Anda di halaman 1dari 18

Mengamati pekerjaan bored pile pada bangunan anchor block

Hal yang perlu di lakukan :

1. Persiapan.

Pekerjaan persiapan meliputi pembukaan lahan dan mobilisasi peralatan. Pembukaan


lahan dilakukan dengan menggali lokasi kerja sesuai dengan elevasi desain dari perencanaan,
untuk melakukan galian dan mobilisasi alat bor dan crane menggunakan excavator bertipe
SH210, Jenis alat bor yang digunakan bertipe AF 200. sedangkan jenis crane yang digunakan
adalah roller crane dengan kapasitas yang dapat di angkat seberat 40 ton. Hal yang perlu di
perhatikan saat persiapan adalah penempatan alat agar tidak mengganggu saat proess
pengerjaan bored pile. Dan juga penempatan bahan seperti tulangan, pipa tremie, corong dan
lainnya agar mudah di jangkau dan di laksanakannya proses pengerjaan bored pile.

2 3
keterangan Gambar
5 1 = Excavator SH210
4
2 = Alat bor AF 200
3 = Titik pengeboran AB7 titik 20
4 = Titik pngecoran AB7 titik 14
7 6 5 = Jalan keluar masuk alat berat
6 = Crane (roller crane)
9 7 = Tremie dan Coong
8 = Tulangan
9 = Lokasi AB7 (Anchor Block)

Gamba 1 : Contoh penempatan alat dan bahan yang benar

2 3
keterangan Gambar
5 1 = Excavator SH210
4
2 = Alat bor AF 200
7 3 = Titik pengeboran AB7 titik 20
6 4 = Titik pngecoran AB7 titik 14
8 5 = Jalan keluar masuk alat berat
6 = Crane (roller crane)
1 7 = Tremie dan Coong
9 8 = Tulangan
9 = Lokasi AB7 (Anchor Block)

Gambar 2 : Contoh penempatan alat dan bahan yang salah


Gambar 3 : Excavator membersihkan lokasi kerja

Gambar 4 : Mobilisasi alat bor

Gambar 5 : Mobilisasi alat roller crane


2. Pelaksanaan pengeboran

Pada saat melaksanakan pengeboran hendaknya alat bor di letakkan di lokasi yang sudah
di siapkan lantai plat baja sehingga alat bor tidak mengalami penurunan saat proses
pengeboran. Untuk plat baja yang di gunakan memiliki dimensi tebal 2 cm, lebar 1,4 m dan
panjang 6 m. untuk satu lubang memiliki diameter 1 m dengan kedalaman 11 m, 22 m, 33 m.
lubang yang di perlukan untuk 1 anchor block sebanyak 20 titik.

Gambar 6 : Plat Lantai

Gambar 7: Proses pengeboran

1000 mm

Gambar 8 : Lubang bor


3 2 1
6 5 4

10 9 8 7

15 14 13 12 11

12 19 17 16
18

Gambar 9 : Titik bor di AB 10

Saat proses pengeboran tanah hasil pengeboran tersimpan di mata bor. Saat mata bor
sudah penuh kemudian di angkat dari lubang kemudian tanah hasil pengeboran di buang di
tempat yang telah di siapkan. Sedangkan mata bor yang di gunakan ada dua jenis yaitu untuk
batu dan tanah. Untuk satu lubang pada kondisi tanah yang berbatu contohnya pada lokasi AB7
memerlukan waktu pengeboran selama 2 – 6 hari untuk mencapai mncapai 33 m. sedangkan
pada kondisi tanah batuan lunak contohnya pada lokasi AB 10 memerlukan waktu pengeboran
selama ± 2 jam untuk mencapai mencapai 22 m. Spesifikasi alat bor yang di gunakan
berdiameter 1 m, tinggi 1,2 m dan kekuatan mata bor 27 mpa dengan kapasitas kedalaman
48m. setelah mencapai kedalaman yang di tentukan maka bisa lanjut pada proses selanjutnya.

Gambar 10: Proses pembuangan tanah dari Bucket bor


Gambar 11: Sketsa kerja bor

Gambar 12 : Soil Bucket Gambar 13 : Rock Bucket Gambar 14 : Mata Bor Tanah
3. proses pembersihan lubang

Proses pembersihan lubang hanya di lakukan pada saat terjadi kelongsoran dalam
lubang. Apabila terjadi kelongsoran saat sebelum proses pemasangan penulangan di lakukan
maka lubang harus di bor kembali untuk mengambil sisa tanah kelongsoran. Sedangkan apabila
kelongsoran terjadi saat proses pemasangan tulangan baru di lakukan satu rangkaian tulangan.
maka tulangan masih bisa di keluarkan kembali jika tanah longsor hanya menimbun tulangan
sekitar 1 – 4 meter. Dan dilakukan pengeboran kembali hingga mencapai kedalaman yang di
tentukan. Untuk lubang terisi air tahap pengecoran masih bisa di lakukan apabila ketinggian air
tidak lebih dai 3 m. pengecoran masih dapat dilakukan dengan cara pipa tremi dimasukan
hingga mendekati dasar. Alasan kenapa masih bisa dilakukan pngecoran karena berat jenis
campuran beton lebih besar dari berat jenis air.

Air

Pipa tremi
Pipa tremi

Pipa tremi Air Campuran


beton

Air Air
Campuran
beton

Gambar 15 : Sketsa pengecoran bored pile dalam kondisi lubang terisi air

4. Proses pembengkokan dan Perakitan Tulangan

Proses pembengkokan besi di lakukan di lokasi PH Poso 2 Line 4 dan 5. Untuk satu
rangkaian tulangan gunakan 15 batang tulangan pokok berdiameter 32 mm dengan tulangan
spiral berdiameter 13 mm jarak 150 mm dengan jumlah 13 batang. untuk perakitan tulangan
yang pertama harus di lakukan adalah meletakkan tulangan di dudukan yang sudah di siapkan.
Kemudian ikat besi cetakan pada tulangan pokok dengan jumlah 4 cetakan yang masing-masing
berjarak 3 m. setelah itu sisa tulangan pokok di rangkai di sekeliling cetakan. Setelah 15
tulangan pokok terangkai di sekeliling cetakan di lanjutkan dengan pemasangan spiral besi dan
di beri ikatan di setiap persilangan tulangan pokok dengan tulangan spiral. Setelah terikat
semua, setiap ujung tulangan spiral dilakukan Pengelasan berfungsi agar saat proses
pengangkatan tulangan tidak merosot dan juga agar tidak ambruk.

Gambar 15: perakitan tulangan

Gambar 16: Proses bending tulangan spiral

Gambar 17: Cetakan Tulangan Gambar 18: Rangkaian Tulangan


Gambar 19: Cetakan Spiral Besi

5. Pemasangan Tulangan

Untuk proses pemasangan tulangan ke dalam lubang yang telah di siapkan menggunakan
alat crane (Roller Crane) dengan cara mengangkat rangkaian tulangan dan di masukkan ke
dalam lubang. Panjang rangkaian tulangan yang di gunakan sepanjang 12 m, sedangkan untuk
satu lubang memerlukan 3 rangkain tulangan. Setelah tulangan masuk ke dalam lubang,
tulangan di tahan menggunakan besi berdiameter 32 mm yang di masukkan ke dalam tulangan
dengan posisi horizontal untuk menjaga rangkaian tulangan agar tidak jatuh ke dasar lubang.
Jika tulangan jatuh ke dasar lubang maka lubang di anggap tidak ada dan tetap di lakukan
pengecoran. Jika tulangan tidak jatuh maka di lanjutkan proses penyambungan tulangan.

Sambungan las
lifter block
besi penahan besi penahan

Gambar 20: Sketsa tahap pemasangan tulangan


Gambar 21: Proses pengangkatan tulangan Gambar 22: Proses penahanan tulangan

Gambar 23: Besi penahan

Untuk proses penyambungan tulangan menggunakan alat bantu lifter block dengan cara
memasang lifter block pada tulangan yang sudah masuk ke dalam lubang. untuk memperkecil
diameter tulangan tersebut agar dapat masuk dengan mudah ke dalam tulangan berikutnya.
Untuk panjang overlap di gunakan 1 m untuk tiap tulangan. Setelah tulagan masuk, lifter block
di lepas dan lanjut proses penyambungan baik dengan cara di ikat ataupun di las. Setelah
pengerjaan tulangan selesai lanjut ke proses selanjutnya.
Gambar 24: Penggunaan lifter block Gambar 25: lifter block

Gambar 26: Proses penyambungan tulangan dengan cara di las


6. Proses pemasangan tremie

Proses pemasangan tremie menggunakan alat crane (Roller Crane) Dan di masukkan ke
dalam lubang. Panjang tiap tremie adalah 3 m dan jumlah tremie yang di gunakan sebanyak 10
buah. Utuk proses penyambungan menggunakan alat bantu berupa klem penahan dan besi
penahan dengan posisi horizontal untuk menahan tremie yang sudah masuk ke dalam lubang
agar tidak jatuh ke dasar lubang. Untuk menyambungkan tremie satu dengan yang lain
menggunakan klem penyambung. Setelah sepuluh tremie masuk ke dalam lubang di pasang
kembali klem penahan agar tidak jatuh, Kemudian di lanjutkan dengan pemasangan corong.
Kemudian lanjut pada pengecoran.

Gambar 27: Proses pengangkatan Tremie Gambar 28: Proses penyambungan Tremie

Gambar 29: klem penyambung Gambar 30: klem penahan


Gambar 31: Pipa tremie dan corong

7. pengecoran

Untuk pengecoran dalam satu lubang sedalam 33 m memerlukan campuran beton


sebanyak ± 26 m³ dengan mutu beton k 360. Sedangkan untuk 1 mobil truck mixer dapat
mengangkut sebanyak 6 m³ campuran beton. Jadi jumlah truck mixer yang di butuhkan
sebanyak 4 TM yang bermuatan 6 m³ dan 1 TM bermuatan 3 m³. sebelum pengecoran dimulai
perlu di perhatikan pemasangan pipa tremie nya apabila dalam lubang terdapat genangan air
pipa tremie harus dimasukan hingga mendekati dasar agar campuran tidak terlalu bercampur
dengan air dan lumpur yang ada di bawah , juga agar campuran yang masuk dapat mengangkat
naik air yang ada di lubang karena berat jenis campuran lebih besar dari berat jenis air.

Gambar 32: Proses Pengecoran Bored Pile


Pekerjaan Saddlesuport

1. Proses pengecoran LC ( lean Concrete )

Proses ini dilakukan setelah semua pondasi bored pile selesai di kerjakan. Proses pekerjaan
ini dibantu dengan alat truck mixer dan concrete pump, kegunaan concrete pump yaitu
membantu untuk menghamparkan campuran beton ke tempat yang akan di cor. Mutu beton
pada LC ( lean Concrete ) yaitu K 120 dengan ketebalan 10 cm

2. Proses pembesian

Proses pembesian di kerjakan di atas LC ( lean Concrete ) . pekerjaan pembesian atau


rangkaian tulangan ini harus benar-benar di awasi jangan sampai pekerja salah memasang
tulangan, pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar perencanaan . pada lokasi SS 10
proses pembesian di mulai dengan merangkai tulangan bottom layer setelah itu di lanjukan
dengan pembesian tulangan top layer dan pemasangan tulangan stek untuk sambungan
pembesian selanjutnya. Proses penyambungan tulangan menggunakan benrat.

Gambar 33: Proses pembesian tulangan bawah ( Bottom layer )

Gambar 34: Proses pembesian tulangan atas ( Top layer )


Gambar 35: Proses pembesian tulangan stek

3. Pembersihan tulangan

Pembersiahan tulangan dilakukan setelah proses pembesian selesai dilakukan.


Pembersiahan tulangan bertujuan untuk menghilangkan korosi atau karat yang menempel pada
besi sebelum di lakukan pengecoran. Apabila terdapat karat pada tulangan, campuran beton
hanya akan menempel pada karat yang mudah terkelupas dan tidak akan mengikat pada
tulangannya.

Gambar 36: Proses pembersihan tulangan


4. Proses pengecoran

Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu dilakukan yaitu pemasangan bekisting pada
tempat yang akan di cor. Setelah bekisting terpasang tahap pengecoran di mulai, pengecoran di
bantu dengan alat concrete pump untuk membantu menghaparkan campuran beton yang di
bawa truck mixer. Sebelum campuran beton di hamparkan terlebih dahulu concrete pump
menghamparkan campuran mortar gunanya agar pada saat dilakukan penghampara campuran
beton tidak ada material campuran yang tersangkut di dalam pipa concrete pump atau bisa
dibilang mortar sebagai pelicin atau pelumas di dalam pipa. Setelah mortat di hamparkan
selanjutnya campuran beton di hamparkan, untuk mutu beton yang digunakan yaitu K 300.

Gambar 37: Proses pemasangan bekisting

Gambar 38: Proses penuangan campuran beton ke dalam concrete pump


Gambar 39: Proses penghamparan campuran beton

Gambar 40: SS 10 setelah di cor


Pekerjaan Anchorblock

1. Proses pengecoran LC ( lean Concrete )

Proses ini dilakukan setelah semua pondasi bored pile selesai di kerjakan. Proses pekerjaan
ini dibantu dengan alat truck mixer dan concrete pump, kegunaan concrete pump yaitu
membantu untuk menghamparkan campuran beton ke tempat yang akan di cor. Mutu beton
pada LC ( lean Concrete ) yaitu K 120 dengan ketebalan 10 cm.

2. Proses pembesian

Proses pembesian di kerjakan di atas LC ( lean Concrete ) . pekerjaan pembesian atau


rangkaian tulangan ini harus benar-benar di awasi jangan sampai pekerja salah memasang
tulangan, pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar perencanaan . pada lokasi AB 8
proses pembesian berbeda dengan yang ada di lokasi Sadlesuport yang memiliki 2 tahapan
pembesian yaitu bottom layer dan top layer. Pembesian pada lokasi AB 8 hanya memiliki 1
tahapan. Pada proses pembesian di lokasi AB 8 terlebih dahulu diletakan tulangan searah
vertikal dengan jarak 2-3 m untuk menjaga agar tulangan horizontal yang dipasang tidak rapat
dengan LC ( lean Concrete ).

3. Pembersihan

Pembersiahan tulangan dilakukan setelah proses pembesian selesai dilakukan.


Pembersiahan tulangan bertujuan untuk menghilangkan korosi atau karat yang menempel pada
besi sebelum di lakukan pengecoran. Apabila terdapat karat pada tulangan, campuran beton
hanya akan menempel pada karat yang mudah terkelupas dan tidak akan mengikat pada
tulangannya. Pembersihan lokasi Kerja yang tergenang air di bersihkan mengunakan pompa air
dengan daya hisap yang kuat agar air yang ada pada lokasi kerja cepat bersih.

4. Proses pengecoran

Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu dilakukan yaitu pemasangan bekisting pada
tempat yang akan di cor. Setelah bekisting terpasang tahap pengecoran di mulai, pengecoran di
bantu dengan alat concrete pump untuk membantu menghaparkan campuran beton yang di
bawa truck mixer. Sebelum campuran beton di hamparkan terlebih dahulu concrete pump
menghamparkan campuran mortar gunanya agar pada saat dilakukan penghampara campuran
beton tidak ada material campuran yang tersangkut di dalam pipa concrete pump atau bisa
dibilang mortar sebagai pelicin atau pelumas di dalam pipa. Setelah mortat di hamparkan
selanjutnya campuran beton di hamparkan, untuk mutu beton yang digunakan yaitu K 240.
Pada lokasi AB 8 pertama di lakukan pengecoran setinggi 50 cm dikarenakan lokasi AB 8 berada
tepat disamping lereng yang mudah longsor. Sehingga apabila terjadi kelongsoran bekas
longsor masih bisa di bersih kan mengggunakan tenaga manual. Setelah pengecoran tahap
pertama mengering kemudian dihamparkan cairan sika ( campuran lem fox dan air ) berfungsi
untuk menyatukan beton yang telang kering dan beton yang baru akan di cor. Setelah cairan
sika dihamparkan pengecoran dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai