Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang
ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya
rasa nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan.
yang dapat memberikan dampak yang sangat merugikan ibu maupun janin berupa
Placenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi,
dan sering terjadi pada usia di atas 30 tahun. Uterus yang cacat juga dapat
meningkatkan angka kejadian plasenta previa. Pada beberapa Rumah Sakit Umum
dengan 2,9 %. Sedangkan di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu
kurang dari 1 % yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya wanita yang hamil
Kejadian plasenta previa terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan, insiden dapat
meningkat diantaranya sekitar 1 dari 20 persalinan pada ibu yang paritas tinggi.
Faktor Risiko dan Etiologi Plasenta Previa
Faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti namun
terjadi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea dan aborsi
sebelumnya serta gaya hidup yang juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko
1. Risiko plasenta previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar
2. Risiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar dibandingkan
primigravida.
3. Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar
plasenta previa.
uteri internum.
3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pada segmen bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya
terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami
akan semakin melebar, dan serviks mulai membuka. Perdarahan ini terjadi apabila
plasenta terletak diatas ostium uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim.
Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta previa
ini ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus,
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat
uterus menghentikan perdarahan pada kala III pada plasenta yang letaknya
normal. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini perdarahan yang
terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih
dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah
persalinan mulai.
Gambaran klinis Plasenta Previa
Ciri yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus yang
keluar melalui vagina tanpa disertai dengan adanya nyeri. Perdarahan biasanya
terjadi diatas akhir trimester kedua. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak
dan dapat berhenti sendiri. Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa sebab
yang jelas setelah beberapa waktu kemudian. Dan saat perdarahan berulang
biasanya perdarahan yang terjadi lebih banyak dan bahkan sampai mengalir.
Karena letak plasenta pada plasenta previa berada pada bagian bawah, maka pada
palpasi abdomen sering teraba bagian terbawah janin masih tinggi diatas simfisis
dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Pada plasenta previa ini tidak
ditemui nyeri maupun tegang pada perut ibu saat dilakukan palpasi.
Apabila plasenta previa terdeteksi pada akhir tahun pertama atau trimester
kedua, sering kali lokasi plasenta akan bergeser ketika rahim membesar. Untuk
Diagnosis dari plasenta previa bisa ditegakkan dengan adanya gejala klinis
perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya perdarahan,
darah beku, dan sebagainya. Apabila dijumpai perdarahan yang banyak maka ibu
3. Palpasi abdomen, sering dijumpai kelainan letak pada janin, tinggi fundus
uteri yang rendah karena belum cukup bulan. Juga sering dijumpai bahwa bagian
terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
dilihat dari mana sumber perdarahan, apakah dari uterus, ataupun terdapat
5. Pemeriksaan radio-isotop
b. Sitografi
c. Plasentografi indirek
d. Arteriografi
e. Amniografi
ostium uteri internum namun sangat jarang diperlukan, karena di tangan yang
tidak ahli cara ini dapat menimbulkan perdarahan yang lebih banyak (Chalik,
2008). Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografis sangat tepat dan tidak
yang paling ampuh dalam bidang obstetrik untuk diagnosa plasenta previa.
perdarahan yang lebih hebat, infeksi, juga menimbulkan his yang kemudian akan
perdarahan antepartum yaitu jika terdapat perdarahan yang lebih dari 500 cc,
perdarahan yang telah berulang, his telah mulai dan janin sudah dapat hidup diluar
janin. Dan pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan jika
dilakukan dikamar operasi yang telah siap untuk melakukan operasi dengan
segera.
Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fornises dengan hati-hati. Jika
tulang kepala teraba, maka kemungkinan plasenta previa kecil. Namun jika teraba
hidup di dunia masih kecil baginya. Sikap ekspektasi tertentu hanya dapat
dibenarkan jika keadaan ibu baik dan perdarahannya sudah berhenti atau sedikit
sekali. Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
bulan, perdarahan banyak, dan anak telah meninggal. Terminasi ini dapat
dengan cara ini maka pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat tertutup
pervaginam. Cara ini dilakukan apabila plasenta previa lateralis, plasenta previa
marginalis, atau plasenta letak rendah, namun bila ada pembukaan. Pada
primigravida telah terjadi pembukaan 4 cm atau lebih. Juga dapat dilakukan pada
kepala janin dengan cunam Willet Gausz. Kemudian cunam diikat dengan
menggunakan kain kasa atau tali yang diikatkan dengan beban kira-kira 50-100 gr
atau sebuah batu bata seperti katrol. Tindakan ini biasanya hanya dilakukan pada
janin yang telah meninggal dan perdarahan yang tidak aktif karena seringkali
Cara ini dapat dilakukan dengan memasukkan kantong karet yang diisi
udara dan air sebagai tampon, namun cara ini sudah tidak dipakai lagi.
- Versi Braxton-Hicks
Cara ini dapat dilakukan pada janin letak kepala, untuk mencari kakinya
sehingga dapat ditarik keluar. Cara ini dilakukan dengan mengikatkan kaki
dengan kain kasa, dikatrol, dan juga diberikan beban seberat 50-100 gr (Mochtar,
1998).
seksio sesarea juga dapat mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen
Persalinan seksio sesarea diperlukan hampir pada seluruh kasus plasenta previa.
Pada sebagian besar kasus dilakukan melalui insisi uterus transversal. Karena
a. Dilakukan pada semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal,
serta semua plasenta previa lateralis, posterior, karena perdarahan yang sulit
dikontrol.
b. Semua plasenta pevia dengan perdarahan yang banyak, berulang dan tidak
Gawat janin maupun kematian janin dan bukan merupakan halangan untuk
memperbaiki keadaan ibu, sebaiknya dilakukan seksio sesarea jika itu merupakan
satu-satunya tindakan yang terbaik untuk mengatasi perdarahan yang banyak pada
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi yaitu: Selama kehamilan pada
kelainan letak pada janin sehingga meningkatnya letak bokong dan letak lintang.
plasenta previa dapat menyebabkan ruptur atau robekan jalan lahir, prolaps tali
dilakukan kuretase.
Sedangkan pada janin plasenta previa ini dapat mengakibatkan bayi lahir
dengan berat badan rendah, munculnya asfiksia, kematian janin dalan uterus,
pembedahan seksio sesarea. Prognosis terhadap janin lebih burik oleh karena
kelahiran yang prematur lebih banyak pada penderita plasenta previa melalui
kematian perinatal.