Makalah Islam Dan Iptek
Makalah Islam Dan Iptek
Oleh :
MALANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penyusun dapat menyusun
makalah yang berjudul “ISLAM DAN IPTEK” untuk memenuhi mata kuliah
"Pendidikan Agama Islam" ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini telah dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak dalam
membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan..................................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan
fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis,
fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk
ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang
sains lainnya.
2
(Q.S. Al-Rahman : 1-13).
Dalam pemikiran Islam, ilmu bersumber dari wahyu dan akal. Ilmu yang
bersumber dari wahyu Allah, bersifat abadi dan kebenarannya mutlak.
Sedangkan ilmu yang bersumber dari akal manusia bersifat perolehan dan
kebenarannya nisbi (relatif). Pengembangan IPTEK dilakukan hanya untuk
menemukan bagaimana proses sunatullah terjadi di alam semesta, bukan
menciptakan hukum baru diluar sunatullah.
3
2.2 Hubungan Antara Islam dengan IPTEK
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek: (a)
berseberangan atau bertentangan, (b) bertentangan tapi dapat hidup
berdampingan secara damai, (c) tidak bertentangan satu sama lain, (d) saling
mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak.
Apa yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan
seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari
keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni
ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi
di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari
matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari
bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena
dianggap menyesatkan masyarakat.
4
Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini,
kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu
pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama
tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek
sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi,
penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan
pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk mendalami dan menghayati
ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler.
Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan
negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu,
persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh
kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara
komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-
apa.
5
pernyataan itu yang secara eksplisit menjelaskan bagaimana kaitan agama
dengan iptek. Pengembangan agama tidak ada hubungannya dengan
pengembangan iptek.
Akan tetapi, kalau kita baca GBHN itu secara implisit dalam kaitan
antara pembangunan bidang agama dan bidang iptek, maka kita akan
memperoleh kesan yang berbeda. Salah satu asas pembangunan nasional
adalah Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
berarti
Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada
taraf tidak saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan
kehidupan beragama diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing.
Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek
sedang pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan
kehidupan beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan
dengan kebijaksanaan.
6
Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu ada polemik di surat kabar
tentang tayangan televisi swasta yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai
agama (misalnya, penonjolan aurat wanita, cerita perselingkuhan, dsb.). Fihak
yang berkeberatan mengatakan bahwa hal itu dapat merusak mental
masyarakat. Tetapi, fihak yang tidak berkeberaan dengan acara seperti itu
mengatakan bahwa 'kalau anda tidak senang dengan acara itu, matikan saja
televisinya.' Perusahaan televisi swasta adalah perusahaan yang harus
memikirkan keuntungan dan ia akan berusaha menayangkan film yang
digemari masyarakat. Kalau masyarakatnya senang film sex dan sadis, maka
film itu pulalah yang akan memperoleh rating tinggi dan diminati oleh
pemasang iklan. Ini adalah pemikiran yang sekuler, yang memisahkan urusan
dagang dari agama. Tugas pengusaha adalah mencari untung sebanyak-
banyaknya, sedang mendidik kehidupan beragama masyarakat adalah tugas
guru agama dan ulama. Kasarnya, tugas setan memang menggoda manusia
sedang mengingatkan manusia adalah tugas nabi.
Ada pula konflik antara ajaran agama dan ajaran ilmu pengetahuan yang
diselesaikan dengan cara menganggapnya "tidak ada atau sudah selesai"
padahal ada dan belum diselesaikan. Sebagai contoh adalah teori tentang asal
usul manusia yang diajarkan di sekolah. Guru biologi mengajarkan bahwa
menurut sejarahnya, manusia itu berasa dari suatu jenis tertentu yang kemudian
pecah menjadi dua cabang: yang satu mengikuti garis pongid yang akhirnya
menjadi kera modern, yang lain mengikuti garis manusia yang berkembang
mulai dari manusia kera purba sampai ke manusia modern. Guru agama Islam
mengajarkan bahwa, berdasarkan dalil-dalil naqli, manusia itu diciptakan oleh
Allah s.w.t. dalam bentuknya seperti sekarang. (Lihat buku teks Biologi SMU
dan bandingkan dengan buku teks Pendidikan Agama Islam di SMU).
Ini adalah pertentangan teori yang klasik, antara teori evolusi dan teori
ciptaan, yang pernah melanda Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu. Di
7
dunia ilmu pengetahuan, konflik itu tetap berlangsung sampai sekarang
walaupun kelompok pendukung teori ciptaan ini jumlahnya makin sedikit jika
dibandingkan dengan mereka yang mempercayai teori evolusi. Di bidang ilmu,
konflik antara teori yang satu dengan yang lain adalah wajar dan merupakan
rahmat. Konflik semacam inilah yang menimbulkan paradigma baru dalam
ilmu pengetahuan dan menghasilkan teori-teori baru. Akan tetapi, jika konflik
semacam ini diajarkan di sekolah tanpa diselesaikan, maka kebingungan lah
yang akan menjadi akibatnya. Di Amerika, konflik ini diselesaikan dengan
melarang diajarkannya teori ciptaan di seluruh sekolah negeri.
8
diketahui”, “hilangnya kebodohan”, “merasa cukup setelah tahu”. Dikatakan
pula “sebagai sifat yang mendalam yang dapat mengetahui perkara yang
universal dan farsial” atau “sampainya jiwa kepada sesuatu makna yang
diketahui”. Adapula yang memberikan definisi dengan “ilmu adalah istilah
untuk menyebutkan terjadinya kesinambungan yang khusus antara subjek
yang berpikir dan objek yang dipikirkan”. Juga (pengertian yang lebih
ringkas) “mengetahui sifat persifat”. Disebut Ilmu al-Yaqin, adalah
pengetahuan yang berdasarkan dalil dengan gambaran berupa perkara yang
meyakinkan.
Wahyu yang pertama sekali diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad saw adalah perintah untuk membaca/belajar (QS 96 : 1-5) dan
menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat, puasa, atau dzikrullah.
Hal ini menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu
pengetahuan.
9
Allah SWT mengangkat manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi,
bukan para malaikat-Nya, karena manusia memiliki ilmu pengetahuan (QS
2 : 31-33). Dengan kelebihan ilmu pengetahuan itu juga, Allah SWT
memuliakan Adam as sehingga malaikat bersujud padanya.
س يفاَمفيسججنحوُا ييمفيسججح ل
انجج لينكججمم ۖ يوُإذيذا ذ يياَ أييييهاَ اللذذيين آيمننوُا إذيذا ذقييل لينكمم يتيفلسنحوُا ذفيِ امليميجججاَلذ ذ
ت ۚ يوُ ل
انجج ان اللذذيين آيمننوُا ذمننكمم يوُاللججذذيين نأوُنتجوُا املذعملججيم يديريجججاَ ت
شنزوُا ييمريفع ل
ذ شنزوُا يفاَن نذقييل ان ن
ذبيماَ يتمعيمنلوُين يخذبيرر 58:11 -
Manusia yang memiliki derajat yang paling tinggi disisi Allah SWT adalah
manusia yang memiliki iman dan ilmu (QS 58 : 11). Iman membawa
manusia pada ketinggian di akhirat, dan ilmu membawa manusia pada
ketinggian di dunia.
Syarat untuk menjadi pemimpin dalam Islam ada 2 hal, yaitu ilmu yang
tinggi dan fisik yang sehat (QS 2 : 247). Ini menunjukkan betapa tingginya
penghargaan Islam kepada nilai-nilai ilmu dan kesehatan.
10
1. صججير يوُاملفنججيؤايد نكججيل نأوُليلذئجج ي
ك ك ذبذه ذعملرم ۚ إذلن اللسمميع يوُامليب ي
س يل ي يوُيل يتمق ن
ف يماَ يلمي ي
17:36 - يكاَين يعمننه يممسنئوُلل
11
Ilmu Pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang
diketahui manusia dengan pancaindra dan intuisi serta sudah
diproses sedemikian ruga sehingga objektif dan kebenarannya dapat
diuji secara ilmiah. Teknologi, di lain pihak merupakan salah satu produk d a r i
ilmu pengetahuan yang berwujud maupun berupa bentuk .
Konsep umum dari munculnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi awal
mulanya adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dan untuk
menjelaskan fenonema alam yang tadinya t i d a k d a p a t d i j e l a s k a n
sehingga manusia memiliki tingkat pemahaman yang lebih
maju sekaligus komplek mengenai alam semesta.
Te r l e p a s d a r i t u j u a n d a n k o n s e p a w a l , implementasi dari
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berada di tangan manusia dan
mampu memiliki dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan
bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta.Sebagai faktor pembentuk budaya
masyarakat, IPTEK memiliki andil atas fenomena y a n g k i t a j u m p a i s a a t
ini.
Dalam Islam pun diajarkan untuk menuntuk ilmu yang
m e n g i n d i k a s i k a n b a h w a selama ilmu tersebut bermanfaat bagi umatnya
(dalam konteks positif) maka diwajibkan bagi u m a t n y a untuk
mempelajarinya, hal ini juga sebagai wujud syukur
a k a n A l l a h a t a s kemampuan akal dan kemampuan berfikir yang
diberikan. Selain itu, Agama Islam juga mewajibkan bagi umatnya untuk
mengamalkan ilmu yang mereka peroleh untuk kebaikan didunia, yang di
realisasikan dalam bentuk teknologi serta pengajaran akan ilmu tersebut.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Oleh
karena itu ilmu dalam pemikiran islam terbagi menjadi ilmu bersifat abadi dan
ilmu bersifat perolehan. Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang disebut
Dinul Islam yang memiliki 3 unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak.
Dalam Q.S. Ibrahim (14) : 24-25 “ (24) Maka kamu perhatikan bagaimana
ALLAH telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, (25) Pohon itu
12
memberikan buahnya pada setiap musin dengan seizing tuhannya. Allah
membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Ini gambaran bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan
yang utuh . iman di identikkan dengan dengan akar pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan
dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon
yang di identikkan dengan teknologidan seni. Iptek yang dikembangakan di
atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih, bukan
kerusakan alam.
Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam.
Iptek menjadi musuh kemanusian bila hasilnya menghancurkan harkat
(derajat) manusia. Iptek juga sangat penting teramat berguna dalam
meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna
iptek itu. Saringannya adalah agama, akal budi, dan di Minangkabau adalah
adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
13
Pendidikan Islam berperan terhadap perkembangan teknologi, yaitu
sebagai berikut :
1. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Namun di sini perlu
dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek,
bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits,
tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandarisasi benar salahnya dengan
tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan
keduanya.
2. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga
hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Tetapi banyak orang barat yang mengaplikasikan iptek secara tidak
bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama.
Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak
berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya
meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia, mengekploitasi
alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan
seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana
yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki
berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah
SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan lapodiatas dapat disimpulkan bahwa
Menurut pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa
adanya campur tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah
rangkaian keterangan teratur dari Allah (Q.S. Ar-Rahman : 1-13).
Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf
tidak saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan kehidupan
beragama diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing.
Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek sedang
pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan kehidupan
15
beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan dengan
kebijaksanaan.
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek
membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam usahanya memecahkan
persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna menemukan solusi. Dalam
mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan atau
lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau negaranya saja.
Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia bekerja atau
mencari ilmu. Dampak negatifnya adalah adanya globalisasi cara berfikir, yang
dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsanya.
Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai
yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial,
ekonomi, budaya, maupun politik.
Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak bisa
dipisahkan. Disana terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci
16
pokok Islam, tidak mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains. Segala
sesuatu yang ada di alam merupakan bukti kehadiran Allah. Pengetahuan tentang
alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia
kepada Allah.
3.2 Saran
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan tak akan bernilai ibadah
dan tak akan menghasilkan manfaat bagi manusia dan lingkungan. Sebaliknya,
pengembangan IPTEK yang didasari etika Islam akan memberikan orientasi dan
arah yang jelas, serta mampu mengoptimalkan manfaat IPTEK dan meminimalisir
dampak negatif IPTEK bagi manusia dan alam. Orang yang melandaskan ilmunya
dengan keimanan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK tidaklah ditujukan
sebagai tuntutan hidup semata, tetapi juga merupakan refleksi dari ibadah kepada
Allah. Ia menjadi sarana peningkatan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah.
Oleh karena itu, kita harus sebisa mungkin menyeimbangkan antara iptek dan
agama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2013. Teknik Merawat Auto Mobil Lengkap. Bandung: Yrama Widya.
http://andiweb3.wordpress.com/2012/03/15/gangguan-pada-sistem-kemudi/
http://www.oto.co.id/infootomotif/Tips_detail.asp?
ContentID=2005071109093409030063
http://www.slideshare.net/deripermana104/melakukan-perbaikan-system-kemudi
http://espass1600.blogspot.com/2012/03/tips-tips-perawatan-mobil.html
http://66tech.wordpress.com/2011/04/21/perbaikan-sistem-kemudi/
18