Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan internal locus of control pada entrepreneur!

Konsep tentang internal locus of control pertama kali dikemukakan oleh


Rotter (1966) dalam Hansemark (2003), dimana internal locus of control
merupakan salah satu variabel kepribadian (personality) yang didefinisikan
sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib
(destiny) sendiri. Menurut Forte (2005) internal locus of control mengacu
pada kondisi-kondisi di mana seseorang mengatribusikan kesuksesan dan
kegagalan mereka. Forte juga mengatakan bahwa ketika orang-orang
mempersepsikan internal locus of control tersebut berada dalam dirinya
sendiri, mereka akan menghasilkan pencapaian yang lebih besar dalam hidup
mereka dikarenakan mereka merasa potensi mereka benar-benar dapat
dimanfaatkan sehingga mereka menjadi lebih kreatif dan produktif.
Individu yang mempunyai minat brwirausaha yang tinggi, diperlukan
sekali adanya keyakinan yang dapat mendorog dirinya sukses yang
disebabkan oleh semangat serta keberanian menantang dirinya sendiri
sehingga tidak akan lari apabila terjadi masalah dalam usahanya. Keyakinan
pada diri sendiri tersebut merupakan gambaran dari individu yang
mempunyai locus of control internal. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Bygrave (1996) bahwa internal locus of control
merupakan karakteristik yang dapat membentuk kewirusahaan. Sehingga
sangat diasumsikan bahwa seseorang yang cenderung mempunyai locus of
control yang internal akan mempunyai minat berwirausaha yang tinggi. Parsa
(2011) dalam penilitiannnya juga mengungkapkan bahwa bahwa locus of
control internal menjadi faktor menyumbang keberhasilan yang cukup tinggi
pada kewirausahaan, yakni sebesar 70%.
2. Jelaskan faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan seorang intrepreniur!
Zimmerer (dalam Suryana, 2006) mengemukakan beberapa faktor-faktor
penyebab kegagalan dan keberhasilan seorang intrepreniur adalah:
a. Faktor Kompeten
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakana faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil. Orang yang memiliki kemampuan tetapi
tidak memiliki kemauan atau orang yang memiliki kemauan tetapi tidak
memiliki kemampuan, keduannya tidak akan menjadi seorang
wirausahawan yang sukses. Misalnya seseorang yang memiliki kemauan
untuk berwirausaha tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk
mengelolannya, maka lama kelamaan usahanya akan tutup. Begitu juga
dengan orang yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak
memiliki kemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang
tersebut tidak pernah memiliki usaha. Oleh karena itu, dibutuhkan
kemauan dan kemampuan yanag kompeten untuik menjadi wirausaha
yang sukses.

b. Faktor Pengalaman
Untuk mencapai usaha suskes, sangat dibutuhkan pengelola yang
berpengalaman agar dapat meminimalkan hambatan. Baik
berpengalaman dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumberdaya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
c. Faktor Keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling
utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Seorang wirausaha
harus mampu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional
perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
d. Faktor Perencanaan
Berwirausaha tanpa rencana dapat berarti berjalan tanpa tujuan yang
jelas. Perencanaan merupakan titik awal dari sebuah kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan daalm
pelaksanaan.
e. Faktor Lokasi
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak memadai dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f. Faktor Pengawasan
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
efektif.
g. Faktor Tekad dan Kerja Keras
Orang yang tidak memiliki tekad kuat tetapi mau bekerja keras dan
orang yang tidak mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang kuat,
keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. Kesungguhan
dalam bertekad dan berkerja keras sangat dibutuhkan dalam
berwirausaha. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha
usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal.
h. Faktor Peralihan atau Tranmisi
Ketidakmampuan dan ketidaksiapan wirausahawan dalam
melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan untuk menghadapi dan
melakukan perubahan, maka tidak ada jaminan untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya
bisa diperoleh apabilas berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
i. Faktor Kesempatan dan Peluang
Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
seorang wirausahawan. Selain keberhasilan, seorang wirausahawan juga
selalu dibayangi kegagalan dalam berwirausaha, karena kegagalan
maupun keberhasilan wirausahawan tergantung pada kemampuan yang
dimiliki wirausahawan tersebut dalam memanfaatkan peluang yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bygrave & Wiliam, D. (1996). The Portable MBA: Entrepreneurship. Jakarta
:Bina Rupa Aksara.
Forte, A. (2005). Locus of control and the moral reasoning of managers. Journal
of Business Ethics, 58, 65-77.
Hansemark, C.O. (2003). Need for achievement, locus of control and the
prediction of business start-ups: a longitudinal study. Journal of Economic
Psychology, 24(3), 301 – 319.
Suryana. (2006). Kewirausahaaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Edisi-3. Jakarta: Selemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai