Disusun Oleh :
NPM : 172207171229
NIRM : 018.01.02.084
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS IBN KHALDUN
BOGOR
2018 M/1439 H
2
Oleh:
Irwansyah Ramdani
Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Email: 4bu4qila@gmail.com
PENDAHULUAN
Anak adalah anugerah Allah bagi manusia, menyaksikan tingkah laku mereka
dapat membuat hati senang, memandang mereka dapat menyejukkan hati,
mengajak mereka bercengkrama dapat menenangkan jiwa, maka mereka adalah
perhiasan kehidupan dunia, (Suwaid, 1998). Sebagaimana dikuatkan oleh firman
Allah dalam Al Qur’ān Surat Ali Imran [3] ayat 14 :
3
Pada dasarnya anak terlahir ke dunia ini tanpa identitas, tidak mengenal apa-apa
dan siapa-siapa serta untuk apa dilahirkan. Ia juga dilahirkan tidak pernah
berpesan terlebih dahulu untuk dijadikan apa, bagaimana dan mau ke mana
selanjutnya, kecuali hanya satu bahwa manusia dilahirkan hanya membawa fitrah
yang telah dianugerahkan Allah (Rosyadi, 2013)
Untuk menjadikan anak baik yang mempunyai nilai, etika, moral, akhlāqul
karīmah, beragama, pintar, cerdas, kreatif, inovatif maka anak itu harus diberi
pendidikan dan pelatihan. (Rosyadi, 2013)
Pendidikan anak begitu penting, mengingat usia 0-6 tahun adalah masa emas
atau Golden Age. Masa Golden Age ialah masa Anak Usia Dini (AUD) untuk
mengekplorasi hal-hal yang ingin mereka lakukan, senang bermain dan peka
terhadap rangsangan sekitar. Pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang
peranan penting dalam mengembangkan dan menyiapkan pribadi anak-anak
secara utuh dan menyeluruh, PAUD merupakan lembaga pendidikan prasekolah
yang memperkenalkan iklim dan budaya sekolah, sebagai peletak proses
pendidikan ketika mereka berusia 0-6 tahun. Pengalaman yang diterima anak
melalui pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan PAUD
merupakan proses yang sangat penting serta menentukan kondisi, perkembangan,
dan keberhasilan di masa yang akan datang. Pertumbuhan pengetahuan,
keterampilan, kreativitas, bakat, minat, sikap, dan karakter anak sangat
bergantung pada lingkungannya, serta apa yang dilihat, dialami, diperoleh, dan
diajarkan oleh orang lain kepadanya. (Mulyasa, 2014)
Namun, PAUD yang selama ini berjalan pada umumnya hanya
berorientasi pada peningkatan kognisi dan psikomotoris dengan sasaran otak dan
otot. Sebaiknya para pendidik harus memperhatikan secara seimbang yang
berkaitan dengan afeksi dengan sasaran qalbu dan hatinurani anak melalui
sentuhan nilai-nilai agama, norma-norma, etika dan akhlak, sehingga anak dapat
menampilkan sosok yang mengesankan dengan perilaku dan bertindak positif
dalam hidupnya; dan bukan sosok yang mengenaskan dan menggemaskan dengan
perilaku dan bertindak negatif. (Rosyadi, 2013)
PEMBAHASAN
Sedangkan Zakiah Daradjat, mengemukakan, anak usia 3-4 tahun dikenal sebagai
masa pembangkang atau masa krisis. Dari segi pendidikan justru masa itu terbuka
peluang ketidakpatuhan, sekaligus merupakan landasan untuk menegakkan
kepatuhan. Saat itu, anak terbuka peluang kearah kesediaan menerima yang
sesungguhnya. Setelah itu anak memiliki kesadaran batin. Di sinilah mulai
dibutuhkan sentuhan pendidikan untuk menumbuhkan motivasi pendidikan ke
arah tujuan pendidikan. (Darajat, 1995)
Pendidikan anak usia dini merupakan peletak dasar pertama dan utama dalam
pengembangan pribadi anak; baik berkaitan dengan karakter, kemampuan fisik,
kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, disiplin diri, konsep diri maupu
kemandirian. (Mulyasa, 2014)
Secara yuridis, istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa
“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”. (Suyadi, 2015)
Menurut Suyadi, secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah :
memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar
menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan
menajdi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. (Suyadi, 2015)
5
Tujuan pendidikan anak usia dini yang lebih ekstrim dikemukakan oleh
Suyanto yang menyatakan bahwa tujuan PAUD adalah untuk mengembangkan
seluruh potensi anak (the whole child)agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia
yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Manusia utuh dalam pandangan Islam
disebut Insan Kamil atau manusia sempurna. untuk menjadi manusia sempurna
atau utuh harus terpelihara fitrah dalam dirinya. Fitrah adalah konsep Islam
tentang anak, di mana anak dipandang sebagai makhluk unik yang berpotensi
positif, (Suyadi, 2015)
Islam adalah agama yang memiliki sistem komprehensif yang mencakup seluruh
dimensi kehidupan, terutama kehidupan manusia. Islam memiliki konsep-konsep
untuk semua aspek temasuk di dalamnya pendidikan, karena pendidikan
merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Bahkan
pendidikan merupakan pilar agama Islam, dan sesungguhnya Islam adalah agama
pendidikan dan pembentukan manusia (Al-Qaimi, 1995)
Menurut pandangan Islam, setiap bayi yang lahir, diciptakan Allah di atas fitrah
keimanan. setiap anak yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan suci dan bersih
atau lebih populer dengan istilah ” fitrah ”. sebagaimana firman Allah dalam
6
surat Ar Rūm [30] ayat 30 : ”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Dalam surat Al-A’raf [7] ayat 172 Allah juga berfirman :
Yang dimaksud fitrah dalam hadits di atas adalah fitrah islam berupa tauhid dan
pengetahuan tentang Rabbnya. Artinya, apabila bayi itu dibiarkan berkembang
dengan sendirinya (tanpa ada pengaruh apa-apa), niscaya ia akan memilih jalan
iman dalam tingkatan ihsan, karena memang ia tercipta di atas karakter yang siap
utnuk menerima syari’at. Andaikan saja ia dibiarkan terus di atas fitrah tersebut,
maka ia tetap akan berpegang padanya, ia tidak akan melepaskannya dan tidak
cenderung kepada yang lain. (Ummu Ihsan Choiriyah, 2010)
Untuk itu, supaya fitrah yang dimiliki anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tuntunan Islam, maka sejak awal anak harus ditanamkan nilai-nilai
ajaran Islam. Adapun nilai-nilai Islam yang menjadi pilar utama terdiri dari 3
tiang pokok yaitu, aqidah, syari’ah, dan akhlak. Tiga prinsip pokok itu harus
diimplmentasikan dalam pendidikan anak usia dini.
Waktu yang tepat untuk penanaman aqidah adalah pada usia-usia awal dalam
kehidupan seorang anak, karena seorang anak akan mendengarkan apa yang
disampaikan sorang pendidik dengan seluruh inderanya dan menerimanya tanpa
perdebatan. (Jarimah, 2004)
7
Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman
kepada kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik
dan buruk. (Jawas, 2006)
Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengatakan :
2. Penanaman Ibadah
Adapun ibadah yang perlu ditanamkan pada anak usia dini, yaitu dalam bentuk
pengenalan dan latihan melakukan rukun Islam yang lima, terdiri dari;
pengucapan dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Begitu pula
ibadah umum, dalam bentuk pengenalan dan pembiasaan mengucapkan kalimat
tayyibah, perbuatan-perbuatan yang baik, seperti berbakti kepada orang tua,
menyayangi teman, menolong tetangga, berinfak, membantu fakir miskin dan
lain-lain. Dengan adanya pengenalan, pembiasaan dan latihan sejak dini, maka
kelak sewaktu anak menjadi remaja dan dewasa terbiasa melakukan ibadah dan ia
merasakan bahwa ibadah itu adalah salah satu kebutuhan yang wajib
dilaksanakan. (Jarimah, 2004)
3. Pembinaan Akhlak
Nabi telah menyeru kita untuk mendidik anak-anak, menanamkan akhlak mulia di
dalam diri mereka, membiasakan mereka dengan perangai yang baik dan
menghiasi diri dengan sifat jujur, amanah dan hormat kepada orangtua.
berakhlak, baik kepada Allah, terhadap diri sendiri dan lingkungan keluarga serta
alam sekitar. Untuk itu agar anak terhindar dari akhlak tercela, pembinaan akhlak
perlu dilakukan sejak usia dini, melalui latihan, pembiasaan, dan contoh suri
teladan dari anggota keluarga terutma orang tua, sebab apa yang diterima dan
dialami anak sejak dini akan melekat pada dirinya dan akan membentuk
kepribadiannya.
KESIMPULAN
Anak merupakan amanah Allah yang dititipkan kepada orang tua, hatinya
yang masih suci merupakan permata yang tak ternilai, bersih, dan suci dari segala
coretan dan lukisan. Orang tua mempunyai peranan yang sangat strategis dan
penting dalam mendidik dan mengasuhnya.
Pendidikan anak begitu penting, mengingat usia 0-6 tahun adalah masa
emas atau Golden Age. Masa Golden Age ialah masa Anak Usia Dini (AUD)
untuk mengekplorasi hal-hal yang ingin mereka lakukan, senang bermain dan
peka terhadap rangsangan sekitar.
Untuk mewujudkan anak yang berkualitas seperti sehat jasmani dan
rohani, cerdas pemikirannya, dan terpuji akhlaknya, maka Islam memberikan
konsep pendidikan anak usia dini yaitu dengan menanamkan aqidah
Islam, membiasakan beribadah dan memberikan contoh teladan yang baik. Hal
tersebut sebagai landasan pembentukan kepribadian anak selanjutnya. Sebaliknya
kesalahan dalam meletakan dasar pendidikan pada masa ini, sangat sulit
memperbaiki di masa mendatang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Choiriyah, Ummu Ihsan dan Abu Ihsan Al-Atsary, 2010, Mencetak Generasi
Rabbani, Cileungsi: Pustaka Darul Ilmi
Darajat, Zakiah, 1995, Pendidikan Islam dalam Keluarga Sakinah, Jakarta : CV.
Ruhama
Direktorat PLS dan Pemuda, 2003, Konsep Dasar Pendidik Anak Usia Dini,
Jakarta : Depdiknas
Jarimah, Laila Bintu Abdirahman, 2004, Kaifa Turabbi Waladak, KSA : Wizārah
Syuūn Al Islamiyyah wa Al Auqāf wa Ad Da’wah wa Al Irsyad
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, 2006, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah,
Jakarta : Pustaka Imam Syafi’i
Qahthawi, Dr. Sa’id bin Ali Wahf, 2013, Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad,
Solo
Qaimi, Dr. Ali, 1995, Tarbiyah Ath-Thifli Diinan wa Akhlaqan, Bahrain :
Maktabah Fakhrawy
Rosyadi, H.A Rahmat, 2013, Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter
Anak Usia Dini, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Tafsir, Prof. Dr Ahmad, 2015, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Subrata, Sumadi, 2005, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Suwaid, Muhammad bin Abdul Hafidz, 1998, Manhaj Al Tarbiyah Al Nabawiyah
Li Al Thifli, Beirut : Dar Ibn Katsir
Suyadi, 2015, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya