1
Kata-Kata Sulit
1. Non-Disjunction Gagal berpisah atau gangguan dalam pelepasan sepasang
kromosom, baik sebagian ataupun seluruhnya.
2. Kelainan genetik Sebuah kondisi yang disebabkan oleh satu gen atau lebih yang
menyebabkan kondisi fenotip klinis.
3. Aberasi kromosom Mutasi beare yang menyebabkan jumlah atau struktur
kromosom berubah.
Pertanyaan
1. Apakah tekhnik yang digunakan dalam analisis kromosom?
2. Apakah tujuan dari analisis kromosom?
3. Mengapa kehamilan diatas 35 tahun bisa memicu peristiwa nondisjunction?
4. Bagaimanakah proses pembelahan sel yang normal?
5. Apakah ada kelainan pembelahan sel selain dari nondisjunction?
6. Apa yang menyebabkan aberasi kromosom?
7. Apakah efek dari nondisjunction?
8. Apakah sebaiknya kehamilan tersebut dilanjutkan atau tidak?
9. Penyebab kelainan genetik selain aberasi kromosom?
Jawaban
1. Analisis sitogenik, pelacakan DNA yang spesifik, pengecatan kromosom, hibridisasi.
2. Untuk mengetahui normal/abnormalnya kromosom.
3. Karena adanya perubahan fungsi hormonal dan organ reproduksi sebelum terjadinya
menopouse
4. Terdiri dari mitosis dan meiosis
Mitosis: Profase, metafase, anafase, telofase
Meiosis: Meiosis 1 profase 1 (leptonema, zigonema,pakinema, diplonema,
diakinesis) , metafase 1, anafase 1, telofase 1
Meiosis 2 Profase 2, metafse 2, anafase 2, telofase 2
5. - Anafase leg: Kromatid hilang karena gagal berpindah secara cepat saat anafase
- Translokasi: Terjadinya penukaran dua kromosom yang berasal dari pasangan
yang bukan homolognya
- Mosaik: Salah mutasi pada mitosis
- Reduplikasi: Hilangnya sebagian kromosom
6. Karena faktor : - Fisika Sinar UV
- Kimia Makanan berpengawet
- Biologi Nondisjunctin
7. Down Syndrom: Sel anak punya satu kromosom tambahan dan yang lain kurang satu.
8. Diteruskan saja, karena belum tahu terjadi kelainan atau tidak, tetapi berisiko.
9. - Mutasi gen
- Gen sudah rusak dari orang tuanya (bawaan)
10. Karena dalam berprasangka baik membuat kehidupan kita lebih positif.
2
HIPOTESIS
Kelainan genetik tidak hanya terjadi akibat aberasi kromosom, tetapi ada banyak
faktor yang menyebabkan kelainan tersebut seperti adanya mutasi gen, pembawaan gen dari
orang tua, bahkan sebab dari faktor usia sang ibu yang sudah tua dan menyebabkan
pembelahan kromosom tidak terjadi sempurna dan terlambat. Namun terlepas dari semua itu
kita harus tetap tabah dan berprasangka baik kepada Allah SWT karena takdir ada di tangan
Allah SWT.
3
SASARAN BELAJAR
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Proses Pembelahan Sel
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Interfase
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Mitosis
LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Meiosis
LO. 1.4. Memahami dan Menjelaskan Persamaan dan Perbedaan antara Mitosis dan
Meiosis
LI. 2. Memahami dan dan Menjelaskan Kelainan Pembelahan Sel
LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Kelainan Pembelahan Sel
LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Penyebab Kelainan Pembelahan Sel
LO. 2.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis Kelainan Pembelahan Sel
LO. 2.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Kelainan Pembelahan Sel
LI. 3. Memahami dan Mempelajari Analisis Kromosom
LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Analisis Kromosom
LO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Tujuan Analisis Kromosom
LO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis Pemeriksaan Analisis Kromosom
LI. 4. Mengetahui dan Memahami Sifat Tabah dan Berprasangka Baik dalam
Pandangan Islam
LO. 4.1. Memahami dan Menjelaskan Sifat Tabah dalam Pandangan Islam
LO. 4.2. Memahami dan Menjelaskan Berprasangka Baik dalam Pandangan Islam
4
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Proses Pembelahan Sel
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Proses Interfase
Interfase adalah tahap dimana sel dianggap sedang ‘istirahat’ dan mempersiapkan
untuk melakukan proses mitosis. Jadi, pada tahap interfase tidak terjadi pembelahan.
Ciri-ciri interfase:
Selaput nukleus membatasi nukleus
Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
Dua sentrosom telah terbentuk melalu replikasi sentrosom tunggal
Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentriol
Kromosom yang terduplikasi selama fase S, tidak bisa dilihat secara individual
karena belum terkondensasi (memendek dan menebal)
5
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Proses Mitosis
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase-Metafase-Anafase-Telofase. Mitosis terjadi hanya pada sel
eukariot.
Secara umum tahap pembelahan dibagi menjadi dua yaitu kariokinesis (pembelahan
nukleus) dan sitokinesis (pembelahan sitoplasma), berikut adalah gambaran
keseluruhan:
Profase
1. Penggunaan waktu dan energi paling besar
2. Terbentuk gelendong pembelahan
3. Membran inti dan nukleolus lenyap
4. Benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom
5. Pada akhir Profase kromosom membelah menjadi dua kromatid
Metafase
1. Kromosom terletak tersebar pada bidang pembelahan ( ekuator )
2. Kromatid berhadapan satu dengan yang lain
3. Sentromer belum membelah
Anafase
1. Sentromer membelah
2. Kedua kromatid berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan
Telofase
1. Kromatid mencapai kutub masing-masing
2. Kromatid lenyap membentuk benang kromatin
3. Membran inti dan nukleolus terbentuk
4. Di tengah bidang pembelahan terbentuk sekat baru
6
LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Proses Meiosis
Meiosis adalah jenis pembelahan sel integral reproduksi seksual yang menciptakan
gamet, atau sel-sel seperti telur dan sperma. Tujuannya untuk mendapatkan individu
yang memiliki jumlah kromosom normal (46) berasal dari setengah ayah dan
setengah dari ibu.Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada
jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta
terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak.
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ179CyLEbD-QawcK7LM0GEC0orcQOrhBHO5_YyI8OB2ob7X5Ds
Pembelahan meiosis terdiri dari dua kali pembelahan yaitu Meiosis I dan Meiosis II.
Dimana antara Meiosis I dan Meiosis II tidak terjadi interfase. Baik pada Meiosis I
maupun Meiosis II terdiri dari masing-masing empat tahap yaitu: Profase, Metafase,
Anafase dan Telofase. Proses Meiosis menghasilkan empat sel anak yang masing-
masing haploid (n).
7
MEIOSIS 1: Memisahkan Kromosom Homolog
http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/meiosis1.gif
Profase 1
(1) Sinapsis terjadi saaat kromosom belum menebal, yaitu kedua kromatid dari setiap
kromosom masih mencari kedua kromatid pasangan homolognya dan kemudian
mengambil tempat yang bersisian di sepanjang kromosom.
(2) Kromosom induk atau kedua kromatid pada setiap kromosom yang diwariskan
dari ibu, bergabung dengan kromosom ayah. Semua gen korespondennya juga
bergabung. Gabungan empat kromatid disebut tetrad.
(3) Selama sinapsis, keempat benang kromosom homolog saling melilit atau
bersilangan.
Profase I terbagi atas beberapa tahap, yakni:
1. Leptonema: Benang-benang kromatin memendek dan menebal ,serta mudah
menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami kondensasi.
2. Zigonema: Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang
berlawanan,sementara itu kromosom homolog saling berpasangan ( Sinapsis).
3. Pakinema: Terjadi duplikasi kromosom.
4. Diplonema: Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi pelekatan berbentuk X
yang disebut Kiasma dan merupakan tempat terjadinya 'Crossing Over'.
5. Diakenesis: Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian
kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis
saja yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. Nukleolus dan
dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan,
terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
8
Metafase 1
(1) Pasangan kromosom homolog, masing-masing dengan dua pasang kromatid yang
disatukan sentromer, berbaris pada bidang equator.
(2) Kedua kromatid dalam satu kromosom pada setiap pasangan homolog menghadap
ke kutub sel yang sama, sehingga kromosom homolognya menghadap kutub yang
berlawanan.
(3) Benang-benang spindel dari salah satu kutub melekat pada sentromer setiap
kromosom.
(4) Sentromer tidak membelah seperti yang terjadi pada metafase I pembelahan
mitosis.
Kesimpulan:
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membran inti sudah
tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
Anafase 1
(1) Setiap kromosom(terdiri dari dua kromatid) ditarik ke salah satu kutub.
(2) Dengan demikian, satu kelompok kromosom haploid(23) telah tersusun di setiap
kutub.
Kesimpulan:
Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Benang
spindel dan seluruh isi sel memanjang kearah kutub.
Telofase 1
(1) Seperti dalam pembelahan sel mitosis, telofase membalik peristiwa yang terjadi
dalam profase. Kromosom melebur, membran nuklear kembali terbentuk,
nukleolus kembali muncul dan spindel terurai.
(2) Sitokinesis terjadi dan kedua sel terpisah.
Kesimpulan:
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang
bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (sister
cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
9
LO.1.4. Memahami dan Menjelaskan Persamaan dan Perbedaan Antara Mitosis
dan Meiosis
Persamaan:
1. Sama-sama memproduksi sel
2. Diawali dengan fase persiapan untuk pembelahan yang disebut dengan Interfase
3. Adanya peningkatan aktivitas metabolisme, sintesis protein, replikasi DNA, dan
penggandaan organel sentriol.
4. Sama-sama membutuhkan duplikasi seluruh isi kromosom sel sebelum pembelahan
dan keduanya juga menggunakan organel sel dari sel induk untuk membuat DNA,
RNA dan protein baru yag akan terlibat dalam pembelahan sel.
5. Kedua proses bergantung pada penggunaan gelondong mitosis untuk memisahkan
kromosom menjadi dua kutub sel yang nantinya akan menjadi turunan darisel tersebut.
Perbedaan:
Properti Mitosis Meiosis
Replikasi DNA Terjadi saat interfase sebelum Terjadi saat interfase sebelum
mitosis dimulai meiosis I dimulai
Jumlah pembelahaan Satu kali,mencakup profase, Dua kali, masing-masing
metaphase, anafase, dan mencakup profase, metaphase,
telophase anafase, dan telophase
Sinapsis dari kromosom Tidak terjadi Terjadi saat profase I bersama
homolog pindah silangantara kromatid
non saudara, kiasma yang
dihasilkan menjaga pasangan
kromosom tetap bersama
akibat kohesi kromatid saudara
Jumlah sel anakan dan Dua, masing-masing diploid Empat, masing-masing haploid
komposisi genetik (2n) dan identik dengan sel (n), mengandung separuh
induk jumlah kromosom sel induk,
berbeda secara genetik dari
selinduk dan dari satu sama
lain
Peran dalam tubuh hewan Memungkinkan dewasa Menghasilkan gamet,
multiselular bertumbuh mengurangi jumlah kromosom
kembang dari zigot, menjadi separuh dan
menghasilkan sel-sel untuk menyebabkan variabilitas
pertumbuhan, perbaikan, dan, geneti diantara gamet
pada beberapa spesies,
reproduksi aseksual
10
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Kelainan Pembelahan Sel
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Kelainan Pembelahan Sel
Kelainan pembelahan sel adalah hal yang terjadi pada sel karena terdapat gangguan
pada saat proses pembelahan, mau itu mitosis dan meiosis,yang menyebabkan sel tidak
membelah dengan sempurna dan mengakibatkan kromosom bekerja secara abnormal.
11
LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis Kelainan Pembelahan Sel
Kelainan pembelahan sel atau kelainan pada kromosom dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kelainan Kromosom Numerikal
Yaitu bertambah atau berkurangnya satu kromosom atau secara keseluruhan. Terjadi
karena kesalahan dalam pemisahan kromosom homolog atau nondisjunction.
Perubahan jumlah kromosom dapat digolongkan menjadi dua yaitu aneuploid dan
euploid.
1) Aneuploid
Aneuploid adalah kondisi ketika salah satu gamet yang cacat menyatu dengan gamet
normal saat fertilisasi, zigot juga akan mempunyai kromosom abnormal. Aneuploid juga
bisa disebut penambahan atau pengurangan satu atau beberapa kromosom pada ploidi
(genom) sehingga kandungan kromosom didalam nukleus bukan merupakan kelipatan
dari jumlah kromosom haploid.
Berdasarkan jumlah kromosom yang berubah, maka aneuploid dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Monosomi (2n-1)
Terjadi pada saat fertilisasi yang melibatkan gamet tanpa salinan kromosom
tertentu akan menyebabkan zigot kekurangan satu kromosom . Gamet yang
dihasilkan gamet (n) dan gamet ( n-1).
b. Nulisomi (2n-2)
Terjadi jika suatu individu kehilangan dua kromosom pada salah satu pasangan
kromosom pada nomor tertentu atau dapat juga terjadi pada dua pasang
kromosom yang kehilangan masing-masing satu kromosom. Gamet yang
dihasilkan ( n-1) atau (n) dan (n-1).
c. Trisomi (2n+1)
Terjadi pada saat kromosom terdapat sebagai triplikat (salinan rangkap tiga)
dalam zigot (sehingga sel memiliki kromosom (2n+1). Gamet yang dihasilkan
gamet (n) dan gamet (n+1)
d. Trisomi ganda ( 2n+1+1)
Jika suatu individu mempunyai dua pasang kromosom yang masing-masingnya
memperoleh tambahan 1 kromosom. Gamet yang dihasilkan adalah (n) dan
gamet (n+2)
12
e. Tetrasomi (2n+2)
Jika suatu individu memperoleh tambahan dua kromosom pada salah satu
pasangan kromosom nomor tertentu. Gamet yang dihasilkan adalah (n) dan
(n+2)
2) Euploidi
Euploid adalah perubahan jumlah kromosom pada seluruh pasangan kromosom,
jumlah kromosom makhluk hidup euploid adalah kelipatan jumlah haploidnya.
Berdasakan jumlah kromosomnya dapat dibedakan menjadi monoploid, diploid
dan poliploid.
Monoploid adalah makhluk hidup yang mempunyai satu set kromosom (n).
Diploid adalah adalah makhluk hidup yang mempunyai dua set kromosom (2n).
Poliploid adalah adalah makhluk hidup yang mempunyai lebih dari dua set
kromosom. Poliploid dapat berupa triploid (3n), tetraploid (4n) dan pentaploid
(5n). Poliploid yang terjadi karena adanya kesalahan selama proses pembelahan
sel di sebut autopoliploid. Poliploid yang terjadi akibat peleburan sel kelamin
yang yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom yang tidak normal
disebut alopoliploid. Kasus ini dapat terjadi dengan dua cara yaitu digini adalah
peristiwa dibuahi nya sel telur yang masih bersatu dengan polositnya oleh satu sel
sperma dan diandri yaitu adalah peristiwa dibuahinya sel telur oleh dua sperma
13
2. Kelainan Kromosom Struktural
a. Delesi
Terjadi ketika suatu fragmen kromosom hilang. Kromosom yang mengalami
delesi pun tidak memiliki beberapa gen tertentu (jika sentromer terdelesi,
keseluruhan kromosom pun hilang). Macam-macam delesi antara lain:
Delesi terminal
Merupakan delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.
Delesi intertitial
Merupakan delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom
Delesi cincin
Merupakan delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk
lingkaran seperti cincin.
Delesi loop
Merupakan delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom
lainnya.
b. Duplikasi
Sebuah segmen berulang. Bisa juga terjadi karena fragmen yang
‘terdelesi’mungkin melekat sebagai tambahan ke kromatid saudara
c. Inversi
Membalik sebuah segmen dalam sebuah kromosom
d. Translokasi
Memindahkan segmen dari satu kromosom ke kromosom nonhomolog. Pada
translokasi resiprokal, jenis yang paling sering terjadi, kromosom-kromosom
nonhomolog bertukar fragmen. Dalam translokasi non-respirokal,yang lebih
jarang terjadi, sebuah kromosom memberikan salah satu fragmennya namun tidak
memperoleh fragmen pengganti.
14
LO.2.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Kelainan Pembelahan Sel
1. Kelainan Numerik
a. Kelainan Autosom:
1) Trisomi 21 (Sindrom Down) (47,XX/XY + 21)
Insidensi Kelahiran 1:700
Fenotip:
Retardasi mental, IQ : 25 – 50
Jarak mata lebar (hipertelorisme)
Hidung datar dengan pangkal pipi
Tangan/jari pendek, terdapat simian crease
Ada kelainan jantung
15
b. Kelainan Kromosom Seks
Genotip Jenis Kelamin Kelainan
XY Laki-laki Tidak ada / Normal
XX Perempuan Tidak ada / Normal
XXY Laki-laki Sindrom Klinefelter
XYY Laki-laki Sindrom Super Male
XO Perempuan Sindrom Turner
XXX Perempuan Sindrom Super Female
1) Sindrom Klinefelter
Kariotip umumnya 47, XXY
Kromatin X dan Y Positif (+)
Insiden 1:600 bayi laki-laki lahir hidup
Fenotip:
Postur tubuh tinggi kurus (>170 cm), tungkai kaki panjang
Gynecomastia
Testis kecil, dengan biopsi: Hialinisasi tubulus seminiferus, tidak ada
spermatogenesis, azoospermia, sel Leydig sedikit
Libido menurun (hypogonadism)
Steril/infertil (Ciri seks sekunder tidak berkembang)
IQ biasanya rendah (Retardasi mental).
Beberapa pasien dijumpai gangguan kesulitan belajar.
2) Sindrom Turner
Kariotip umumnya 45,X0.
Kromatin seks (X dan Y) negatif (-)
Insiden 1 : 2500 kelompok perempuan
Fenotip:
Postur tubuh pendek (±130 cm)
Webbed neck, edema pada kaki
Cubitus vagus
Dada rata, tidak ada mamae
Coartation aorta dan defek skeletal
Genitalia eksterna infantil
Klitoris hipertrofi
Rambut axilla dan pubis (-)
Streak gonads, Ovarium dysgenesis, amenore primer, steril
IQ: normal (< rata-rata normal).
16
Tingkah laku eksplosif, hiperaktif, agresif, dan psikopat
Perkembangan seks normal, testosteron normal
IQ ± 90 (10-15 < rata-rata normal)
4) Sindrom X Ganda
Kariotip umumnya 47,XXX.
Fenotip:
Postur tubuh tinggi.
Beberapa pasien mengalami kesulitan belajar.
Infertil
Beberapa psikopatologi, antisosial sangat jarang.
IQ : rendah (< rata-rata normal).
Kromatin X: positif ganda; kromatin Y: negatif.
2. Kelainan Struktur
a. Sindrom Cri du Chat (Tangisan Kucing)
Disebabkan oleh penghapusan/delesi (kelainan struktural) bagian dari lengan
pendek kromosom 5. Penyebab terjadinya penghapusan ini tidak diketahui,
tetapi pada sebagian besar kasus, diperkirakan penyebabnya adalah
hilangnya 1 keping kromosom 5 pada saat pembentukan sel telur atau
sperma
o Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 5 (5p-, reg 14-15).
o Sering menimbulkan kematian bayi
o Insidensi relatif jarang 1:50000
Fenotip:
Microcephaly
Moonlike face
Mulut kecil (mandibula) dan melebar
Hidung lebar berbentuk lempeng
Low set ear
Retardasi mental berat, IQ < 35
Dapat hidup mencapai dewasa
17
c. Sindrom de Grouchy (18q-)
Delesi (denovo) lengan panjang kromosom 18 (18q-).
Fenotip:
Berat lahir < normal
Low set ear
Retardasi mental
Dapat hidup mencapai dewasa
Letak mata dalam
Carries dentis
19
dilakukan pada usia kandungan 10-12 minggu, hasil akan keluar dalam 1 minggu. Resiko
keguguran sebesar 1 %
Amniosentesis
Penembusan ke abdomen dan uterus perempuan hamil saat minggu ke-14 sampai
minggu ke-16 perkembangan untuk mendapatkan sampel sel janin dan cairan
sekitarnya guna analisis. Analisis ini memungkinkan penegakan diagnosis
abnormalitas kromosom, defek enzim tertentu, dan defek tabung saraf.
Scanning Ultrasonik
Dipakai untuk melihat abnormalitas janin seperti defek otak dan korda spinal,
anomali jantung, gastrointestinal, atau anomali rangka, dan masalah ginjal atau
kandung kemih. Prosedur ini juga dipakai untuk menentukan usia janin atau untuk
menegaskan dugaan kehamilan ganda.
Fetoskopi
Diterapkan untuk visualisasi langsung janin serta medulla spinalisnya
menggunakan probe (endoskop fiberoptik) yang dimasukkan ke dalam uterus
melalui dinding abdomen. Fetoskopi ini memungkinkan dikenalinya kelainan-
kelainan dismorfik.
Pengambilan sampel darah janin (Fetal Blood Sampling, FBS)
Rangkaian kordosentesis yang dilakukan untuk mendeteksi hemophilia A in utero.
Sampel darah janin diambil paling sering dari tali pusat menggunakan sebuah
jarum yang dimasukkan lewat dinding abdomen ibu dengan dipandu
ultrasonografi. FBS biasanya dilakukan pada usia gestasi 18 minggu hingga 21
minggu.
20
LI 4 Memahami dan Menjelaskan Sifat Tabah dan Berprasangka Baik dalam
Pandangan Islam
LO 4.1 Memahami dan Menjelaskan Sifat Tabah dalam Pandangan Islam
Disebut juga tawakal. Kita harus selalu tabah dalam menghadapi cobaan dan
meyakini bahwa Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang tidak akan memberikan cobaan yang lebih berat daripada apa yang bias
ditanggung oleh hamba-Nya.
Surat Al-Hujurat:51
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakal"
21
Surat Ibrahim:34
Artinya : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya.Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).”
Surat Al-Hujurat:12
Surah An Nahl:127
22
Jika kita di diagnosis bahwa bayi yang sedang kita kandung memiliki kelainan. Sikap
pertama yang harus dijalankan ialah bersyukur, dimana kita diberi keturunan disertai
dengan sikap sabar karena otomatis kita harus ekstra sabar pada saat merawatnya.
Surat Al baqorah:155-157
Artinya :
155. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.
157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Surat Az-zumar:10
Surat tersebut menjelaskan bahwa sabar dalam menghadapi penyakit atau musibah
dilakukan dengan menghindari kesedihan dan penyesalan yang berlebihan. Orang
yang bisa melewati cobaan ini dengan penuh kesabaran, maka Allah S.W.T akan
menghapus dosa-dosanya dan pahala mereka diibaratkan tanpa batas.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34096/2/Chapter%20II.pdf diakses
pada tanggal 3 November 2014, pukul 15.17
http://eprints.undip.ac.id/24322/1/Preodita.pdf diakses pada tanggal 4 November
2014, pukul 12.35
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. UGM Press : Yogyakarta
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak . Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Audesirk, T.& G. Audesirk.2005.Biologi Life on Earth.Edisi 7.New Jersey:Prentice
Hall, Inc.
Campbell.2010. Biologi. Edisi8:jilid1.Jakarta:Erlangga.
Corwin, J Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi3. Jakarta:EGC.
Dorland,W.A. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi28.Jakarta: EGC.
Sadler, TW. 2006. Embriologi Kedokteran Langman.Edisi 10. Jakarta: EGC.
Sloane, E. 2003. Anatomy and Physiology an Easy Learner. Buston:Jones and Barlett
Publisher.
http://www.quran.com diakses pada tanggal 3 November 2014, pukul 15.21
Priadi, Arif. 2010. Biologi. Jakarta:Yudisthira.
Purnama jati, Dektur.2012.Penyebab Terjadinya Kelainan Kongenital.Muslim
Dzulqa’dah.2009.Mukjizat Sabar.Bandung:Mizania
24