Anda di halaman 1dari 26

BAB III

DASAR TEORI

3.1. Boiler
3.1.1. Definisi Boiler
Boiler (ketel uap) adalah suatu alat yang biasanya berupa tangki/drum/vessel tertutup
yang terbuat dari baja yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap atau dengan kata lain
mentransfer panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar (baik dalam bentuk padat,
cair atau gas) sehingga air berubah wujud menjadi uap. Boiler dilengkapi dengan peralatan-
peralatan khusus untuk membantu proses pembakaran seperti Safety Valve, Level Glass,
Block Valve, Check Valve, Burner, dan alat bantu bantu lainnya. Pembakaran dilakukan
secara continue di dalam chamber (ruang bakar) dengan mengalirkan bahan bakar dan udara
dari luar. Steam yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti :
a. Low pressure (tekanan rendah) : untuk media pemanasan
b. Medium pressure (tekanan sedang : untuk penggerak steam turbine pada steam jet
ejector, dll.
c. High pressure (tekanan tinggi) : untuk tenaga penggerak steam turbine pada steam
turbine generator pada pembangkit tenaga listrik.
Fungsi utama boiler adalah untuk menghasilkan uap superheat dengan temperatur dan
tekanan yang tinggi. Jumlah produksi uap bergantung pada luas permukaan pemindah panas,
laju aliran, dan panas prmbakaran yag diberikan. Sistem steam mengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
dengan menggunakan valve. Selain tekanan steam, efisiensi, dan fuel gas serta parameter
lainnya dapat dilihat menggunakan control sistem menggunakan PI pada computer di shelter
Maintenance Area IV (M.A.4).

Gambar 3.1. Boiler


26
| Universitas Sriwijaya
3.1.2 Klasifikasi Boiler
Boiler (ketel uap) dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang berdasarkan
pada :
3.1.2.1 Lokasi dan Penempatannya
a. Ketel Tetap (Stationary Boiler)
Ketel yang konstruksinya dibangun pada kondisi tetap , ketel uap seperti digunakan
oleh Kilang PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan yaitu Boiler 52-B-101A sampai
dengan 52-B-101F dan 052-B-101A sampai dengan 052-B-101C.
b. Ketel Tidak Tetap (Portable Boiler)
Ketel yang konstruksinya dapat berpindah- pindah seperti ketel kapal laut (marine
boiler) ketel lokomotif (locomotif boiler).
3.1.2.2 Berdasarkan aliran Fluidanya
a. Ketel Uap Pipa Api (Fire Tube Boiler)
Ketel Uap Pipa Api, yaitu ketel yang digunakan untuk memanaskan air atau uap,
aliran panasnya melalui lorong - lorong api , silinder api atau pipa-pipa api (fireduct , fire
cylinder, dan fire tubes/pipes) yang bagian luarnya terdapat air atau uap . Pada umumnya
ketel uap pipa api (fire tube boiler) terdiri dari sebuah drum dan tube sheet. Air di dalam
drum dipanasi dengan flue gases dari ruang bakar yang disalurkan melalui bagian dalam fire
tubes, dengan kata lain bahwa fire tubes berupa heat transfer equipment dan tidak berisi air.

Gambar 3.2. Ilustrasi Fire Tube Boiler

Jenis ketel uap yang tergolong dalam ketel lorong api atau ketel pipa api adalah jenis
ketel uap kecil dan sederhana dan pada umumnya berkapasitas 10 Ton/jam dengan tekanan
24Kg cm2, jadi tergolong ke dalam ketel uap bertekanan rendah. Karena tempat air yang
akan dipanaskan biasanya berbentuk tangki, oleh karena itu sering disebut ketel-ketel tangki .
Karena kapasitas, tekanan, dan temperatur uap dihasilkan rendah maka fire tube boiler jarang
digunakan untuk modern refinery. Yang termasuk kedalam jenis ketel pipa api antara lain:
1. Ketel Cornwall dan Ketel Lancashire
27
| Universitas Sriwijaya
2. Ketel Schots
3. Ketel Locomotif
4. Ketel Conhran dan variannya.

b. Ketel Pipa Air (Water Tube Boiler)


Ketel pipa air , yaitu ketel uap dengan air atau uap berada di dalam pipa - pipa atau
tabung dengan pipa api atau asap berada di luarnya. Dalam hal ini drum dan tubes berisi air ,
berbeda dengan fire tube seperti tersebut diatas, air dalam drum dan tubes dipanaskan
langsung dengan flue gases di ruang pembakaran.

Gambar 3.3. Water Tube Boiler


Pada umumnya water tubes boiler terdiri dari beberapa drum (biasanya 2 atau 4 buah)
dengan eksternal tubes. Biasanya ujung - ujung tubes disambung / dihubungkan langsung
dengan drum-drum dengan cara di roll / di ekspansi , kadang kala sambungan antara tubes
dengan drum selain di roll juga diperkuat dengan las/ seal welded. Ketel-ketel pipa air pada
umumnya bertekanan sedang sampai bertekanan tinggi (45Kg/cm2 sampai 140 Kg/cm2),
dengan kapasitas uap air mencapai 1000 Ton/jam. Jenis ketel ini mempunyai efisiensi total
lebih besar daripada ketel pipa api. Tetapi mempunyai struktur yang lebih rumit dan
pengoperasiannya biasanya secara otomatis atau computerized.
Untuk refinery yang sudah modern ketel pipa api air yang banyak digunakan karena
dapat menghasilkan uap air dengan kapasitas , temperatur, dan tekanan yang tinggi sesuai
kebutuhan.Yang termasuk dalam golongan ketel pipa air antara lain:
1. Ketel Seksi (Section Boiler) dan berbagai variannya.

28
| Universitas Sriwijaya
2. Ketel Yarow.
3. Ketel D (D-Boiler) atau ketel dengan dua drum.
4. Ketel Panearan dan berbagai variannya.
3.1.2.3 Berdasarkan Sistem Peredaran Air di dalam Ketel
a. Peredaran Air Secara Alami (Natural circulation Steam Boiler)
Peredaran pada Boiler jenis ini terjadi secara alamiah di mana air yang lebih panas ke
atas dan digantikan oleh air yang lebih dingin sehingga terjadi aliran atau sirkulasi. Contoh
dari Ketel uap jenis ini adalah Ketel Uap Lanchasire, Ketel Babcock, dan Ketel Uap Wilcox.
b. Peredaran Air Secara Paksa (Forced Circulation Steam Boiler)
Peredaran air pada ketel uap jenis ini terjadi karena adanya aliran paksa dan sebuah
pompa sentrifugal. Contoh dari Ketel uap jenis ini adalah Ketel Benson, Ketel La Mont dsb.
3.1.2.4 Berdasarkan Sumber Panas Untuk Pembentukan Uap
a. Ketel Uap dengan bahan bakar alami
b. Ketel Uap dengan bahan bakar buatan
c. Ketel Uap dengan dapur Listrik
d. Ketel Uap dengan energi Nuklir (nuclear energy).
3.1.2.5. Berdasarkan Sumbu Tutup Drum
a. Ketel Tegak (Vertical Steam Boiler).
b. Ketel Mendatar (Horizontal Steam Boiler)
3.1.2.6. Berdasarkan Bentuk dan Letak Pipa
a. Ketel dengan pipa tegak lurus , bengkok, dan bertekuk
b. Ketel dengan pipa miring datar atau miring tegak.
3.1.2.7. Berdasarkan Letak Dapur
a. Ketel dengan pembakaran di dalam (Internally Fired Steam Boiler)
b. Ketel dengan pembakaran di luar ( Outernally Fired Steam Boiler)
3.1.2.8. Berdasarkan Jumlah Lorong
a. Lorong Tunggal
b. Lorong Ganda

3.1.3 Sistem Boiler


Sistem Boiler terdiri dari sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam
system). Dan sistem bahan bakar (fuel system).

29
| Universitas Sriwijaya
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan.
2. Sistem steam (steam system) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.
3. Sistem bahan bakar (fuel system) adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan
pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan (feed
water). Terdapat dua sumber air umpan yaitu:
a. Kondensat atau steam yang mengembun yang dikembalikan dari proses.
b. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari l luar ruang boiler
dan (plant process).
3.1.4 Karakteristik Design Boiler Unit Utilities RU-VI Balongan
Boiler terdiri atas steam drum terletak di atas dan water drum terletak di bawah yang
terhubung oleh vertical bank tubes. Drum itu juga dihubungkan dengan sisi air dingin dan
dinding dapur bagian belakang. Tube - tube tersebut diperkuat ke masingmasing drum
dengan sambungan down corner juga menyambung steam dan water drum dengan
sambungan las - lasan. Dapur tersebut dikelilingi oleh dinding air yang terdiri dari tube
bersirip yang berkualitas.
Udara pembakaran dari dapur mengalir sepanjang dinding air terus ke superheater
tube dan ke bank tubes menuju lubang outlet di muka boiler. Terus ke economizer dan keluar
ke stack lewat gas duct. Boiler ditopang dengan alas boiler di atas fondasi, lokasi pancang
penyangga ada di tengah - tengah water drum. Boiler tersebut adalah tipe self supporting dan
bebas memuai dalam keadaan panas ke setiap arah dan pancang penyangga tersebut.
Masing-masing drum dilengkapi dengan dua set manholes dengan tutup tergantung
agar mudah membuka dan menutup casing boiler terdiri dari corrugate galvanized plate
tersebut “Key-stone plate”. Karena konstruksi boiler dibuat dari dinding pipa bersirip yang di
las, tidak perlu adanya innercasing. Konstruksi dinding pipa bersirip yang di las itu harus
bebas sulfur corrosion dan di jamin kedap udara yang sempurna.

30
| Universitas Sriwijaya
Sumber:Wikipedia 2017
Gambar 3.4. Ilustrasi Design Boiler

3.1.5. Prinsip Kerja Boiler Unit Utilities

Sumber : Pertamina RU VI,2017


Gambar 3.5 Prinsip Kerja Boiler unit Utilities RU-VI Balongan

Sistem Ketel Uap khususnya di kilang minyak UP-VI Balongan menggunakan ketel
uap pip air (water tube boiler) , dimana air yang akan dirubah fasenya menjadi uap berada
pada sisi dalam pipa-pipa ketel uap. Bahan bakar yang digunakan adalah campuran antara
fuel gas dengan fuel oil dimana udara disedot dengan forced draft fan melalui air duct ,
kemudian masuk ke wind box casing dimana ada burner sebagai tempat membakar bahan

31
| Universitas Sriwijaya
bakar dan udara. Panas hasil pembakaran bahan bakar dan udara didalam wind box casing
dihembuskan ke combustion chamber.
Panas pembakaran setelah digunakan di combustion chamber dengan perpindahan
panas secara radiasi dilepaskan melalui cerobong, tetapi sebelumnya digunakan untuk
memanaskan saturated steam menjadi superheated steam di pipa superheater melalui gas
duct. Uap panas tersebut digunakan untuk memanaskan air pengisi ketel dieconomizer baru
dibuang lewat stack. Air yang digunakan untuk dijadikan uap (steam) adalah air umpan ketel
uap yang sudah diolah di pengolahan air (water treatment plant) dan unit deareator. Air yang
masuk ke deareator berasal dari tangki kondensat.Deareator itu sendiri berfungsi sebagai
penghilang gas-gas yang terlarut seperti CO2 dan O2.Penghilangan gas ini dilakukan dengan
cara pemanasan dialiri Low Pressure Steam, supaya kandungan oksigen terlarut diusahakan
mencapai dibawah 10 ppm. Air umpan ketel uap (BFW = Boiler Feed Water) dipompakan
kedalam ketel uap melalui economizer.
Pada economizer ini air umpan ketel uap mengalami pemanasan awal oleh gas panas
sisa pembakaran yang telah memberikan panasnya pada air yang bersikulasi di dalam dinding
pipa air (water tube) dalam ruang bakar, sebelum akhirnya gas tersebut dibuang ke udara
melalui stack.Selanjutnya air umpan ketel tersebut masuk kedalam main steam drum. Di
dalam steam drum ini terdapat 2 fasa, yaitu fasa air dan fasa uap, yang dipisahkan oleh
cyclone separator. Di dalam steam drum juga terdapat pertukaran panas dari hasil
pembakaran yang diserap air secara konveksi dan radiasi, sehingga terbentuk gelembung-
gelembung uap air yang lebih ringan dibanding dengan air. Karena terjadi perbedaan massa
jenis, terjadilah sirkulasi secara alami. Air yang mempunyai massa jenis lebih besar akan
turun ke mud drum melalui steam generating tube. Selama mengalir di generating tube,air
mengalami pemanasan yang sebagian berubah menjadi uap lalu naik menjadi raiser dan yang
masih berbentuk air akan menuju mud drum.
Air dari mud drum akan masuk kedalam header wal tube melalui feeder tube yang
selanjutnya menuju wall tube yang ada didinding ketel uap. Di wall tube, air megalami
pemanasan sehingga merubah fasa air menjadi uap basah (wet steam). Uap basah tersebut
menuju steam drum melalui raiser.Sirkulasi ini terjadi secara terus-menerus. Setelah terjadi
pemisahan oleh separator, akan keluar uap sebagai uap jenuh (saturated steam) dan setelah
pemanasan lanjut terjadi di superheater dihasilkan uap panas lanjut (superheated steam). Uap
panas lanjut ini dialirkan sesuai dengan kebutuhan sebagai sumber energi.

32
| Universitas Sriwijaya
3.1.6 Bagian-bagian pada Boiler
3.1.6.1 Peralatan Utama
1. Dapur Bakar (Furnace)
Furnace adalah jantung boiler, pembakaran dari heat transfer terjadi ditempat ini,
sehingga furnace Boiler dirancang secara penuh perhitungan. Karena jika tidak sesuai dengan
karakteristik pabrik maka akan terjadi temperature steam yang dihasilkan akan terlalu rendah
atau terlalu tinggi jika digunakan superheater. Ruang bakar harus direncanakan sedemikian
rupa baik bentuk maupun ukuran agar panas dari udara pembakaran mendapat kesempatan.
Salah satu parameter yang menentukan ukuran furnace yaitu Heat Release rate (panas
yang masuk dibagi dengan luas efektif). Untuk Boiler 52-B-101 D yang ada di RU VI, tipe
furnace adalah water tube screen, dimana water tube mengeliling seluruh permukaan tube
satu dengan yang lainnya.

Gambar 3.6 Dapur Bakar (Furnace)


Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar proses pembakaran dapat berlangsung
sempurna adalah:
a. Tipe dari alat pembakaran
b. Sifat bahan bakar yang digunakan
c. Aliran udara yang digunakan
d. Penyediaan udara dan derajat pemanasan awal
Pada dinding dapur bakar terdapat pipa-pipa berisi air yang akan berubah menjadi uap setelah
mendapat pemanasan dan proses pembakaran. Pipa-pipa air tersebut merupakan tempat
pembentukan uap dan menjaga agar temperatur ruang bakar tidak terlalu tinggi. Ruang bakar
ini kemudian diisolasi bagian luarnya agar aman jika disentuh, sedangkan pipa-pipa satu
dengan yang lainnya dihubungkan dengan pelat sehingga merupakan satu kesatuan atau satu
rangkaian.
2. Pemanas Lanjut Uap (Superheater)

33
| Universitas Sriwijaya
Superheater adalah bagian yang cukup penting pada Boiler, peralatan ini berfungsi
untuk memanaskan uap jenuh sampai beberapa derajat di atas temperature saturated steam
menjadi uap panas lanjut. Untuk boiler di kilang minyak RU-VI Balongan temperature
superheated steam berkisar antara 400 oC - 500oC. Uap panas lanjut memiliki temperatur
yang lebih tinggi dibanding dengan uap jenuh dengan tekanan sama. Superheater ini berupa
suau rangkaian tube-tube yang diletakkan dibagian kanan di depan convection section atau
bahkan dibagian furnace. Terdapat 3 jenis Superheater yaitu :
a. Superheater Konveksi (Convection Superheater)
Superheater yang menerima panas secara konveksi dari api atau gas asap
b. Superheater Pancaran (Radiant Superheater)
Superheater yang menerima panas dari api secara pancaran.
c. Superheater Kombinasi
Superheater yang merupakan kombinasi antara superheater konveksi dan pancaran.
3. Burner
Fungsi utama burner :
a. Menyuplai bahan bakar ke ruang bakar.
b. Menyuplai udara ke ruang pembakaran.
c. Mencampur udara ke fuel.
d. Memberikan nyala api dan membakar campuran fuel.
e. Memberikan hasil pembakaran.
Burner adalah alat yang digunakan dalam proses pembakaran bahan bakar sehingga
menghasilkan sumber panas yang diperlukan.

34
| Universitas Sriwijaya
Gambar 3.7 Burner
a. Fuel Gas Burner
Kebanyakan burner yang biasa digunakan di boiler disebut nozzle mix burner. Fuel
gas keluar dari nozzle orifice langsung dicampur dengan udara yang berputar untuk
menghasilkan turbulensi sehingga membantu penyebaran panas yang merata di ruang bakar.
Jumlah udara yang dicampur dengan fuel cukup asal pembakaran sempurna sehingga excess
air minimum.
Untuk penyalaan biasanya digunakan pilot burner, pilot dapat secara kontinu menyala terus
atau jika boiler akan di start saja (mati setelah burner menyala). Hasil pembakaran berpindah
dari burner ke ruang pembakaran karena dorongan campuran udara- fuel yang baru akibat
gaya dorong FDF dan tekanan fuel.
b. Fuel Oil Burner
Perbedaan antara oil dan gas burner adalah cara fuel masuk ke dalam burner dan
persiapan untuk pembakarannya. Fuel oil masuk burner biasanya di pompa dengan pompa
fuel oil, di samping itu pula fuel oil perlu dipanaskan sampai temperatur tertentu untuk
mendapatkan viskositas yang diprasyaratkan oleh burner, sehingga fuel oil lebih mudah di
atomisasi. Untuk burner fuel oil di boiler 52-B-101A sampai F di kilang minyak RU-VI
Balongan, viskositas fuel oil burner burner berkisar 25-35 Cp. Sehingga residu harus
dipanaskan terlebih dahulu dari 104OC sampai 105°C atau jika digunakan Decant oil harus
dipanaskan 80°C -90°C.
Beberapa cara yang digunakan untuk mengoptimasi fuel oil di antaranya :
a. Tekanan
b. Steam atau Pressure Steam
c. Rotary/Putaran

35
| Universitas Sriwijaya
Pada burner yang ada pada boiler menggunakan steam atomizing tank arena tekanan fuel oil
di burner berkisaran antara 3-8 kg/𝑐𝑚2 maka digunakan medium pressure steam sebagai
atomizing.
4. Steam Drum
Steam drum adalah suatu silinder tertutup yang terbuat dari baja yang ditempatkan
dibagian samping atas dari dapur api (firebox). Steam Drum digunakan untuk mengumpulan
uap dan air mengalir dari pipa-pipa serta memisahkan antara uap dan air.
Pada steam drum itulah pembuatan uap pada ketel terjadi. Selain sebagai tempat
pembuatan uap steam drum juga digunakan sebagai tempat penerima air pengisi ketel.
Perbedaan suhu pada air pengisian dan air yang berada di dalam steam drum serta air yang
berada di dalam pipa- pipa, maka terjadilah sirkulasi air di dalam ketel, sehingga air yang
bersuhu rendah akan mengalir ke bawah
melalui pipa-pipa dan down corner.

Sumber : Pertamina RU VI,2017


Gambar 3.8 Steam Drum
5. Mud Drum (Water Drum)
Mud drum terletak di bagian samping bawah dari dapur api yang dihubungkan dengan
pipa-pipa air ke steam drum. Alat ini digunakan untuk mengendapkan benda- benda yang
terlarut (empuritis) yang tidak dikehendaki dan selanjutnya dibuang keluar melalui kerangan
yang disebut blow down valve.
6. Pipa Ketel Uap
Pipa-pipa ini yang menghubungkan Mud Drum dan Steam Drum dan menerima
pancaran radiasi panas dari permukaan bahan bakar selanjutnya meneruskan ke dalam air
didalam pipa pipa tersebut secara konduksi dan konveksi.
7. Economizer
Alat ini berfungsi untuk pemanasan awal air pengumpanan ketel yang akan masuk
pada drum ketel. Alat ini digunakan untuk menguapkan air yang membutuhkan panas yang

36
| Universitas Sriwijaya
lebih sedikit karena air penguapan sudah cukup panas. Pada umumnya yang digunakan
sebagai pemanas adalah gas panas setelah meninggalkan superheater. Digunakan sebagai
pemanas adalah gas panas setelah meninggalkan superheater gas panas ini masih mempunyai
temperature yang cukup tinggi. Temperatur gas panas setelah meninggalkan superheater
maupun steam preheater berkisar antara 500°C – 800°C, sehingga akan menjadi kerugian
panas yang cukup besar apabila gas panas tersebut langsung dibuang melalui cerobong. Gas
panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air yang akan masuk ke dalam drum ketel,
kemudian air dalam keadaan panas dengan suhu kurang lebih 30°C-50°C di bawah
temperatur didihnya.

Sumber : Pertamina RU VI,2017


Gambar 3.9 Economizer
Kualifikasi Economizer dibagi menjadi :
a. Ekonomizer searah
b. Ekonomizer arus berlawanan arah
c. Ekonomizer arus kombinasi
8. Air Pre Heater
Uap (steam) yang keluar dari economizer bertemperatur 400°C-700°C. Uap yang
memiliki kelebihan panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanaskan udara sebelum
dimasukkan kedalam tungku (inisial heating). Prinsip kerja air preheater yaitu memanaskan
udara yang lewat disela-sela pipa dialirkan udara embusan dari F.D.F yang lewat di sekitar
pipa-pipa yang di dalamnya mengalir gas bekas dari pembakaran bahan bakar. Manfaat
memenaskan udara pembakar terlebih dahulu sebelum masuk kedalam tungku adalah
membantu mempercepat penguapan air yang terkandung didalam bahan bakar.

9. Force Draft Fan


Force Draft Fan adalah alat yang digunakan untuk menyuplai udara yang diperlukan
untuk pembakaran fuel di dalam furnace yang melalui lorong udara sebelum bercampur
37
| Universitas Sriwijaya
dengan bahan bakar dan juga untuk membantu aliran flow gas keluar melalui cerobong
(stack).Pada boiler 52-B-101-A sampai dengan F jumlah udara yang disuplai oleh force draft
fan secara otomatis dengan kapasitas Boiler, sehingga pada berbagai kapasitas Boiler excess
air akan selalu terjaga dan efesiensi Boiler tetap tinggi.

Sumber :Pertamina,RU VI,2017


Gambar 3.10 Force Draft Fan
10. Evaporator
Evaporator terdiri dari pipa-pipa penguap yang berfungsi mengubah energi
pembakaran menjadi energi potensial uap. Letak evaporator yaitu dibagian terpanas
pembakaran. Pipa-pipa evaporator menyerap panas radiasi dari ruang bakar, panas radiasi
rongga panas digunakan untuk memanaskan air pengisi hingga menjadi uap jenuh.
11. Header
Header terbagi menjadi 3 bagian yaitu
1. Header bawah tempat penampung air sebelum air tersebut dipanaskan pada pipa- pipa
penguap.
2. Header atas adalah tempat penampung uap air setelah dipanaskan pada pipa-pipa
penguap.
3. Header Superheater atau ekonomiser adalah penampung setelah melalui superheater.
12. Soot Blower
Soot Blower adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan jelaga dan kotoran yang
terbentuk dan menempel pada bagian dinding-dinding tube dengan menggunakan steam
bertekanan. Jelaga- jelaga jika tidak dibersihkan akan menghambat transfer panas fuel gas
ke steam/ water yang berarti menurunkan efisiensi.
Tekanan steam harus cukup besar sehingga menjamin dapat terlepas semua yang
menempel pada tube, makan untuk keperluan soot blowing ini digunakan MP (Middle
Pressure) steam yang bertemperatur 320oC dan mempunyai tekanan 19,5kg/cm2. Yang perlu

38
| Universitas Sriwijaya
diperhatikan bahwa steam yang digunakan untuk soot blowing harus benar-benar kering,
karena jika mengandung air maka sisa-sisa air tersebut akan menyebabkan korosi pada
dinding-dinding tube. Periode soot blowing tergantung pada jenis fuel yang digunakan, jika
boiler menggunakan fuel oil makan akan lebih sering dilakukan soot blowing daripada
menggunakan fuel gas. Pada dasarnya semakin berat fuel gas yang digunakan maka akan
semakin sering pula dilakukan soot blowing.

Sumber :Pertamina RU VI,2017


Gambar 3.11 Soot Blower
13. Stack
Stack (cerobong) adalah suatu komponen yang digunakan untuk mengalirkan gas asap
keluar dengan kecepatan tertentu. Untuk mengatasi kerugian-kerugian tekan total pada aliran
gas maka harus dipasang fan. Cerobong memiliki beberapa fungsi yaitu :
- Pembuang gas keluar atmosfer
- Mengatasi kerugian tekanan

Sumber :Pertamina RU VI,2017


Gambar 3.12 Stack
3.1.6.2 Peralatan Pengaman
Peralatan pengaman terdiri dari :
a. Gelas Penduga
Alat ini digunakan untuk mengetahui level air dalam boiler, prinsip kerja gelas
pedoman air ini adalah berdasarkan bejana berhubungan di mana dalam praktek kadang

39
| Universitas Sriwijaya
prinsip ini tidak dipenuhi 100% dan ada penyimpangan karena ada pengaruh uap di atas air
(ekspansi uap). Sehingga penunjukan umumnya lebih tinggi permukaan air bawah tinggi
permukaan air dalam pesawat uap.
Hal yang utama diperhatikan dalam pemasangan pedoman air adalah bahwa tinggi
permukaan air dalam pesawat uapnya harus dapat terlihat dengan jelas sekurang- kurangnya
60 m di atas 40 mm di bawah permukaan air terendah. Untuk itu di belakang gelas pedoman
harus dipasang penerangan yang cukup.
b. Manometer
Digunakan untuk mengukur tekanan uap secara langsung di dalam bejana, alat ini
biasa dipasang pada bagian depan ketel uap atau pada bagian yang lain apabila dipandang
perlu.
c. Thermometer
Thermometer (temperature indicator) digunakan untuk mengukur atau mengetahui
seberapa tinggi temperatur uap secara langsung pada lokasi yang diperlakukan untuk
pengukuran. Alat ini biasa dipasang pada bagian – bagian inlet outlet dan economizer, outliet
main line superheater dan pada tempat yang perlu untuk pengukuran.
d. Katup Pengaman (Pressure Safety Valve)
Katup pengaman digunakan untuk menjamin keamanan ketel uap, bila tekanan di
dalam ketel uap melampaui batas tekanan yang diperbolehkan maka katup pengaman tersebut
secara otomatis harus dapat mengeluarkan tekanan yang berasal dari ketel uap. Sehingga
ketel uap terjamin keamanannya dari bahaya ledakan akibat kelebihan tekanan (over
pressure).
e. Kerangan Induk
Fungsi dari kerangan induk adalah untuk membuka dan menutup aliran uap dari ketel
uap ke pipa induk (superheater heater) secara sempurna. Pada ketel uap kilang minyak RU-
VI Balongan mempunyai dua buah kerangan induk pada setiap ketel uap dan mempunyai
ukuran kerangan pertama10’’600 dan 12’’ 600 untuk keragan yang kedua untuk type
kerangan yang dipakai.
f. Alarm ( Safty device)
Alat ini berfungsi untuk memberi isyarat berupa suara, apabila terdapat bagian-
bagian boiler yang tidak bekerja secara sempurna. Misalnya permukaan air di dalam boiler
sangatlah rendah, saluran bahan bakar ada yang buntu. Untuk menghasilkan bunyi bel
tersebut sakelar yang terdapat pada elektrik panel board dipisahkan pada posisi off.

40
| Universitas Sriwijaya
3.1.6.3. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yaitu peralatan yang terdapat pada ketel uap selain dari peralatan
utama, dengan tujuan untuk kelancaran operasi boiler. Tanpa adanya sarana dan peralatan
penunjang, boiler tidak dapat bekerja sesuai dengan kondisi operasi diinginkan.
1. Instrumentasi
Berfungsi untuk mengukur, mengatur dan mengamankan operasi sebagai pengontrol
kestabilan proses operasi boiler.
2. Feed Water Pump
Berfungsi untuk memompakan air penambah ke boiler dari dearator.
3. Chemical Pump
Berfungsi untuk memompakan bahan kimia ke dalam proses pengolahan air umpan
boiler.
4. Demin Plant
Berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam air.
5. Kompresor
Berfungsi untuk memproduksi udara bertekanan sebagai kebutuhan alat instrument
boiler.
3.2 Katup Pengaman (Safety Valve)
3.2.1. Pengertian Katup Pengaman

Sumber : Pertamina RU VI,2017


Gambar 3.13 Safety Valve
Katup pengaman (safety valve) adalah komponen utama dalam proses produksi yang
beroperasi di bawah tekanan. Katup pengaman tersebut berperan sebagai last resort yang
sepenuhnya dirancang untuk beroperasi pada situasi overpressure terjadi. Selain itu juga,

41
| Universitas Sriwijaya
katup pengaman ini menjadi faktor penting dalam menjaga perusahaan/industri dan
membantu memberikan garansi terhadap produksi dan juga melindungi para tenaga kerja.
Fungsi dari katup pengaman ini sendiri adalah untuk melindungi peralatan bertekanan
seperti bejana tekan (pressure vessels), sistem perpipaan (piping systems), exchanger, boiler
dan peralatan lainnya dari tekanan yang melebihi tekanan desain dari jumlah kapasitas yang
telah ditetapkan. Kapasitas jumlah yang telah dietapkan dalam overpressure dicover oleh
berbagai kode dan merupakan fungsi dari jenis peralatan dan kondisi yang menyebabkan
overpressure tersebut. Kegagalan dari katup pengaman (safety valve) dapat menyebabkan
kecelakaan cathastropic. Sehingga inspeksi berkala, pengujian dan perbaikan merupakan
salah satu bagian yang sangat penting untuk kerja katup pengaman (safety valve) yang tepat.
3.2.2 Jenis-jenis Katup Pengaman
Beberapa jenis Pressure relieving devices berdasarkan API 520 meliputi :
1. Pressure Safety Valve (PSV)
PSV merupakan katup otomatis berpegas (spring loaded) yang bekerja karena tekanan
statis dari sisi up stream dan bekerjanya dengan membuka penuh (pop action). Biasanya
dilengkapi dengan pegas yang terbuka (diluar casing valve) dan lifting lever.
Aplikasi : Safety valve digunakan pada steam Boiler drum dan Super heater dan steam system
lainnya.
Limitasi : Safety valve tidak boleh digunakan pada :
a. Daerah yang korosif
b. System yang mempunyai back pressure
c. Dimana saluran dibuang harus diteruskan ketempat yang jauh
d. Untuk liquid service
e. Sebagai pressure control / by pass
2. Pressure Relier Valve (PRV)
PRV merupakan katup pengaman yang bekerja karena tekanan statis pada bagian
upstream dan katup akan membuka secara proporsional dengan kenaikan tekanan (bukan pop
action) serta tidak dilengkapi dengan lifting lever. Aplikasi : Kebanyakan digunakan untuk
liquid service. Limitasi : Relief valve tidak dipakai pada :
1. Steam, udara, gas atau vapor service.
2. Pada back pressure yang bervariasi.
3. Sebagai pressure control atau bypass
3. Pressure Safety Relief Valve (PSRV)

42
| Universitas Sriwijaya
PSRV merupakan katup otomatis yang bekerja karena tekanan statis pada bagian
upstream dengan karakteristik terbuka penuh (pop action) untuk gas atau uap (vapor) dan
dapat berfungsi sebagai safety atau relief valve. Jenis katup ini ada dua macam yaitu
conventional dan balanced type.
Aplikasi : Untuk buangan zat mudah terbakar atau beracun dan mungkin untuk
disalurkan ketempat yang jauh (sebagai pengaman) atau kesuatu system tertutup (closed
discharge system), yaitu :
a.. General refinery service untuk gas, vapor, steam, udara atau liquid.
b. Service yang corrosive.
c. Bila discharge harus disalurkan ketempat yang jauh.
d. Bila penyaluran fluid dari valve yang terbuka tidak diinginkan
Limitasi : Safety relief valve tidak dipergunakan lagi untuk :
a. Steam Boiler drum atau superheater.
b. Sebagai pressure control atau bypass.
4. Conventional Safety Relief Valve (CSRV)
Katup ini merupakan Safety relief valve yang back pressure dari dischargenya (down
stream side) akan berpengaruh langsung terhadap action dari katup tersebut. Back pressure
yang bervariasi akan mempengaruhi kerja dari katup ini. Valve ini biasanya mempunyai
discharge yang kedap (pressure tight on the down stream side) dan dilengkapi dengan lifting
lever agar dapat dibuka secara manual.
Aplikasi : Dipakai seperti pada safety relief valve dimana superimposed back pressure-nya
constant dan built up back pressurenya tidak akan melebihi 10 % dari set pressurenya.
Limitasi : Conventional safety relief valve tidak dipakai untuk :
a.. Steam boiler drum atau superhater
b. Back pressure yang variable
c. Sebagai pressure control atau by pass
5. Balanced Safety Relief Valve
Valve ini dilengkapi dengan balances mechanis berupa bellows atau piston agar dapat
mengurangi kepekaan pengaruh Back pressure terhadap kerja Katup ini. Aplikasi : Dipakai
seperti pada Safety relief valve dimana Back pressnya constant atau variable, untuk fluida
dengan viskositas yang tinggi, discharge pompa atau fluida yang corrosive dimana contact
antara liquid dengan bagian valve dapat dihindari untuk mengurangi terjadinya sticking.
Limitasi : Balances Safety Relief Valve tidak dipakai untuk :

43
| Universitas Sriwijaya
a. Steam boiler drum atau superhater
b. Sebagai pressure control atau by pass
6. Pilot Operated Safety Relief Valve
Terdapat dua unit dimana katupnya sendiri digerakan oleh pilotnya. Pilot biasanya
berupa spring loaded valve yang mengukur tekanan dan menyebabkan katup utamanya
membuka atau menutup secara penuh. Katup utama juga harus dapat terbuka penuh pada
tekanan yang tidak melebihi Set pressnya, walaupun terjadi kerusakan pada pilotnya.
Aplikasi :
a. Dimana diperlukan relief area yang luas pada set press yang tinggi.
b. Dimana beda antara normal operating pressure dan set pressure sangat berdekatan.
c. Dimana back pressure sangat tinggi dan diperlukan balanced design.
d. Dimana diperlukan blow down yang kecil.
Limitasi : Valve tidak dapat digunakan pada
a. Proses service dengan suhu tunggi serta fluida yang kotor.
b. Service dengan viscous liquid yang dapat menyebabkan kebuntuan, karena pilot operated
valve menggunakan orifice yang relatief kecil.
c. Vapor yang berpolimerisasi
d. Suhu yang tinggi yang melewati batas ketahanan dari diaphragma atau seal dari valve atau
liquid yang dapat merusak parts tersebut sehingga pilot tidak dapat berfungsi dengan baik.
7. Pressure and Vacuum Vents
Adalah pressure atau vacuum relieving devices yang bekerja karena tekanan atau vacuum
dalam Tangki yang dilindungi. Walaupun pressure dan vacuum vents adalah berbeda tetapi
yang dibuat biasanya Vent kombinasi yang bekerja untuk kedua hal tersebut yang sering
dianggap sebagai Breather valve atau Conservation valve. Aplikasi : Dipakai sebagai alat
pengaman differential pressure antara Tangki dan atmosfir diluar Tangki yang dapat
menyebabkan kerusakan Tangki bila mana tidak dilindungi.
Limitasi : Alat ini hanya didesign untuk melindungi atmospheric storage tank saja.
8. Rupture Disk
Berupa semacam diaphragma yang tipis yang dijepit diantara dua flange dan khusus
didesign untuk pecah (rupture) pada tekanan yang sudah ditentukan yakni relief pressure dari
aparat atau system yang dilindungi. Material standard untuk disk tersebut adalah alumunium,
monel , inconel, stainless steel type 316 atau nickel yaitu material yang corrosion
resistancenya baik.

44
| Universitas Sriwijaya
Jenis disk yang digunakan adalah :
a. Solid metal disk
b. Composite type : terdiri dari slotted top section dan seal membrance terbuat dari metal
dan plastic.
c. Reverse Buckling Disk : Dimana menbrance dipasang terbalik serta dilengkapi pisau (
blade ) pada outlet section.
d. Scored Disk : seperti reverse buckling disk tetapi metal dari disk sendiri sudah dibuat
guratan untuk memperlemah sehingga blade tidak diperlukan lagi.
Aplikasi : Repture disk digunakan pada kondisi – kondisi sebagai berikut :
a. Sebagai proteksi tehadap katup pengaman di upstream side dari fluida yang corrosive.
b. Proteksi terhadap fluida yang kental atau yang dapat berpolimerisasi dan mengakibatkan
kebuntuan.
c. Sebagai pengganti pressure relief valve.
d. Sebagai tambahan terhadap Pressure relief devices bila mana beda antara tekanan kerja
dan tekanan rupture besar.
9. Thermal Relief Valve
Adalah suatu jenis Katup pengaman yang bekerja secara automatis dan membuka
apabila terjadi tekanan statis dari arah hulu yang disebabkan ada kenaikan temperature.
3.2.3 Karakteristik Katup Pengaman
a. Set Pressure : Adalah inlet press dimana pressure relief valve diset untuk membuka. Untuk
relief valve setpress ini adalah mulai membukanya katup, sedangkan untuk safety valve
adalah mulal ngepopnya valve tersebut.
b. Over Pressure : Tekanan yang naik melebihi set press dari Pressure relieving devices yang
pertama.
d. Superimposed Back Press : Tekanan pada discharge header sebelum Safety relief valve
membuka.
e. Built-Up Back Press : Tekanan pada discharge header yang terjadi karena adanya aliran
fluida setelah safety relief valve membuka.
f. Cold Differential Test Pressure : Tekanan statis inlet pada saat katup pengaman diset
untuk membuka pada peralatan test. Tekanan ini termasuk koreksi back pressure pada
kondisi suhu pemakaian.
g. Blowdown : Perbedaan antara set pressure dan reseating pressure dari katup pengaman
dan diekspresikan dalam persentase dari set pressure.

45
| Universitas Sriwijaya
h. Atmosferic Discharge : Pelepasan uap dan gas dari katup pengaman ke udara bebas
(atmosfir).
i. Flare : Pembuangan / pelepasan secara aman dari gas yang tak terpakai melalui
pembakaran.
j. Lift : Pergerakan actual dari disc lepas dari posisi saat katup pengaman membuka.
k. Seat Diameter : Diameter terkecil dimana disk bersentuhan dengan valve seat.
l. Simmer : Tekanan pada inlet katup yang menunjukkan deteksi pertama fluida mulai
mengalir pada sisi hilir sebelum bukaan normal terjadi.
m.Flutter : Gerakan cepat, variasi dari resiprokasi abnormal selama bukaan dimana disk
bersentuhan dengan seat.
n. Inspection Authority : Seseorang atau suatu badan yang ditunjuk managemen untuk
bertanggung jawab terhadap pengujian dan sertifikasi yang digunakan.
3.2.4 Interval Waktu Pemeriksaan Katup Pengaman
Untuk menjamin katup pengaman dapat berfungsi dengan baik maka harus dilakukan
pemeriksaan secara berkala dan interval waktunya ditentukan berdasarkan atas pengalaman
dan servicenya. Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk interval waktu
pemeriksaan dan pengetesan adalah :
1. Normal Basis
Interval waktu pemeriksaan yang harus dilakukan tidak boleh melebihi kebutuhan, ini
bertujuan untuk menjamin alat tersebut dapat bekerja dengan baik. Dan interval waktu ini
biasanya ditentukan atas pengalaman operational untuk kondisi service yang dihandle,
misalnya untuk service yang corrosive atau fouling service intervalnya harus lebih pendek
dibandingkan dengan clean service.
2. Manufacture Basis
Manufacturer sering dapat dimintai petunjuk apabila ada komponen- komponen yang
memerlukan konsiderasi tertentu, misalnya mungkin diperlukannya pemeriksaan dan
penggantian bagian-bagian tertentu yang berbeda dengan katup pengaman yang biasa.
3. Peraturan Pemerintah
Frekuensi pemeriksaan inspeksi dan testing ditentukan oleh badan - badan yang
berwenang yaitu Migas dan Depnaker. Ijin pemakaian yang dikeluarkan oleh MIGAS untuk
katup pengaman saat ini adalah max. 3 tahun, sedangkan oleh Depnaker max. 2 tahun.
3.2.5 Jenis – jenis Inspeksi Katup Pengaman

46
| Universitas Sriwijaya
Pemeriksaan dan testing katup pengaman harus dilakukan pada waktu yang sesuai
dengan schedule yang telah ditetapkan.Berikut adalah beberapa timing yang dianjurkan untuk
pelaksanaan Inspeksi :
1. Inspeksi pada instalasi baru
Semua Katup pengaman baru yang bekerja tergantung dari pengaturan pegasnya,
sebelum dipasang pada proses equipment harus diperiksa / ditest terlebih dahulu.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada kerusakan atau perubahan dari
pengetesan pabrik , untuk konfirmasi set press dan untuk keperluan record. Pressure dan
Vacuum Vent pada Atmospheric Storage Tank juga harus diperiksa setelah di pasang,
sebelum tangki mulai beroperasi atau sebelum tangki di hydrostatic test.
2. Inspeksi pada saat Plant Shut down
Pemeriksaan pada saat shut down adalah paling ideal. Semua katup pengaman yang
tidak dilengkapi dengan block valve harus diperiksa pada saat shut down tersebut. Untuk
katup - katup pengaman yang essential walaupun telah dilengkapi dengan block valve ada
kalanya perlu dilaksanakan inspeksi dan testing pada saat shut down agar process
interruption dapat dijaga seminimal mungkin.
3. Inspeksi setelah Shut down yang panjang
Katup pengaman yang dibiarkan pada unit process dalam periode shut down yang
lama, bila akan digunakan / dioperasikan kembali harus di inspeksi /ditest kembali.
4. Onstream Inspectio
Onstream Inspection secara visual dapat dilakukan, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Katup pengaman yang terpasang adalah benar.
b. Tag identifikasinya menunjukkan set press yang benar untuk aparat yang dilindungi.
c. Tidak terdapat Blind, Stop valve yang tertutup atau piping obstruction.
d. Seal pelindung terhadap spring setting tidak terputus (masih dalam keadaan baik)
e. Katup pengaman tidak bocor. Pada Balanced Bellow type, kebocoran Bellow harus
dicheck dari Bellow Vent.
f. Bellow vent harus terarah ketempat yang aman.
g. Block valve pada upstream dan downstream harus dalam keadaan terbuka.
3.3 Perawatan
3.3.1 Definisi Perawatan Boiler

47
| Universitas Sriwijaya
Perawatan Boiler adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga boiler dan
melakukan perbaikan atau penggantian peralatan yang diperlukan agar Boiler bisa
dioperasikan kembali sesuai dengan yang direncanakan.
Adapun yang menjadi tujuan dari perawatan suatu peralatan dalam proses produksi atau
operasional adalah untuk menekan kerugian akibat kerusakan alat produksi, dengan biaya
yang rendah diharapkaan mendapat hasil yang tinggi. Bila dijabarkan lagi, maka tujuan
perawatan yang paling efektif dan optimal adalah tercapainya keadaan–keadaan sebagai
berikut :
a. Meningkatkan kemampuan produksi.
b. Menjaga kualitas produksi tanpa mengganggu kelancaran produksi.
c. Menjaga agar boiler dapat bekerja dengan aman.
d. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu.

e. Agar komponen – komponen dapat mencapai umur yang panjang sesuai dengan umur
/ life time peralatan tersebut.
f. Menekan biaya maintenance atau perawatan dengan cara melaksanakan kegiatan
perawatan secara efektif.
Untuk mencapai tujuan perawatan seperti tersebut di atas perlu diambil, langkah–
langkah antara lain :
a. Peningkatan hasil kerja (performance) dari personil/operator, serta proses
maintenance yang dilakukan secara menyeluruh.
b. Pemanfaatan suku cadang secara efisien.
c. Pengembangan teknik modifikasi dalam penggantian peralatan yang dilakukan
selama proses operasi
3.3.2 Jenis Perawatan Boiler
Jenis perawatan pada boiler secara umum ada 2 macam:
a. Perawatan Pada Saat Boiler Beroperasi.
1. Melakukan pengecekan dan pengontrolan setiap hari pada seluruh boiler, mengisi
boiler dengan air umpan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, karena dengan
mengisi boiler dengan air umpan (feed water) sesuai yang dipersyaratkan akan
mengurangi endapan dan kerak jika endapan dan kerak terlalu tebal maka menggangu

48
| Universitas Sriwijaya
proses penyaluran panas dari dinding pemanas menuju air serta mengurangi efisiensi
Boiler.
2. Melakukan pemeriksaan pompa pengisi air umpan (Boiler feed water pump), apakah
pompa bekerja dengan baik atau tidak, serta pengontrolan air uman boiler dijaga
dengan kapasitas yang telah ditentukan.
3. Memeriksa saluran air umpan (feed water) dari sumbatan atau kotoran yang akan
menghalangi jalannya aliran air umpan (feed water).
4. Menggunakan bahan bakar dengan kualitas yang baik, sehingga proses pembakaran
akan berlangsung dengan baik dan sempurna.
5. Safety Valve (Katup Pengaman) dijaga dan disetting sesuai dengan standar yang
ditentukan

b. Perawatan Berkala Pada Boiler


Perawatan sistem berkala ini meliputi perawatan harian, perawatan mingguan,
perawatan bulanan, perawatan tahunan yang dilakukan pada suatu unit boiler.
1. Perawatan harian
Perawatan harian adalah perawatan yang dilakukan setiap hari pada saat boiler beroperasi.
Adapun yang dilakukan adalah :

Tabel 3.1. Perawatan Harian Boiler


2. Perawatan Mingguan
Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan setiap seminggu sekali hari pada
saat boiler beroperasi. Adapun yang dilakukan adalah :

49
| Universitas Sriwijaya
Tabel 3.2. Perawatan Mingguan Boiler
3. Perawatan Bulanan
Perawatan bulanan adalah perawatanyang dilakukan setiap sebulan sekali hari pada saat
boiler beroperasi.

Tabel 3.3 Perawatan Bulanan Boiler


4. Perawatan Quarterly (6 bulanan)
Perawatan yang dilakukan 6 bulan sekali dengan memeriksa bagian–bagian mesinya,
kelistrikannya dan perlengkapan pembakaran. Adapun yang dilakukan adalah :

50
| Universitas Sriwijaya
Tabel 3.4. Perawatan 6 Bulanan Boiler
e. Perawatan Tahunan
Perawatan tahunan adalah perawatan yang dilakukan setiap setahun sekali dan dilakukan
pemeriksaan tahunan oleh Departemen Tenaga Kerja untuk memperoleh surat ijin operasi
boiler. Adapun langkah–langkah yang dilakukan dalam perawatan tahunan adalah sebagai
berikut :

Tabel 3.5 Perawatan Tahunan Boiler

51
| Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai