Auditing

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………......iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Hakikat Demokrasi .................................. Error! Bookmark not defined.

2.2 Demokratisasi .......................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Demokrasi di Indonesia........................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Sistem Politik Demokrasi ........................ Error! Bookmark not defined.

2.5 Pendidikan Demokrasi ............................ Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ............................................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 7

3.2 Saran ......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

FOTO KELOMPOK .......................................... Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1
BAB II

PEMBAHASAN

Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang

Gambar 16-3 di bawah ini melukiskan tipikal akun yang biasa digunakan
perusahaan untuk pajak kekayaan terutang yang menunjukkan hubungan antara
pajak kekayaan terutang dengan siklus pembelian dan pembayaran melalui pendebetan
kea kun liabilitis. Karena sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, pembayaran
pajak kekayaan sebagian sudah diuji dengan pengujian atas transaksi-transaksi yang
terdapat dalam siklus pembelian dan pembayaran.

Pajak Kekayaan Terutang Beban Pajak Kekayaan

(1) Pembayaran Saldo awal xx

(Pajak Kekayaan) xx Pajak kekayaan

Periode ini

Saldo akhir xx

(1) Pembayaran pajak kekayaan timbul dari siklus pembelian dan pembayaran hal ini
bisa dilihat dengan mempelajari Gambar 15-1

Sebagaimana halnya dengan beban asuransi, saldo dalam akun pajak kekayaan
terutang adalah jumlah residual dari saldo awal dalam akun pajak kekayaan terutang,
ditambah pajak kekayaan periode ini, dikurangi dengan pembayaran kas yang dilakukan
pada periode ini. Oleh karena itu, tekanan pengujian harus dilakukan atas saldo akhir
akun pajak kekayaan terutang dan pembayaran. Ketika auditor memeriksa pajak kekayaan
terutang, kedelapan tujuan audit saldo adalah relevan, kecuali nilai bersih bisa
direalisasi.

2
Dua diantaranya sangat signifikan, yakni :

1. Pajak kekayaan terutang tercantum dalam daftar beban-beban terutang.


Tidak mencantumkan pajak kekayaan menjadi kurang saji
(kelengkapan). Kesalahan penyajian material bisa terjadi, sebagai
contoh apabila pajak kekayaan tidak dibayar sebelum tanggal neraca
dan tidak dimasukkan sebagai utang pajak.
2. Pajak kekayaan terutang dicatat dengan akurat. Perhatian auditor
adalah pada perlakuan yang konsisten atas utang dari tahun ke tahun.

Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk menguji apakah semua


utang beban telah dimasukkan. Auditor memeriksa jumlah pajak kekayaan
terutang bersamaan dengan audit atas pembayaran pajak kekayaan tahun ini.
Dalam kebanyakan audit, biasanya hanya terjadi sedikit transaksi pembayaran
pajak kekayaan, tetapi setiap pembayaran seringkali material, dan oleh karenanya
perlu diperiksa satu per satu. Auditor juga perlu membandingkan jumlah pajak
kekayaan terutang tahun ini dengan tahun sebelumnya.

Auditor biasanya memulai pemeriksaannya dengan meminta daftar


pembayaran pajak kekayaan kepada klien dan kemudian membandingkan setiap
pembayaran dengan daftar tahun yang lalu untuk memastikan apakah semua
pembayaran telah dimasukkan dalam daftar yang dibuat klien. Daftar asset tetap
juga perlu diperiksa untuk memeriksa kemungkinan adanya penambahan dan
pelepasan asset yang bisa mempengaruhi pajak kekayaan terutang. Semua
kekayaan perusahaan yang terkena pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku,
harus dimasukkan ke dalam daftar, walaupun belum sekalipum dibayar pajaknya.

Setelah auditor yakin bahwa semua kekayaan yang merupakan obyek


pajak telah dimasukkan ke dalam daftar, auditor selanjutnya mengevaluasi
kewajaran pajak kekayaan atas setiap kekayaan yang dimiliki klien untuk
menaksir jumlah pajak terutang.

Pengauditan Akun-akun Pendapatan dan Beban

Untuk menutup diskusi kita tentang akun-akun kunci dalam siklus


pembelian dan pembayaran, dibawah ini akan diberikan gambaran umum tentang
tipikal prosedur-prosedur yang sering digunakan auditor untuk menentukan
apakah pendapatan dan beban dalam laporan keuangan bebas dari kesalahan
penyajian material.

3
Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan seringkali lebih mengutamakan laporan laba rugi
dibandingkan dengan neraca.

Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat
penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi :

1. Penandingan (Matching) periodic pendapatan dan beban perlu


dilakukan untuk menentukan hasil operasi yang tepat.
2. Penerapan prinsip akuntansi secara konsisten untuk periode yang
berbeda diperlukan agar laporan bisa diperbandingkan.

Kedua konsep di atas harus diterapkan dalam pencatatan transaksi


individual dan untuk menggabungkan akun-akun di buku besar sehingga menjadi
laporan keuangan.

Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-akun Pendapatan dan Beban

Pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berhubungan langsung


dengan neraca dan tidak merupakan bagian yang terpisah dari proses audit.
Kesalahan penyajian suatu akun laba rugi hampir selalu mempunyai dampak yang
sama terhadap suatu akun neraca, dan sebaliknya. Seperti telah kita bahas
dalambab yang lalu, pengauditan akun-akun laba rugi berkaitan erat dengan
bagian audit lainnya. Untuk memperjelas hal tersebut, marilah kita review materi
yang telah kita bahas pada bab-bab yang lalu. Dalam review ini akan terlihat
saling terkaitnya berbagai bagian audit dengan pengujian akun-akun pendapatan
dan beban. Bagian-bagian audit yang berpengaruh langsung atas akun-akun ini
adalah :

 Prosedur analitis
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantive golongan
transaksi
 Pengujian rinci saldo akan

Pembahasan kita di sini ditekankan pada akun-akun pendapatan dan beban


yang langsung berhubungan dengan siklus pembelian dan pembayaran, tetapi
konsep yang sama bisa diterapkan pada akun-akun laba rugi dalam semua siklus
lainnya.

4
Prosedur Analitis

Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran


penyajian, baik untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba rugi.

Tabel 16-4 Prosedur analitis untuk akun-akun pendapatan dan beban

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Membandingkan beban-beban Lebih saji atau kurang saji dalam saldo
individual dengan tahun yang lalu suatu akun beban
Membandingkan saldo asset dan Lebih saji atau kurang saji dalam suatu
liabilitas individual dengan tahun yang saldo akun asset yang juga akan
lalu mempengaruhi akun laba rugi (sebagai
contoh, kesalahan penyajian persediaan
mempengaruhi harga pokok penjualan)
Membandingkan beban individual Kesalahan penyajian akun beban dan
dengan anggaran akun asset yang terkait
Membandingkan persentase laba kotor Kesalahan penyajian harga pokok
dengan tahun yang lalu penjualan dan persediaan
Membandingkan rasio perputaran (turn Kesalahan penyajian harga pokok
over) persediaan dengan tahun yang penjalan dan persediaan
lalu
Membandingkan beban asuransi dan Kesalahan penyajian beban asuransi
asuransi dibayar dimuka dengan tahun dan asuransi dibayar dimuka
yang lalu.
Membandingkan beban komisi dibagi Kesalahan penyajian beban komisi dan
dengan penjualan dengan tahun yang beban komisi terutang
lalu
Membandingkan beban manufaktur Kesalahan penyajian beban manufaktur
individual dibagi dengan total biaya individual dan akun neraca terkait.
manufaktur dengan tahun yang lalu

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi

5
Pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi keduanya
memiliki pengaruh simultan terhadap pemeriksaan akun-akun neraca dan laba
rugi. Sebagai contoh, misalkan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian
internal mencukupi untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa transaksi-
transaksi yang terjadi dalam jurnal pembelian, telah dicatat dan digolongkan
dengan akurat dan dicatat tepat waktu. Dengan melakukan hal itu, auditor
memperoleh bukti bahwa apabila akun neraca individual benar maka akun laba
rugi akan benar pula. Sebaliknya, dalam situasi pengendalian internal tidak
mencukupi dan kesalahan penyajian dijumpai sepanjang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif golongan transaksi menunjukkan kemungkinan adanya
kesalahan penyajian baik dalam laporan laba rugi maupun neraca.

Pengujian Rinci Saldo Akun-Analisis Beban

Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas


dokumen-dokumen pendukung transaksi individual dan jumlah-jumlah yang
membentuk rincian dari total suatu akun beban.

Sebagai contoh, auditor biasanya menganalisis :

 Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah


ada transaksi yang seharusnya merupakan transaksi properti,
mesin, dan peralatan yang dimasukkan ke dalamnya
 Beban sewa dan sewa guna untuk menentukan apakah ada yang
perlu dikapitalisasi
 Beban hukum untuk menentukan apakah ada yang berpotensi
menjadi utang kontinjen, tindakan melawan hukum, atau persoalan
hukum lainnya yang mempengaruhi laporang keuangan.

Pengujian Rinci Saldo Akun-Pengalokasian

Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi


dan bukan merupakan transaksi tersendiri. Beban-beban seperti depresiasi, deplesi
dan amortisasi copyright. Pengalokasian overhead pabrik menjadi persediaan dan
harga pokok penjualan adalah contoh tipe lain pengalokasian yang mempengaruhi
beban.

Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu


pengeluaran merupakan asset atau beban periode ini. Apabila klien gagal

6
mengikuti standar akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian
dengan benar, laporan keuangan bisa mengandung kesalahan penyajian material.
Pengalokasian beban seperti depresiasi asset tetap dan amortisasi copyright
diperlukan karena asset memiliki masaa manfaat lebih dari satu tahun. Biaya
perolehan asli dari suatu asset diversifikasi pada saat pembelian, tetapi
penyusutannya terjadi selama bertahun-tahun. Dua prosedur audit terpenting
dalam pengauditan pengalokasian adalah pengujian tentang kewajaran
keseluruhan dengan menggunakan prosedur analitis dan rekalkulasi hasil
perhitungan klien.

Kesimpulan

3.1 Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai