1. Persiapan.
2 3
keterangan Gambar
5 1 = Excavator SH210
4
2 = Alat bor AF 200
3 = Titik pengeboran AB7 titik 20
4 = Titik pngecoran AB7 titik 14
7 6 5 = Jalan keluar masuk alat berat
6 = Crane (roller crane)
9 7 = Tremie dan Coong
8 = Tulangan
9 = Lokasi AB7 (Anchor Block)
2 3
keterangan Gambar
5 1 = Excavator SH210
4
2 = Alat bor AF 200
7 3 = Titik pengeboran AB7 titik 20
6 4 = Titik pngecoran AB7 titik 14
8 5 = Jalan keluar masuk alat berat
6 = Crane (roller crane)
1 7 = Tremie dan Coong
9 8 = Tulangan
9 = Lokasi AB7 (Anchor Block)
Pada saat melaksanakan pengeboran hendaknya alat bor di letakkan di lokasi yang sudah
di siapkan lantai plat baja sehingga alat bor tidak mengalami penurunan saat proses
pengeboran. Untuk plat baja yang di gunakan memiliki dimensi tebal 2 cm, lebar 1,4 m dan
panjang 6 m. untuk satu lubang memiliki diameter 1 m dengan kedalaman 11 m, 22 m, 33 m.
lubang yang di perlukan untuk 1 anchor block sebanyak 20 titik.
1000 mm
10 9 8 7
15 14 13 12 11
12 19 17 16
18
Saat proses pengeboran tanah hasil pengeboran tersimpan di mata bor. Saat mata bor
sudah penuh kemudian di angkat dari lubang kemudian tanah hasil pengeboran di buang di
tempat yang telah di siapkan. Sedangkan mata bor yang di gunakan ada dua jenis yaitu untuk
batu dan tanah. Untuk satu lubang pada kondisi tanah yang berbatu contohnya pada lokasi AB7
memerlukan waktu pengeboran selama 2 – 6 hari untuk mencapai mncapai 33 m. sedangkan
pada kondisi tanah batuan lunak contohnya pada lokasi AB 10 memerlukan waktu pengeboran
selama ± 2 jam untuk mencapai mencapai 22 m. Spesifikasi alat bor yang di gunakan
berdiameter 1 m, tinggi 1,2 m dan kekuatan mata bor 27 mpa dengan kapasitas kedalaman
48m. setelah mencapai kedalaman yang di tentukan maka bisa lanjut pada proses selanjutnya.
Gambar 12 : Soil Bucket Gambar 13 : Rock Bucket Gambar 14 : Mata Bor Tanah
3. proses pembersihan lubang
Proses pembersihan lubang hanya di lakukan pada saat terjadi kelongsoran dalam
lubang. Apabila terjadi kelongsoran saat sebelum proses pemasangan penulangan di lakukan
maka lubang harus di bor kembali untuk mengambil sisa tanah kelongsoran. Sedangkan apabila
kelongsoran terjadi saat proses pemasangan tulangan baru di lakukan satu rangkaian tulangan.
maka tulangan masih bisa di keluarkan kembali jika tanah longsor hanya menimbun tulangan
sekitar 1 – 4 meter. Dan dilakukan pengeboran kembali hingga mencapai kedalaman yang di
tentukan. Untuk lubang terisi air tahap pengecoran masih bisa di lakukan apabila ketinggian air
tidak lebih dai 3 m. pengecoran masih dapat dilakukan dengan cara pipa tremi dimasukan
hingga mendekati dasar. Alasan kenapa masih bisa dilakukan pngecoran karena berat jenis
campuran beton lebih besar dari berat jenis air.
Air
Pipa tremi
Pipa tremi
Air Air
Campuran
beton
Gambar 15 : Sketsa pengecoran bored pile dalam kondisi lubang terisi air
Proses pembengkokan besi di lakukan di lokasi PH Poso 2 Line 4 dan 5. Untuk satu
rangkaian tulangan gunakan 15 batang tulangan pokok berdiameter 32 mm dengan tulangan
spiral berdiameter 13 mm jarak 150 mm dengan jumlah 13 batang. untuk perakitan tulangan
yang pertama harus di lakukan adalah meletakkan tulangan di dudukan yang sudah di siapkan.
Kemudian ikat besi cetakan pada tulangan pokok dengan jumlah 4 cetakan yang masing-masing
berjarak 3 m. setelah itu sisa tulangan pokok di rangkai di sekeliling cetakan. Setelah 15
tulangan pokok terangkai di sekeliling cetakan di lanjutkan dengan pemasangan spiral besi dan
di beri ikatan di setiap persilangan tulangan pokok dengan tulangan spiral. Setelah terikat
semua, setiap ujung tulangan spiral dilakukan Pengelasan berfungsi agar saat proses
pengangkatan tulangan tidak merosot dan juga agar tidak ambruk.
5. Pemasangan Tulangan
Untuk proses pemasangan tulangan ke dalam lubang yang telah di siapkan menggunakan
alat crane (Roller Crane) dengan cara mengangkat rangkaian tulangan dan di masukkan ke
dalam lubang. Panjang rangkaian tulangan yang di gunakan sepanjang 12 m, sedangkan untuk
satu lubang memerlukan 3 rangkain tulangan. Setelah tulangan masuk ke dalam lubang,
tulangan di tahan menggunakan besi berdiameter 32 mm yang di masukkan ke dalam tulangan
dengan posisi horizontal untuk menjaga rangkaian tulangan agar tidak jatuh ke dasar lubang.
Jika tulangan jatuh ke dasar lubang maka lubang di anggap tidak ada dan tetap di lakukan
pengecoran. Jika tulangan tidak jatuh maka di lanjutkan proses penyambungan tulangan.
Sambungan las
lifter block
besi penahan besi penahan
Untuk proses penyambungan tulangan menggunakan alat bantu lifter block dengan cara
memasang lifter block pada tulangan yang sudah masuk ke dalam lubang. untuk memperkecil
diameter tulangan tersebut agar dapat masuk dengan mudah ke dalam tulangan berikutnya.
Untuk panjang overlap di gunakan 1 m untuk tiap tulangan. Setelah tulagan masuk, lifter block
di lepas dan lanjut proses penyambungan baik dengan cara di ikat ataupun di las. Setelah
pengerjaan tulangan selesai lanjut ke proses selanjutnya.
Gambar 24: Penggunaan lifter block Gambar 25: lifter block
Proses pemasangan tremie menggunakan alat crane (Roller Crane) Dan di masukkan ke
dalam lubang. Panjang tiap tremie adalah 3 m dan jumlah tremie yang di gunakan sebanyak 10
buah. Utuk proses penyambungan menggunakan alat bantu berupa klem penahan dan besi
penahan dengan posisi horizontal untuk menahan tremie yang sudah masuk ke dalam lubang
agar tidak jatuh ke dasar lubang. Untuk menyambungkan tremie satu dengan yang lain
menggunakan klem penyambung. Setelah sepuluh tremie masuk ke dalam lubang di pasang
kembali klem penahan agar tidak jatuh, Kemudian di lanjutkan dengan pemasangan corong.
Kemudian lanjut pada pengecoran.
Gambar 27: Proses pengangkatan Tremie Gambar 28: Proses penyambungan Tremie
7. pengecoran
Proses ini dilakukan setelah semua pondasi bored pile selesai di kerjakan. Proses pekerjaan
ini dibantu dengan alat truck mixer dan concrete pump, kegunaan concrete pump yaitu
membantu untuk menghamparkan campuran beton ke tempat yang akan di cor. Mutu beton
pada LC ( lean Concrete ) yaitu K 120 dengan ketebalan 10 cm
2. Proses pembesian
3. Pembersihan tulangan
Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu dilakukan yaitu pemasangan bekisting pada
tempat yang akan di cor. Setelah bekisting terpasang tahap pengecoran di mulai, pengecoran di
bantu dengan alat concrete pump untuk membantu menghaparkan campuran beton yang di
bawa truck mixer. Sebelum campuran beton di hamparkan terlebih dahulu concrete pump
menghamparkan campuran mortar gunanya agar pada saat dilakukan penghampara campuran
beton tidak ada material campuran yang tersangkut di dalam pipa concrete pump atau bisa
dibilang mortar sebagai pelicin atau pelumas di dalam pipa. Setelah mortat di hamparkan
selanjutnya campuran beton di hamparkan, untuk mutu beton yang digunakan yaitu K 300.
Proses ini dilakukan setelah semua pondasi bored pile selesai di kerjakan. Proses pekerjaan
ini dibantu dengan alat truck mixer dan concrete pump, kegunaan concrete pump yaitu
membantu untuk menghamparkan campuran beton ke tempat yang akan di cor. Mutu beton
pada LC ( lean Concrete ) yaitu K 120 dengan ketebalan 10 cm.
2. Proses pembesian
3. Pembersihan
4. Proses pengecoran
Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu dilakukan yaitu pemasangan bekisting pada
tempat yang akan di cor. Setelah bekisting terpasang tahap pengecoran di mulai, pengecoran di
bantu dengan alat concrete pump untuk membantu menghaparkan campuran beton yang di
bawa truck mixer. Sebelum campuran beton di hamparkan terlebih dahulu concrete pump
menghamparkan campuran mortar gunanya agar pada saat dilakukan penghampara campuran
beton tidak ada material campuran yang tersangkut di dalam pipa concrete pump atau bisa
dibilang mortar sebagai pelicin atau pelumas di dalam pipa. Setelah mortat di hamparkan
selanjutnya campuran beton di hamparkan, untuk mutu beton yang digunakan yaitu K 240.
Pada lokasi AB 8 pertama di lakukan pengecoran setinggi 50 cm dikarenakan lokasi AB 8 berada
tepat disamping lereng yang mudah longsor. Sehingga apabila terjadi kelongsoran bekas
longsor masih bisa di bersih kan mengggunakan tenaga manual. Setelah pengecoran tahap
pertama mengering kemudian dihamparkan cairan sika ( campuran lem fox dan air ) berfungsi
untuk menyatukan beton yang telang kering dan beton yang baru akan di cor. Setelah cairan
sika dihamparkan pengecoran dilanjutkan