Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAGEMEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Di susun oleh;
DENA HERMAWAN
1770021018

Universitas Krisnadwipayana
Fakultas Teknik
Prodi Teknik Elektro

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T. atas karunianya, sehingga
penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar dan baik, saya berterimakasih kepada setiap
pihak yang terlibat dan membantu saya dalam penyusunan makalah ini.

Makalah Mata kuliah Sosiologi kali ini mengangkat topik mengenai MANAGEMEN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA).
Makalah ini disusun sedemikian rupa dangan mencari dan mengembangkan sejumlah informasi
yang saya dapatkan baik melalui buku dan media elektronik, saya berharap dengan informasi
yang saya dapat, kemudian saya sajikan ini dapat memberikan penjelasan yang cukup tentang
MANAGEMEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
AIR (PLTA)

Demikian satu dua kata yang bisa saya sampaikan kepada pembaca makalah ini, jika ada
kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan saya ucapkan permintaan maaf. Terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang……………………………………………………………….……… 1


1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………….....…………………... 2
1.3 Manfaat Penulisan………………………………………………………………..... 2

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………........................... 3

2.1 Bagian – bagian utama dari PLTA……………………………………………… 3


2.2 Operasi PLTA………………………………………………………………………. 6
2.2.1 Prinsip Kerja dari PLTA………………………………………………………….. 6
2.2.2 Sistem Operasi PLTA……………………………………………………………… 8
2.3 Sistem Pemeliharaan instalasi PLTA…………………………………………… 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 13

3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak ada satupun yang
meragukan itu. Terbukti pada saat masyarakat mengeluh ketika air di saluran air tidak keluar.
Manfaat air sangat dirasakan betul sebagai penyelamat” kehidupan. Salah satu pemanfaatan air
yang cukup cerdas adalah dibentuknya pembangkit listrik tenaga air.
Manfaat air yang cukup besar dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara
keseluruhan ini harusnya diimbangi dengan kesadaran menjaga sumber air yang ada di bumi.
Membuang-buang air untuk sesuatu hal yang tidak perlu bukan pekerjaan yang mulia.
Pemanfaatan air untuk digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air akan jauh lebih berguna
bagi kehidupan.
Air dan listrik menjadi dua kebutuhan yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Kegiatan
sehari-hari akan sangat terganggu ketika pasokanair dan listrik terganggu. Oleh karena itu, upaya
untuk menjaga agar dua hal tersebut tidak terjadi pun dilakukan. Jika membicarakan Pembangkit
Listrik Tenaga Air, maka yang dibicarakan di sini adalah upaya untuk tetap menjaga agar pasokan
listrik tetap ada.

2.1 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1.Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga air?
2.Bagaimana konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3.Bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4.Apa saja komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air?
5.Bagaimana prinsip PLTA dan konversi energinya?
6.Bagaimana perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)?
7.Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga air?

2.2 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperdalam materi pembangkit listrik yang telah di
berikan. Terutama tentang managemen operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Selain itu juga untuk mempelajari lebih dalam tentang PLTA.
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Pengertian dari pembangkit listrik tenaga air.
2. Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3. Mengetahui cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4. Mengetahui komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air.
5. Mengetahui prinsip PLTA dan konversi energinya?
6. Mengetahui Mengetahui perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
2.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah mengetahui tentang operasi PLTA dan pemeliharaan
instalasi nya.
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga air.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik dan Penggerak Motor (TTL & PM).

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Bagian – bagian utama dari (PLTA)

 Bendungan
Berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain
menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi. Bendungan
atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau
tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga
Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

 Turbine
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke
generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.
Turbin memiliki prinsip kerja yakni sebagai berikut gaya jatuh air yang mendorong baling-
baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar
turbin. Selanjutnya turbin merubah energi.
Berikut ini adalah salah satu contoh gambar dari turbine:

3
 Generator
Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin
berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari
turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit
listrik lainnya.
Generator mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Tergantung pada karakteristik
jaringan yang dipasok, produsen bisa memilih antara: Generator sinkronus yang dilengkapi dengan
sistem eksitasi DC (rotasi atau statis) yang terkait dengan regulator tegangan, untuk memberikan

Prinsip kerja generator listrik sebenarnya sederhana dan cukup mudah untuk dipahami terlebih
lagi jika kita mengetahui aplikasi penggunaan generator dalam penggunaan sehari hari.
Pengertian generator secara sederhana yaitu mesin yang berfungsi mengubah energi gerak atau
kinetik menjadi energi listrik.
Jadi perlu dicatat bahwa generator tidak memproduksi listrik, hanya mengubah satu bentuk
energi ke bentuk lain saja. Lalu bagaimana bisa dari sebuah gerak menjadi listrik ? Prinsip nya
adalah memanfaatkan energi gerak sesuai hukum faraday yaitu
“Jika terjadi perubahan medan magnet yang terhubung ke sebuah kawat loop tertutup maka akan
menimbulkan gaya gerak listrik”
tegangan, frekuensi dan control sudut fase sebelum generator disambungkan ke jaringan dan
memasok energi reaktif yang diperlukan oleh sistem tenaga ketika generator telah disambungkan
ke jaringan. Generator ansinkronus adalah motor induksi sederhana yang tidak menggunakan
pengaturan voltase dan berjalan pada kecepatan yang secara langsung terkait dengan frekuensi
sistem. Mereka menarik arus eksitasinya dari jaringan, sehingga menyerap energi reaktif dari
magnetismenya sendiri. Efisiensi generator ansinkronus adalah 2 sampai 4 per sen di bawah
efisiensi generator sinkronus selama seluruh kisaran operasi. Secara umum, ketika daya melebihi

4
5000 kVA maka generator sinkronus perlu dipasang. Tegangan kerja dari generator bervariasi
sesuai dengan dayanya. Tegangan pembangkitan standard adalah 380 V atau 430 V sampai dengan
1400 kVA dan 6000/6600 untuk pembangkit yang lebih besar. Pembangkitan pada tegangan 380
V atau 430 V memungkinkan penggunaan transformer distribusi strandard sebagai transformer
saluran keluar dan penggunaan arus buatan untuk memasok ke dalam sistem daya pembangkit.
Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan menggunakan pengaturan beban
sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan beban. Apabila terjadi penurunan
beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan ke sistem pemanas udara (Air Heater
Ballast Load) atau (Water Heater Ballast Load) yang dikenal sebagai ballast load (Elektronik Load
Controller) atau dumy load. System transmisi daya yang dihasilkan terdiri dari beberapa komponen
utama, antara lain travo step-up kelas menengah, tiang, kabel, dll. Jaringan distribusi merupakan
pendistribusian daya ke rumah-rumah atau konsumen yang dilengkapi dengan sebuah KWh meter,
instalasi rumah, dll.

 Transformator

Berfungsi untuk mentransmisikan dan mengubah energy dari ukuran satu keukuran yang
lain. Transformator yang digunakan adalah transformator step up. Karena digunakan untuk
mengubah energi yang dihasilkan generator menjadi energi yang lebih besar ukuranya.

 Jalur Transmisi
Berfungsi untuk mengalirkan energy listrik dari PLTA menuju konsumen listrikya itu
rumah-rumah dan pusat industry. Sebelum listrik dikonsumsi terlebih dahulu tegangannya di
turunkan dengan transformator Step Down.

5
2.2 Operasi PLTA

2.2.1 Prinsip Kerja dari PLTA


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang
menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran
rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air
tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).
Dam/Waduk/Bendungan
Dam/waduk/bendungan berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu, dam/waduk/bendungan juga berfungsi
untuk pengendalian banjir. Kebanyakan dam/waduk/bendungan ini juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

6
Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu
ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang.
Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar
dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 meter di atas permukaan air bak
penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah
(Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat
pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam
pipa pesat pada saat start ½ inch.

7
Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang
kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal
karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara
sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir
air di belakang bendungan.
Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air
yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat
berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya
dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan.
Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang
digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui
sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan
paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang
terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada
1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik
115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh
listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi
dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika
Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90%
kebutuhan energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia
yang meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang
berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana
diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah digunakan.

2.2.2 Sistem Operasi PLTA

Di PLTA , turbin dan generatornya dioperasikan dengan sistem kontrol yang dijalankan
oleh satu orang (one man control system). Operator berada diruang pengawas gedung pusat
pembangkit listrik (power house) yang digunakan sebagai pusat pengatur kegiatan pengoperasian
unit pembangkit
Selama operasi, operator selalu berhubungan dengan Unit Pengatur Beban Waru,
melaporkan keadaan beban,keadaan unit pembangkit,perubahan operasi sehubungan keperluan
tertentu (pemeliharaan mesin), laporan keadaan cuaca setempat dan elevasi air waduk
Sistemkontrol unit pembangkit (turbin, generator dan sebagainya) digunakan master
controller one man control. Pengontrolan untuk menjalankan (stating), menghentikan (stoping)
dan pengaturan beban dilakukan secara remote dari control room.Unit pembangkit dapat
dikerjakan dan dikontrol secara otomatis pada setiap tahap operasi dengan menempatkan master
kontrol pada posisi yang bersangkutan dan dapat dipindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Selain secara otomatis tersebut, pengoperasian juga dapat dilakukan secara manual (dengan
tangan) dan secara local (dari panel pengatur turbin).

8
Langkah-langkah Pengoperasian Unit PLTA yaitu ;

 Persiapan
Sebelum mesin pembangkit dijalankan, harus dilakukan pemeriksaan kondisi kerja tiap-tiap sistem
seperti air pendingin, sistem minyak bertekanan, system minyak pelumas, sistem udara tekan dan
persiapan switch gea
 Pengoperasian Turbin
Semua kegiatan dilakukan oleh operator dari ruang pengawas diawali dengan menghubungkan
saklar pisah ( Disconecting Switchpada posisi “ TURBIN REMOTE CONTROL ON” dan “ AUTO
SINCHRO ON”.
 Pengoperasian Penguat Medan
Setelah turbin berputar, kemudian dilakukan penguat medan (exitasi) pada generator. Operasi ini
dijalankan melalui master controller yang ditempatkan pada kedudukan “EXCITE
 Pengoperasian Paralel
Dalam keadaan belum terbebani, Unit pembangkit parallel dengan system
interconnection.Pengaturan parallel dilakukan secara otomatis dengan menempatkantombol master
controller pada kedudukan “PARALEL”.
 Pengoperasian Pembebanan
Master controller diatur pada posisi “LOAD”, lampu indikator menyala “LOAD”, “AVR”,
“TURBINE CONTROL REMOTE”. Kemudian beban dinaikkan secara bertahap sampai pada
beban yang ditentukan sesuai rencana operasi. Untuk operasi selanjutnya operator hanya menjaga
tegangan dan frekuensi supaya tetap stabil.
 Penghentian Unit Pembangkit
Penghentian unit pembangkit secara normal (bukan oleh gangguan system atau kelalaian operasi)
akan mengikuti langkah-langkah
Pertama, Penurunan beban secara bertahap dengan memperhatikan frekuensi agar tetap stabil sampai
keadaan generator tidak terbebani
Kedua, Pada beban kurang lebih 1500 KW, indicator “LOAD” (30S) mati. Dan ketiga Master
controller diubah ke posisi “STOP” secara otomatis guide vane menutup dan memutus arus ABB
lepas, ditandai dengan lampu indikator “PARALEL” padam.

2.3 Sistem Pemeliharaan instalasi PLTA


Pekerjaan pemeliharaan pada PLTA antara lain terdiri dari inspeksipembersihan,
penyempurnaan, pengujian dan pencatatan. Pemeliharaan merupakan syarat yang sangat penting
untuk memperpanjang umur dari peralatan dan kehandalan dari semua unit pembangkit.
Aktifitas pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu pembangkit tenaga listrik dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan non rutin

10
Pemeliharaan rutin sendiri terdiri dari ;

 Preventive Maintenance Merupakan pemeliharaan rutin yang dilakukan atas dasar


interval wawktu yang telah ditetapkan atau dalam persyaratan atau kriteria tertentu yang
dimaksudkan untuk mengurangi serta mencegah suatu item peralatan mengalami kondisi
yang tidak diinginkan.Pelaksanaan preventive maintenance dilakukan tanpa harus
melakukan shut down unit pembangkit.
 Predictive Maintenance yaitu pemeliharaan ang dilakukan atas dasar hasil diagnose atau
condition monitoring serta kajian failure analysis berdasarkan timbulnya suatu gejala
kerusakan yang dapat diketahui secara dini, sehingga pemeliharaan dapat dilakukan tepat
sebelum terjadi kerusakan atau kegagalan.Predictive maintenance dilakukan tanpa harus
melakukan shut down unit pembangkit
 Corrective Maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan
(termasuk memperbaiki dan adjustment ) peralatan yang tidak bekerja atau tidak
berfungsisebagaimana mestinya. Corrective maintenance dapat dilakukan pada saat
peralatan sedang beroperasi maupun stand bay ataupun peralatan sedang tidak
beroperasi.

Sedangkan pemeliharaan non rutin terdiri dari :


 Overhole atau Inspection (OH) yaitu pemeliharaan menyeluruh semua peralatan system
yang termasuk dalam satu paket inspection merupakan satu paket pekerjaan besar yang
terjadwal untuk pemeriksaan yang luas dan perbaikan dari suatu item atau peralatan besar
untuk mencapai kondisi yang layak.
 Repair atau Breakdown Maintenance (BD) yaitu pemeliharaan yang dilakukan karena
terjadinya kerusakan peralatan sehingga berakibat kegagalan fungsi dari peralatan tersebut.
Dalam kejadian kerusakan atau corrective atau emergency berkembang akan mengakibatkan
peralatan tersebut rusak berat dan harus diganti baru atau penggantian sebagai part
utamanya.
 Engineering Maintenance yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk suatu proyek atau
modifikasi peralatan atau unit, baik untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan
keandalan peralatan atau unit. Pelaksanaan pekerjaan ini bias bersifat menambah asset atau
bias juga hanya menyempurnakan kinerja peralatan atau unit.

Pemeliharaan di PLTA diklasifikasikan menjadi enam tingkat pemeliharaan yaitu ;


 Pemeliharaan harian meliputi ; pengamatan-pengamatan mengenai suatu getaran, suhu,
bau, level, tekanan, alira, kebocoran, kekencangan sambungan dan pembersihan peralatan
 Pemeliharaan mingguan meliputi ; pemeriksaan dan pembersihan alat-alat bantu PLTA
pada instalasi listrik dan generator
 Pemeliharaan bulanan meliputi : pemeliharaan harian, pemeliharaan bulanan, pemeriksaan
yang meliputi seluruh bagian peralatan, baut pengikat, grease,filter, magger, motor-motor
kontrol system, wire rope, pembersihan menyeluruh dari bagianbagian peralatan filter,
strainer, flow relay, fan coil.

11
 Pemeliharaan Kwartal meliputi : pemeliharaan harian, pemeliharaan mingguan,
pemeliharaan bulanan, pembersihan oil pada lubricating oil system dan pressure oil system,
pembersihan oil cooler , pemeriksaan dengan teliti dari peralatan penting.
 Pemeliharaan tahunan atau AI (Annual inspection) meliputi : pemeliharaan harian,
pemeliharaan mingguan, pemeliharaan bulanan, pemeliharaan kwartal, pemeriksaan secara
teliti dari seluruh peralatan unit pembangkit dan peralatan umum.

12
BAB 3 KESIMPULAN
Dalam sebuah pengoperasian suatu PLTA harus sesuai dengan prosedur kerja yg sudah di
tetap kan . Yang bertujuan untuk menjaga pembangkit agar bisa bekerja dengan maksimal dan
akan menghasilkan hasil yg efektif. Dan yg paling utama adalah untuk mengurangi kecelakaan
kerja yang bisa berakibat fatal bagi operator maupun mesin.
Selain operasi yang harus sesuai prosedur di perlukan juga upaya pemeliharaan . Upaya ini
sangat di perlukan karena bertujuan untuk tetap menjaga tiap-tiap komponen bekerja dengan
maksimal . Hasil yang efektif sangat berpengaruh dengan perawatan atau pemeliharaan yang di
lakukan. Pemeliharaan ini juga harus sesuai kebutuhan dan berjangka
Maka dari itu pengoperasian yang sesuai prosedur dan pemeliharaan yg berjangka adalah
salah satu kunci dari ke efektifan suatu PLTA .

13
Daftar Pustaka

Fadhil. (2018) . Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Tersedia :


https://fadhilglory.wordpress.com/2018/04/22/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-air-plta/. (juni
2019).

Yoga Ian Arianto ,& Wahyono2. 2017 Sistem Pengoperasian Dan system Perawatan PT PJB UP
BRANTAS PLTA SUTAMI MALANG. Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3

14

Anda mungkin juga menyukai