Anda di halaman 1dari 13

Kelompok Keahlian: Perancangan dan Konstruksi Mesin

PERANCANGAN MESIN SHAKER UNTUK METABOLISME


SEKUNDER PADA TANAMAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk menempuh Tugas Akhir


Program Studi Teknik Mesin Program Strata Satu

Disusun Oleh:
Aria Mauldhy Setiawan
2113151016

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN CALON PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Aria Mauldhy Setiawan


NIM : 2113151016
Judul Tugas Akhir : Perancangan Mesin Shaker untuk Metabolisme Sekunder
pada Tanaman
Kelompok Keahlian : Perancangan dan Konstruksi Mesin

Bandung, 21 Agustus 2018

Calon pembimbing I Calon Pembimbing II

War’an Rosihan, S.T., M.T. Drs. H. Dedi Supendi S.T.,M.T


NID. 412147868 NID. 412114657

ii
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3
2.1. Metabolisme Sekunder ..................................................................................... 3
2.2. Mesin Shaker ..................................................................................................... 3
3. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 5
4. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR....................................................... 8
5. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 9
6. PENUTUP................................................................................................................ 10

iii
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah
baik daratan maupun lautan. Hal ini dilihat dari segi astronomis Indonesia yang
terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi, sehingga banyak
tumbuhan yang hidup dan tumbuh dengan cepat. Dan dilihat dari segi geologis
Indonesia yang memiliki titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak
terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral dan daerah perairan di Indonesia
kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut.
Dalam bidang perkebunan dan bidang pertanian, kedua bidang penghasil
Sumber Daya Alam ini selalu berkaitan, dimana sektor pertanian ini memiliki
kontribusi sebagai penciptaan jaringan suplai makanan yang dibudidayakan dengan
tujuan memberikan sumber makanan bagi populasi didalamnya. Sedangkan pada
sektor perkebunan ini ialah sistem pertanian dengan orientasi skala besar dimana
didalam sektor ini menggunakan teknik khusus seperti bidang ilmu perbanyakan
tanaman, produksi tanaman, fisiologi tanaman serta biokimia dan rekayasa genetika
yang bertujuan untuk mengobati penyakit pada tanaman yang diakibatkan oleh
hama, sehingga dapat meningkatkan kualitas pada tanaman. Untuk itu, kedua sektor
ini adalah bagian yang paling vital, karena penghasil sumber bahan pangan,
sandang, bahkan papan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia (detikNews,
2010)
Salah satu produk yang dihasilkan sektor perkebunan ini adalah metabolisme
sekunder. Metabolisme sekunder adalah suatu cairan yang terbuat dari campuran
bahan-bahan alami seperti air kelapa, air beras dan air yang sudah matang.
Metabolisme sekunder ini banyak digunakan pada sektor pertanian untuk penurun
tensitas hama dan penyakit bagi tanaman, perangsang pada tanaman, bahkan dapat
dikatakan sebagai pengganti pupuk bagi tanaman. Sehingga dengan menggunakan
metabolisme sekunder ini dapat meningkatkan kualitas pada tanaman. Namun, cara
pembuatan metabolisme sekunder ini dibutuhkan waktu yang lama apabila
dilakukan dengan cara konvensional seperti mencampurkannya dengan manual
atau tangan manusia, cara ini akan menghabiskan waktu sekitar 30-40 hari dan

1
pembuatannya pun dalam skala kecil sekitar 2.5 liter. Namun, kebutuhan akan
adanya metabolisme sekunder tersebut, jumlahnya semakin melimpah setiap
harinya.
Dengan mengamati kondisi tersebut, penulis memiliki ide untuk menciptakan
suatu alat yang berguna dalam pembuatan metabolisme sekunder tersebut dalam
sekala yang lebih besar dengan jangka waktu yang lebih singkat, alat itu dinamakan
“Mesin Shaker”. Sehingga kebutuhan tanaman akan metabolisme sekunder tersebut
dapat dipenuhi dan kualitas yang dihasilkan tanaman tersebut dapat tercapai dan
jumlah hasil panen dari tanaman tersebut akan lebih meningkat.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana cara merancang Mesin Shaker untuk membuat metabolisme
sekunder dalam skala yang besar dengan jangka waktu yang lebih singkat, sehingga
kebutuhan tanaman akan kurangnya metabolisme sekunder dapat tercapai dan
menghasilkan tanaman yang berkualitas serta dapat menaikan hasil panen dari
tanaman tersebut.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis untuk menciptakan Mesin Shaker
adalah sebagai berikut :
1. Dapat merancang alat yang dinamakan Mesin Shaker untuk membuat
metabolisme sekunder dalam skala yang lebih besar dengan tempo waktu
yang lebih cepat.
2. Dengan adanya Mesin Shaker, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
tanaman agar hasil panen yang dihasilkan tanaman tersebut lebih
meningkat.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metabolisme Sekunder


Metabolisme sekunder adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari
tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif. Metabolisme sekunder
berfungsi untuk melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit, baik dari
tanaman itu sendiri atau lingkungan disekitarnya. Selain itu metabolisme sekunder
berfungsi untuk perangsang pertumbuhan tanaman dan bisa juga sebagai pengganti
pupuk.
Metabolit sekunder merupakan senyawa organik yang tidak secara langsung
terlibat dalam pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme secara
normal dan dibentuk selama akhir atau mendekati tahap stationer pertumbuhan
(Soesanto, 2014).
Metabolisme sekunder diproduksi dalam jumlah sedikit karena
pembuatannya yang masih bersifat konvensional. Namun, dikarenakan maraknya
kebutuhan untuk keperluan di bidang perkebunan dan pertanian yang semakin hari
semakin meningkat, penggunaan metabolisme sekunder pun semakin dibutuhkan
demi kelangsungan hidup tanaman.
Karena fungsi dasarnya berinteraksi dengan alam, sehingga fungsi utama dari
metabolisme sekunder ini adalah menjaga tanaman dari hama dan penyakit. Selain
itu, metabolisme sekunder tersebut berperan sebagai zat pengatur tumbuh tanaman
serta menarik serangga penyerbuk. (Argoteknologi, 2017)

2.2. Mesin Shaker


Untuk membuat metabolisme sekunder dibutuhkan waktu yang lama, sekitar
30 sampai 35 hari dikarenakan sampai saat ini petani menggunakan cara
konvensional, namun kebutuhan akan adanya metabolisme sekunder semakin
dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup tanaman yang di tanam oleh petani
tersebut.
Untuk itu penulis memiliki ide untuk merancang alat yang dapat membantu
petani untuk membuat metabolisme sekunder tersebut. Prinsip kerja alat ini yaitu
mengocok secara vertikal atau horizontal atau bisa juga secara melingkar

3
tergantung kebutuhan dan jumlah produksi metabolisme sekunder yang akan
dihasilkan.
Mesin shaker ini akan digerakan oleh motor listrik, setelah itu akan diteruskan
ke transmisi roda gigi melalui puli yang menghubungkan antara motor listrik dan
transmisi roda gigi dengan menggunakan belt. Dikarenakan puli roda gigi seporos
dengan puli crankshaft, sehingga crankshaft menggerakan connecting road
menggerakan suatu bucket secara horizontal.

4
3. METODE PENELITIAN

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, penulis perlu mencari sumber-


sumber data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data-data tersebut, penulis
menggunakan beberapa metode penelitian, diantaranya:
1. Metode Literature
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai bahan yang
dijadikan referensi dari berbagai sumber seperti internet, jurnal, buku dan
lain-lainnya yang ada kaitannya dengan perancangan Mesin Shaker
2. Studi lapangan (observasi),
Metode ini dilakukan dengan penelusuran langsung ke lapangan dimana
studi kasus yang diangkat.
3. Wawancara,
Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam
pembahasan masalah tersebut.

Untuk melakukan tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan penulis


sebelum merancang mesin shaker ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Kebutuhan akan adanya metabolisme sekunder sangatlah benyak. Namun,
dikarenakan keterbatasan serta minimnya alat yang dimiliki oleh petani
menjadi dampak buruk bagi petani tersebut seperti tempo waktu yang
sangat lama untuk membuat satu jeliken metabolisme sekunder, karena
membuat dengan cara konvensional dengan cara memasukan bahan-bahan
pada jeliken lalu mengocoknya, bisa mencapai 30-35 hari tergantung
keseringan pengocokannya. Untuk itu Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat membuat suatu alat untuk membuat Metabolisme Sekunder dengan
jumlah yang lebih banyak dengan tempo waktu yang lebih singkat, maka
diciptakanlah Mesin Shaker. Dengan adanya Mesin Shaker ini, kebutuhan
petani akan metabolisme sekunder bisa teratasi. Namun, Pekerja di Dinas

5
Perkebunan merasa sedikit terganggu akan adanya Mesin Shaker tersebut
yang menjadikan di dalam Laboratorium menjadi berisik dan penggunaan
listrik yang begitu besar karena Mesin Shaker bekerja selama 8 jam,
padahal di dalam laboratorium seharusnya hening dan mendapat energi
listrik yang berkecukupan untuk melakukan aktivitas lainnya.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan
metode observasi langsung, melakukan wawancara pada petugas yang
terkait dengan pembuatan metabolisme sekunder dan melakukan tahapan
dokumentasi seperti foto dan video terhadap kapasitas komponen dari
Mesin Shaker.
3. Analisa Data
Setelah mengamati secara langsung pada Mesin Shaker tersebut, ternyata
dapat diketahui bahwa kekurangan dari Mesin Shaker yang dikatakan
berisik tersebut dikarenakan kontak antara rel dan roda yang keduanya
terbuat dari logam dan kekurangan lainnya yaitu borosnya energi listrik
terdapat pada kapasitas motor listrik yang besar, namun disayangkan
dengan kapasitas motor listrik yang besar tidak dipakai secara maksimal
dikarenakan energi yang dihasilkan dari motor listrik disalurkan pada
transmisi yang kapasitasnya kecil, sehingga banyak energi yang terbuang.

Lokasi penelitian yang dilakukan penulis untuk merancang Mesin Shaker


terletak di Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
yang terletak di Jalan Pasirjati km 10 Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung
Jawa Barat
Peubah yang diamati atau diukur adalah dari langkah kerja Mesin Shaker
yang mulanya menggunakan roda dan rel yang terbuat dari logam akan diubah
dengan roda yang terbuat dari karet sehingga tidak timbul suara yang berisik, lalu
energi yang disalurkan dari motor listrik menuju transmisi roda gigi akan
disesuaikan dengan kapasitas yang digunakan dengan dilakukannya proses
perhitungan dari motor listrik, transmisi roda gigi bahkan belt dan puli yang
mengaitkan antara motor listrik dan transmisi roda gigi.

6
Model penelitian yang digunakan penulis adalah Metode Deskriptif dimana
penulis menjelaskan secara deskriptif kondisi yang ada di lapangan dan melakukan
studi pengembangan pada pembuatan Mesin Shaker yang akan penulis rancang
untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada Mesin Shaker sebelumnya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah menggunakan
metode kualitatif dimana pada metode ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dikarenakan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif maka penulis
melakukan suatu pendekatan eksperimential, dimana pendekatan ini penulis
lakukan untuk mencari sebab dan akibat dengan cara membuat beberapa varian dari
cara kerja pada Mesin Shaker untuk mengatasi kekurangan yang dialami oleh Mesin
Shaker yakni berisik dan boros energi listrik, lalu mengeliminasi satu demi satu
varian dan diambil varian yang terbaik untuk mengatasi kekurangan yang dialami
Mesin Shaker tersebut.
Untuk Teknik Analisa Data sendiri penulis melakukan perancangan Mesin
Shaker dengan menggabungkan suatu konsep secara teoritis dan secara praktek.
Konsep secara teoritis itu sendiri akan didapatkan penulis pada saat melakukan
proses bimbingan kepada Dosen Pembimbing dan cara Praktek akan didapat di
lapangan pada saat meneliti dan memahami konsep kerja dari Mesin Shaker itu
sendiri. Sehingga apabila rancangan Mesin Shaker ini selesai dapat mengatasi
keluhan-keluhan yang dialami petani dan petugas tersebut.

7
4. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Adapun Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir yang akan dilakukan penulis dari
tahapan awal hingga tahapan akhir dalam bentuk bar chart adalah sebagai berikut
Bulan ke-
No Nama kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Observasi Lapangan
2 Studi Pendahuluan
3 Melakukan Tahapan Perancangan
4 Menentukan Metodologi Perancangan
5 Pengumpualan data
6 Pengolahan data
7 Menentukan varian yang digunakan
8 Penyusunan draft seminar
9 Menyusun hasil dan pembahasan penelitian
10 Menyusun simpulan
11 Penyusunan draft tugas akhir

8
5. DAFTAR PUSTAKA

1. Argoteknologi. (2017, November 08). Diambil kembali dari Pertanian:


http://agroteknologi.web.id/pengertian-dan-definisi-metabolit-sekunder-
pada-tanaman/
2. detikNews. (2010, Februari 23). Diambil kembali dari Pertanian dan
Perkebunan: https://news.detik.com/opini-anda/1304764/memajukan-
pertanian-dan-perkebunan-
3. Soesanto. (2014). Pemanfaatan Metabolisme Sekunder, 2-4.

9
6. PENUTUP

Demikian proposal seminar tugas akhir ini yang dibuat, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan proposal seminar tugas akhir ini, saya
berharap bahwa tujuan dari pengambilan judul tugas akhir ini dapat terealisasi.
Memohon kerjasama dan bimbingannya kepada dosen pembimbing guna
merealisasikan tujuan di atas. Semoga proposal seminar tugas akhir ini bisa
diterima atau disetujui oleh jurusan ataupun calon pembimbing.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan petunjuk dan
keistiqomahan dalam menjalankan setiap urusan kita, serta memberikan kekuatan
dan kesabaran kepada kita semua. Sekian proposal Tugas akhir ini saya ajukan atas
segala kekurangan dalam penyusunannya saya ucapkan permohonan maaf sebesar-
besarnya.

10

Anda mungkin juga menyukai