Anda di halaman 1dari 20

PRE PLANNING TERAPI GERAK LATIHAN OTAK (GLO): SENAM

OTAK DI WISMA MAWAR UPT PSTW JEMBER KABUPATEN JEMBER


TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

oleh:
Kelompok 7
Tira Anjeli Rahmah, S. KepNIM 182311101104
Septiyana Milla Arifin, S. Kep NIM 182311101132
Laely Anggraeni, S. Kep NIM 182311101138

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

BAB 1. Latar Belakang

1.1 Analisa Situasi


Usia Lanjut atau lansia merupakan suatu tahap perkembangan akhir bagi
tahap kehidupan manusia yang saat ini harus menjadi perhatian (Dewi, 2014).
Dengan bertambahnya usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan
semakin kompleks. Salah satu penyakit yang sering oleh lansia adalah kurangnya
kemampuan mengingat atau dimensia, dimensia merupakan gejala yang paling
dominan yang dialami lansia. Dimensia ditandai dengan gangguan daya ingat,
gangguan memori yang seperti mudah lupa, gampang lupa dan sering lupa.
Keluhan yang sering muncul pada lansia adalah lupa menaruh barang, lupa janji,
lupa nama orang, dan sering lupa. Penyebab yang sering muncul yaitu kelemahan
berfikir, kelemahan dalam memberi perhatian dan konsentrasi yang kurang
(Wulansari, 2015). Prevalensi dan insiden demensia didunia tergolong cukup
besar, di dunia terdapat 35 juta jiwa lansia mengalami demensia (Swierzewski,
2000).
Kesehatan merupakan persoalan pada usia lanjut yang perlu mendapatkan
perhatian lebih, sehingga usia lanjut lebih banyak membutuhkan terapi untuk
penatalaksanaan berbagai penyakit yang diderita (Sihombing, 2016). Salah satu
masalah kesehatan yang dapat terjadi pada lansia yaitu gangguan kognitif.
Gangguan kognitif merupakan gangguan dari kemampuan kognitif yang meliputi
atensi, kalkulasi, bahasa, memori dan visuospasial. Gangguan kognitif yang
terjadi pada lansia dengan demensia diantaranya adalah gangguan bahasa,
disorientasi, tidak mampu menggambar, atensi dan gangguan emosi (Wulansari,
2015). Gangguan kognitif dapat dilakukan dengan beberapa terapi aktivitas-
aktivitas fisik yang bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok. Terapi
aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara aktivitas fisik dengan gerak latihan
otak (senam otak) pada lansia. Terapi aktivitas fisik tersebut merupakan salah satu
intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat kepada lansia dengan
gangguan kognitif.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana cara melakukan terapi Gerak
Latihan Otak (GLO): Senam otak untuk menurunkan gangguan kognitif pada
penghuni wisma mawar yang tinggal di UPT PSTW Jember Kabupaten Jember
Provinsi Jawa Timur?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi Gerak Latihan Otak (GLO): Senam Otak ini bertujuan
untuk menurunkan gangguan kognitif gangguan kognitif pada penghuni wisma
mawar UPT PSTW Jember Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan kegiatan terapi Gerak Latihan Otak (GLO): Senam Otak
diharapkan klien mampu:
1. Lansia mengerti dan mampu melakukan Gerak Latihan Otak (GLO):
senam otak;
2. Lansia mengetahui manfaat Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak;
3. Lansia mampu mengikuti dan mendemonstrasikan Gerak Latihan Otak
(GLO): senam otak.

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan preplaning ini adalah
sebagai berikut:
2.1.1 Bagi Klien
 Menambah pengetahuan lansia mengenai Gerak Latihan Otak (GLO):
senam otak
 Membantu mengurangi gangguan kognitif lansia
2.1.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di UPT PSTW dapat mengetahui Gerak Latihan
Otak (GLO): senam otak pada lansia untuk mencegah dan memperbaiki
gangguan kognitif lansia serta dapat menjadikan program kesehatan
lanjutan untuk menjadikan lansia semakin sehat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Usia lanjut saat ini menjadi bagian terpenting untuk mendapatkan
perhatian. Usia Lanjut atau lansia merupakan suatu tahap perkembangan akhir
bagi tahap kehidupan manusia (Dewi, 2014). Menurut UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan Lansia disebutkan bahwa lansia merupakan seseorang yang
memiliki usia lebih dari 60 tahun. Usia harapan hidup di Indonesia kian
meningkat sehingga semakin banyak terdapat lansia. Dengan bertambahnya usia
maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan semakin kompleks. Salah satu
penyakit yang sering oleh lansia adalah kurangnya kemampuan mengingat atau
dimensia (Wulansari, 2015).
Dimensia adalah gejala yang paling dominan yang dialami lansia.
Dimensia ditandai dengan gangguan daya ingat, gangguan memori yang seperti
mudah lupa, gampang lupa dan sering lupa. Keluhan yang sering muncul pada
lansia adalah lupa menaruh barang, lupa janji, lupa nama orang, dan sering lupa.
Penyebab yang sering muncul yaitu kelemahan berfikir, kelemahan dalam
memberi perhatian dan konsentrasi yang kurang (Wulansari, 2015).
Salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi pada lansia yaitu
gangguan kognitif. Gangguan kognitif merupakan gangguan dari kemampuan
kognitif yang meliputi atensi, kalkulasi, bahasa, memori dan visuospasial.
Gangguan kognitif yang terjadi pada lansia dengan demensia diantaranya adalah
gangguan bahasa, disorientasi, tidak mampu menggambar, atensi dan gangguan
emosi (Wulansari, 2015).
Gangguan kognitif dapat dilakukan dengan beberapa terapi aktivitas-
aktivitas fisik yang bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok. Terapi
aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara aktivitas fisik dengan latihan gerak
otak (GLO): senam otak pada lansia. Terapi aktivitas fisik tersebut merupakan
salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat kepada
lansia dengan gangguan kognitif (Wulansari, 2015).

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui aktifitas Gerak
Latihan Otak (GLO): senam otak. Terapi ini akan membantu klien lansia untuk
menurunkan gangguang fungsi kognitif.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan yang disertai demonstrasi merupakan upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi masyarakat
khususnya lansia untuk menerapkan cara-cara hidup sehat dan memperbaiki status
kognitif lansia. Terapi ini akan diberikan/dilakukan kepada penghuni wisma
mawar untuk mengurangi hambatan memori.

4.2 Khalayak Sasaran


Penghuni lansia wisma mawar di UPT PSTW Jember Kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : konstruktif
2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran

= Sasaran

= Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia


2008. Jakarta: Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional.

Dewi, S. R. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pusat Data dan Informasi


Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta Selatan.

Swierzewski. 2000. Overview, types of dementia, incidence and prevalence. New


York: Remedy Health Media.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998. Kesejahteraan


Lanjut Usia. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 3796.

Wulansari, ika Yuni. 2015. Hubungan Antara Gangguan Kognitif Dengan Depresi
Pada Lanjut Usia Demensia Di Posyandu Lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Surakarta.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standart Of Procedure (SOP)
Lampiran 5 : Materi

Pemateri

Kelompok 7
Ners Muda Angkatan 23
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS
KEPERAWATAN T.A 2018/2019

BERITA ACARA
Pada hari ini, Selasa 26 Maret 2019 jam 08.30 WIB bertempat di UPT PSTW
Jember Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan
Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak. Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar
hadir terlampir)

Jember, 26 Maret 2019


Mengetahui
Penguji
Stase Keperawatan Gerontik

Latifah Aini S, S. Kp., M. Kep., Sp. Kep.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS
KEPERAWATAN T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR
Kegiatan Gerak Latihan Otak (GLO): Senam Otak dilaksanakan oleh Mahasiswa
Program Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari Selasa tanggal 26 Bulan
Maret tahun 2019 jam 8.30 WIB bertempat di UPT PSTW Jember Kabupaten
Jember Provinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Jember, 26 Maret 2019


Mengetahui
Penguji
Stase Keperawatan Gerontik

Latifah Aini S, S. Kp., M. Kep., Sp. Kep.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

Topik : Gerak Latihan Otak (GLO): Senam Otak


Sasaran : Lansia
Waktu : 8.30 WIB
Hari/Tanggal : Selasa, 26 Maret 2019
Tempat : PSTW Jember Kabupaten/ Kota Jember Provinsi Jawa Timur

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi mengenai Gerak Latihan Otak (GLO):
senam otak, sasaran akan dapat mengerti, memahami, dan mampu
mendemonstrasikan Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak.

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi selama 20 menit sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan mampu mempraktekkan Gerak Latihan Otak (GLO): senam
otak
b. Mampu menerapkan Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak sehari-hari

3. Pokok Bahasan
Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak
b. Tujuan Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak

5. Waktu
1 x 30 menit

6. Bahan/Alat yang diperlukan


a. Materi

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Pertemuan Lansia
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

2. Peserta

9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang Gerak Latihan Otak
(GLO): senam otak

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 5 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan 20 menit
tentang: memberi tanggapan
a. Pengertian
Gerak Latihan
Otak (GLO):
senam otak
b. Tujuan dan
manfaat Gerak
Latihan Otak
(GLO): senam
otak
c. Langkah-
langkah
melakukan
Gerak Latihan
Otak (GLO):
senam otak
2. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Mendemonstrasi
kan Gerak
Latihan Otak
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

(GLO): senam
otak
5. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasik
an Gerak Latihan
Otak (GLO):
senam otak
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 5 menit
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi
hasil demonstrasi
c. Salam penutup

11. Evaluasi Hasil


Setelah mendapatkan asuhan keperawatan lansia dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi serta manfaat Gerak Latihan
Otak (GLO): senam otak
b. Mengetahui dan mampu mempraktikkan langkah-langkah Gerak
Latihan Otak (GLO): senam otak
c. Melakukan konseling untuk membantu lansia dalam mengemukakan
masalah yang dihadapi

Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Gerak Latihan Otak (GLO) Senam Otak Pada Lansia
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

GERAK LATIHAN OTAK (GLO)


SENAM OTAK PADA LANSIA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:

1. PENGERTIAN Gerakan crossing the midline fisik dan mental


untuk menstimulasi hemisfer kanan agar dapat
bekerja seimban dengan hemisfer kiri.
2. TUJUAN 1. Memiliki fungsi mental yang normal pada
lansia
2. Meningkatkan umur harapan hidup
3. Memperlambat kemunduran kognitif pada
lansia
4. Meningkatkan fungsi otak : kewaspadaan,
pemusatan perhatian, daya ingat dan fungsi
eksekutif (pada lansia dan dewasa)
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan kognitif dalam proses
menua
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Sebelum melakukan gerak latih otak maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan disiapkan
pada klien yaitu:
1. Yakinkan bahwa klien mempunyai niat dan
motivasi yag serius untuk mengikuti latihan
dengan benar dan tekun
2. Anjurkan klien untuk rileks selama latihan,
jangan menahan nafas sewaktu otot
berkontraksi dan tarik nafas pada saat otot
rileks
3. Jelaskan pada klien bahwa latihan ini harus
diikuti mulai dari peregangan, pemanasan,
latihan inti dan gerakan penutup
6. PERSIAPAN ALAT a. Peralatan
Pada latihan ini tidak memerlukan alat-alat
khusus, hanya sebuah kursi untuk melakukan
latihan dalam posisi duduk, dan bendera kecil
berwarna hijau, merah, dan putih
b. Lingkungan
Latihan ini harus dilakukan di ruangan yang
bebas bergerak, tidak menimbulkan bahaya
jatuh dalam kondisi tenang dan rileks.
Suasana ruangan harus nyaman sehingga klien
mampu melaksanakan semua latihan yang
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

diajarkan
7. CARA KERJA Peregangan :
Peregangan a a. Posisi badan lurus menghadap kedepan,
telapak tangan kanan berada pada posisi
kepala. Tekan kepala kiri sementara kepala
tetap dipertahankan menghadap lurus ke
depan. Otot leher akan terasa teregang
melawan dorongan tangan. Lakukan gerakan
ini sebanyak delapan kali hitungan, tidak
boleh menahan nafas. Ulangi gerakan ini pada
telapak tangan kiri pada sisi kepala (delapan
hitungan)
b. Posisi badan menghadap lurus ke depan ,
dengan perlahan dekatkan telinga kanan
kearah bahu kanan. Akan terasa regangan
pada otot-otot leher bagian kiri. Pertahankan
b delapan hitungan kemudian lakukan pada sisi
kiri (telinga kiri kearah bahu kiri) dengan
delapan hitungan juga.
c. Luruskan tangan kanan keatas disamping
telinga dengan telapak tanan menghadap
kedepan tangan kiri melewati belakang kepala
di bawah siku tangan kanan. Tangan yang
i lurus digerakan ke belakang sedangkan tangan
yang sat lagi menahan (mendorong) ke depan.
Akan terasa regangan pada bahu dan lengan
atas. Hembuskan nafas pada saat otot-otot
diaktifkan atau diregangkan. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri lurus keatas ,
masing-masing dua kali.
j d. Luruskan tangan kanan keatas disamping
telinga dengan telapak tangan menghadap ke
Pemanasan dalam. Tangan yang lurus digerakan keluar
(ke kanan), sedangkan tangan yang satu lagi
menahan tangan kanan (menarik) kearah
dalam. Lakukan bergantian dengan tangan kiri
lurus kearah atasa masing-masing dua kali.
e. Posisi sama seperti (d) tetapi tangan kanan
yang lurus menekan kearah dalam (kearah
a telinga kanan) dan angan yang satu lagi
menahan (mendorong) kearah luar. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri lurus keatas,
masing-masing dua kali.
f. Regangkan kedua telapak tangan kedepan,
telapak tangan menghadap keluar dengan jari-
jari kedua tangan saling berkait. Pertahankan
c posisi ini sampai 8 hitungan.
g. Regangkan kedua telapak tangan lurus ke atas,
telapak tangan menghadap keatas dengan jari-
jari kedua tangan saling berkait. Pertahankan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

posisi ini sampai 8 hitungan.


h. Klien duduk di kursi, kaki disilangkan angkat
dan bengkokkan kaki kiri (Hitungan 1 dan 2),
silangkan diatas lutut kanan (hitungan 3 dan
4) dan kembali ke posisi semula (hitungan 5
g dan 6). Lakukan dengan kaki yang kanan
dalam hitungan dua kali delapan.
Latihan Inti i. Luruskan kaki kiri ke depan (masih dalam
posisi duduk) dengan ujung jari keatas. Putar
kaki kiri kearah luar. Gerakan putar berasal
dari pinggul bukan dari kaki. Kembali ke
posisi semula , putar kearah dalam dan
kemballi ke posisi awal. Lakukan dengan kaki
b kanan masing-masing dengan hitungan dua
kali delapan.
j. Letakkan pergelangan kaki kiri diatas lutut
kanan dan tangan kanan di pergelangan kaki
kiri. Secara perlahan tekan lutut kiri ke bawah
dengan tangan kiri. Akan terasa regangan pada
pinggang kiri. Pertahankan delapan hitungan
c dan lakukan gerakan yang sama dengan kaki
kanan.
k. Berdiri dengan kaki lurus kedepan dan telapak
kaki di lantai. Kaki kanan di belakang dengan
tumit terangkat. Kedua tangan lurus kedepan,
memegang sandaran kursi, Sambil
menghembuskan nafas gerakkan tumit
menyentuh lantai dan kaki kiri dibengkokkan.
d Akan terasa regangan pada betis. Kemudian
tarik nafas dan tumit diangkat seperti semula.
Lakukan dengan kaki yang lain dengan
hitungan masing-masing delapan kali.
Pemanasan:
a. Gosokkan kedua lekukkan kiri dan kanan di
bawah pertemuan tulang selangka kiri dan
n kanan dengan tulang dada. Dengan kata lain
gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak
ke kiri dan kanan , ke atas, ke bawah dan
memutar dari kiri keatas dan kanan tas,
Lakukan enam kali pernafasan dengan tangan
bergantian.
b. Lakukan jalan ditempat. Jika kaki kanan
diangkat, tangan kiri juga diangkat. Dan
sebaliknya, lakukan dalam hitugan dua kali
delapan.
c. Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat
kedua tangan keatas. Setiap salat satu kaki
diangkat, kedua tangan juga diatas, Kemudian
tangan diturunkan lagi disamping tubuh dan
lakukan dalam hitungan dua kali delapan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

d. Kaki kanan menyilang tubuh kiri, kedua


tangan bergerak lurus kearah
kanan.Sebaliknya jika kaki kiri menyilang
tubuh ke kanan. Kedua tangan bergerak lurus
ke kiri. Lakukan dalam hitungan tiga kali
delapan.
e. Kaki kiri bergerak ke kiri, tangan kanan lurus
ke kanan atas. Sebaiknya jika kaki kanan
bergerak ke kanan, tanga kiri bergerak lurus
ke kiri atas. Lakukan latihan dengan tiga kali
delapan
f. Tangan kanan lurus (diam) disamping tubuh,
kaki kanan diangkat bersamaan dengan tangan
kiri menyentuh lutut kanan. Begitu juga
sebaliknya dan lakukan dalam hitungan tiga
kali delapan
g. Klien duduk atau berdiri. Pergelangan kaki
kanan disilangkan diatas pergelangan kaki
kiri. Kedua tangan lurus kedepan dengan ibu
jari kearah bawah. Kedua pergelangan
disilangkan, jari-jari kedua tangan dikaitkan,
putar ke bawah, lalu ke atas dan tarik sampai
di depan dada. Tutup mata dan tarik nafas
dalam sambil rileks selama 1-2 menit. Pada
saat menarik nafas lidah ditempelkan di
langit-langit mulut 2 cm dibelakang gigi. Pada
waktu membuang nafas panjang melalui
mulut, lidah dilepaskan lagi. Lakukan
rangkaian gerakan ini dengan menyilang kaki
bergantian.
h. Kedua kaki diletakkan sejajar di lantai ujung-
ujung jari kedua tangan disentuhkan secara
halus, sambil melakukan pernafasan dalam
selama satu menit.
Latihan inti:
a. Lakukan gerakan ini secara perlahan dan
sambil duduk. Ketika tangan kanan bergerak
menyentuh lutut kiri, tangan kiri harus diam
disamping tubuh agar dapat dirasakan bagian
tubuh yang bergerak dan bagian tubuh yang
diam. Lakukan sebaliknya pada tangan kiri
dan alam hitungan empat kali delapan.
b. Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai
serta tangan disamping tubuh (posisi netral).
Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba
warna bedera yang dinaikkan oleh pelatih.
Jika bendera hijau dinaikkan, maka kaki
kanan ke samping kanan dan keua tangan
disamping kiri. Jika bendera merah dinaikkan
maka kaki kiri kesamping kiri dan kedua
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

tangan kesamping kanan. Jika bendera putih


dinaikkan, posisi kaki dan tangan kembali ke
posisi netral. Lakukan gerakan minimal dua
kali delapan.
c. Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua
tangan menyentuh belakang telinga. Kaki
kanan diangkat bersamaan dengan siku kiri
menyentuh lutut kanan, dan sebaliknya serta
lakukan dalam hitungan dua kali delapan.
d. Berdiri tegak, tangan kanan lurus kedepan
dengan ibu jari ke atas.Gerakan ibu jari ke kiri
dan kanan membentuk setengah lingkaran
seperti pelangi dan bola mata mengikuti
gerakan ibu jari. Posisi kepala tetap lurus ke
depan lakukan secara bergantian masing-
masing satu kali delapan hitungan.
e. Mula-mula berdiri tegak kepala lurus kedepan
tangan kanan lurus ke depan ibu jari
menghadap ke atas dengan posisi ibu jari kira-
kira didepan hidung. Gerakkan tangan kiri
atas dan kiri bawah kembali ke tengah.
Gerakan ini dalam imajinasi kita seolah olah
membentuk angka delapan tidur. Gerakan ini
dilakukan tanpa gerakan bola mata.
f. Gerakan berikutnya sama dengan gerakan
pada nomer (e) tetapi gerakan ibu jari diikuti
dengan gerakan bola mata. Dilakukan
bergantian kanan dan kiri, kedua tangan saling
berkaitan masing-masing dua kali delapan.
g. Urutlah otot bahu kiri dengan tangan kanan
sambil kepala menoleh kesamping kanan dan
kiri. Tari nafas pada saat kepala berada
diposisi tengah dan hembuskan nafas sewaktu
berada diposisi tengah dan hembuskan nafas
sewaktu kepala menoleh kesamping. Lakukan
sebaliknya pada sebelah kanan dan lakukan
masing-masing sepuluh kali dengan tangan
yang bergantian.
h. Bukalah kaki selebar bahu, kepala lurus
kedepan. Arahkan kaki kanan kekanan kaki
kiri tetap lurus kedepan dan kedua tangan di
pinggang. Tarik nafas dengan kepala lurus ke
depan. Tekuk lutut kanan sambil
menghembuskan nafas dan memalingkan
kepala ke kanan. Pinggul dan bahu tetap
menghadap kedepan lakukan secara
bergantian dalam hitungan masing-masing
satu kali delapan.
i. Ketika kaki kanan diarahkan ke kanan, kedua
tangan juga ke kanan dan sebaliknya.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

j. Naikan kaki kanan ke kanan dan tangan kanan


mengarah ke kanan dan tangan kiri di samping
tubuh serta kaki tetap di lantai. Bisa juga kaki
kanan ke depan dan tangan kanan juga ke
depan.
k. Naikkan kaki kiri, tangan kiri mengarah ke
kiri dan tangan kanan disamping tubuh serta
kaki kanan tetap dilantai. Kemudian posisikan
kaki sejajar, kedua tangan disamping tubuh
serta kaki kanan tetap di lantai. Kemudian
posisikan kaki sejajarm kedua tangan di
samping tubuh (netral). Lakukan dua kali
delapan.
l. Kedua tangan lurus ke depan, punggung
tegak, tangan seolah-olah meraih
(menjangkau) sesuatu di depan semampunya,
punggung tetap lurus tegak. Jangan paksakan
membungkuk karena bahaya bagi klien yang
mengalami osteoporosis.
m. Daun telinga dipijit dengan jari telunjuk dan
ibu jari tarik keluar, lalu gerakkan ke atas, ke
samping dan bawah dengan pelan. Dengarlah
suatu suara degan memusatkan perhatian pada
suara tersebut dan lakukan sebanyak lima kali.
n. Letakkan kedua tangan diatas perut.
Kosongkan paru-paru dengan cara membuang
nafas pendek-pendek seperti seolah-olah
sedang meniup bulu ayam yang ada di depan
kita. Tarik nafas panjang dan dalam (tiga
hitungan), lalu buang nafas secara perlahan
(tiga hitungan). Tangan secara pasif mengikuti
gerak perut sewaktu menarik nafas dan
membuang nafas. Lakukan selama dua menit.

Penutup :
Lakukan gerakan silang seperti latihan inti nomer
(a) dalam hitungan dua kali delapan. Sesudah tarik
nafas dalam dan keluarkan sebanyak tiga kali.
8. Hasil 1. Respon subyektif :
Klien mengatakan sekarang sudah agak
berkurang pelupanya
Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi
dengan baik setelah melakukan latihan
Klien mengatakan lebih dapat mengontrol
emosinya
Klien mengatakan lebih merasa kehidupannya
lebih baik saat ini
2. Respon obyektif:
Klien lebih mampu mengingat kejadian jangka
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

waktu lama, sedang, dan pendek


Klien mampu berkonsentrasi dengan baik
Klien tidak mudah beralih
Klien terlihat lebih termotivasi dalam
melakukan sesuatu
Klien terlihat lebih semangat dalam melakukan
sesuatu

Lampiran 5. Materi
a. Pengertian Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak
Brain Gym atau senam otak adalah gerakan sederhana dengan
menggunakan keseluruhan otak karena merupakan penyesuaian dengan
tuntutan sehari-hari sehingga belajar jadi senang. Latar belakang Brain Gym
dikembangkan berdasarkan Touchfor Health Kinesiology ( Sentuh agar sehat,
dari ilmu tentang gerakan tubuh ). Ini adalah perpaduan ilmu pengetahuan barat
yaitu tes otot dan sikap tubuh dengan ilmu pengetahuan dari timur sehingga
terdapat suatu metode pencegahan dan penyembuhan penyakit yang sangat
sederhana, efektif, alami dan murah.
b. Tujuan Gerak Latihan Otak (GLO): senam otak
Tujuan senam otak adalah untuk membantu dan mensinkronkan kinerja otak.
Tujuan senam otak adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau
terhambat sehingga kegiatan belajar atau bekerja berlangsung menggunakan
seluruh otak (whole brain)
2. Mengurangi stress emosional dan pikiran lebih jernih
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2019
Universitas Jember

3. Menjadikan orang lebih bersemangat, lebih konsentrasi, lebih kreatif dan


efisien
4. Memampuan berbahasa dan daya ingat meningkat
5. Hubungan antar manusia dan suasana belajar/bekerja lebih rileks dan senang

Anda mungkin juga menyukai