sungai stabil,
(5) Kedalaman air lebih dari 30 cm,
(6) Tidak ada aliran yang melampaui tebing, dan
(7) Tidak terdapat tumbuhan air.
Metode pengukuran debit air ada beberapa macam, yang mana setiap metode memiliki
kesesuaian dengan kondisi sungai atau saluran air yang akan dihitung debitnya. Pada
praktikum ini akan dilakukan pengukuran debit air dengan menggunakan 3 macam metode
yaitu metode slope area, metode apung, dan metode weir.
Prinsip pengukuran debit air dengan metode Slope Area adalah mengalikan luas
penampang saluran dengan kecepatan aliran. Luas penampang saluran diukur dan dihitung
sesuai rumus bentuk bangun yang dihasilkan. Sedangkan kecepatan aliran merupakan
fungsi dari bentuk penampang, kekasaran dasar saluran, dan kemiringan permukaan air.
Bentuk saluran diwujudkan radius hidraulik yaitu hasil bagi dari luas penampang dengan
perimeter basah. Angka kekasaran dasar saluran menentukan besar-kecilnya hambatan
yang dialami oleh air yang mengalir pada saluran tersebut. Dalam hal ini semakin kasar
dasar saluran, akan semakin besar hambatan, dan berarti pula semakin kecil kecepatan
aliran air. Sedangkan kemiringan permukaan air ditentukan oleh beda tinggi antara titik
hulu dan hilir sungai. Semakin besar kemiringan dasar saluran akan semakin besar beda
tinggi permukaan air, sehingga akan semakin cepat aliran air. Adapun rumus debit air
sungai dengan metode Slope Area sebagai berikut:

Rumus: Q = A.V
𝟏
𝑽 = 𝒏 𝒙 𝑹2/3 𝑿 𝑺1/2

Keterangan:
Q = debit air (m3/detik) R = A/P
A = luas penampang saluran (m2) P = perimeter basah (m)
V = kecepatan aliran air (m/detik) S = H/L
n = angka kekasan saluran (tabel) L = jarak antara titik dihulu dan hilir (m)
S = kemiringan garis energi (permukaan air) H = beda tinggi air dihulu dan hilir (m)
E. Cara Kerja
Prosedur kerja yang harus dilakukan mahasiswa dalam pengukuran debit air sungai
dengan metode slope area adalah:
1. Memilih bagian penggal sungai yang relatif lurus.
2. Menentukan titik hulu dan hilir pada penggal sungai berjarak antara 10–20 m.
3. Mengukur penampang sungai dibagian hulu dan hilir tersebut dengan cara:
 Membentangkan meteran di atas muka air dari tebing kiri ke tebing kanan
 Mengukur kedalaman air dari tebing kiri ke kanan dengan jarak tertentu
4. Mengukur beda tinggi antara permukaan air di titik hulu dan hilir dengan cara:
 Menggunakan pita ukur
Pada saat pengukuran yang pertama ini kita menggunakan pita ukur. Cara
menggunakan pita ukur, pertama kita berdirikan tongkat yalon di hulu dan hilir.
Jika sudah terdapat tongkat yalon di hulu dan hilir selanjutnya kita pasang
meteran di antara tongkat yalon hulu dan hilir. Selanjutnya kita putuskan pada
bagian segmen mana yang akan di bidik. Setelah menemukan segmen, kita ukur
berapa panjang segmen yang ada di bagian hulu dan hilir.

134 cm a. Selisih 134,1 – 119 = 15


119 cm

158 cm 157 cm b. Selisih 158 – 157 = 1

Dari selisih diatas dapat kita cari rata-


15+1 16
rata = =8
2 2

 Menggunakan Abney Level


Pada pengukuran kemiringan penampang, menggunakan tabung
teropong tetap yang disertai busur derjat dan persentase, alat ini adalah abney
level. Pertama membidik abney level pada target yaitu tongkat yalon yang sudah
ditentukan ketinggiannya, lalu pembidik harus melihhat gelembung nivo pada
cermin. Selanjutnya pembidik harus membaca besaran derajat atau persentase
pada busur, dan menentukan angka besaran kemiringan
Keterangan :
depan
tan =
samping
α
tan 1,1° =
1,1 20
◦ 𝑎
20 m 0,0129 =
20
𝑎 = 0,384

5. Menghitung besarnya debit air sungai dengan mengikuti langkah analisa hasil
pengamatan dan menggunakan rumus debit di atas.
F. Hasil Pengamatan
1. Gambar Penampang Melintang Sungai
 Lebar kiri-kanan (m)
a. 99 cm
b. 97 cm
 Kedalaman (m)
a. Segmen 47 = 1,18 m
b. Segmen 94 = 1,22 m
c. Segmen 141 =1,19 m

1.83 cm

0.47 cm 0.47 cm 0.47 cm 0. 42 cm


0 .99 c m

0. 97 cm
1.18 cm

1. 19 c m
1.22 cm

1:25
2. Hitungan gambar penampang melintang
a. Luas Penampang
Maka diperoleh:
Rumus: 𝐴 =
𝑎+𝑏
𝑥𝑡 𝑎+𝑏
2 𝐴= 𝑥𝑡
2
Keterangan: 183 + 111
= 𝑥 105
2
A = Luas penampang sungai (m2)
= 15.435 cm²
a = Panjang atas
b = Panjang bawah = 154,35 m²

t = Tinggi

b. Perimeter Basah (Radius Hidraulik)

𝐴
Rumus: 𝑅 = 𝑃

Keterangan :
R = Radius Hidraulik
A = luas penampang saluran (m2)
P = perimeter basah (m)

Diketahui: Maka diperoleh: 𝐴


𝑅=
A = 15.435 𝑃
P = 99+97+111 154, 35
=
3,07
= 307 cm
= 50,27 m²
= 3,07 m

3. Menghitung Kemiringan Garis Energi dengan rumus.

𝐻
Rumus: S = 𝐿

Keterangan:
S = kemiringan garis energi (permukaan air)
H = beda tinggi air di hulu dan hilir (m)
L = jarak antara titik di hulu dan hilir (m)
a. Menggunakan Yalon
Diketahui: Maka diperoleh: H
S=
H = 0,8 m L
0,8
L = 20 m = 20

= 0,04 m

b. Menggunakan Abney Level


Diketahui: Maka Diperoleh: 𝐻
𝑆=
H = 0,834 m 𝐿
L = 20 m 0,384
=
20
= 0,019

4. Menentukan nilai kekasaran saluran Manning’s dengan cara mencocokkan kondisi


dasar saluran dengan tabel angka kekasaran Manning’s.
Pada penampang, memiliki dasar berupa tanah dan sisi kanan dan kiri penampang
berupa tembok, sehingga memiliki harga sebesar 0,030 pada tingkatan normal

5. Menghitung debet air sungai


a. Menggunakan Yalon
Diketahui: 𝟏
𝑽 = 𝒏 𝒙 𝑹2/3 𝑿 𝑺1/2
n = 0,023 m
=1/0,023 x 0,502 2/3 x 0,041/2
R = 0,502 m
S = 0,04 m = 1/ 0,023 x 0,63 x 0,2
= 5,478

b. Menggunakan Abney Level


Diketahui; 𝟏
𝑽 = 𝒏 𝒙 𝑹2/3 𝑿 𝑺1/2
n = 0,023 m
R = 0,502 m = 1/0,023 x 0,502 2/3 x 0,0121/2

S = 0,012 m = 1/ 0,023 x 0,63 x 0,14


= 3,834
Dari data tersebut kita dapat mencari debet air pada suatu sungai
a. Menggunakan yallon
Diketahui: Q=AxV
A = 1,5434 m = 1,5435 x 5,478
B = 5,478 m
= 0,28 m

b. Menggunakan Abney Level


Diketahui: Q=AxV
A = 1,5435 m
= 1,5435 x 3,834
B = 3,834 m
= 0,4

G. Kesimpulan
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air dalam segala bentuk
(cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah.
Hidrologi merupakan sesuatu yang selalu berhubungan dengan air, baik air
dalam bersih ataupun air yang dalam keadaan keruh atau kotor. Hidrologi juga
mempelajari air yang terdapat di sekitar masyarakat yang digunakan masyarakat untuk
menghidupi kehidupan sehari-hari, juga mempelajari air yang ada di danau maupun
sungai.
Pada praktikum kali ini, mahasiswa mempelajari debit air yang ada di sungai
sekitar, tepatnya sungai tersebut berada di depan Gedung Pascasarjana UM.
Untuk mengukur debit air sungai, sebelumnya sungai harus dibagi menjadi
beberapa luasan. Dan setelah mahasiswa melakukan pengukuran tentang air sungai
dengan menggunkana metode slope area, debit aliran sungai tersebut sebesar 2469,6
m3/s.
H. Daftar Pustaka
Utami, Tri. Dkk. 2016. JRSDD : Desain Penampang Sungai Way Besai Melalui
Peningkatan Kapasitas Sungai Menggunakan Software HEC-RAS. (diunduh 6
November 2018)
Utaya, Sugeng. 2012. Pengantar Hidrologi. Malang. Aditya Media Publishing.
http://www.academia.edu/11678503/Pengukurn_Debit_Air_Sungai, (Online) diakses 8
November 2018

Anda mungkin juga menyukai