7 Bahaya Nenggak Banyak Alkohol Dalam Waktu Singkat
7 Bahaya Nenggak Banyak Alkohol Dalam Waktu Singkat
Selain efek langsung yang umum diketahui dari mabuk akibat menenggak minuman keras terlalu
banyak — mual dan muntah, misalnya — binge drinking (pesta miras) dan kebiasaan kronis
minum minuman keras dapat mempengaruhi Anda dalam berbagai cara.
1. Kerusakan otak
Rutinitas binge drinking yang rutin dilakukan dalam jangka waktu panjang (lebih dari empat kali
per bulan) dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, gangguan kejiwaan serius, seperti
kecemasan, depresi hingga skizofrenia, serta membangun sebuah ketergantungan terhadap
alkohol atau menjadi seorang alkoholik.
Alkohol dapat merusak lebih dari satu bagian otak, mempengaruhi bagaimana seseorang
bersikap dan berperilaku, termasuk kemampuan belajar dan mengingat.
2. Penyakit jantung
Jumlah alkohol yang Anda kosumsi memiliki keterkaitan langsung terhadap tekanan darah
Anda. Menenggak tiga gelas minuman keras atau lebih dalam satu kesempatan dapat
meningkatkan tekanan darah Anda secara sementara, namun, kebiasaan terlibat dalam pesta
miras yang rutin dapat menyebabkan peningkatan risiko mengembangkan hipertensi dalam
jangka panjang.
Hipertensi meningkatkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal
jantung kongestif. Tingkat alkohol dalam darah yang melebihi batas wajar juga dapat
melemahkan otot-otot jantun, yang juga akan mempengaruhi paru, hati, otak, dan sistem organ
dalam tubuh lainnya. Binge drinking dapat menyebabkan kerja detak jantung tidak normal
(aritmia jantung) dan telah dikaitkan dengan kematian mendadak.
Hipertensi juga dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit ginjal kronis.
3. Kanker
Alkohol adalah senyawa karsinogen yang dapat sangat mudah mempengaruhi bagian sekitar
kepala dan leher.
Rutin terlibat dalam aktivitas binge drinking (lebih dari empat kali dalam satu bulan) juga dapat
meningkatkan risiko Anda mengembangkan beberapa tipe kanker, termasuk kanker mulut dan
tenggorokan, esofagus, hati, dan payudara.
Menenggak minuman keras dalam jumlah banyak dan rutin serta dibarengi oleh merokok telah
dikaitkan dengan peningkatan kanker mulut dan tenggorokan hingga 80 persen pada pria dan 65
persen pada wanita.
4. Masalah paru
Saat seseorang muntah akibat meminum alkohol, ia dapat tersedak jika muntahan memblokir
jalur pernapasan dan sebagian residunya terhisap masuk ke dalam paru. Hal ini berakibat fatal.
Seseorang yang terlibat dalam pesta miras dan menenggak minuman keras di luar batas wajar
lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi paru dan menderita kolaps paru, serta pneumonia.
5. Gangguan hati
Alkohol adalah racun bagi tubuh. Menenggak alkohol dalam jumlah banyak dalam waktu singkat
pada awalnya akan menyebabkan penumpukan lemak dalam hati. Saat kebiasaan binge drinking
ini terus dilakuukan, hati akan mengalami peradangan, menyebabkan hepatitis alkoholik, yang
berakibat pada kegagalan hati dan kematian.
Kebiasaan meminum terlalu banyak alkohol dapat menciptakan luka dan kerusakan permanen
pada hati, yang mengakibatkan Anda mengembangkan sirosis hati dan peningkatan risiko kanker
hati.
Wanita lebih rentan terhadap dampak negatif alkohol terhadap kesehatan hati.
Minum minuman keras di luar batas wajar dapat menyebabkan Anda mengembangkan kista
dalam perut dan usus, serta perdarahan dalam. Alkohol dapat mengakibatkan perut meradang
(gastritis), yang akan menghalangi kelancaran proses pencernaan makanan dan nutrisi penting,
sekaligus meningkatkan risiko kanker perut dan kolon.
Kebiasaan kronis terlibat dalam pesta miras juga dapat menyebabkan peradangan pada pankreas,
yang bisa sangat menyiksa. Tidak hanya mual, muntah, demam, dan penyusutan berat badan,
namun juga dapat berakibat kematian.
7. Keracunan alkohol
Jika seseorang menenggak alkohol di luar ambang batas toleransi tubuhnya, kadar alkohol dalam
darah akan berubah menjadi sangat beracun. Anda dapat menjadi sangat kebingungan, tidak
responsif, mengalami pernapasan pendek, bahkan kehilangan kesadaran hingga koma.
Saat Anda mengonsumsi alkohol, hati akan bekerja untuk menyaring alkohol, zat racun untuk
tubuh, dari dalam darah. Tubuh dirancang khusus untuk dapat bekerja lebih cepat menyaring
alkohol daripada menyaring sisa makanan, karena alkohol akan lebih cepat terserap ke dalam
darah. Akan tetapi, hati hanya bisa memproses alkohol dalam jumlah yang terbatas dalam satu
waktu; sekitar satu unit alkohol (setara 1 botol bir ukuran 330 ml atau 80 ml anggur merah 13%)
setiap satu jam.
Jika Anda mengonsumsi lebih dari dua unit dalam satu jam, artinya Anda menambahkan beban
kerja hati untuk menyaring residu racun alkohol dan akan terus menumpuk mengikuti gelas-gelas
Anda berikutnya. Ditambah lagi, semakin cepat Anda minum, semakin tinggi pula kadar alkohol
dalam darah Anda.
Alkohol mempengaruhi sistem saraf pusat, sekaligus memperlambat pernapasan dan detak
jantung, meningkatkan risiko kejang, serta penurunan suhu tubuh secara drastis (hipotermia).
Alkohol juga mengganggu sistem refleks muntah, yang meningkatkan risiko tersedak oleh
muntahan, jika orang tersebut pingsan setelah menenggak begitu banyak alkohol dalam satu
waktu. Tingkat alkohol dalam darah bisa terus meningkat bahkan jika orang tersebut pingsan.
Jika keracunan alkohol sangat ekstrem, Anda bisa mengalami koma dan pada akhirnya berujung
pada kematian.
Menurut CDC, selain membahayakan diri sendiri, binge drinking (pesta miras) juga bisa
mengancam keselamatan orang lain. Hal ini termasuk peningkatan risiko kecelakaan bermotor
dan pembunuhan, kejahatan seksual dan transmisi penyakit kelamin, kehamilan yang tidak
diinginkan, penganiayaan anak, hingga kekerasan dalam rumah tangga.
Tingkat alkohol dalam darah yang mencapai 0,08 persen adalah batas ilegal untuk mengemudi di
banyak belahan dunia, akan tetapi sampai saat ini Indonesia masih belum memiliki ketentuan
Info Kesehatan
Cari Dokter
Tanya Dokter
Masuk
Download Aplikasi
Diabetes
Jantung
Kesehatan Mulut
Kolesterol Tinggi
Diet
Kecantikan
Kulit
Kehamilan
Bayi
Mata
TANYA DOKTER
Hidup Sehat
Gangguan pencernaan.
Kadar asam urat yang tinggi.
Kanker
Anemia.
Penyakit jantung.
Epilepsi
Demensia.
Diabetes
Gangguan pada mata.
Disfungsi ereksi.
Osteoporosis
Sistem kekebalan tubuh melemah.
Mengonsumsi minuman beralkohol selama kehamilan berisiko menyebabkan kecacatan pada
janin. Efek buruk tidak hanya terjadi pada tubuh ibu hamil yang meminum alkohol, tetapi bayi di
dalam kandungan juga dapat terkena dampaknya.
Mengonsumsi alkohol bisa menjerumuskan Anda ke dalam bahaya, seperti mengalami
kecelakaan akibat mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Ketika seseorang mabuk, fokus, akal
dan pikiran menjadi terganggu sehingga Anda bisa tidak sadar melakukan kekerasan, seperti
berkelahi atau melukai orang lain.
Anda juga bisa saja terjatuh dari tangga karena terlalu mabuk. Berhubungan seksual tanpa sadar,
atau melakukan seks secara tidak aman juga bisa dilakukan ketika dipengaruhi alkohol.
Tips Menghentikan Kecanduan Minuman Keras
Sebelum terlambat, lebih baik mencegah hal-hal negatif tersebut terjadi kepada Anda dengan
cara membatasi atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol. Memang sulit menghentikan
kebiasaan ini, terutama bagi Anda yang tergolong pecandu berat. Namun dengan tekad yang kuat
dan dukungan orang sekitar, kecanduan terhadap alkohol bisa dilepas. Berikut ini tips yang bisa
Anda lakukan untuk terlepas dari kecanduan alkohol.
Ubah gaya hidup Anda
Langkah awal untuk berhenti mengonsumsi minuman keras adalah menghindarkan diri dari
bentuk fisiknya. Buang seluruh botol minuman keras yang masih ada di rumah Anda, guna
mengurangi hasrat untuk mencicipinya.
Selama proses ini, dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang memicu Anda mengonsumsi
minuman beralkohol. Untuk sementara waktu, Anda bisa menjauhi orang-orang yang
sebelumnya sering menemani Anda ketika mabuk. Jika Anda diajak untuk mabuk-mabukan,
tolak dengan sopan dan katakan kepada mereka bahwa kini Anda ingin berhenti mengonsumsi
minuman alkohol.
Lakukanlah pola hidup sehat, dan lengkapi dengan kegiatan positif yang bisa mengalihkan
keinginan Anda dari minuman alkohol, seperti melakukan hobi, berolahraga, ikut kegiatan sosial,
berkumpul bersama keluarga, atau bergabung ke komunitas antialkohol. Pastikan Anda berada
bersama orang-orang yang memberikan pengaruh positif untuk mendukung perbaikan hidup
Anda.
Jalani pengobatan medis
Mungkin mengubah gaya hidup saja belum cukup ampuh bagi Anda yang sudah ‘memuja’
alkohol selama bertahun-tahun. Jangan khawatir, karena ketergantungan Anda bisa diatasi
dengan bantuan secara medis. Hal yang bisa Anda lakukan adalah mengikuti program
detoksifikasi atau rehabilitasi.
Pemberian obat-obatan tertentu, seperti disulfiram, bisa menekan keinginan Anda untuk
mengonsumsi minuman alkohol. Ada pula obat yang bisa memberi efek tidak enak ketika Anda
menenggak minuman keras. Jadi ketika Anda mengonsumsi minuman keras selama menjalani
pengobatan, Anda akan merasa sakit kepala, mual, atau muntah. Untuk kasus yang lebih parah,
ada obat yang bisa disuntikkan.
Ketika Anda memutuskan berhenti minum minuman beralkohol, maka Anda harus
menghentikannya secara total, tidak meminum alkohol sama sekali walau hanya setetes. Tidak
perlu takut dijauhi oleh teman-teman setelah berhenti mengonsumsi minuman keras, karena
teman yang baik tentunya tidak akan menjerumuskan Anda. Ingatlah bahwa kesehatan dan hidup
Anda jauh lebih berharga.
Terakhir diperbarui: 12 February 2018
Ditinjau oleh: dr. Allert Noya