keputusan usahataninya adalah sebuah arena aksi (action arena). Arena aksi
memiliki dua komponen, diantaranya adalah situasi aksi yaitu interaksi petani
untuk kegiatan pertanian yang didasarkan pada pengarahan dan penyuluhan yang
dilakukan. Komponen kedua dari arena aksi ini adalah aktor. Dalam hal ini,
dari masing-masing kelompok atau rukun tani yang telah siap dan bersedia untuk
Desa Banyuroto merupakan perwakilan dari seluruh kelompok atau rukun tani
berjumlah 28 orang. Aktor ini kemudian disebut sebagai anggota Gapoktan Desa
47
hanya diisi oleh satu orang. Sedangkan untuk posisi ketua umum diisi oleh Kepala
Desa Banyuroto. Berarti, ada 14 orang pengurus Gapoktan dan 14 orang anggota
Ketua umum/pelindung
Ketua I
Wakil Ketua
Seksi Humas
Seksi Pemasaran
Seksi Sayur-sayuran
Seksi Strawberry
Seksi Teknologi
Seksi Permodalan
Struktur oganisasi Gapoktan Desa Banyuroto terdiri dari ketua umum atau
pelindung yang membawahi ketua I dan wakil ketua dibantu oleh sekretaris 1,
48
sekretaris 2, bendahara 1, dan bendahara 2, serta sejumlah seksi. Masing-masing
tidak mendapatkan imbalan apapun. Adapun tugas atau fungsi dari tiap-tiap
dan seluruh kelompok tani yang ada di Desa Banyuroto dengan seluruh
3. Wakil ketua adalah seseorang yang bertugas untuk membantu ketua I dalam
menjalankan tugasnya.
49
8. Seksi Humas adalah seseorang yang bertugas untuk mengurus segala hal
yang berkaitan antara gapoktan dengan antar kelompok tani maupun warga
10. Seksi Ketahanan Pangan adalah seseorang yang bertugas untuk memantau
12. Seksi strawberry adalah seseorang yang bertugas menangani hal-hal yang
50
13. Seksi Teknologi adalah seseorang yang mengurusi seluruh hal yang
14. Seksi Tanaman Hias adalah seseorang yang bertugas menangani hal-hal
yang terkait usahatani tanaman hias anggota gapoktan. Selain itu, ia juga
tentang permodalan usahatani anggota atau kelompok tani yang ada di Desa
Banyuroto.
keanggotaan gapoktan dan ikut aktif dalam setiap kegiatan Gapoktan Desa
Banyuroto.
tingkat pusat. Program Prima Tani diharapkan dapat berfungsi sebagai jembatan
inovasi. Program Prima Tani kemudian ditransfer ke daerah sasaran melalui BPTP
51
Provinsi Jawa Tengah dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Pemerintah
Balitbang Pertanian
Pemerintah Daerah
Pemerintah Desa Kabupaten Magelang
semua stakeholder yang terlibat dalam arena aksi berjalan selaras, bekerjasama
untuk mewujudkan tujuan yang sama dalam suasana kekeluargaan dan tentunya
low conflict. Hal ini sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat yang mau
52
bekerja keras, terus belajar, gotong-royong, musyawarah mufakat, dan selalu
mencari jalan keluar terbaik dalam setiap permasalahan yang dihadapi, serta
untuk desa Banyuroto. Selain itu, budaya bertani di Desa Banyuroto sejak dahulu
memang sudah menjadi sumber mata pencaharian utama dan selalu mendapat
kemajuan bersama. Berikut ini disajikan sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa
Banyuroto.
tidak ada konflik yang terjadi dalam pengelolaan kelembagaan Gapoktan Desa
Banyuroto. Hal ini merupakan insentif tersendiri bagi anggota gapoktan untuk
53
Kegiatan pertanian di Desa Banyuroto bertumpu pada filosofi “luwih becik
ora ndhuwe beras ketimbang ora ndhuwe sapi” yang memiliki makna bahwa sapi
sesuatu yang amat penting dalam kegiatan pertanian mereka. Sehingga, teknologi
inovatif dan pengetahuan terbaru seputar pertanian yang dibawa oleh para
penyuluh juga disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sejak dulu sudah
sadar dengan pertanian organik. Hal ini juga memudahkan para penyuluh yang
alam untuk dijadikan obat-obatan alami untuk tanaman yang mereka tanam dan
hewan yang mereka pelihara. Tabel 9 berikut ini menyajikan kegiatan dan materi
54
6.2. Infrastruktur Kelembagaan
aturan main (rule of the game) yang membingkai hubungan antar aktor dalam
gapoktan dan aktor-aktor lain diluar gapoktan. Dalam konteks ini, aturan main
dalam gapoktan meliputi aturan formal berupa Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang mengatur gapoktan secara internal serta
Daerah Kabupaten Magelang yang mengatur secara eksternal. Selain itu Gapoktan
kesepakatan dan musyawarah terkait dengan jadwal rapat, jadwal kumpul, jadwal
piket serta boundary rule, aturan monitoring dan sanksi, serta aturan penyelesaian
formal yang memang dibentuk karena adanya peran, keterlibatan, dan inisiasi
pemerintah. Kelembagaan gapoktan tentunya diatur oleh aturan formal. Dalam hal
ini, aturan formal yang mengatur tentang gapoktan dibagi menjadi aturan main
eksternal dan internal. Aturan main eksternal, yaitu merupakan aturan formal yang
mengatur tentang gapoktan secara umum. Aturan eksternal gapoktan berlaku sama
untuk seluruh kelembagaan gapoktan di Indonesia karena aturan ini berasal dari
pemerintah pusat.
eksternal untuk Gapoktan Desa Banyuroto maupun gapoktan lain pada umumnya
yaitu berupa:
55
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
tani.
Magelang.
Tabel 10 berikut ini menyajikan lebih rinci mengenai hasil analisis konten aturan
56
No. Peraturan Hal yang diatur Implementasi Undang-Undang
2. Peraturan Menteri Pembentukan dan Mandat Undang-undang telah terlaksana
Pertanian Nomor: pengembangan dengan baik. Keanggotaan Gapoktan Desa
273/Kpts/OT.160/4/ gapoktan, peningkatan Banyuroto sudah memiliki keterwakilan
2007 tentang Pedoman kemampuan gapoktan, serta didasarkan pada azas kekeluargaan
Pembinaan dan pengaturan fungsi dan kegotongroyongan, serta nilai-nilai
Kelembagaan Petani gapoktan. demokrasi. Gapoktan Desa Banyuroto
Lampiran 1: Pedoman sudah bisa dikategorikan sebagai gapoktan
Penumbuhan dan yang kuat dan mandiri. Tetapi, perlu
Pengembangan pembinaan lebih agar Gapoktan Desa
Kelompoktani dan Banyuroto bisa semakin mandiri dan
Gabungan bermanfaat banyak untuk petani di Desa
Kelompoktani. Banyuroto. Gapoktan Desa Banyuroto
masih belum bisa meningkatkan
kemampuannya sebagai kelembagaan
pertanian. Sejauh ini, gapoktan hanya baru
bisa menjalankan perannya sebagai unit
usahatani dan sedikit peran sebagai unit
usaha keuangan mikro, namun belum
mampu berperan sebagai unit usaha
pengolahan, pemasaran, dan sarana
prasarana produksi.
.
3. Peraturan Menteri Pengaturan penyaluran Penyaluran dana PUAP dan
Pertanian Nomor: dana PUAP kepada penggunaannya di Gapoktan Desa
42/Permentan/OT.140/7/ gapoktan berprestasi Banyuroto sudah baik. Gapoktan Desa
2010 tentang Pedoman sebagai bentuk Banyuroto sebagai gapoktan berprestasi
Penilaian Gabungan apresiasi bagi gapoktan bisa mendapatkan dan mengelola dana
Kelompok Tani yang dapat PUAP sebagai salah satu fasilitas bantuan
(Gapoktan) meningkatkan kinerja modal usaha untuk petani anggotanya
Pengembangan Usaha dan produktivitas usaha sesuai dengan rencana usaha bersama
Agribisnis Perdesaan agribisninsnya. gapoktan.
(PUAP) Berprestasi
Tahun Anggaran 2009.
4. SK Menteri Pertanian Prima Tani merupakan Gapoktan Desa Banyuroto aktif sebagai
Nomor model diseminasi wadah pemasyarakatan dan perkenalan
496/Kpts/OT.160/9/2006 teknologi yang inovasi teknologi pertanian melalui
tentang instrumen menggunakan pendekatan kelembagaan dan
pelaksanaan Revitalisasi pendekatan pemberdayaan serta partisipasi aktif
Pertanian, Perikanan, kelembagaan dalam masyarakat Desa Banyuroto.
dan Kehutanan memasyarakatkan dan
memperkenalkan
inovasi pertanian.
57
Gapoktan Desa Banyuroto juga memiliki aturan main yang berlaku
internal berupa Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Gapoktan Desa Banyuroto dapat berjalan dengan baik. AD/ART ini harus
Banyuroto. Setiap kegiatan atau program yang akan disusun dan dijalankan juga
58
Hal yang
No. Aturan Main Internal Implementasi
Diatur
8. Sebagai awal terbentuknya sistem pemasaran
yang menguntungkan petani.
9. Sumber keuangan kelompok didapat dari
iuran anggota, sumbangan/bantuan modal
usaha PUAP dari pemerintah, dan usaha-
usaha lain yang sah dan halal. (AD Bab II
Pasal 3)
59
Berdasarkan analisis antara aturan main dan penerapannya di lapang,
didapatkan bahwa Gapoktan Desa Banyuroto sudah cukup memenuhi syarat untuk
dikatakan sebagai gapoktan yang kuat dan mandiri sesuai dengan ciri-ciri yang
perannya sebagai wadah diseminasi teknologi pertanian yang inovatif dan bersifat
perkembangan teknologi.
pengelolaan kegiatan dan program gapoktan yang merupakan mandat dari para
gapoktan. Aturan-aturan yang tidak tertulis dalam Gapoktan Desa Banyuroto ini
mengenai jadwal kumpul rutin, besarnya iuran, perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan, serta penyelesaian masalah yang dihadapi bersama tidak diatur dalam
60
AD/ART gapoktan, sehingga diatur lebih lanjut melalui setiap pertemuan rutin
dan sama pentingnya dengan aturan formal yang berlaku. Aturan informal ini
sifatnya lebih aplikatif, bahkan hampir seluruh anggota Gapoktan Desa Banyuroto
dengan dokumen AD/ART Gapoktan Desa Banyuroto. Hal ini juga memudahkan
tersebut adalah:
3 Rapat rutin anggota setiap 35 Membicarakan segala sesuatu atau masalah yang
hari sekali terkait dengan gapoktan dan usahatani yang
dijalankan anggota gapoktan. Rapat rutin ini biasa
diadakan di kantor desa atau bangunan sekretariat
gapoktan. Iuran yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan rapat rutin ini adalah Rp 5.000
perorang untuk pengadaan konsumsi.
4 Piket malam bergilir seminggu Menjaga kandang sapi Karya Makmur milik
sekali anggota gapoktan.
5 Pertemuan tentatif Gapoktan Jika ada inovasi dan materi penyuluhan baru yang
dengan kelompok tani diberikan oleh BPTP Jawa Tengah dan penyuluh.
Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
bagaimana seseorang dapat masuk atau keluar dari posisi anggota atau pengurus
61
petani harus berdomisili di Desa Banyuroto, sudah lebih dulu tergabung dalam
kelompok atau rukun tani di dusunnya, dan bersedia untuk berkomitmen yang
dengan kehendak seluruh anggota yang diputuskan dalam rapat anggota dan sejak
segera melaporkan keberadaan akhir gapoktan kepada pihak pemerintah desa atau
bagi seluruh anggotanya tanpa terkecuali. Monitoring dan sanksi ini bertujuan
agar para pengurus dan anggota bertanggung jawab dan disiplin terhadap apa
kelompok dan mengikuti musyawarah dan rapat kelompok, serta Bab II Pasal 2
62
dipatuhi oleh seluruh anggota gapoktan. Bentuk monitoring yang dilakukan yaitu
ketua gapoktan bekerjasama dengan seluruh ketua kelompok tani dan rukun tani
anggota gapoktan lebih bersemangat lagi bekerja karena didukung oleh kelompok
meminta maaf di depan forum pertemuan gapoktan dan meminta maaf juga
kepada kelompok taninya. Sanksi yang lebih berat lagi akan dijatuhi jika ia terus
Selama ini tidak pernah terjadi konflik antar aktor maupun antar
Banyuroto sangat kooperatif bekerja sama dengan para penyuluh lapang, staf
BPTP Jawa Tengah, staf Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, dan seluruh tamu
yang berkunjung untuk studi banding ke Gapoktan Desa Banyuroto. Semua aktor
peternakan di Desa Banyuroto. Hal ini didukung dengan kultur masyarakat yang
63
Ketegangan hanya sempat terjadi ketika letusan Gunung Merapi tahun
2010. Desa Banyuroto terkena dampak letusan berupa hujan abu tebal yang
Hal ini berdampak pada rendahnya produksi dan turunnya harga ternak, sehingga
dana dan ketua Gapoktan, disepakati bahwa kedua belah pihak sepakat
tidak menepati perjanjian ini akan dilaporkan pada pihak yang berwajib.
antar anggota. Kesepakatan yang diambil yaitu menunda pembayaran cicilan dana
PUAP selama satu tahun yang dimulai kembali pada tahun 2011. Kesepakatan ini
BPTP Jawa Tengah. Tetapi, dalam kelembagaan ini, aktor yang lain
64
kedudukannya sama pentingnya dan sama-sama berkontribusi untuk
dilakukan dalam penelitian ini difokuskan pada kelompok pemain utama tersebut.
ini.
Biaya Transaksi dalam
Kelembagaan
kegiatan kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto meliputi: (1) Biaya setting atau
persiapan yang terdiri dari seluruh biaya pendistribusian kebutuhan usahatani para
petani yang meliputi sarana fisik dan non fisik, serta input produksi, dan investasi
riil lainnya, (2) Biaya sosialisasi yang meliputi biaya penyuluhan, pertemuan
awal, dan perjalanan dinas studi banding, dan (3) Biaya operasional yang meliputi
iuran pokok anggota, biaya pertemuan rutin setiap 35 hari sekali dan pertemuan
65
Tabel 13. Biaya Transaksi Kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto
No Jenis Biaya Transaksi Nilai Keterangan
(Rupiah)
1. Biaya Setting (Persiapan) 447.980.000 Dikeluarkan pada tahun pertama
terbentuknya kelembagaan
Gapoktan Desa Banyuroto.
setting, biaya sosialisasi, dan iuran pokok hanya dikeluarkan pada awal
Suatu kelembagaan yang dibawa dari luar dan akan diterapkan dalam
Banyuroto.
66
6.3.2. Biaya Transaksi dalam Sosialisasi Kelembagaan
pertemuan awal, dan biaya untuk perjalanan studi banding. Biaya tersebut
pokok yang digunakan untuk operasional gapoktan dalam jumlah besar, apalagi
masing memberikan Rp 300.000 per orang. Sedangkan biaya lainnya yaitu biaya
tersebut diperoleh dari iuran anggota sebesar Rp 5.000 per orang yang dikeluarkan
rutin setiap bulannya selama setahun. Biaya rapat rutin anggota yang dikeluarkan
tiap tahunnya mencapai sekitar R 1.400.000. Jumlah ini didapat dari iuran anggota
sebesar Rp 5.000 per orang yang dikeluarkan rutin setiap 35 hari sekali.
segala hal akan usahataninya yang menjadi acuan dalam berbagai tindakan. Dalam
67
kelembagaan senantiasa terjaga. Kelembagaan yang ada dalam Gapoktan Desa
kelembagaan tersebut bekerja. Kualitas tersebut dapat dilihat dari kejelasan dan
keefektivan kelembagaan.
orang yang terlibat didalamnya dengan pola perilaku yang berpedoman pada nilai
dan aturan yang khas. Aturan tersebut dibuat untuk mencapai suatu tujuan yaitu
tujuan tersebut yang meliputi: (1) kejelasan struktur kelembagaan, (2) kejelasan
tugas, hak dan kewajiban, serta aturan yang mengikat di dalamnya. Indikator
68
Aturan yang terdapat dalam kelembagaan masing-masing dipatuhi dan dijalankan
gapoktan yang tidak terlalu aktif dalam kegiatan gapoktan tidak terlalu
pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang pengurus. Aktor yang terlibat
mengetahui uraian kerja pengurus kelembagaan agar saling sadar dan membantu
69
Tabel 15. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai
Uraian Kerja Pengurus Kelembagaan
Uraian Kerja Pengurus Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Kelembagaan
Jumlah Persentase
Jelas 9 32,14%
Kurang Jelas 14 50,00%
Tidak Jelas 7 25%
Jumlah 28 100%
Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
Sebanyak 50% atau setengah dari anggota Gapoktan Desa Banyuroto
hanya 32,14% yang menyatakan kinerja pengurus jelas, dan 25% menyatakan
kinerja pengurus kelembagaan tidak jelas. Hal ini dikarenakan kinerja pengurus
kelembagaan yang benar-benar berjalan dan jelas hanyalah peran ketua, wakil,
sekretaris, dan bendahara, sedangkan untuk seksi-seksi yang ada, belum begitu
terlihat kinerjanya.
70
diganti hanya berdasar kesepakatan saja dan biasanya pengurus yang diganti
hanya bertukar peran dan hanya pengurus yang memiliki fungsi sentral saja.
dalam suatu kelembagaan termasuk aturan yang tertulis, lisan atau keduanya.
dalam suatu AD/ART, tetapi pada prakteknya, aturan main yang lebih detail,
aplikatif dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari diputuskan dalam sebuah rapat
mengetahui aturan tersebut yang telah didokumentasikan, walau ada yang tidak
mengetahui secara pasti dan rinci aturan main yang tertulis di dalamnya. AD/ART
yang selama ini menjadi aturan main pun belum pernah dilakukan amandemen
71
Tabel 17. Sebaran Pengetahuan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Terhadap Kelembagaan
Pengetahuan Terhadap Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Kelembagaan
Jumlah Persentase
Paham 28 100%
Kurang Paham 0 0%
Tidak Paham 0 0%
Jumlah 28 100%
Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
Seluruh anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan paham dan
yang dibentuk.
modal sosial yang turut menyumbang pada pertumbuhan ekonomi. Banyak faktor
tersebut antara lain adalah partisipasi anggota dalam kelembagaan dan efektivitas
pengambilan keputusan. Hal ini diterapkan dalam berbagai kesempatan yaitu rapat
72
anggota dan pertemuan lainnya. Ketua gapoktan mengajak berdiskusi anggotanya
guna memecahkan persoalan yang ada, seperti ketika adanya bencana gunung
merapi meletus, adanya isu kenaikan pupuk dan harga BBM, dan sebagainya.
gapoktan agar para anggota tidak cepat mengeluh dan putus asa. Motivasi yang
selalu diberikan adalah bekerja menjadi petani dan anggota gapoktan sebagai
73
Tabel 19. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Terhadap
Motivasi dalam Kelembagaan
Motivasi dalam Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Kelembagaan
Jumlah Persentase
Tinggi 28 100%
Sedang 0 0%
Rendah 0 0%
Jumlah 28 100%
Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
pemerintah yang masuk ke desa ini selalu diterima dengan baik oleh masyarakat.
Masyarakat di desa ini memang sudah banyak yang sadar akan pendidikan dan
inovasi teknologi pertanian terutama jika berbasis spesifik lokasi dan mudah
yang diperkenalkan oleh para penyuluh dan pihak-pihak eksternal lainnya. Pada
74
Tabel 20. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Terhadap
Penerimaan Inovasi Teknologi dan Inovasi Kelembagaan
Penerimaan Inovasi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Teknologi dan Inovasi
Kelembagaan
Jumlah Persentase
Tinggi 23 82,14%
Sedang 5 18%
Rendah 0 0%
Jumlah 28 100%
Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
Sebanyak 82,14% anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan bahwa
mampu dicapai oleh anggota. Inovasi teknologi yang disusun diperkenalkan oleh
lapangan. Hal ini juga melatih kemandirian para petani anggota. Setelah penyuluh
merasa cukup untuk materi tersebut, barulah gapoktan secara mandiri harus
dilakukan dalam penelitian ini diukur melalui sebaran persepsi anggota Gapoktan
75
Sebanyak 92,85% anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan bahwa
kegiatan kelembagaan selama ini sangat berguna terutama bagi kegiatan pertanian
yang menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarga mereka. Sedangkan hanya
76