Disusun oleh:
Carlo Jonathan Sihombing 043116 40000 016
Nugie Ramadhan 043116 40000 038
Bilal Pradanahadi 043116 40000 076
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc.
Kelas A
Kelompok 11
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan Tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Rekayasa Pipa Bawah Laut.
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
0
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 4
1.4. Manfaat .......................................................................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah ............................................................................................................ 4
BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................ 5
2.1. Penentuan Diameter Pipa ............................................................................................... 5
2.2. Analisa Desain Ketebalan Pipa ...................................................................................... 6
2.3. Proteksi Katoda .............................................................................................................. 6
2.4. Metode Instalasi Pipa ..................................................................................................... 7
2.5. Metode Perlindungan Lain ............................................................................................. 9
BAB III METODOLOGI ......................................................................................................... 10
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 14
4.1. Data yang Digunakan ................................................................................................... 14
4.2. Pertanyaan .................................................................................................................... 14
4.3. Pembahasan.................................................................................................................. 15
4.3.1. Perghitungan inside diameter ........................................................................... 15
4.3.2. Perhitungan wall thickness................................................................................ 15
4.3.3. Perhitungan Berat Minimal Pipa yang Disyaratkan.......................................... 16
4.3.4. Perhitungan dan Merencanakan Tebal Concrete .............................................. 20
4.3.5. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Sacrificial Anode .............................................................................................. 21
4.3.6. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Impressed Current ........................................................................................... 25
4.3.7. Pemilihan Perlindungan Korosi ....................................................................... 30
4.3.8. Metode Instalasi ................................................................................................ 30
4.3.8. Metode Proteksi Pipa Setelah Diinstalasi ........................................................ 31
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktik ini adalah :
1. Menghitung inside diameter
2. Menghitung wall thickness
3. Menghitung berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas
4. Menghitung dan rencanakan tebal concrete coating
5. Menghitung dan merencanakan perlindungan korosi dengan menggunakan
Sacrificial Anode
6. Menghitung dan merencanakan perlindungan korosi dengan menggunakan
Impressed Current
7. Memilih metode perlindungan terhadap korosi yang sesuai dengan pipa
8. Merencanakan metode instalasi di laut beserta perlindungan pipa selanjutnya
setelah selesai diinstalasi
1.4. Manfaat
Manfaat dari tugas ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari
perkuliahan Rekayasa Pipa Bawah Laut dan juga sebagai Ujian Tengah Semester pada
mata kuliah tersebut.
3
BAB II
DASAR TEORI
• Weymouth:
𝑃12 − 𝑃22
𝑄𝑔 = 1.1 × 𝐷 2.67 × ( )0.5
𝐿×𝑆×𝑍×𝑇
di mana:
o Qg = Gas flow rate (MMSCFD)
o D = Diameter dalam pipa (inch)
o P1 = Tekanan awal (psia)
o P2 = Tekanan akhir (psia)
o L = Panjang pipa (ft)
o S = Gas specific gravity
o T = Temperatur aliran gas (R)
o Z = Faktor kompresibilitas gas
• Panhandle B:
𝐷 5 × (𝑃12 − 𝑃22 )
𝑄𝑔 = ( )0.5
25.2 × 𝑓 × 𝐿 × 𝑆 × 𝑍 × 𝑇
o Qg = gas flow rate (MMSCFD)
o D = Diameter dalam pipa (inch)
o P1 = Tekanan awal (psia)
o P2 = Tekanan akhir (psia)
o f = friction factor
o L = Panjang pipa (ft)
o S = Gas specific gravity
4
o T = Temperatur aliran gas (R)
o Z = Faktor kompresibilitas gas
Setelah didapatkan nilai diameter dalam pipa, maka kemudian dapat diperkirakan nilai
diameter luar pipa dari tabel Nominal Pipe Size (NPS) berdasarkan ASME B36.10M.
𝑆 = 0,72 𝑥 𝐸 𝑥 𝑆𝑀𝑌𝑆
𝑃𝑖 × 𝐷
𝑡=
2𝑆
𝑡𝑛 = 𝑡 + 𝐴
di mana:
• S = allowable stress value
• E = joint factor
• SMYS = Specified Minimum Yield Strength
• t = pressure design wall thickness
• Pi = internal design pressure
• D = outside diameter
• tn = nominal wall thickness
• A = Allowance
Bashi (2003) menyatakan bahwa proteksi katodik merupakan cara paling efektif
untuk melindungi struktur logam di kondisi terendam dalam fluida cair, contohnya air
laut, dari korosi. Proteksi katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan
untuk mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan
logam tersebut sebagai katode. Dalam perlindungan korosi untuk pipa bawah laut,
5
metode yang umum digunakan ada dua, yaitu Sacrificial Anode dan Impressed Current.
Metode Sacrificial Anode adalah metode yang menggunakan logam lebih reaktif sebagai
anode untuk melindungi logam dari pipa yang menjadi katode. Metode Impressed
Current adalah metode yang menggunakan arus DC dihubungkan ke anode.
a) S-lay
Metode S-Lay adalah metode instalasi di mana pipa diletakkan di dasar laut
yang saat proses penurununannya membentuk huruf “S”. Pipa disusun di barge dan
diturunkan dengan stinger. Terjadi dua tegangan yaitu overbend dan sagbend di
daerah lekukan saat pipa diturunkan. Metode ini biasanya dipakai di perairan relatif
dangkal.
6
Gambar instalasi metode J-Lay (Herdiyanti, 2013)
c) Reel Lay
Reel lay adalah metode instalasi pipa bawah laut dengan cara menurunkan pipa
bawah laut yang sebelumnya sudah disatukan dalam bentuk gulungan (Cho, 2017).
Dalam metoda ini umumnya pipa yang dinstalasikan adalah pipa berukuran diameter
kecil dan juga pipa yang fleksibel. Pada instalasi ini dibutuhkan vessel khusus yang
didesain yang memiliki drum dengan ukuran besar yang menjadi tempat gulungan
pipa. Jika pipa ini dinstalasi secara horizontal maka akan berbentuk S-Lay namun jika
dinstalasi secara vertikal maka akan berbentuk J-Lay. Metode ini lebih murah jika
dibandingkan dengan metode lain ditinjau dari sisi waktu dan biaya, namun terbatas
untuk pipa dengan ukuran diameter kecil dan bahan fleksibel, tidak bisa bahan kaku
seperti logam besi.
7
Skema instalasi Reel Lay (Cho, 2017)
d) Tow or pull
Metoda ini digunakan dengan cara menarik pipa yang sudah disiapkan di darat
dan kemudian ditarik ke tempat instalasi dengan cara ditarik oleh tug boat.
Ada 4 jenis tow berdasarkan posisi pipa terhadap dasar laut: bottom tow, off-
bottom tow, controlled depth tow and surface tow. Selain bottom tow, diperlukan
minimal dua buah kapal, satu di depan dan satu di belakang. Dalam controlled depth
tow, kecepatan kapal harus disesuaikan dengan kedalaman pipa yang diinginkan pada
saat towing. Dalam towing lay, semua fabrikasi dikerjakan di onshore termasuk
pemasangan anode dan coating di sambungan. Menarik buat lapangan yang terletak
tidak terlalu jauh dari pantai. Juga cocok untuk aplikasi PIP dan pipe bundle.
8
➢ Pemakaian Inhibitor
Inhibitor korosi merupakan zat organik dan anorganik yang bila ditambahkan ke dalam
lingkungan yang korosif akan menghambat atau menurunkan laju korosi. Inhibitor
korosi digunakan untuk melindungi pipa dari serangan korosi akibat aliran fluida.
Umumnya inhibitor korosi ini berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik
yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit,
kromat, fosfat. Pemakaian inhibitor pada pipa bawah laut biasanya digunakan untuk
menangani permasalahan korosi internal yang diakibatkan oleh aliran fluida yang
memiliki fasa jamak, seperti air dan kontaminannya yaitu O2, H2S, CO2. Untuk
menghambat laju korosi pada internal pipa terjadi dengan cepat, diperlukan
pengendalian terhadap korosi dengan menggunakan pemakaian inhibitor melalui proses
pigging.
9
BAB III
METODOLOGI
Dalam laporan ini, proses pengerjaan diilustrasikan dalam diagram alir berikut:
Mulai
10
A
11
B
Selesai
12
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.2. Pertanyaan
13
4.3. Pembahasan
4.3.1. Perhitungan inside diameter
Dengan mengasumsikan Pressure drop = 200 psia, maka rumus yang digunakan adalah
0.5
2.67
𝑃12 − 𝑃22
𝑄𝑔 = 1.1 × 𝐷 ( )
𝐿×𝑆×𝑍×𝑇
Dimana
Qg = Kecepatan aliran : = 1250 MMSCFD
P1 = Pressure 1 : 120 bar = 1740.45 psia
P2 = Pressure 2 : 1740.45 – 200 = 1540.45 psia
L = Panjang pipa penyalur : 15000 m = 49212.6 feet
S = Specific gravity diasumsikan = 0.621
Z = Kompresibilitas gas diasumsikan = 0.863
T = Temperatur aliran gas : 95o C = 662.67 Rankine
Maka
0.5
2.67
1740.452 − 1540.452
1250 = 1.1 × 𝐷 ( )
49212.6 × 0.621 × 0.863 × 662.67
1250 49212.6 × 0.621 × 0.863 × 662.67 0.5
𝐷 2.67 = ×( )
1.1 1740.452 − 1540.452
𝟐.𝟔𝟕
𝑰𝒏𝒔𝒊𝒅𝒆 𝑫𝒊𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 = √𝟓𝟖𝟓𝟕. 𝟓𝟐𝟓 = 𝟐𝟓. 𝟕𝟖 𝒊𝒏𝒄𝒉
Dari nilai tersebut, dengan menggunakan Tabel Nominal Pipe Sizing (NPS 26), maka
dapat ditentukan nilai Outer Diameter, yaitu :
Outer Diameter : 26 inch
Berdasarkan standar ASME B31.4 tentang Process Piping, didapat rumus untuk
menentukan wall thickness yaitu sebagai berikut :
𝑆 = 0.72 × 𝐸 × 𝑆𝑀𝑌𝑆
𝑃𝑖 𝐷
𝑡=
2𝑆
𝑡𝑛 = 𝑡 + 𝐴
Dalam hal ini, kami mengasumsikan bahwa jenis pipa yang digunakan adalah
Dimana
𝑃𝑖 = Tekanan internal relative (psi) = 1740.45 psi
14
D = Outer diameter = 26 inch
SMYS = Specified Minimum Yield Strength (Grade X-65) = 65000 psi
E = Joint factor (asumsi seamless) =1
A = Allowance (asumsi allowance corrosion) = 0.02 inch
d = 100 m = 328.084 ft
T = 10 s
H = 3 m = 9.843 ft
𝑑 328.084
2
= = 0.102
𝑔𝑇 32.2 × (10)2
𝐻 9.843
2
= = 0.003
𝑔𝑇 32.2 × (10)2
15
Maka, teori gelombang yang digunakan adalah : Stokes order-2
- Menentukan panjang gelombang laut dalam
𝑔𝑇 2 32.2 × 102
𝐿𝑜 = = = 512.74 𝑓𝑡
2𝜋 2𝜋
𝑑 328.084
• = = 0.64
𝐿𝑜 512.74
H/Ho =1
H = Ho = 9.843 ft
Parameter :
H = 9.843 ft
T = 10 s
d = 328.084 ft
L = 512.3 ft
𝜋𝐻
C= = 0.06033
𝐿
2𝜋
k= = 0.01226
𝐿
2𝜋
ω= = 0.628
𝑇
16
u = 0.11085 + 2.72 x 10−10
u = 0.111 ft/s
2.167
= 0,778 (0,111)2 (2.167) 0,286
Dari Offshore Pipeline Design, Analysis, and Methods (Mousselli, 1981) diambil table
nilai koefisien berdasarkan nilai Angka Reynolds:
Dari tabel di atas, karena nilai Re < 5 x 104, maka didapatkan nilai koefisien:
Cd = 1.3 Cl = 1.5 Cm = 2
17
• Menghitung FD, FL, dan FI
Gaya Drag
1
FD = 2 𝜌 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 𝐷 𝑥 𝑈𝑒𝑓𝑓 2
1
= 𝑥 2 𝑥 1.3 𝑥 2.167 𝑥 0.0982
2
= 0.027 lb/ft
Gaya Lift
1
FL = 2 𝜌 𝑥 𝐶𝑙 𝑥 𝐷 𝑥 𝑈𝑒𝑓𝑓 2
1
= 𝑥 2 𝑥 1.5 𝑥 2.167𝑥 0.0982
2
= 0.0312 lb/ft
Gaya Inersia
𝐷2 𝜕𝑢
FI = 𝜌 𝑥 𝐶𝑚 𝑥 (𝜋 ) ( 𝑑𝑡 )
4
𝐷2 𝜋𝐻 cosh 𝑘(𝑧+𝑑)
= 2 𝑥 2.075 𝑥 (𝜋 ) 𝑥 [− 𝜔𝑥 𝑥 sin (𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) −
4 𝑇 sinh 𝑘𝑑
3 𝜋𝐻 2 cosh 2𝑘(𝑧+𝑑)
𝑥(𝐿 ) 𝑥𝐶 𝑥 ω sin 2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
4 𝑠𝑖𝑛ℎ4 𝑘𝑑
dengan t = 0, dan x = 0
FI =0
Dengan :
𝜌 = 2 𝑠𝑙𝑢𝑔/𝑓𝑡 3
= 0.085 lb/ft
= 0.01175 kg/m
Dari data pipa yang direncanakan panjangnya 15000 m. Maka berat minimum pipa untuk
panjang 15000 m adalah sebagai berikut :
𝑊 = 0.01175 𝑘𝑔 /𝑚 𝑥 𝐿
𝑘𝑔
𝑊 = 0.01175 𝑥 15000 𝑚
𝑚
𝑾 = 𝟏𝟕𝟔. 𝟐𝟓 𝒌𝒈
18
4.3.4 Perhitungan dan Merencanakan Tebal Concrete
Data :
Diameter luar pipa = 26 inch
ρ air laut = 63.98 lb/ft3
Concrete SG = 2.8
Weight of pipe/ft = 0.085 lb/ft
Required net down force for pipeline stability = 200 lb/ft
Jawab :
Required net down force = Weight of pipe + Weight of Concrete – Buoyancy Force
𝜋 𝐷 𝐷
Weight of Concrete = 4 [ (12)2 − (12)2 𝑥 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑟𝑒𝑡𝑒 𝑆𝐺 𝑥 𝜌 air laut
𝜋 𝐷 26
= 4 [ (12)2 − (12)2] 𝑥 2.8 𝑥 63.98
3.14 𝐷2
= [ − 4.7 ] 𝑥 179.144
4 144
𝐷2
= 140.63 ( 144 − 4.7 )
𝜋 𝐷
Buoyancy Force = 4 (12)2 𝑥 𝜌 air laut
𝐷2
= 50.2243 x 144
= 0.3488 x D2
𝐷2
Required net down force = 0.085 + 140.63 ( 144 − 4.7 ) - 0.3488 x D2
𝐷2
200 = 0.085 + 140.63 ( 144 − 4.7 ) - 0.3488 x D2
19
4.3.5. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Sacrificial Anode
Data Struktur yang akan dilindungi
Do = 26 inch = 0.66 m
L = 15000 m
Pipeline ini direncanakan penggunaannya dalam 25 tahun.
Sebelum diberi Cathodic Protection, pipa dibalut dengan Polyetylene Tape.
20
• Menghitung arus proteksi yang diperlukan (I) :
Diketahui:
ic = 0,07 (diketahui dari tabel A-2 DNV-RP-B401)
I = A x fc x ic
= 31086 x 0.425 x 0.07
= 924.81 Ampere
Dengan,
fc = factor coating breakdown
ic = design current density (A/m2)
I = arus proteksi yang diperlukan (Ampere)
21
u = 0.9 (diketahui dari tabel A-8 DNV-RP-B401)
𝐼 𝑥 𝑡 𝑥 8760
M =
𝑢𝑥𝜀
924.81 𝑥 25 𝑥 8760
= = 112518.5 kg
0.9 𝑥 2000
dengan,
M = massa total anoda (kg)
t = design life (tahun)
I = arus proteksi yang diperlukan (A)
u = utilisation factor
𝜀 = kapasitaas elektrokimia anoda (Ah/kg)
• Jumlah anoda
𝑀
N =
𝑚
112518.5
=
14,5
= 7760 unit
Ntot = N x SF
= 7760 x 1.5
= 11640 unit
• Menghitung Resistansi Anoda :
𝜌 4𝑙
Ra = [𝑙𝑛 − 1]
2𝜋 𝑙 𝐷
7.85 4 𝑥 1.067
= [𝑙𝑛 − 1]
2 𝑥 3.14 𝑥 1.067 0.068
= 3.676 Ohm
dengan,
22
Ra = resistensi anoda (ohm)
ρ = resisdtifitas elektrolit , 7,85 Ohm.m
D = diameter anode (m)
23
4.3.6. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Impressed Current
Data Struktur yang akan dilindungi
Do = 26 inchi = 0.66 m
L = 15000 m
Pipeline ini direncanakan penggunaannya dalam 25 tahun.
Sebelum diberi Cathodic Protection, pipa dibalut dengan Polyetylene Tape.
24
fc = a + b x t (diketahui dari tabel 10-4 DNV-RP-B401)
= 0.05 + 0.015 x 25
= 0.425
I = A x fc x ic
= 31086 x 0.425 x 0.07
= 924.81 Ampere
Dengan,
fc = factor coating breakdown
ic = design current density (A/m2)
I = arus proteksi yang diperlukan (Ampere)
25
𝐼 𝑥 𝑡 𝑥 8760
M =
𝑢𝑥𝜀
924.81 𝑥 25 𝑥 8760
= = 112518.5 kg
0.9 𝑥 2000
dengan,
M = massa total anoda (kg)
t = design life (tahun)
I = arus proteksi yang diperlukan (A)
u = utilisation factor
𝜀 = kapasitaas elektrokimia anoda (Ah/kg)
• Jumlah anoda
𝑀
N =
𝑚
112518.5
=
14,5
= 7760 unit
Ntot = N x SF
= 7760 x 1.5
= 11640 unit
26
• Resistensi Groundbed
[(2𝑙/𝑒)ln(0,656𝑁𝑡𝑜𝑡)]
F =1+ 4𝑙
[ln( )−1]
𝑑
= 1 + 4.67
= 5.67
𝐹
Rg = 𝑅𝑎 𝑁𝑡𝑜𝑡
5.67
= 3.676 11640
= 0.0018 Ohm
dengan,
F = Faktor interferensi
Rg = resistensi groundbed (ohm)
Ntot = Jumlah total anoda yang dibutuhkan
e = Jarak antar anoda ( a = 1.3)
• Resistansi kabel
Rc = Rc’ x L
= 5x10-6 x 15000
= 0.075 Ohm
• Resistensi total
𝑅𝑔+𝑅𝑐
RT = + 𝑅𝑐
2
0,0018 +0.075
= + 0.075
2
= 0.1134 ohm
dengan,
Rc = resistensi kabel (ohm)
Rc’ = 5x10-6
27
VERIVIKASI POTENTIAL ATTENUATION
• Resistant pipa
𝜌𝐿𝑢
Rs = 𝜋𝑡(𝐷−𝑡)
22𝑥10−8 𝑥 15000
= 3.14𝑥0.0127(0.66 −0.0127)
= 0.127 ohm/m
𝑅𝑐
RL = 𝜋𝐷𝐿𝑢
100000
= 3.14𝑥 0.66 𝑥 15000
= 3.217 ohm/m
𝑅𝑠
α = √𝑅𝐿
0.127
= √3.217
= 0.1987
dengan,
Rs = resistensi kabel (ohm)
RL = resistensi kebocoran (ohm)
Rc = resistensi coating, 100000 (ohm-m)
α = konstanta attenuation
Lu = panjang pipa (m)
D = diameter pipa ( 26 inch = 0.66m)
t = tebal pipa (0.5 inch = 0.0127m)
ρ = resistifikasi baja, 22 x 10-8 (ohm-m)
28
𝐸𝑑 = 𝐸𝑛𝑎𝑡 + ∆𝐸𝐷
= −0.5 + −1.9 𝑥 1022
= - 1.9 x 1022 V
29
menggunakan friction welding, electron beam welding atau laser welding. Metode ini
cocok untuk diterapkan pada kondisi laut dalam dan membutuhkan sedikit ruang kerja
karena penyambungan dilakukan secara vertikal. Metode ini juga hanya dapat
melakukan pemasangan sepanjang 1-1.5 km per hari.
31
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1) Dalam laporan ini kita dapat mengetahui bahwa pipa memiliki diameter 26 inch dengan
NPS 26 dan schedule 20, dan wall thicknessnya adalah 0.5 inch, sehingga dapat
diketahui nilai outer diameternya adalah 26 inch.
2) Untuk mencari berat minimal pipa, kami mendapatkan teori gelombang stoker 2nd
order, kemudian kami mengetahui nilai Cd 1,3 Cl 1,5 dan Cm adalah 2. Dari nilai –
nilai tersebut, kami dapatkan berat pipa sebesar 0.085 lb/ft.
3) Dari hasil perhitungan nomor 4, tebal concrete pipa kami adalah 5.5 inch.
4) Pada perhitungan proteksi korosi menggunakan Sacrificial Anoda, kami menggunakan
Alluminium Alloy. Hasil perhitungan verifikasi arus keluaran anoda Ia > I yaitu
2216.54 A > 924.81 A sehingga memenuhi, serta syarat bahwa Ca total = N x Ca ≥ I
x t x 8760 yaitu 1.57 x 1012 ≥ 2 x 108 sehingga memenuhi.
5) Pada perhitungan proteksi korosi menggunakan Impressed Current, kami menggunakan
High Silicon Cast Iron. Hasil Verivikasi Desain Point -1,05 V ≤ Ed yaitu -1,05 V ≤ -
1.9 x 1022 V sehingga memenuhi.
6) Kami memutuskan untuk memilih perlindungan korosi Sacrificial Anode. Pemillihan
metode ini dilandasi karena subsea pipeline yang kami pasang berada pada laut dalam
( kedalaman = 100m) dimana suhu pada kedalaman laut tersebut < 50 o C. Selain itu,
pada sacrificial anode kami menggunakan Alluminium Alloy yang dari segi harga lebih
murah dibandingkan dengan High Silicon Cast Iron.
7) Kami memutuskan menggunakan metode J-Lay untuk menginstalasi pipa bawah laut
tersebut, dimana metode ini sangat tepat dikarenakan pipa kami berada laut dalam
dengan kedalaman laut pipa adalah 100 m.
8) Dengan mengasumsikan daerah instalasi pipa kami berada pada tanah clay, maka untuk
menambah stabilitas pipa, kami memutuskan untuk memakai concrete mattress. Selain
itu kami juga mengasumsikan bahwa daerah pipa kami ada yang berada pada daerah
penurunan jangkar kapal. Sehingga metode perlindungan pipa concrete mattress
menjadi metode yang pas untuk diterapkan.
32
DAFTAR PUSTAKA
ASTM R0033-, ASME B36.10M-2004 Welded and Seamless Wrought Steel Pipe, ASTM
International, West Conshohocken, PA, 2004, www.astm.org
Bashi, S.M., Mailah, N. F., dan Radzi, M. A. M., 2003, “Cathodic Protection System”,
Proceedings of the National Power and Energy Conference, pp. 366–370, Bengi,
Malaysia
Cho, J. R., Joo, B. D., Cho, J. R., & Moon, Y. H. (2017), Finite Element Analysis of the
Offshore Reel-Laying Operations for Double-Walled Pipe, Advances in Mechanical
Engineering, Vol. 9:10
Herdiyanti, J., 2013, Comparisons Study of S-Lay and J-Lay Methods for Pipeline Installation
in Ultra Deep Water, Master's Thesis, 1-104
Mouselli, AH. 1981. Offshore Pipeline Design, Analisys, and Methods. Oklahoma: Pennwell
Books.
33