Para ahli berpendapat bahwa wayang telah ada sejak zaman prasejarah yang bermula dari pemujaan roh-roh nenek moyang yang diwijudkan dalam berbagai macam bentuk seperti patung. Istilah wayang bersumber dari peninggalan beberapa prasati di Jawa dan Bali. - Prasasti Balitung (907 M) : mewayang (memainkan wayang) - Prasasti Wimalasrama (940 M) : wwang (jenis pertunjukan wanyang wong/ topeng) - Prasasti Bebetin (896 M) : perbayang (purba : lukisan dinding tentang leluhur)
Wayang Pada Zaman Hindu dan Budha
Zaman Medang/ Kediri (928 – 1222 M) - Wayang pada masa ini terbuat dari daun “tal” yang kemudian disebut dengan wayang Rontal. Selain itu dibuat juga wayang dari kertas yang dibuat dari kulit kayu (deluwang) yang kemudian menjadi cikal bakal wayang beber. - Bentuk wayang rontal meniru relief dan arca candi. - Berkisahkan tentang cerita Mahabarata dan Ramayana. Zaman Singasari (1222 – 1293 M) dan Majapahit (1293 – 1500 M) - Mulai berkembang wayang gelar yang merupakan turunan dari zaman Kediri. - Menceritakan tentang kisah Mahabarata, Ramayana dan mitos Panji (tokoh legendaris lokal) yang disebut wayang gedhog. - Menggunakan Bahasa Jawa Tengah-an
Wayang Pada Masa Kerajaan Islam (1478 – AWAL ABAD XX )
Kerajaan Demak (1478 – 1548 M) - Kerajaan Islam mulai berkembang di daerah pesisir. - Gubahan bentuk wayang dari stilasi-realis ke deformasi-abstrak oleh para wali dan sultan yang lebih menekankan watak ketimbang sosok. - Menceritakan kisah Mahabarata dan Ramayana yang disesuaikan dengan prinsip Islam. - Wayang pada masa ini digunakan sebagai media dakwah. - Bentukan wayang masih berrwarna hitam putih dan pada bagian tidak dapat digerakan. Kerajaan Panjang (1548 – 1586 M) - Tradisi wayang dikembangkan dan dilanjutkan. - Dikembangkan wayang kulit gedog dan diciptakan wayang kulit purwa Kidang Kencana. - Wayang mulai diberi warna perada (emas), didesain pula atribut dan riasan kepala serta busana wayang. Kerajaan Mataram di Yogyakarta (1586 – 1678 M) - Pembuatan wayang semakin maju. - Tangan wayang mulai dapat digerakan yang menjadi cikal bakal wayang pada masa kini. - Mulai dibuat wayang klitik dari kayu dengan cerita lokal. - Tokoh wayang dilengkapi melalui penciptaan wanda, dan ditambah dengan wayang sengkalan memet. Kerajaan Mataram di Kartasura (1678 – 1745 M) - Mulai terdapat camput tangan dari pemerintahan kolonial. - Jumlah tokoh wayang terus bertambah, mulai dikembangkan beberapa tokoh antara lain punokawan Bagong, dan tokoh sabrangan (tokoh dari seberang/orang asing). - Beberapa bentukan wayang digubah menggunakan baju dan mengenakan pedang. Tokoh para dewa mengenakan jubah, sampir, bersepatu, dan terselip keris di pinggangnya. Kerajaan Mataram dibawah Pengaruh Pemerintahan Kolonial (1755 – 1945 M) - Jenis pertunjukan wayang semakin berkembang, antara lain: o wayang wong ( ± 1760 ) o wayang madia (± 1850 ) o wayang menak ( abad XIX ) o wayang kancil (1925 ) o wayang dupara (1930 ) - Terciptanya adikarya wayang kulit keraton, antara lain : o Kyai Jimat (1798- 1816), o Kyai Kadung (1799 -1817), o Kyai Sebet (1850-1865). Kerajaan Yogyakarta dan Pakualaman - Berkembang pertunjukan watang dengan berbagai langgam seperti Yogyakarta, Banyumasan, Cirebon dll. - Bentuk wayang tampak lebih gemuk, raut muka lebar dan konstruksi garis diagonal pada leher dan kaki menjadikan bentuk semakin ekspresif. - Di keraton wayang berfungsi sebagai kenegaraan dan menjadi media peneguh penguasa. - Selain media dakwah wayang mulai menjadi media penghibur dan menyeber ke desa- desa. - Mulai bermunculan wayang-wayang baru pada masa kemerdekaan seperti wayang pancasila, wayang perjuangan, wayang wahyu, wayang sadat, dan lain-lain dengan fungsi khusus bertalian dengan media pendidikan dan propaganda.