Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fisiologi Tumbuhan
2.1 Kentang
Tanaman kentang (Solanum Lycopersicum) adalah termasuk tanaman sayuran
yang berumur pendek. Saat ini kegunaan umbinya semakin banyak dan
mempunyai peran penting bagi perekonomian Indonesia. Kebutuhan kentang akan
meningkat akibat pertumbuhan jumlah oenduduk, juga akibat perubahan pola
konsumsi di beberapa Negara berkembang (Rukmana, 2007).
Kentang merupakan tanaman semusim yang memiliki potensi untuk diekspor
ke negara lain. Kentang pada umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi
dengan kemiringan tertentu yang menimbulkan erosi dan tanah longsor. Upaya
dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari budidaya kentang pada
dataran tinggi di lahan yang miring yaitu dengan budidaya kentang dalam
Polybag. Polybag memiliki ketahanan bahan 2-3 tahun dengan warna hitam yang
memberikan suasana gelap didalam media dan dapat merangsang pertumbuhan
dan perkembangan akar tanaman.Cara budidaya kentang dengan penggemburan
tanah sehingga tanah akan mudah lepas. Oleh karena itu, perlu dilakukan
budidaya dalam Polybag sehingga tidak menyebabkan penggemburan tanah dan
peristiwa tanah longsor (Wasonowati, 2011 dalam Partiyani Hidayah, 2017).
Kentang untuk pengolahan biasanya disimpan pada suhu 4,5oC, tetapi dalam
hal ini kentang harus dikondisikan pada suhu 20oC selama 1-4 minggu sebelum
diproses. Kentang biasanya mempertahankan sifat-sifat baiknya untuk pengolahan
bila disimpan pada suhu 10oC atau lebih tinggi, tetapi tidak disarankan
menyimpan kentang pada suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar karena pada
suhu tersebut kentang cebderung bertunas. Kentang yang diperdagangkan dapat
disimpan pada suhu 5oC atau lebih rendah, tetapi hal itu dapat mengakibatkan
pembentukan konsentrasi gula reduksi yang berlebihan (Rodriguez, 2015).
Hasil utama tanaman kentang adalah umbi, bahan pangan yang kaya akan
vitamin danmineral. Komposisi utama umbi kentang terdiri dari 80% air, 18%
pati, dan 2% protein. Selain mineral, kalsium, fosfor, dan zat besi, umbi kentang
juga mengandung beberapa mineral lain, yaitu magnesium, kalium, natrium,
klorin, sulfur, tembaga, mangan, dan kobalt (Pitojo, 2004).
2.2 Potensial Osmotik
Potensial osmotik adalah sifat larutan yang diukur dengan tekanan osmosis
untuk mengukur jumlah air yang terkandung dalam suatu sel atau jaringan
tumbuhan. Potensial Osmotik memungkinkan penentuan secara tepat keadaan air
didalam sel, dimana jika semakin rendah potensial osmotik dari suatu sel, maka
semakin besar kemampuan tanaman untuk menyerap air. Sebaliknya, semakin
tinggi potensial, maka semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan
cairan kepada sel yang memiliki kandungan air rendah (Ismail, 2011).
Dalam proses osmosis, Potensial osmotic sangat berperan penting disamping
potensial air dan tekanan. Potensial osmotik merupakan potensial kimia yang
disebabkan adanya materi yang terlarut. Atau dengan kata lain kontribusi dan
potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu
bernilai negatif. Di lain pihak zatter larut merupakan potensial air dengan cara
larutnya zat tersebut di dalam air. Hal ini disebabkan karena pencampuran zat
terlarut dengan air dapat meningkatkan kekacauan dalam sistem, yang berakibat
menurunnya energy bebas. Meningkatnya konsentrasi suatu larutan akan
menurunkan nilai potensial osmotiknya. Sehingga potensial osmotic larutan
tersebut bernilai negatif karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan
kerja kurang dari air murni. Kaluar tekanan pada larutan meningkat, maka
kemampuan larutan untuk melakukan kerja juga meningkat (Advinda, 2018).
Di dalam sel, Potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan
dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah dan mengurangi
potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam
sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan kedalam seri larutan
yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat
diketahui. Potensial tekanan air dapat bernilai positif, negatif, bukan nol. Tetapi
secara umum nilai potensial air tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel
tumbuhan memiliki tekanan turgo. Terkait dengan kemampuan air berasosiasi
dengan partikel koloid, makam muncullah istilah potensial matriks. Potensial
matriks bernilai kecil, sehingga seringkali diabaikan (Advinda, 2018).
2.3 Tekanan Osmotik Cairan sel
Secara luas, proses osmosis dapat diartikan sebagai perpindahan pelarut
melalui sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat
diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran
semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut
tekanan osmotik. Pada sel tanaman disebut tekanan turgor (Ferdinand, 2009).
Untuk mengetahui nilai potensial osmotik cairan sel, salah satunya dapat
digunakan metode plasmolisis. Jika potensial air dalam suatu sel lebih tinggi dari
pada potensial air yang ada di sekitar sel atau di luar sel, maka air akan
meninggalkan sel sampai potensial air yang ada dalam sel maupun di luar sel
sama besar. Protoplas yang kehilangan air itu akan menyusut volumenya dan
pada akhirnya dapat terlepas dari dinding sel, peristiwa tersebut biasa kita kenal
dengan istilah plasmolisis (Salisbury, 2015).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
diletakkan pada larutan hipertonik, maka sel tumbuhan akan kehilangan air
dengan tekanan turgo yang menyebabkan sel tumbuhan menjadi lemah.
Tumbuhan dengan kondisi sel seperti ini disebut layu. Kehilangan air lebih
banyak menyebabkan menyebabkan terjadinya plasmolisis, dimana tekanan harus
berkurang sampai di suatu titik dimana sitoplasma mengerut dan menjauhi
dinding sel. Hubungan plsmolisis dengan status potensial osmotik antara cairan
sel dengan larutan di lingkungannya adalah bahwa sel yang berada dalam larutan
hipertonik akan menyebkan cairan di dalam sel berosmosis keluar dari sel,
sehingga potensial osmosis semakin besar dan mengakibatkan sel yang
terplasmolisis semakin banyak (Agustina,2015).
Metode plasmolisis dapat ditempuh dengan cara menentukan pada
konsentrasi sukrosa berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang
terplasmolisis mencapai 50%. Pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya
sama dengan konsentrasi yang dimiliki oleh cairan sel (Sasmita, 2016).
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Potensial Osmotik
Menurut Suyitro (2017), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
potensial osmotik adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi
Meningkatnya konsentrasi suatu larutan akan menurunkan potensial
osmotiknya. Apabila zat terlarut bukan elektrolit dan molekulnya tidak
mengikat air hidrasi, maka potensial osmotik larutan tersebut hampir pasti
akan sebanding dengan konsentrasi molekulnya.
b. Ionisasi Molekul Zat Terlarut
Poternsial osmotik suatu larutan ditentukan oleh jumlah potensial partikel
yang terdapat dalam larutan tersebut. Partikel yang dimaksud dapat berbentuk
ion, molekul, atau partikel koloid (micelle).
c. Hidrasi Molekul Zat Terlarut
Air yang berasoasi dengan partikel zat terlarut disebut sebagai air hidrasi. Air
dapat berasosiasi dengan ion, molekul atau partikel koloid. Dampak air
hidrasi terhadap suatu larutan dapat menyebabkan larutan menjadi lebih
pekat dari yang diperkirakan, sehingga nilai potensial osmotik lebih rendah.
d. Suhu
Potensial osmotik suatu larutan nilainya akan menurun bila ada kenaikan
suhu. Pada larutan sukrosa 1 molal pada 0°C nilai potensial osmotiknya -
24,85 atm atau pada suhu suhu 40°C turun menjadi -27,70 atm dan pada
ssuhu 80°C turun lagi menjadi -28,82 atm.
BAB III
METODOLOGI
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum potensial osmotik dan potensial air jaringan tanaman,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
3.95
3.9
3.85
3.8
3.75
3.7
0,0 M 0,25 M 0,5 M 0,75 M 1M
Konsentrasi Larutan Sukrosa
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:
1. Fakta mengenai gejala potensial osmotik dapat dilihat dari perubahan panjang
selinder kentang yang dipengaruhi dengan adanya plasmolisis dengan durasi
yang ditentukan.
2. Potensial osmotik merupakan zat cair dalam vakuola dan bagian-bagian sel
lainnya yang mengandung zat-zat terlarut di dalamnya.
3. Nilai potensial air pada jaringan tanaman yaitu dipengaruhi oleh tekanan
osmosis air yang dimana dilihat dari laju konsentrasinya tersebut.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini dalam melubangi kentang perlu dilakukan
secara hati-hati agar hasil yang didapatkan sesuai teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA