Kelompok 8 - Keperawatan Komunitas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN

OLEH :
KELOMPOK VIII
1. THRIE RHENIE ANASTASIA
2. TRIYULA CAHYANI
3. WAHYU DWI LESTARI
4. YENTRI
5. YUSSI PUJIANTI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI DIII KEPERAWATAN/REGULER XIX
TAHUN 2019
A. Konsep Dasar Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
1. Definisi
Ketidakefektifan manajemen kesehatan merupakan pola pengaturan dan
pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik hidup sehari-hari untuk pengobatan
penyakit dan sekuelanya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan keshatan
spesifik (NANDA, 2015-2017).
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) 2016, manajemen
kesehatan tidak efektif merupakan pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan
masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk
mencapai status kesehatan yang diharapkan.

2. Penyebab / Faktor Predisposisi


a. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
b. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
c. Konflik pengambilan keputusan
d. Kurang terpapar informasi
e. Kesulitan ekonomi
f. Tuntutan berlebih (mis. individu, keluarga)
g. Konflik keluarga
h. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
i. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
j. Kekurangan dukungan social
(Sumber : SDKI. 2016)

Menurut NANDA 2015-2017 penyebab dari ketidakefektifan manajemen kesehatan


yaitu:
a. Kesulitan ekonomi
b. Ketidakberdayaan
c. Ketidakberdayaan petunjuk untuk bertindak
d. Kompleksitas regimen terapeutik
e. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
f. Konflik keluarga
g. Konflik pengambilan keputusan
h. Kurang dukungan social
i. Kurang pengetahuan tentang program terapeutik
j. Persepsi hambatan
k. Persepsi kerentanan
l. Persepsi keseriusan kondisi
m. Persepsi keuntungan
n. Tuntutan berlebihan

3. Pohon Masalah
Affect
Gangguan persepsi sensori
halusinasi pengelihatan

Core Problem
Ketidakefektifan manajemen kesehatan

Causa

4. Tanda dan Gejala Defisiensi pengetahuan


A. Mayor
1) Subjektif
Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan
2) Objektif
1) Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
2) Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan
3) Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan
B. Minor
1) Subjektif
(tidak tersedia)
2) Objektif
(Sumber : SDKI. 2016)

Tanda dan Gejala ketidakefektifan manajemen kesehatan menurut NANDA


2015-2017, yaitu:
a. Kegagalan melakukan tindakan untuk mengurangi factor risiko
b. Kegagalan memasukkan regimen pengobatan dalam kehidupan sehari-hari
c. Kesulitan dengan regimen yang diprogramkan
d. Pilihan yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan
kesehatan.
5. Penatalaksanaan Medis
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain:
a. KIE keluarga mengenai pentingnya dukungan keluarga dalam proses perawatan
pasien dengan gangguan jiwa
b. KIE keluarga mengenai pentingnya pengobatan berkelanjutan untuk pasien
dengan gangguan jiwa
c. KIE keluarga untuk rutin mengajak pasien kontrol ke fasilitas pelayanan
kesehatan

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik. Isi pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
Nama, umur, tanggal masuk, tanggal pengkajian, informan, No. RM.
b. Keluhan utama/alasan masuk
Apa penyebab klien masuk RS, apa yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah klien dan bagaimana hasilnya.
c. Faktor predisposisi
Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu,
pengobatan yang pernah dilakukan, riwayat penganiayaan fisik, seksual,
penolakan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal, baik itu dilakukan,
dialami, disaksikan oleh klien, apakah ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, pengalaman yang tidak menyenangkan.
d. Aspek fisik / biologis
Ukur tanda vital, TB, BB. Tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan.
e. Aspek psikososial
1) Genogram
Pembuatan genogram minimal 3 generasi yang menggambarkan
hubungan klien dengan keluarga, masalah yang terkait dengan
komunikasi, pengambilan keputusan, pola asuh, pertumbuhan individu
dan keluarga.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Tanyakan dan observasi tentang persepsi klien terhadap
tubuhnya, bagian yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri
Tanyakan dan observasi tentang status dan posisi klien sebelum
dirawat, kepuasan terhadap status dan sebagai laki-laki atau
perempuan.
c) Peran
Tanyakan tugas yang diemban dalam keluarga, kelompok,
masyarakat dan kemampuan klien melaksanakannya
d) Ideal diri
Tanyakan harapan terhadap tubuh klien, posisi, status,
tugas/peran.
e) Harga diri
Tanyakan dan nilai melalui observasi lingkungan hubungan klien
dengan orang lain sesuai dengan kondisi nomor 2 (a), (b), (c)
dan penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan
kehidupan klien.
3) Hubungan sosial
Tanyakan siapa orang terdekat dalam kehidupan klien, kegiatan di
masyarakat.
4) Spiritual
Tanyakan nilai dan keyakinan serta kegiatan ibadah klien.
5) Status mental
a) Penampilan; penggunaan dan ketepatan cara berpakaian.
b) Pembicaraan; cepat, keras, gagap, membisu, apatis, lambat,
inkoheren, atau tidak dapat memulai pembicaraan.
c) Aktivitas motorik; nampak adanya kegelisahan, kelesuan,
ketegangan, gelisah, agitasi, tremor, TIK, grimasum, kompulsif
d) Alam perasaan; sedih, putus asa, gembira, ketakutan, khawatir.
e) Afek; datar, tumpul, labil, tidak sesuai.
f) Interaksi selama wawancara; bermusuhan, kooperatif / tidak,
mudah tersinggung, curiga,kontak mata kurang, defensif.
g) Persepsi : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain tidak
mendengar, kadang suara yang didengar bisa menyenangkan
tetapi kebanyakan tidak menyenangkan, menghina bisa juga
perintah untuk melakukan sesuatu yang berbahaya baik diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Biasanya terjadi pada
pagi, siang, sore, malam hari atau pada saat klien sedang sendiri.
h) Proses pikir; sirkumstansial, tangensial, kehilangan asosiasi,
flight of ideas, bloking, perseverasi.
i) Isi pikir; obsesi, phobia, hipokondria, depersonalisasi, waham,
pikiran magis, ide yang terkait.
j) Tingkat kesadaran; orientasi orang, waktu, tempat jelas, bingung,
sedasi, stupor.
k) Memori; apakah klien mengalami gangguan daya ingat jangka
panjang, jangka pendek, saat ini, ataupun konfabulasi.
l) Tingkat konsentrasi dan berhitung; observasi kemampuan klien
berkonsentrasi, berhitung.
m) Kemampuan penilaian; berikan pilihan tindakan yang sederhana.
apakah klien membuat keputusan atau harus dibantu.
n) Daya tilik diri; apakah klien menerima atau mengingkari
penyakitnya, menyalahkan orang lain atas penyakitnya.
6) Kebutuhan persiapan pulang
Observasi kemampuan klien akan mandi, BAB/BAK, makan, berpakaian,
istirahat, tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas
didalam dan diluar rumah.
7) Mekanisme koping
Tanyakan tentang koping klien dalam mengatasi masalah baik yang
adaptif maupun yang maladaptif.
8) Masalah psikososial dan lingkungan
Apakah ada masalah dengan dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, dan pelayanan kesehatan.
9) Pengetahuan
Mengkaji kurang pengetahuan klien tentang penyakit jiwa, faktor
presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan.
10) Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien, tulis obat-obatan klien.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa menurut Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016) yaitu:
Ketidakefektifan manajemen kesehatan.

3. Intervensi Keperawatan
A. Pencegahan primer

NOC : Orientasi Kesehatan


1. Fokus menjaga perilaku kesehatan
2. Fokus pada pencegahan penyakit
3. Fokus pada menjaga kemampuan fungsional
4. Harapan bahwa individu bertanggungjawab untuk pilihan yang berhubungan
dengan kesehatan
5. Presepsi bahwa kesehatan merupakan prioritas tinggi dalam membuat pilihan gaya
hidup

NIC : Kontrol Resiko


1. Mecari informasi tentang risiko kesehatan
2. Mengenali faktor risiko individu
3. Mengenali kemampuan untuk merubah perilaku
4. Memonitor faktor risiko dilingkungan dan individu
5. Mengembangkan strategi yang efektif dalam mengontrol risiko
6. Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko
7. Mengenali dan memonitor perubahan status kesehatan
B. Pencegahan sekunder

NOC : manajemen diri : penyakit kronik


1. Mencari informasi tentang penyakit
2. Memantau tanda dan gejala penyaki

3. Mengikuti tindakan pencegahan yang di rekomendasikan


4. Mengikuti pengobatan yg direkomendasikan
5. Menghentikan kebiasaan merokok
6. Memantau tanda tanda vital
7. Mencegah kebiasaan yang dapat meningkatkan penyakit
8. Menyesuaikan kebiasaan rutin untuk mengoptimalkan kesehatan
9. Menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai kebutuhan
NIC : Fasilitas Pembelajaran
1. Tentukan tujuan pembelajaran yang realistik bersama pasien
2. Sesuaikan instruksi dengan tingkat pendidikan dan kemampuan memahami pasien
3. Berikan informasi sesuai dengan tingkat perkembangan pasien
4. Berikan informasi dengan urutan yang logis
5. Sesuaikan informasi dengan gaya hidup dan rutinitas pasien, untuk tercipta
kepatuhan pasien
6. Gunakan banyak metode pembelajaran yang sesuai serta bahasa yang mudah
dimengerti dan jelas
7. Berikan media yang tepat agar pasien mampu mengingat dan menerapakan materi
8. Berikan umpan balik selama proses pendidikan kesehatan

C. Pencegahan Tersier

NOC : Identifikasi Risiko


1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti yang
menunjukkan adanya penyakit medis, diagnosa keperawatan serta perawatanya
2. Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin
3. Beri ketersediaan dan kualitas sumber-sumber seperti psikologis, finansial, tingkat
pendidikan, keluarga dan masyarakat
4. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku
5. Identifikasi strategi koping dalam kesehatan
6. Monitor risiko kesehatan dalam jangka panjang
7. Lakukan rencana tindak lanjut strategi dan aktivitas pengurangan risiko jangka
panjang
NIC : Modifikasi perilaku
1. Tentukan motivasi klien terhadap perlunya perubahan perilaku
2. Dukung untuk mengganti kebiasaan yg diinginkan dengan kebiasaan yg
diinginkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
3. Kuatkan keputusan klien dalam membrerikan perhatian terhadap kebutuhan
kesehatan
4. Beirkan umpan balik terkait perasaan klien saat tampak bebas dari gejala dan
terlihat rileks
5. Hindari menunjukkan perilaku atau ketidaktertarikan pada saat klien berjuang
untuk merubah perilak
6. Tawarkan penguatan yang positif dalam pembuatan keputusan mandiri klien
7. Bantu klien dalam mengidentifikasi meskipun hanya keberhasilan kecil
8. Identifikasi peeubahan perilaku sesuai dengan target perilaku terhadap kebutuhan
kesehatan klien
9. Pilih perilaku yang dapat terukur (mengurangi jumlah rokok, menurunkan
konsumsi makanan yg beresiko tinggi)
10. Penggunaan periode waktu yang spesifik saat mengukur perubahan perilaku
11. Diskusikan proses modifikasi perilaku dengan klien, keluarga dan stake holder
lingkungan
12. Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi dengan tepat
13. Tentukan perubahan-perubahan perilaku dengan membandingkan perilaku dasar
sebelumnya dibandingkan dengan perilaku setelah intervensi

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan
berdasarkan strategi pelaksanaan yang dibuat oleh perawat.

DAFTAR PUSTAKA
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Ed 1. 2016. Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: Tim Pokja SDKI DPP PPNI
Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016. Nursing Interventions
Classification (NIC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Herdman, T. Heater. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes Classification
(NOC). Singapore: Elsevier Global Rights.

Anda mungkin juga menyukai