Abstrak
Penelitian ini adalah studi komparatif tentang sikap remaja setelah mendapatkan informasi dari
penyuluhan program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Generasi Berencana (GenRe). Remaja dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1
Sei Bamban dan SMA Negeri 13 Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan sikap remaja di kedua sekolah tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
penyuluhan BKKBN mengenai GenRe sama-sama efektif di kedua sekolah meskipun terdapat
perbedaan lokasi sekolah. Materi penyuluhan BKKBN mengenai GenRe dianggap sesuai
dengan kebutuhan remaja saat ini sehingga penyuluhan dianggap menarik dan mudah diterima
oleh para siswa di kedua sekolah tersebut.
Abstract
This research is a compative study of adolescents’ attitude after getting information about
Generasi Berencana (GenRe), one of the programs of Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
through seminars in their respective schools. Adolescents in this research are the students of
two public schools; SMA Negeri 1 Sei Bamban and SMA Negeri 13 Medan. The result of this
research shows that there is no attitude difference between the students of both schools. The
result also shows that the seminars have done effectively despite of the schools’ locations.
Besides, information about GenRe is considered as useful and interesting so it is well-received
by the students.
PENDAHULUAN
199
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
200
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
201
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
202
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
dapat dipercayai melalui gerakan anggota sebesar 52,1% (38 responden) pada SMA
tubuh yang mendukung kata-katanya, yakni Negeri 1 Sei Bamban dan 69,7% (46
sebesar 60,3% (44 responden) pada SMA responden) pada SMA Negeri 13 Medan.
Negeri 1 Sei Bamban dan 80,3 % (53 Sama halnya dengan Liliweri
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. (2013:91) yang menyatakan bahwa keaslian
Temuan penelitian tersebut sejalan sumber pesan sangat menentukan tingkat
dengan Liliweri (2013:90) yang penerimaan khalayak. Hal tersebut
menyatakan bahwa khalayak lebih mudah dipertegas lagi dengan hasil wawancara
menerima informasi dari orang yang dimana dinyatakan bahwa penyuluh
dipercayai yang dinilai dari ungkapan kata- program telah mengikuti pelatihan dari
kata verbal (tidak ambigu) atau ungkapan BKKBN baik di tingkat kecamatan maupun
non-verbal (wajah, muka, suara) dari tingkat provinsi.
komunikator.
Kemudian, indikator kepakaran Pesan
menunjukkan bahwa penyuluh program Indikator pesan menunjukkan persentase
menguasai materi, yakni sebesar 47,9% (35 tertinggi di SMA Negeri 1 Sei Bamban
responden), 43,8% (32 responden) pada responden yang berpendapat bahwa
menyatakan sangat menguasai materi pada penggunaan bahasa oleh penyuluh program
SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 63,6% (42 dinilai sangat komunikatif yakni sebesar
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. 50,7% (37 responden). Sedangkan di SMA
Hal tersebut sesuai dengan Liliweri Negeri 13 Medan persentase tertinggi untuk
(2013:91) yang menyebutkan bahwa indikator ini terdapat pada responden yang
terdapat berbagai penelitian komunikasi berpendapat bahwa penggunaan bahasa
antarpersonal yang menunjukkan bahwa oleh penyuluh program dinilai komunikatif
seorang komunikator yang pakar dalam yakni sebesar 78,7% (52 responden).
bidangnya lebih mudah dipercayai daripada Penyampaian materi oleh penyuluh
yang tidak pakar. dinilai sangat baik yakni sebesar 56,2% (41
Temuan tersebut didukung pula oleh responden) di SMA Negeri 1 Sei Bamban.
hasil wawancara kepada penyuluh program Sedangkan di SMA Negeri 13 Medan
yang menyatakan bahwa mereka tidak persentase tertinggi untuk indikator ini
menemui kesulitan untuk menyampaikan terdapat pada responden yang berpendapat
materi akan tetapi lebih sulit untuk menjaga bahwa penyampaian materi oleh penyuluh
interaksi dengan para khalayak agar mau dinilai baik yakni sebesar 68,2% (45
mendengarkan dan tidak bersikap acuh tak responden).
acuh ketika penyuluhan berlangsung. Sementara itu, persentase penyuluh
Penguasaan materi tersebut tidak lain mampu meyakinkan khalayak dengan
karena para penyuluh program telah informasi yang diberikan, yakni sebesar
mendapatkan pelatihan dari BKKBN 63% (46 responden) di SMA Negeri 1 Sei
mengenai materi yang mereka bawakan. Bamban. Sedangkan di SMA Negeri 13
Selain itu mereka juga mencari informasi Medan persentase tertinggi untuk indikator
dari sumber lain seperti dari internet dan ini terdapat pada responden yang
majalah kesehatan. berpendapat bahwa penyuluh mampu
Selanjutnya indikator keaslian meyakinkan khalayak dengan informasi
sumber pesan menunjukkan persentase yang diberikan, yakni sebesar 74,2% (49
responden yang yakin bahwa penyuluh responden).
program telah mengikuti pelatihan, yakni Temuan tersebut dipertegas lagi
203
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
dengan hasil wawancara dimana penyuluh Severin dan Tankard, 2008:248) yang
program menyatakan bahwa mereka menyatakan bahwa sejauh mana inovasi
memberikan semacam gambar atau video dalam hal ini pesan penyuluhan dipandang
sebagai alat bantu penyampaian materi, konsisten dengan nilai-nilai yang ada,
penyuluh lainnya juga suka memberikan pengalaman-pengalaman masa lalu, dan
contoh mengenai apa dampak positif dan kebutuhan-kebutuhan pengadopsi yang
negatif melalui kejadian-kejadian yang ada potensial.
dalam sekolah sehingga khalayak akan Kemudian indikator kerumitan.
lebih mudah yakin dan percaya serta akan Indikator ini menunjukkan responden yang
memotivasi khalayak untuk lebih baik lagi. setuju bahwa informasi mudah dimengerti,
Indikator manfaat relatif yakni sebesar 53,4% (39 responden) pada
menunjukkan persentase tertinggi pada SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 71,2% (47
kedua sekolah terdapat pada responden responden) pada SMA Negeri 13 Medan.
yang setuju bahwa informasi bermanfaat Sebagaimana karakteristik inovasi
yakni sebesar 52,1% (38 responden) pada Rogers (dalam Severin dan Tankard,
SMA Negeri 1 Sei Bamban dan 59,1% (39 2008:248) yakni sejauh mana inovasi dalam
responden) pada SMA Negeri 13 Medan. hal ini pesan penyuluhan dipandang sulit
Hal tersebut sejalan dengan untuk dimengerti dan digunakan akan
karakteristik inovasi oleh Rogers (dalam mempengaruhi tingkat adopsi. Hal ini
Severin dan Tankard, 2008:248), yang dipertegas lagi dengan hasil wawancara
menyatakan bahwa sejauh mana inovasi yang menyatakan bahwa penyuluh
dalam hal ini pesan penyuluhan dipandang menganggap informasi yang mereka
lebih baik akan mempengaruhi tingkat sampaikan berkenaan dengan remaja saat
adopsi khalayak. Hal tersebut didukung ini.
dengan hasil wawancara dimana para Selain itu mereka menggunakan
penyuluh menyatakan bahwa mereka yakin bahasa sehari-hari sehingga mudah
informasi yang diberikan pada saat dimengerti. Akan tetapi hal tersebut juga
penyuluhan bermanfaat bagi khalayak tergantung pada khalayak, apakah
karena sesuai dengan kebutuhan informasi menyimak atau tidak pada saat penyuluhan
remaja saat ini. berlangsung.
Pada indikator lainnya, yakni Selanjutnya indikator kemampuan
indikator kesesuaian menunjukkan untuk dicoba menunjukkan responden yang
persentase tertinggi di SMA Negeri 1 Sei sangat setuju bahwa informasi dapat
Bamban pada responden yang sangat setuju diterapkan pada diri sendiri yakni sebesar
bahwa informasi yang diberikan penyuluh 49,3% (36 responden). Sedangkan di SMA
program memang sesuai dengan kondisi Negeri 13 Medan persentase tertinggi untuk
kebutuhan saat ini yakni sebesar 65,8% (48 indikator ini terdapat pada responden yang
responden). Sedangkan di SMA Negeri 13 setuju bahwa informasi dapat diterapkan
Medan persentase tertinggi untuk indikator pada diri sendiri yakni sebesar 78,8% (52
ini terdapat pada responden yang setuju responden).
bahwa informasi yang diberikan penyuluh Sebagaimana Rogers (dalam Severin
program memang sesuai dengan kondisi dan Tankard, 2008:248), yang menyatakan
kebutuhan saat ini yakni sebesar 54,5% (36 bahwa sejauh mana inovasi dalam hal ini
responden). pesan penyuluhan mungkin dicoba secara
Temuan tersebut sejalan dengan terbatas akan mempengaruhi tingkat adopsi.
karakteristik inovasi oleh Rogers (dalam Sementara itu pada indikator
204
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
205
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
206
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
207
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
yang paling banyak diikuti dan dipahami baik indikator kognitif, afektif dan
pada kedua sekolah. konatif.Penyuluhan BKKBN mengenai
Sementara itu pada indikator saluran, GenRe merupakan suatu hal yang positif
siswa di SMA Negeri 1 Sei Bamban lebih dan materinya dianggap sesuai dengan
memilih kriteria jawaban dengan skor 4 kebutuhan remaja saat ini sehingga
untuk metode penyuluhan diskusi penyuluhan dianggap menarik dan mudah
kelompok dan metode penyuluhan diterima oleh siswa pada kedua sekolah.
pelatihan. Sedangkan siswa di SMA Negeri
13 Medan lebih memilih kriteria jawaban
dengan skor 3 untuk kedua metode KESIMPULAN
penyuluhan tersebut.
Selain itu terdapat perbedaan Komunikasi pembangunan tidak hanya
penerima yang disebabkan oleh perbedaan sebatas menyampaikan hasil-hasil
lokasi sekolah dimana SMA Negeri 1 Sei penelitian mengenai suatu produk,
Bamban berada jauh dari pusat ibukota teknologi ataupun cara mengerjakan
provinsi yang tersedia berbagai sarana dan sesuatu, akan tetapi juga menyampaikan
prasarana hiburan yang lengkap ide, gagasan, pengetahuan yang dianggap
dibandingkan dengan SMA Negeri 13 baru oleh calon pengadopsi yang bertujuan
Medan yang berada di ibu kota provinsi. untuk memajukan pembangunan.
Sehingga pola penerimaan akan informasi Sementara kualitas manusia
penyuluhan pun berbeda tergantung memegang kunci keberhasilan
lingkungan (keluarga, pergaulan, adat pembangunan, oleh karena itu maka usaha
istiadat) masing-masing sekolah. ke arah peningkatan kualitas manusia harus
Lokasi menentukan mudah tidaknya dilaksanakan. Disinilah peran komunikasi
akses remaja (dalam hal ini siswa SMAN 1 menjadi lebih penting yakniuntuk
Sei Bamban dan SMAN 13 Medan) untuk menambah pengetahuan dan mengubah
mendatangi dan mengikuti penyuluhan sikap serta perilaku kebiasaan agar
serta menerapkan informasi yang berpendapat, bersikap atau berperilaku
didapatkan dari penyuluhan.Selain itu, sebagaimana diharapkan.
sarana dan prasarana yang digunakan dalam Proses komunikasi dalam penelitian
penyuluhan harus dapat menarik minat disini yakni melalui suatu penyuluhan yang
remaja agar mengikuti penyuluhan program diharapkan mampu menjadikan para remaja
BKKBN mengenai GenRe tersebut. sebagai tegar remaja yakni remaja yang
Sementara itu, uji statistik untuk berperilaku sehat, terhindar dari risiko
sikap remaja menunjukkan nilai Asymp. TRIAD KRR (seksualitas, Napza, HIV dan
Sig.(2-tailed) sebesar 0,057, artinya tidak AIDS), menunda usia pernikahan,
terdapat perbedaan sikap remaja SMA perencanaan kehidupan berkeluarga untuk
Negeri 1 Sei Bamban dan SMA Negeri 13 mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
Medan setelah mendapatkan informasi dari Sejahtera serta menjadi contoh, model,
penyuluh program. idola dan sumber informasi bagi teman
Sikap remaja SMA Negeri 1 Sei sebayanya. Sehingga akan menciptakan
Bamban dan SMA Negeri 13 Medan generasi yang berkualitas dan sehat baik
menunjukkan sikap positif terhadap dari segi jasmani, rohani, mental dan
penyuluhan BKKBN mengenai GenRe. Hal spiritual.
tersebut dapat dilihat dari persentase Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tertinggi dari keseluruhan indikator sikap kredibilitas penyuluh program BKKBN
208
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
mengenai GenRe pada remaja SMA Negeri Harun, Rochajat & Elvinaro Ardianto.
1 Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai (2012). Komunikasi Pembangunan &
dan SMA Negeri 13 Medan dinilai kredibel Perubahan Sosial: Perspektif
pada kedua sekolah. Dominan, Kaji Ulang, dan Teori
Sementara itu hasil uji statistik Kritis. Jakarta: Rajawali Pers.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Liliweri, Alo. (2013). Dasar-Dasar
penyuluhan program BKKBN mengenai Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
GenRe di SMA Negeri 1 Sei Bamban dan Pustaka Pelajar.
SMA Negeri 13 Medan.Meskipun terdapat Sarjono, Haryadi & Winda Julianita.
perbedaan penyuluhan akan tetapi uji (2011). SPSS VS LISRELL: Sebuah
statistik juga menunjukkan bahwa tidak Pengantar, Aplikasi untuk Riset.
terdapat perbedaan sikap remaja SMA Jakarta: Salemba Empat.
Negeri 1 Sei Bamban dan SMA Negeri 13 Severin, Werner J. & James W. Jr. Tankard.
Medan setelah mendapatkan informasi dari (2008). Teori komunikasi: Sejarah,
penyuluh program. Metode, dan Terapan di Dalam
Beberapa hal yang perlu ditingkatkan Media Massa Edisi Kelima. (Sugeng
demi kemajuan program BKKBN mengenai Hariyanto, Terjemahan). Jakarta:
GenRe antara lain kuantitas pelaksanaan Kencana
penyuluhan melalui penambahan jadwal Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
penyuluhan program BKKBN mengenai Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
GenRe pada sekolah-sekolah. Selain itu Bandung: Alfabeta
BKKBN sebagai institusi pemilik _______. (2003). Statistik Nonparametris
programagar dapat meningkatkan lagi Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
kualitas penyuluh program melalui
pelatihan-pelatihan mengenai materi Sumber lain:
penyuluhan. BKKBN. (2012). Pedoman Pengelolaan
Sementara itu penyuluh program Pusat Informasi dan Konseling
sebagai ujung tombak pelaksanaan program Remaja dan Mahasiswa (PIK
agar meningkatkan kualitas dan kompetensi Remaja/Mahasiswa).
diri dengan mengikuti banyak pelatihan dan http://ceria.bkkbn.go.id/index.php/co
menambah pengetahuan dari sumber mponent/jdownloads/finish/26-
lainnya sehingga dapatmemberikan materi-panduan/3-pedoman-
penyuluhan yang komunikatif, menarik, pengelolaan-pik-remaja-dan-
unik dan kreatif agar tidak membosankan mahasiswa/0?Itemid=0. Diakses 4
bagi khalayak. Maret 2015.
Musyafak, Akhmad & Tatang M. Ibrahim.
(2005). Strategi Percepatan Adopsi
DAFTAR PUSTAKA dan Difusi Inovasi Pertanian
Mendukung Prima Tani.
Buku: http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/
Amir, M.T.(2015). Merancang Kuesioner. pdffiles/ART03-1a.pdf. Diakses 28
Jakarta: Kencana. Maret 2015.
Ban, A. W. Van Den, & Hawkins, H. S. Pasrah, Rosa S.D, Tri Sukirno Putro & Toti
(1999). Penyuluhan Pertanian. Indrawati. (2014). Efektivitas
(Agnes Dwina Herdiasti, Program Keluarga Berencana dalam
Terjemahan). Yogyakarta: Kanisius. Menekan Laju Pertumbuhan
209
Jurnal Simbolika/Volume 1/Nomor 2/September 2015
210