Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

Penyuluhan Program BKKBN Mengenai Generasi Berencana (GenRe)


dan Sikap Remaja

Devi Dwi Yana Utami


Universitas Sumatera Utara
devi_dyu@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini adalah studi komparatif tentang sikap remaja setelah mendapatkan informasi dari
penyuluhan program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Generasi Berencana (GenRe). Remaja dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1
Sei Bamban dan SMA Negeri 13 Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan sikap remaja di kedua sekolah tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
penyuluhan BKKBN mengenai GenRe sama-sama efektif di kedua sekolah meskipun terdapat
perbedaan lokasi sekolah. Materi penyuluhan BKKBN mengenai GenRe dianggap sesuai
dengan kebutuhan remaja saat ini sehingga penyuluhan dianggap menarik dan mudah diterima
oleh para siswa di kedua sekolah tersebut.

Kata Kunci: komunikasi pembangunan, penyuluhan, sikap remaja

Abstract

This research is a compative study of adolescents’ attitude after getting information about
Generasi Berencana (GenRe), one of the programs of Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
through seminars in their respective schools. Adolescents in this research are the students of
two public schools; SMA Negeri 1 Sei Bamban and SMA Negeri 13 Medan. The result of this
research shows that there is no attitude difference between the students of both schools. The
result also shows that the seminars have done effectively despite of the schools’ locations.
Besides, information about GenRe is considered as useful and interesting so it is well-received
by the students.

Keywords: development communication, seminar, adolescents’ attitude

PENDAHULUAN

Harun dan Ardianto (2012:42-43) dinamika komunikasi yang demikian akan


menyatakan bahwa manakala komunikasi dapat menerjemahkan masalah atau
diterapkan pada pembangunan manusia kebutuhan dasar yang diperkirakan akan
seutuhnya dan masyarakat seluruhnya, yang datang seperti Acquired Immune Deficiency
mementingkan faktor manusia dan Syndrome (AIDS), lingkungan hidup,
menghargai nilai-nilai sosial budaya serta globalisasi ekonomi dan politik,
harkat dan martabat khalayak sasaran, maka

199
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

pengembangan sumber daya manusia dan menonjol dikalangan remaja yaitu


kepadatan penduduk. permasalahan seputar tiga hal yang
Permasalahan kepadatan penduduk berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi
sendiri telah menjadi masalah dunia sejak Remaja (TRIAD KRR) yakni seksualitas,
lama. Pada tahun 2013 lalu, jumlah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/
penduduk dunia telah mencapai 7,2 milyar AIDS serta Narkotika, Psikotropika dan Zat
jiwa dan diproyeksikan akan menyentuh Adiktif (NAPZA), serta rendahnya
angka 10,9 milyar jiwa pada tahun 2100 pengetahuan remaja tentang Kesehatan
yang akan datang (www.antaranews.com). Reproduksi Remaja dan median usia kawin
Jika pertumbuhan penduduk terus pertama perempuan relatif masih rendah
dibiarkan, maka akan mengakibatkan (BKKBN, 2012:1).
ledakan penduduk yang pada akhirnya Menurut Malthus (dalam Mulyadi,
berimplikasi pada sektor pembangunan. 2003) salah satu cara untuk mencegah
Beragam dampak ledakan penduduk permasalahan remaja sebagai akibat
antara lain; kurangnya ketersediaan pangan, ledakan penduduk adalah dengan
lahan pertanian dan hutan, bencana banjir melakukan kontrol atau pengawasan
dan longsor, kemiskinan, kemacetan, polusi terhadap pertumbuhan penduduk, yaitu
udara, masalah kesehatan, pendidikan, dengan menunda usia perkawinan dan
ekonomi, serta kurangnya lapangan mengurangi jumlah anak. Kedua langkah
pekerjaan sehingga angka pengangguran tersebut diharapkan mampu mengendalikan
meningkat (jabar.bkkbn.go.id). kelahiran yang merupakan masalah pokok
Hal yang sama juga akan terjadi di kependudukan. (Pasrah, Putro, & Indrawati,
Indonesia. Penduduk Indonesia 2014:8).
diperkirakan bertambah sekitar 4,5 juta jiwa Dalam usaha mengatasi ledakan
per tahunnya (jabar.bkkbn.go.id). Badan penduduk, pemerintah melalui BKKBN,
Kependudukan dan Keluarga Berencana melaksanakan program Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa (KB) sebagai salah satu upaya pengendalian
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 penduduk. Program ini bertujuan menekan
diketahui bahwa 27,6% dari jumlah Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dengan
penduduk Indonesia berada pada kelompok cara penggunaan alat-alat kontrasepsi.
umur remaja 10-24 tahun yaitu sekitar 64 Sementara untuk menanggapi permasalahan
juta jiwa. yang muncul di kalangan remaja, BKKBN
Lebih lanjut BKKBN menyatakan memiliki program Generasi Berencana
bahwa jumlah tersebut sangat besar (GenRe) yang mempromosikan program-
sehingga menjadikan remaja sebagai program Keluarga Berencana sejak dini
generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan bagi kaum remaja.
menjadi manusia yang sehat secara jasmani, Pesan-pesan GenRe didifusikan
rohani, mental dan spiritual. Namun melalui iklan, selain itu pesan-pesan GenRe
ternyata saat ini, BKKBN menyebutkan juga disampaikan dalam wadah GenRe
bahwa faktanya, berbagai penelitian yakni Pusat Informasi Konseling
menunjukkan bahwa remaja mempunyai Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) dimana
permasalahan yang sangat kompleks seiring sasaran khalayaknya adalah remaja berusia
dengan masa transisi yang dialami remaja 10-24 tahun dan belum menikah, keluarga
(BKKBN, 2012:1). dan masyarakat peduli remaja. Keberadaan
Selanjutnya BKKBN juga PIK diharapkan mampu menyampaikan
menyebutkan bahwa masalah yang program GenRe, mengingat masih banyak

200
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

ditemukan kasus pernikahan di bawah umur wawancara dan studi kepustakaan.


ideal yang ditetapkan oleh BKKBN (22 Uji hipotesis pada penelitian ini
tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria) adalah untuk melihat komparasi pada
dan ancaman permasalahan sosial lainnya penyuluhan program BKKBN mengenai
(seperti pergaulan bebas, penggunaan GenRe dan sikap remaja terhadap program
NAPZA, HIV/AIDS) yang kini tidak hanya BKKBN mengenai GenRe setelah
menyerang kota besar tetapi juga sudah mendapatkan informasi dari penyuluh
merambah ke wilayah pedesaan. program di SMA Negeri 1 Sei Bamban dan
SMA Negeri 13 Medan dengan
menggunakan Uji Mann-Whitney U melalui
METODE PENELITIAN program SPSS versi 16.0.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya,


penelitian ini merupakan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
komparatif yang bertujuan untuk
membandingkan keberadaan satu variabel Quebral dan Gomes (dalam Harun dan
atau lebih pada dua atau lebih sampel atau Ardianto, 2012) mendefinisikan
pada waktu yang berbeda (Sugiyono, komunikasi pembangunan sebagai disiplin
2009:36). Jenis analisis komparatif pada ilmu dan praktikum komunikasi dalam
penelitian ini yakni analisis komparatif dua konteks negara-negara sedang berkembang,
sampel independen (tidak berkorelasi) terutama kegiatan komunikasi untuk
karena sampel-sampel yang menjadi objek perubahan sosial yang berencana.
penelitian dapat dipisahkan secara tegas. Pembangunan SDM sebagai bagian
Populasi pada penelitian ini adalah dari program pembangunan telah dilakukan
siswa sekolah Tahun Ajaran (TA) pemerintah pada banyak aspek kehidupan
2014/2015 di SMA Negeri 1 Sei Bamban masyarakat termasuk pembangunan SDM
dan di SMA Negeri 13 Medan, yang telah yang dilakukan oleh BKKBN melalui
mendapat penyuluhan program BKKBN program Generasi Berencana (GenRe) yang
mengenai GenRe dari kelompok PIK R di bertujuan untuk meningkatkan kualitas
masing-masing sekolah. SDM pada tataran remaja agar kedepannya
Besarnya jumlah sampel yang memiliki kemampuan untuk menjalani
diambil dengan menggunakan teknik Slovin kehidupan berkualitas dan berdaya saing
untuk SMA Negeri 1 Sei Bamban yang tinggi.
berpopulasi 271 siswa, yakni 73 sampel.
Sedangkan SMA Negeri 13 Medan yang Penyuluhan Program BKKBN mengenai
berpopulasi 190 siswa, diambil 66 sampel. Generasi Berencana
Kemudian metode sampling yang Hawkins (dalam Ban dan Hawkins,
digunakan adalah proportionate stratified 1999:94) mengemukakan ada beberapa hal
random sampling. Teknik ini digunakan yang wajib dipertimbangkan dalam
agar sampel yang didapat berstrata secara menganalisis program penyuluhan yakni
proporsional. Setelah jumlah sampel sumber, pesan, saluran dan penerima.
diproporsionalkan kemudian sampel dipilih Keempat hal tersebut merupakan unsur-
dengan cara diundi. unsur komunikasi sebagaimana yang
Metode pengumpulan data primer terdapat pada penyuluhan program BKKBN
dengan instrumen penelitian berupa mengenai GenRe.
kuesioner dan data sekunder dengan

201
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

Dari persentase pada keseluruhan pula dengan hasil wawancara dengan 4


indikator sumber, pesan, saluran dan orang penyuluh program di kedua sekolah
penerima menunjukkan persentase tertinggi yang menyatakan bahwa mereka berusaha
berada pada kriteria jawaban yang memiliki menyampaikan materi dengan lebih aktif,
skor 3 dan 4 pada kedua sekolah yang kreatif dan humoris agar tidak
diuraikan sebagai berikut. membosankan serta dibarengi dengan tanya
jawab agar terjalin interaksi satu sama lain.
Sumber (Kredibilitas Komunikator) Pada indikator lainnya yakni
Indikator daya tarik menunjukkan bahwa indikator motif menunjukkan bahwa
tampilan fisik penyuluh program dianggap penyuluh mampu menyampaikan tujuan
menarik yakni sebesar 57,5% (42 diadakannya penyuluhan yakni sebesar
responden) pada SMA Negeri 1 Sei 65,8% (48 responden) pada SMA Negeri 1
Bamban dan 74,5% (49 responden) pada Sei Bamban dan 69,7% (46 responden)
SMA Negeri 13 Medan. Indikator daya pada SMA Negeri 13 Medan.
tarik juga menunjukkan bahwa kerapian Temuan ini membuktikan seperti apa
penyuluh program dianggap menarik, yakni yang disebutkan Liliweri (2013:89) yang
sebesar 63% (46 responden) pada SMA menyatakan bahwa khalayak lebih suka
Negeri 1 Sei Bamban dan 78,8% (52 menerima informasi dari komunikator yang
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. secara terus terang, terbuka, jujur
Tingginya persentase indikator daya tarik menyatakan maksud berkomunikasi. Itulah
menunjukkan bahwa daya tarik fisik sebabnya, faktor motif turut menentukan
penyuluh program turut mempengaruhi persuasi atau berpengaruh terhadap
para responden untuk mengikuti penerimaan pesan oleh khalayak.
penyuluhan. Selanjutnya pada indikator
Kemudian pada indikator faktor kesamaan, indikator ini menunjukkan
dinamis menunjukkan bahwa penyuluh bahwa faktor kesamaan minat dengan
semangat dalam menyampaikan informasi, penyuluh mempengaruhi responden untuk
yakni sebesar 52,1% (38 responden) pada mengikuti penyuluhan, yakni sebesar
SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 74,2% (49 50,7% (37 responden) pada SMA Negeri 1
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. Sei Bamban dan 72,7% (48 responden)
Indikator faktor dinamis juga menunjukkan pada SMA Negeri 13 Medan.
bahwa penyuluh menjawab pertanyaan Seperti halnya Liliweri (2013:90)
dengan memuaskan, yakni sebesar 61,6% yang menyatakan bahwa khalayak lebih
(45 responden) pada SMA Negeri 1 Sei tertarik pada komunikator yang mempunyai
Bamban dan 81,8% (54 responden) pada banyak kesamaan dengannya, misalnya
SMA Negeri 13 Medan. minat, hobi, asal sekolah, dan lain-lain.
Temuan pada indikator dinamis Berikutnya indikator dapat
tersebut sesuai dengan Liliweri (2013:89) dipercayai. Indikator ini menunjukkan
yang menyebutkan bahwa khalayak akan responden yang setuju bahwa penyuluh
lebih menerima pesan komunikator yang dapat dipercayai melalui kata-katanya yang
tampil dengan dinamika tinggi, artinya tidak membingungkan, yakni sebesar
khalayak akan lebih menerima informasi 58,9% (43 responden) pada SMA Negeri 1
dari komunikator yang tampil enerjik, aktif Sei Bamban dan 81,8% (54 responden)
dan hidup, menampilkan fisik yang berdaya pada SMA Negeri 13 Medan. Indikator
tahan tinggi. dapat dipercayai juga menunjukkan
Temuan penelitian tersebut didukung responden yang setuju bahwa penyuluh

202
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

dapat dipercayai melalui gerakan anggota sebesar 52,1% (38 responden) pada SMA
tubuh yang mendukung kata-katanya, yakni Negeri 1 Sei Bamban dan 69,7% (46
sebesar 60,3% (44 responden) pada SMA responden) pada SMA Negeri 13 Medan.
Negeri 1 Sei Bamban dan 80,3 % (53 Sama halnya dengan Liliweri
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. (2013:91) yang menyatakan bahwa keaslian
Temuan penelitian tersebut sejalan sumber pesan sangat menentukan tingkat
dengan Liliweri (2013:90) yang penerimaan khalayak. Hal tersebut
menyatakan bahwa khalayak lebih mudah dipertegas lagi dengan hasil wawancara
menerima informasi dari orang yang dimana dinyatakan bahwa penyuluh
dipercayai yang dinilai dari ungkapan kata- program telah mengikuti pelatihan dari
kata verbal (tidak ambigu) atau ungkapan BKKBN baik di tingkat kecamatan maupun
non-verbal (wajah, muka, suara) dari tingkat provinsi.
komunikator.
Kemudian, indikator kepakaran Pesan
menunjukkan bahwa penyuluh program Indikator pesan menunjukkan persentase
menguasai materi, yakni sebesar 47,9% (35 tertinggi di SMA Negeri 1 Sei Bamban
responden), 43,8% (32 responden) pada responden yang berpendapat bahwa
menyatakan sangat menguasai materi pada penggunaan bahasa oleh penyuluh program
SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 63,6% (42 dinilai sangat komunikatif yakni sebesar
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. 50,7% (37 responden). Sedangkan di SMA
Hal tersebut sesuai dengan Liliweri Negeri 13 Medan persentase tertinggi untuk
(2013:91) yang menyebutkan bahwa indikator ini terdapat pada responden yang
terdapat berbagai penelitian komunikasi berpendapat bahwa penggunaan bahasa
antarpersonal yang menunjukkan bahwa oleh penyuluh program dinilai komunikatif
seorang komunikator yang pakar dalam yakni sebesar 78,7% (52 responden).
bidangnya lebih mudah dipercayai daripada Penyampaian materi oleh penyuluh
yang tidak pakar. dinilai sangat baik yakni sebesar 56,2% (41
Temuan tersebut didukung pula oleh responden) di SMA Negeri 1 Sei Bamban.
hasil wawancara kepada penyuluh program Sedangkan di SMA Negeri 13 Medan
yang menyatakan bahwa mereka tidak persentase tertinggi untuk indikator ini
menemui kesulitan untuk menyampaikan terdapat pada responden yang berpendapat
materi akan tetapi lebih sulit untuk menjaga bahwa penyampaian materi oleh penyuluh
interaksi dengan para khalayak agar mau dinilai baik yakni sebesar 68,2% (45
mendengarkan dan tidak bersikap acuh tak responden).
acuh ketika penyuluhan berlangsung. Sementara itu, persentase penyuluh
Penguasaan materi tersebut tidak lain mampu meyakinkan khalayak dengan
karena para penyuluh program telah informasi yang diberikan, yakni sebesar
mendapatkan pelatihan dari BKKBN 63% (46 responden) di SMA Negeri 1 Sei
mengenai materi yang mereka bawakan. Bamban. Sedangkan di SMA Negeri 13
Selain itu mereka juga mencari informasi Medan persentase tertinggi untuk indikator
dari sumber lain seperti dari internet dan ini terdapat pada responden yang
majalah kesehatan. berpendapat bahwa penyuluh mampu
Selanjutnya indikator keaslian meyakinkan khalayak dengan informasi
sumber pesan menunjukkan persentase yang diberikan, yakni sebesar 74,2% (49
responden yang yakin bahwa penyuluh responden).
program telah mengikuti pelatihan, yakni Temuan tersebut dipertegas lagi

203
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

dengan hasil wawancara dimana penyuluh Severin dan Tankard, 2008:248) yang
program menyatakan bahwa mereka menyatakan bahwa sejauh mana inovasi
memberikan semacam gambar atau video dalam hal ini pesan penyuluhan dipandang
sebagai alat bantu penyampaian materi, konsisten dengan nilai-nilai yang ada,
penyuluh lainnya juga suka memberikan pengalaman-pengalaman masa lalu, dan
contoh mengenai apa dampak positif dan kebutuhan-kebutuhan pengadopsi yang
negatif melalui kejadian-kejadian yang ada potensial.
dalam sekolah sehingga khalayak akan Kemudian indikator kerumitan.
lebih mudah yakin dan percaya serta akan Indikator ini menunjukkan responden yang
memotivasi khalayak untuk lebih baik lagi. setuju bahwa informasi mudah dimengerti,
Indikator manfaat relatif yakni sebesar 53,4% (39 responden) pada
menunjukkan persentase tertinggi pada SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 71,2% (47
kedua sekolah terdapat pada responden responden) pada SMA Negeri 13 Medan.
yang setuju bahwa informasi bermanfaat Sebagaimana karakteristik inovasi
yakni sebesar 52,1% (38 responden) pada Rogers (dalam Severin dan Tankard,
SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 59,1% (39 2008:248) yakni sejauh mana inovasi dalam
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. hal ini pesan penyuluhan dipandang sulit
Hal tersebut sejalan dengan untuk dimengerti dan digunakan akan
karakteristik inovasi oleh Rogers (dalam mempengaruhi tingkat adopsi. Hal ini
Severin dan Tankard, 2008:248), yang dipertegas lagi dengan hasil wawancara
menyatakan bahwa sejauh mana inovasi yang menyatakan bahwa penyuluh
dalam hal ini pesan penyuluhan dipandang menganggap informasi yang mereka
lebih baik akan mempengaruhi tingkat sampaikan berkenaan dengan remaja saat
adopsi khalayak. Hal tersebut didukung ini.
dengan hasil wawancara dimana para Selain itu mereka menggunakan
penyuluh menyatakan bahwa mereka yakin bahasa sehari-hari sehingga mudah
informasi yang diberikan pada saat dimengerti. Akan tetapi hal tersebut juga
penyuluhan bermanfaat bagi khalayak tergantung pada khalayak, apakah
karena sesuai dengan kebutuhan informasi menyimak atau tidak pada saat penyuluhan
remaja saat ini. berlangsung.
Pada indikator lainnya, yakni Selanjutnya indikator kemampuan
indikator kesesuaian menunjukkan untuk dicoba menunjukkan responden yang
persentase tertinggi di SMA Negeri 1 Sei sangat setuju bahwa informasi dapat
Bamban pada responden yang sangat setuju diterapkan pada diri sendiri yakni sebesar
bahwa informasi yang diberikan penyuluh 49,3% (36 responden). Sedangkan di SMA
program memang sesuai dengan kondisi Negeri 13 Medan persentase tertinggi untuk
kebutuhan saat ini yakni sebesar 65,8% (48 indikator ini terdapat pada responden yang
responden). Sedangkan di SMA Negeri 13 setuju bahwa informasi dapat diterapkan
Medan persentase tertinggi untuk indikator pada diri sendiri yakni sebesar 78,8% (52
ini terdapat pada responden yang setuju responden).
bahwa informasi yang diberikan penyuluh Sebagaimana Rogers (dalam Severin
program memang sesuai dengan kondisi dan Tankard, 2008:248), yang menyatakan
kebutuhan saat ini yakni sebesar 54,5% (36 bahwa sejauh mana inovasi dalam hal ini
responden). pesan penyuluhan mungkin dicoba secara
Temuan tersebut sejalan dengan terbatas akan mempengaruhi tingkat adopsi.
karakteristik inovasi oleh Rogers (dalam Sementara itu pada indikator

204
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

kemampuan dapat dilihat menunjukkan (2005) yang menyatakan bahwa dalam


persentase responden yang setuju bahwa praktiknya, penggunaan metode
informasi yang diberikan dapat diamati penyuluhan sering dikombinasikan satu
hasil penerapannya, yakni sebesar 58,9% sama lain agar memperoleh hasil yang
(43 responden) pada SMA Negeri 1 Sei optimal.
Bamban dan 75,8% (50 responden) pada Hal tersebut didukung hasil
SMA Negeri 13 Medan. wawancara dengan penyuluh yang
Temuan tersebut sejalan dengan menyatakan bahwa mereka dominan
Rogers (dalam Severin dan Tankard, menggunakan metode diskusi kelompok
2008:248) yang menyatakan bahwa sejauh dikombinasi dengan pelatihan dan
mana hasil-hasil inovasi dapat dilihat oleh konseling.
orang lain. Hasil wawancara menunjukkan
bahwasannya inovasi dalam hal ini pesan Penerima
penyuluhan yang dapat diamati untuk saat Indikator keterampilan berkomunikasi pada
ini yakni menjauhi narkoba, akan tetapi penerima menunjukkan responden mampu
untuk materi lainnya belum dapat dilihat menerima informasi yang disampaikan
dikarenakan faktor usia. pada penyuluhan, yakni sebesar 65,8% (48
responden) pada SMA Negeri 1 Sei
Saluran Bamban dan 72,7% (48 responden) pada
Indikator saluran memperlihatkan SMA Negeri 13 Medan. Indikator
responden yang sangat suka dengan metode keterampilan berkomunikasi juga
penyuluhan diskusi kelompok yakni sebesar menunjukkan bahwa responden mampu
50,7% (37 responden) di SMA Negeri 1 Sei menafsirkan informasi, yakni sebesar
Bamban dan 78,7% (52 responden) yang 65,8% (48 responden) pada SMA Negeri 1
suka dengan metode ini di SMA Negeri 13 Sei Bamban dan 83,3% (55 responden)
Medan. pada SMA Negeri 13 Medan.
Indikator saluran juga menunjukkan Sementara itu indikator pengetahuan
persentase tertinggi di SMA Negeri 1 Sei menunjukkan responden yang sering
Bamban terdapat pada responden yang mengikuti materi Pendewasaan Usia
sangat suka dengan metode penyuluhan Perkawinan, yakni sebesar 35,6% (26
pelatihan bahwa yakni sebesar 58,9% (43 responden) pada SMA Negeri 1 Sei
responden).Sedangkan di SMA Negeri 13 Bamban dan 45,5% (30 responden) pada
Medan persentase tertinggi untuk indikator SMA Negeri 13 Medan.
ini berada pada responden yang suka Indikator pengetahuan juga
dengan metode penyuluhan pelatihan yakni menunjukkan responden yang sering
sebesar 63,6% (42 responden). mengikuti materi Kesehatan Reproduksi
Selanjutnya indikator saluran juga Remaja, yakni sebesar 41,1% (30
menunjukkan persentase tertinggi di kedua responden) pada SMA Negeri 1 Sei
sekolah terdapat pada responden yang suka Bamban dan 48,5% (32 responden) pada
dengan metode penyuluhan konsultasi, SMA Negeri 13 Medan.
yakni sebesar 54,8% (40 responden) pada Selanjutnya indikator pengetahuan
SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 53% (35 menunjukkan responden yang sering
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. mengikuti materi Perencanaan Kehidupan
Terdapat dua metode penyuluhan Berkeluarga, yakni sebesar 30,1% (22
yang diukur pada penelitian ini, hal ini responden) pada SMA Negeri 1 Sei
selaras dengan Musyafak dan Ibrahim Bamban dan 36,4% (24 responden) pada

205
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

SMA Negeri 13 Medan.Indikator Temuan hasil penelitian pada


pengetahuan juga menunjukkan responden indikator keterampilan berkomunikasi,
yang paham materi Pendewasaan Usia sikap, pengetahuan dan latar belakang
Perkawinan, yakni sebesar 42,5% (31 sosial sejalan dengan Hawkins dalam Ban
responden) pada SMA Negeri 1 Sei dan Hawkins (1999:94) yang menyatakan
Bamban dan 62,1% (41 responden) pada bahwa sama dengan sumber, ditemukan
SMA Negeri 13 Medan. Indikator bahwa keterampilan berkomunikasi, sikap,
pengetahuan lebih lanjut menunjukkan pengetahuan dan latar belakang sosial
persentase tertinggi di SMA Negeri 1 Sei penerima mempengaruhi cara menerima
Bamban terdapat pada responden yang dan menafsirkan pesan.
sangat paham materi Kesehatan Reproduksi
Remaja yakni sebesar 46,6% (34 1. Sikap Remaja
responden). Sedangkan di SMA Negeri 13 Sikap merupakan kecenderungan menyukai
Medan persentase tertinggi untuk indikator atau tidak menyukai suatu objek, orang,
ini terdapat pada responden yang paham institusi, atau kejadian.Karakter utama dari
materi Kesehatan Reproduksi Remaja yakni sikap yaitu bersifat evaluatif, seperti pro-
sebesar 57,6% (38 responden). Indikator kontra, suka tidak suka (Azjen, 2005 dalam
pengetahuan menunjukkan responden yang Amir, 2014:15). Indikator sikap pada
paham materi Perencanaan Kehidupan penelitian ini meliputi komponen kognitif,
Berkeluarga, yakni sebesar 42,5% (31 afektif dan konatif.
responden) pada SMA Negeri 1 Sei
Bamban dan 51,5% (34 responden) pada Kognitif
SMA Negeri 13 Medan. Indikator kognitif menunjukkan persentase
Pada indikator lainnya, yakni tertinggi di SMA Negeri 1 Sei Bamban
indikator sikap penerima menunjukkan terdapat pada responden yang sangat
persentase tertinggi di kedua sekolah mempercayai informasi yang disampaikan
terdapat pada responden yang mampu pada penyuluhan yakni sebesar 60,3% (44
berempati terhadap penyuluh, yakni sebesar responden).
69,9% (51 responden) pada SMA Negeri 1 Sedangkan di SMA Negeri 13 Medan
Sei Bamban dan 89,4% (59 responden) persentase tertinggi untuk indikator ini
pada SMA Negeri 13 Medan. terdapat pada responden yang mempercayai
Sementara indikator latar belakang informasi yang disampaikan pada
sosial budaya menunjukkan persentase penyuluhan yakni sebesar 72,7% (48
tertinggi di SMA Negeri 1 Sei Bamban responden).
berada pada responden yang menyatakan Indikator kognitif juga menunjukkan
bahwa lingkungan (keluarga, pergaulan, persentase tertinggi di kedua sekolah ada
adat istiadat) responden sangat mendukung pada responden yang mampu mengambil
program BKKBN mengenai GenRe yakni kesimpulan dari informasi yang
sebesar 47,9% (35 responden). Sedangkan disampaikan, yakni sebesar 61,6% (45
di SMA Negeri 13 Medan persentase responden) pada SMA Negeri 1 Sei
tertinggi untuk indikator ini terdapat pada Bamban dan 80,3% (53 responden) pada
responden yang menyatakan bahwa SMA Negeri 13 Medan. Selanjutnya
lingkungan (keluarga, pergaulan, adat indikator kognitif juga menunjukkan
istiadat) responden mendukung program persentase tertinggi di SMA Negeri 1 Sei
BKKBN mengenai GenRe yakni sebesar Bamban yang terdapat pada responden yang
71,2% (47 responden). sangat berharap akan keberhasilan program

206
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

yakni sebesar 50,7% (37responden). sangat ingin menerapkan Kesehatan


Sedangkan di SMA Negeri 13 Medan Reproduksi Remaja yakni sebesar 69,9%
persentase tertinggi untuk indikator ini (51 responden) dan 53% (35 responden)
terdapat pada responden yang berharap pada SMA Negeri 13 Medan.
akan keberhasilan program yakni sebesar Selanjutnya indikator konatif juga
59,1% (39 responden). menunjukkan persentase tertinggi di SMA
Negeri 1 Sei Bamban terdapat pada
Afektif responden yang sangat ingin menerapkan
Indikator afektif menunjukkan persentase Perencanaan Kehidupan Berkeluarga yakni
tertinggi di SMA Negeri 1 Sei Bamban sebesar 46,6% (34 responden). Sedangkan
terdapat pada responden yang sangat di SMA Negeri 13 Medan persentase
senang mengikuti penyuluhan yakni sebesar tertinggi untuk indikator ini terdapat pada
61,6% (45 responden). responden yang ingin menerapkan
Sedangkan di SMA Negeri 13 Medan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga yakni
persentase tertinggi untuk indikator ini sebesar 56,1% (37 responden).
terdapat pada responden yang merasa Temuan pada indikator konatif
senang ketika mengikuti penyuluhan yakni sejalan dengan Riswandi (2013) bahwa
sebesar 71,2% (47 responden).Indikator sikap adalah kecenderungan bertindak,
afektif juga menunjukkan persentase berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
tertinggi di kedua sekolah terdapat pada menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.
responden yang mengapresiasi penyuluhan Sikap bukan perilaku, tetapi
dengan baik, yakni sebesar 56,2% (41 merupakan kecenderungan untuk
responden) pada SMA Negeri 1 Sei berperilaku dengan cara-cara tertentu
Bamban dan 56,1% (37 responden) pada terhadap objek sikap. Sikap seseorang
SMA Negeri 13 Medan. terhadap sesuatu objek atau hal akan
Selanjutnya indikator afektif juga tampak apabila ia telah melakukan suatu
menunjukkan persentase tertinggi di kedua tindakan. Jadi sikap tidak bisa kelihatan jika
sekolah terdapat pada responden yang belum ada suatu aktivitas/perbuatan.
memperhatikan jalannya pelaksanaan
penyuluhan dengan baik, yakni sebesar 2. Uji Hipotesis
47,9% (35 responden) pada SMA Negeri 1 Uji statistik untuk penyuluhan program
Sei Bamban dan 74,2% (49 responden) menunjukkannilai Asymp. Sig.(2-tailed)
pada SMA Negeri 13 Medan. sebesar 0,002, artinya terdapat perbedaan
penyuluhan program BKKBN mengenai
Konatif GenRe di SMA Negeri 1 Sei Bamban dan
Indikator konatif menunjukkan SMA Negeri 13 Medan.
persentase tertinggi di kedua sekolah Perbedaan penyuluhan dikarenakan
terdapat pada responden yang ingin adanya perbedaan yang meliputi perbedaan
menerapkan Pendewasaan Usia sumber yang disebabkan oleh terdapat
Perkawinan, yakni sebesar 39,7% (29 petugas penyuluh yang berbeda pada kedua
responden) pada SMA Negeri 1 Sei sekolah sehingga cara penyampaiannya pun
Bamban dan 60,6% (40 responden) pada berbeda tergantung pada cara
SMA Negeri 13 Medan. berkomunikasi masing-masing penyuluh
Indikator konatif juga menunjukkan program.
persentase tertinggi di SMA Negeri 1 Sei Kemudian pada indikator pesan
Bamban terdapat pada responden yang dimana adanya perbedaan materi mana

207
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

yang paling banyak diikuti dan dipahami baik indikator kognitif, afektif dan
pada kedua sekolah. konatif.Penyuluhan BKKBN mengenai
Sementara itu pada indikator saluran, GenRe merupakan suatu hal yang positif
siswa di SMA Negeri 1 Sei Bamban lebih dan materinya dianggap sesuai dengan
memilih kriteria jawaban dengan skor 4 kebutuhan remaja saat ini sehingga
untuk metode penyuluhan diskusi penyuluhan dianggap menarik dan mudah
kelompok dan metode penyuluhan diterima oleh siswa pada kedua sekolah.
pelatihan. Sedangkan siswa di SMA Negeri
13 Medan lebih memilih kriteria jawaban
dengan skor 3 untuk kedua metode KESIMPULAN
penyuluhan tersebut.
Selain itu terdapat perbedaan Komunikasi pembangunan tidak hanya
penerima yang disebabkan oleh perbedaan sebatas menyampaikan hasil-hasil
lokasi sekolah dimana SMA Negeri 1 Sei penelitian mengenai suatu produk,
Bamban berada jauh dari pusat ibukota teknologi ataupun cara mengerjakan
provinsi yang tersedia berbagai sarana dan sesuatu, akan tetapi juga menyampaikan
prasarana hiburan yang lengkap ide, gagasan, pengetahuan yang dianggap
dibandingkan dengan SMA Negeri 13 baru oleh calon pengadopsi yang bertujuan
Medan yang berada di ibu kota provinsi. untuk memajukan pembangunan.
Sehingga pola penerimaan akan informasi Sementara kualitas manusia
penyuluhan pun berbeda tergantung memegang kunci keberhasilan
lingkungan (keluarga, pergaulan, adat pembangunan, oleh karena itu maka usaha
istiadat) masing-masing sekolah. ke arah peningkatan kualitas manusia harus
Lokasi menentukan mudah tidaknya dilaksanakan. Disinilah peran komunikasi
akses remaja (dalam hal ini siswa SMAN 1 menjadi lebih penting yakniuntuk
Sei Bamban dan SMAN 13 Medan) untuk menambah pengetahuan dan mengubah
mendatangi dan mengikuti penyuluhan sikap serta perilaku kebiasaan agar
serta menerapkan informasi yang berpendapat, bersikap atau berperilaku
didapatkan dari penyuluhan.Selain itu, sebagaimana diharapkan.
sarana dan prasarana yang digunakan dalam Proses komunikasi dalam penelitian
penyuluhan harus dapat menarik minat disini yakni melalui suatu penyuluhan yang
remaja agar mengikuti penyuluhan program diharapkan mampu menjadikan para remaja
BKKBN mengenai GenRe tersebut. sebagai tegar remaja yakni remaja yang
Sementara itu, uji statistik untuk berperilaku sehat, terhindar dari risiko
sikap remaja menunjukkan nilai Asymp. TRIAD KRR (seksualitas, Napza, HIV dan
Sig.(2-tailed) sebesar 0,057, artinya tidak AIDS), menunda usia pernikahan,
terdapat perbedaan sikap remaja SMA perencanaan kehidupan berkeluarga untuk
Negeri 1 Sei Bamban dan SMA Negeri 13 mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
Medan setelah mendapatkan informasi dari Sejahtera serta menjadi contoh, model,
penyuluh program. idola dan sumber informasi bagi teman
Sikap remaja SMA Negeri 1 Sei sebayanya. Sehingga akan menciptakan
Bamban dan SMA Negeri 13 Medan generasi yang berkualitas dan sehat baik
menunjukkan sikap positif terhadap dari segi jasmani, rohani, mental dan
penyuluhan BKKBN mengenai GenRe. Hal spiritual.
tersebut dapat dilihat dari persentase Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tertinggi dari keseluruhan indikator sikap kredibilitas penyuluh program BKKBN

208
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

mengenai GenRe pada remaja SMA Negeri Harun, Rochajat & Elvinaro Ardianto.
1 Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai (2012). Komunikasi Pembangunan &
dan SMA Negeri 13 Medan dinilai kredibel Perubahan Sosial: Perspektif
pada kedua sekolah. Dominan, Kaji Ulang, dan Teori
Sementara itu hasil uji statistik Kritis. Jakarta: Rajawali Pers.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Liliweri, Alo. (2013). Dasar-Dasar
penyuluhan program BKKBN mengenai Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
GenRe di SMA Negeri 1 Sei Bamban dan Pustaka Pelajar.
SMA Negeri 13 Medan.Meskipun terdapat Sarjono, Haryadi & Winda Julianita.
perbedaan penyuluhan akan tetapi uji (2011). SPSS VS LISRELL: Sebuah
statistik juga menunjukkan bahwa tidak Pengantar, Aplikasi untuk Riset.
terdapat perbedaan sikap remaja SMA Jakarta: Salemba Empat.
Negeri 1 Sei Bamban dan SMA Negeri 13 Severin, Werner J. & James W. Jr. Tankard.
Medan setelah mendapatkan informasi dari (2008). Teori komunikasi: Sejarah,
penyuluh program. Metode, dan Terapan di Dalam
Beberapa hal yang perlu ditingkatkan Media Massa Edisi Kelima. (Sugeng
demi kemajuan program BKKBN mengenai Hariyanto, Terjemahan). Jakarta:
GenRe antara lain kuantitas pelaksanaan Kencana
penyuluhan melalui penambahan jadwal Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
penyuluhan program BKKBN mengenai Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
GenRe pada sekolah-sekolah. Selain itu Bandung: Alfabeta
BKKBN sebagai institusi pemilik _______. (2003). Statistik Nonparametris
programagar dapat meningkatkan lagi Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
kualitas penyuluh program melalui
pelatihan-pelatihan mengenai materi Sumber lain:
penyuluhan. BKKBN. (2012). Pedoman Pengelolaan
Sementara itu penyuluh program Pusat Informasi dan Konseling
sebagai ujung tombak pelaksanaan program Remaja dan Mahasiswa (PIK
agar meningkatkan kualitas dan kompetensi Remaja/Mahasiswa).
diri dengan mengikuti banyak pelatihan dan http://ceria.bkkbn.go.id/index.php/co
menambah pengetahuan dari sumber mponent/jdownloads/finish/26-
lainnya sehingga dapatmemberikan materi-panduan/3-pedoman-
penyuluhan yang komunikatif, menarik, pengelolaan-pik-remaja-dan-
unik dan kreatif agar tidak membosankan mahasiswa/0?Itemid=0. Diakses 4
bagi khalayak. Maret 2015.
Musyafak, Akhmad & Tatang M. Ibrahim.
(2005). Strategi Percepatan Adopsi
DAFTAR PUSTAKA dan Difusi Inovasi Pertanian
Mendukung Prima Tani.
Buku: http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/
Amir, M.T.(2015). Merancang Kuesioner. pdffiles/ART03-1a.pdf. Diakses 28
Jakarta: Kencana. Maret 2015.
Ban, A. W. Van Den, & Hawkins, H. S. Pasrah, Rosa S.D, Tri Sukirno Putro & Toti
(1999). Penyuluhan Pertanian. Indrawati. (2014). Efektivitas
(Agnes Dwina Herdiasti, Program Keluarga Berencana dalam
Terjemahan). Yogyakarta: Kanisius. Menekan Laju Pertumbuhan

209
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015

Penduduk di Kota Pekanbaru. JOM


FEKON, Vol. 1 No. 2. Hal. 1-15.
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMF
EKON/article/view/4739/4621.
Diakses pada 25 Maret 2015.
Riswandi.(2013). Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Rogers, Everett. M. (1983).Difussion of
Innovations Third edition. Diakses
dari
https://teddykw2.files.wordpress.com
/2012/07/everett-m-rogers-diffusion-
of-innovations.pdf. Diakses 8 Maret
2015
http://www.antaranews.com/berita/380092/
penduduk-dunia-capai-72-miliar-
jiwa-pada-juli-nanti, Diakses 25
Maret 2015
http://jabar.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dis
pform.aspx?List=8c526a76-8b88-
44fe-8f81-
2085df5b7dc7&View=69dc083c-
a8aa-496a-9eb7-
b54836a53e40&ID=589, Diakses 25
Maret 2015

210

Anda mungkin juga menyukai