LAPORAN
Dikerjakan untuk memenuhi tugas matakuliah Hidrologi
Dosen pengampu: Fatiya Rosyida, M.Pd
OLEH
Haldi Priya Ambargil (180721639090)
Kharisma Sri W (180721639091)
Mafatihah Lailiyah N (180721639130)
Novela (180721639005)
Nur Aini (180721639061)
B. Tujuan Praktikum
1. Menganalisis besarnya evaporasi berdasarkan waktu dan suhu,
2. Menganalisis perbedaan evaporasi air bersih dan air tercemar,
3. Menganalisis hubungan kondisi lingkungan dengan evaporasi.
D. Langkah Kerja
1. Tentukan lokasi yang akan digunakan praktikum evaporasi yaitu di dalam area
Universitas Negeri Malang
2. Menyiapkan 2 rantang sebagai tempat ukur evaporasi
3. Menyiapkan 2 jenis air yaitu air bersih dan air tercemar kemudian dimasukkan ke
dalam rantang evaporasi. Ketinggian masing-masing air 14 cm per rantang.
4. Letakkan rantang yang sudah terisi air bersih dan air tercemar di tempat yang telah
ditentukan. Beri alas berupa kursi, kardus, atau beton supaya posisi kedua air tersebut
sejajar.
5. Proses evaporasi dilakukan sejak pukul 06.00 – 18.00 WIB. Selama proses praktikum
evaporasi, pantau dan lakukan pengecekan setiap dua jam sekali. Perhatikan dan catat
setiap perubahan (penyusutan atau pengurangan) pada ketinggian kedua air. Jika
kedua air tersebut tidak mengalami perubahan, maka tetap lakukan pencatatan.
6. Setelah diketahui hasil dari pencatatan evaporasi, maka lakukanlah pengolahan data.
E. LANDASAN TEORI
Evaporasi (evaporation) adalah perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk uap,
kebalikan dari proses kondesasi pada setiap saat dimana terjadi kontak antara air dan
udara maka terjadi proses penguapan. Pada daerah kering (arid) penguapan dapat
mencapai 2000 mm pertahun. Hal ini dapat menimbulkan kekeringan panjang. Evaporasi
atau penguapan menurut para ahli adalah perubahan air menjadi uap air. Air yang ada di
bumi bila terjadi proses evaporasi maka akan hilang ke atmosfer menjadi uap air.
Evaporasi dapat terjadi dipermukaan air bebas seperti bejana berisi air, kolam, waduk,
sungai, ataupun laut. Proses evaporasi dapat terjadi pada benda yang mengandung air,
lahan yang gundul, atau pasir yang basah (Suhardianto 1999). Menurut (Lakitan 1994)
evaporasi adalah suatu komponen siklus hidrologi, yaitu peristiwa menguapnya air dari
permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan dari vegetasi lainnya.
Pengertian lain tentang evaporasi yaitu, peristiwa berubahnya air menjadi uap air yang
terjadi pada air atau lengas yang berada di berbagai benda di permukaan bumi. Sumber
terbesar evaporasi adalah air laut dan lautan. Air yang ada dibumi ini apabila mengalami
proses evaporasi maka akan hilang menuju ke atmosfer menjadi uap air. Proses evaporasi
dapat terjadi pada benda yang mengandung air, lahan yang gundul atau pasir yang basah.
Pada lahan yang basah, evaporasi mengakibatkan tanah menjadi kering dan dapat
mempengaruhi tanaman yang tumbuh ditanah tersebut. Pada dasarnya proses evaporasi
terjadi dari dua peristiwa yang berkelanjutan, yaitu:
1. Interface evaporation yaitu transformasi dari air menjadi uap air yang berada di
permukaan air. Proses ini tergantung pada besarnya energi yang tersimpan
2. Vertical Vaportransfer yaitu pemindahan udara yang kenyang uap air dari interface ke
atmosfer.
Besarnya nilai evaporasi dapat diperoleh baik dengan cara pengukuran langsung
maupun secar empiris. Pengukuran langsung dilakukan dengan menggunakan alat atmometer,
lysimeter, dan Evaporation Pan. Sedangkan perhitungan evaporasi secara empiris dengan
menggunakan model/rumus yang ditemukan oleh para ahli hidrologi/meteorologi. Salah satu
rumus empiris yang cukup populer dan sering digunakan adalah rumus Thornweite (Utaya,
2001:12).
Faktor Penyebab Evaporasi
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya evaporasi adalah adanya sumber energi.
Hal ini karena air bisa menguap disebabkan adanya energi yang dapat bersumber dari: 1.
Sinar matahari, 2. Panas yang dibawa angin, 3. Panas didalam tanah, 4. Panas didalam air.
Besar kecilnya penguapan air pada permukaan air bebas dipengaruhi oleh banyak faktor
yaitu:
1. Kelembapan udara, semakin tinggi kelembapan udara maka penguapan semakin kecil.
2. Tekanan udara, semakin besar tekanan udara maka penguapan semakin besar.
3. Kedalaman dan luas permukaan air, semakin dalam air akan semakin kecil penguapan
dan semakin luas permukaan air maka akan semakin besar penguapan.
4. Kualitas air, air yang tercemar oleh ion – ion bermuatan jika terkena panas sinar
matahari, ion tersebut akan bergerak lebih cepat sehingga suhu air menjadi lebih
tinggi dan penguapan menjadi lebih besar.
5. Kecepatan angin, semakin besar kecepatan angin bertiup maka akan semakin besar
penguapan
6. Topografi, suatu daerah yang letaknya semakin tinggi maka suhunya akan semakin
kecil sehingga penguapan juga akan semakin kecil.
7. Iklim atau musim, perbedaan iklim dan musim mempengaruhi perbedaan penguapan
air yang terjadi di suatu daerah.
8. Lama penyinaran, semakin lama suatu tempat (badan air) mengalami penyinaran akan
semakin besar penguapan yang terjadi di daerah tersebut
9. Temperatur, semakin tinggi temperatur air akan semakin tinggi pula penguapan.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
REKAPITULASI DATA HASIL PRAKTIKUM EVAPORASI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI OFFERING B
ANGKATAN 2018
JUMLAH POHON
EVAPORASI
0-3 4-7 8-11
I 8 0 2
II 4 3 1
III 1 0 0
Keterangan:
Evaporasi I: 0,3 – 0,8
Evaporasi II: 0,81 – 1,31
Evaporasi III: > 1,32
Pembahasan:
Data di atas menunjukkan proses evaporasi banyak terjadi pada jumlah pohon
yang sedikit. Semakin sedikit jumlah pohon pada suatu wilayah, maka sinar matahari
yang membantu proses evaporasi intensitasnya tidak terbatas.
KETERBUKAAN
EVAPORASI
TERBUKA SEMI TERBUKA
I 10 3
II 2 3
III 1 0
Keterangan:
Evaporasi I: 0,3 – 0,8
Evaporasi II: 0,81 – 1,31
Evaporasi III: > 1,32
Pembahasan:
Data di atas menunjukkan bahwa proses evaporasi lebih banyak terjadi pada
wilayah yang terbuka. Karena semakin terbuka suatau wilayah, maka intensitas
cahaya yang membantu proses evaporasi juga semakin tidak terbatas.
KETERBUKAAN
EVAPORASI
TERBUKA SEMI TERBUKA
I 12 5
II 1 0
III 0 1
Keterangan:
Evaporasi I: 0,5 – 1,3
Evaporasi II: 1,31 – 2,11
Evaporasi III: >2,12
Pembahasan:
Data di atas menunjukkan bahwa proses evaporasi lebih banyak terjadi pada
wilayah yang terbuka. Karena semakin terbuka suatau wilayah, maka intensitas
cahaya yang membantu proses evaporasi juga semakin tidak terbatas.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa proses
pertukaran molekul air menjadi uap air yang biasa disebut proses evaporasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti, cahaya matahari, angin, dan keterbukaan. Selain itu alas juga
mempengaruhi proses evaporasi. Apabila alas atau lantai terbuat dari bahan isolator maka
proses evaporasi akan lebih lama jika dibandingkan dengan alas yang bersifat konduktor. Di
sisi lain, vegetasi juga mempengaruhi cepat lambatnya proses evaporasi. Semakin banyak
vegetasi di tempat uji praktikum evaporasi, maka semakin lama proses evaporasinya. Hal
tersebut dikarenakan sifat vegetasi (misal: pohon) yang bersifat teduh dapat mengahambat
terjadinya evaporasi.
H. DAFTAR RUJUKAN
Indarto 2010. Hidrologi. Jakarta:PT Bumi Aksara
Utaya Sugeng 2012. Pengantar Hidrologi. Yogyakarta:Aditya Media Publishing
https://www.academia.edu/11678492/Pengukuran_Evaporasi, diakses 10 Oktober 2018.
I. LAMPIRAN