Anda di halaman 1dari 7

Momentum, Vol. 8, No.

2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

PENGERINGAN KARAGINAN DARI


RUMPUT LAUT Eucheuma Cottonii PADA
SPRAY DRYER MENGGUNAKAN UDARA
M. Djaeni1),
A.
YANG DIDEHUMIDIFIKASI DENGAN
Prasetyaningrum1), ZEOLIT ALAM Tinjauan: Kualitas Produk
A. Mahayana2) dan Efisiensi Energi
Proses pengeringan dengan suhu tinggi akan menurunkan kualitas
1)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas karaginan yang dihasilkan. Penelitian ini membahas penggunaan spray dryer
Teknik Universitas Diponegoro yang dilengkapi dengan sistem adsorpsi menggunakan zeolit untuk pengeringan
Jl Prof. H. Soedharto, SH, karaginan. Pada proses ini udara sebagai media pengering dikontakkan
Tembalang, Semarang Telp. dengan zeolit untuk menurunkan kelembabannya. Kelembaban udara yang
0247460058 rendah akan meningkatkan driving force proses pengeringan, sehingga proses
2)
dapat dijalankan secara lebih efisien pada suhu yang lebih rendah dari
Jurusan Teknik Kimia Fakultas pengeringan konvensional. Aspek yang dikaji pada penelitian ini adalah
Teknik Universitas Setia Budi pengaruh suhu operasi dan kecepatan linier udara terhadap evaluasi efisiensi
Jl Letjen Sutoyo, Mojosongo,
energi, mutu dan kadar air produk. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi
Surakarta, Telp 0271852518
suhu dan kecepatan udara pengering, proses pengeringan akan lebih cepat.
Pada suhu 125°C dan kecepatan udara 14 m/detik dihasilkan karaginan
Email: dengan kadar air 11,35%, kekuatan gel 116 g/cm2 dengan efisiensi rendemen
mzaini98@yahoo.com produk 0,92, serta efisiensi energi 83,52%.
m.djaeni@undip.ac.id
argoto04_usb@yahoo.com
Kata kunci : pengeringan; spray dryer; dehumidifikasi; karaginan;
zeolit.
PENDAHULUAN karaginan menggunakan drum dryer atau tray
Tanaman rumput laut (seaweed) dalam bahasa dryer. Pengeringan dengan drum dryer mempunyai
ilmiah dikenal dengan nama alga. Berdasarkan kekurangan yaitu membutuhkan panas yang tinggi
pigmen yang dikandung, Eucheuma cottonii dan banyak panas yang hilang karena pelat
merupakan rumput laut dari kelompok pengering langsung kontak dengan udara.
Rhodopyceae (alga merah) yang mampu Sedangkan pengeringan dengan tray dryer
menghasilkan karaginan yang banyak digunakan membutuhkan tempat yang relatif luas untuk
dalam berbagai industri (Djaeni, et al, 2012). mengatur ketebalan cairan/pasta karaginan yang
Karaginan berfungsi untuk pengental, pengemulsi, dikeringkan.
pensuspensi, dan penstabil. Karaginan juga dipakai Proses pengeringan yang langsung
dalam industri pangan untuk memperbaiki menghasilkan serbuk adalah dengan spray dryer.
penampilan produk kopi, bir, sosis, salad, es krim, Proses ini dijalankan dengan mengeringkan cairan
susu kental, coklat, jeli. Industri farmasi memakai kental/pasta dalam bentuk butiran-butiran cairan
karaginan untuk pembuatan obat, sirup, tablet, dengan udara panas baik secara searah atau lawan
pasta gigi, sampo dan sebagainya (MCPI arah. Kecepatan umpan, suhu pengeringan dan
corporation, 2009). kecepatan udara pengering dapat diatur sehingga
Kualitas karaginan yang dihasilkan oleh dapat dioperasikan secara kontinyu untuk
industri dalam negeri sampai saat ini masih rendah mencapai kapasitas tertentu. Proses pengeringan
karena berwarna coklat (browning) dan kadar air dengan cara spray dryer menjadi salah satu
yang cukup tinggi yaitu diatas 20%. Hal ini alternatif untuk dipergunakan dalam pengeringan
kemungkinan terjadi saat pengeringan karaginan karaginan, menggantikan sistim pengering dengan
menjadi produk serbuk dilakukan pada kondisi drum dryer maupun tray dryer. Penggunaan spray
suhu yang tinggi sehingga dihasilkan produk yang dryer mempunyai efektifitas pengeringan yang
berwarna coklat. Selain itu sifat dari karaginan baik sehingga dapat dioperasikan pada suhu yang
yang merupakan hasil pemisahan dari rumput laut relatif rendah dan dapat langsung menghasilkan
yang berupa cairan kental dan lengket merupakan produk serbuk.
hambatan bagi pengolahan produk ini menjadi Salah satu kendala yang dihadapi pada proses
bahan yang kering. Selama ini proses pengeringan pengeringan dengan spray dryer di Indonesia

28 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

adalah kondisi kelembaban udara yang cukup Analisa Kadar Air


tinggi yang menyebabkan tingginya suhu proses Penentuan kadar air dilakukan berdasarkan
yang diperlukan. Dengan suhu tinggi kualitas perbedaan bobot contoh sebelum dan sesudah
karaginan akan menurun karena terjadi degradasi pengeringan. Mula-mula cawan kosong
nutrisi terutama polisakarida. Kelembaban udara dikeringkan dalam oven 100-105°C selama 30
dapat diturunkan dengan melewatkan udara dalam menit dan didinginkan dalam desikator
kolom berisi adsorben yang akan menyerap uap air kemudian ditimbang. Contoh sebanyak (2,0-3,0)
didalamnya sebelum masuk dalam ruang pemanas. gram dipanaskan dalam oven pada suhu 105 °C
Salah satu adsorben yang dapat digunakan adalah selama beberapa jam sampai beratnya konstan.
zeolit. Zeolit mempunyai sifat tidak beracun dan Kemudian contoh yang sudah dikeringkan tersebut
mempunyai kemampuan menyerap kelembaban dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit
udara cukup baik sehingga udara luar yang masuk lalu ditimbang.
dalam kolom pemanas/heater menjadi lebih kering.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Kekuatan gell (gell strenght)
menentukan pengaruh suhu dan kecepatan udara Larutan agar-agar disiapkan dengan konsentrasi
pengering terhadap efisiensi energi dan efisiensi 3,0 persen dalam air panas pada suhu 80°C diaduk
rendemen produk, kadar air, dan mutu karaginan. selama 10 menit. Berat total sebelum dan
Sehingga akan diperoleh kondisi proses yang dapat sesudah pemanasan dijaga konstan. Larutan panas
direkomendasikan untuk proses pengembangan dimasukkan ke dalam cetakan yang berdiameter 3
lanjut. cm dan tinggi 4 cm. Larutan agar-agar dibiarkan
rnembentuk gel selama satu malam.
METODE PENELITIAN Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
Rumput laut yang telah kering dipisahkan dari Texture Analyzer. Gel dari cetakan ditempatkan
pasir dan kotoran lainya sampai bersih kemudian pada alat pengukur. Kondisi pengukurannya yaitu :
direndam dalam air dengan perbandingan 1:20. a. Batang penekan berdiameter 3,0 mm.
Hasil rendaman rumput laut di dipotong kira-kira b. Beban dan pegas diatur sampai dapat
sepanjang 2 cm kemudian ditambahkan KOH menembus gel.
sampai pH larutan menjadi 8,5 dan dipanaskan c. Laju penetrasi batang penekan diatur dengan
pada suhu 800C selama 2 jam sambil di aduk. kecepatan tertentu.
Setelah dipanaskan larutan segera di saring dengan Setelah posisi batang penekan tepat ditengah
kain saring, filtrat di tampung dalam wadah permukaan gel, Teksture Analyzer diaktifkan
kemudian di netralkan dengan menambahkan asam sampai ditengah batang penekan menembus
asetat glasial sampai pH larutan netral. Setelah permukaan gel.
filtrat dingin dilakukan pengendapan karaginan
dengan menambahkan alkohol 90% dengan Efisiensi Produk
perbandingan 2:5. Efisiensi produksi bubuk dihitung dengan
Hasil karaginan setengah padat dikeringkan menggunakan persamaan :
dengan spray dryer yang dilengkapi dengan zeolit
sebagai penyerap kelembaban udara luar sebagai m po x (1 - X po ) x 100
pengering. Variabel dalam penelitian ini adalah po = (1)
suhu kolom dan kecepatan udara pengering masuk. m pasta x (1 - X pasta )
Analisis hasil karaginan kering yang dilakukan
adalah kadar air (moisture content) dan kekuatan dimana :
gel (gell strength). po = efisiensi produksi bubuk
mpo = massa bubuk
Xpo = moisture content bubuk
mpasta = massa umpan pasta
Xpasta = moisture content umpan pasta

ft-UNWAHAS SEMARANG 29
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

I-9 TERMOMETER

HUMIDITYMETER
UMPAN
I-7

KOLOM ZEOLIT

valve

KOLOM DRYER
HUMIDITYMETER

I-6

FLOWMETER

HEATER
BLOWER

valve P-44

TERMOMETER

I-10 KOMPRESOR
KOLOM ZEOLIT

Gambar 1. Rangkaian Alat Spray Dryer

Efisiensi Energi kontak berpengaruh terhadap kemampuan zeolit


Efisiensi energi merupakan parameter yang menyerap kelembaban udara. Kecepatan udara
ditentukan dari proses pengeringan dengan yang tinggi akan mempengaruhi penurunan
menghitung jumlah panas yang digunakan dalam kelembaban. Hal ini disebabkan karena semakin
proses dibagi dengan total jumlah panas yang tinggi kecepatan udara menyebabkan semakin
masuk. Panas dapat dihitung dengan persamaan besar kemampuan udara untuk berdifusi kedalam
(Smith and Van Ness, 1987) : pori-pori zeolit sehingga semakin banyak jumlah
uap air yang dapat diserap oleh zeolit.
Q = m. Cp.ΔT (2)

Dimana :
Q = Panas (kalori)
M = berat zat (g)
Cp = kapasitas panas (kal/g°C)
ΔT = selisih suhu awal dan akhir (°C)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dehumidifikasi udara dengan zeolit
Zeolit merupakan salah satu mineral yang
efektif jika digunakan dalam proses penyerapan
kelembaban udara karena struktur molekulnya
yang berpori dengan ukuran 3-4 A, serta memiliki
afinitas tinggi terhadap air. Kemampuan zeolit
menyerap kelembaban udara akan meningkat
setelah dilakukan aktifasi untuk membersihkan
pori dari kotoran sehingga memperbanyak jumlah Gambar 2. Hubungan antara kelembaban relatif
pori yang berada dalam butiran zeolit. (relative humidity) udara terhadap waktu pada
Zeolit alam yang telah diaktifasi dalam berbagai kecepatan udara dengan adsorben zeolit
percobaan ini mampu menyerap kelembaban
udara pengering seperti yang terlihat pada Gambar Kondisi penyerapan yang paling baik terjadi
2 yang ditunjukkan dengan menurunnya pada kecepatan udara 14 m/detik. Pada kondisi ini
kelembaban relarif (relative humidity). Pada grafik terlihat bahwa kelembaban udara mula-mula 70%
tersebut terlihat bahwa kecepatan udara dan waktu dan setelah melewati kolom zeolit kelembaban

30 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

turun menjadi 15%. Fakta ini menunjukkan bahwa Pengaruh kecepatan udara terhadap kadar air
kelembaban menurun dengan cepat pada laju aliran produk
udara yang tinggi karena meningkatkan koefisien Kecepatan udara pengering merupakan salah
perpindahan massa antara udara dan zeolit satu faktor yang mempengaruhi pengeringan
(Rosalam et al., 2010). Setelah kelembaban turun secara mekanik. Kecepatan udara pengering
dan mencapai batas minimal, kemampuan zeolit berpengaruh terhadap kecepatan difusi panas dari
menyerap kelembaban tidak berubah. Hal ini udara kedalam molekul bahan sehingga
disebabkan oleh karena jumlah uap air yang telah meningkatkan temperatur molekul di dalam bahan.
diadsorbsi oleh zeolit yang berada dalam pori Peningkatan temperatur didalam molekul air
kristal mencapai batas kejenuhan sehingga tidak menyebabkan tekanan uap air didalam molekul
mampu lagi untuk menyerap uap air yang lebih bertambah sehingga air yang berada dalam bahan
besar. semakin mudah keluar dari molekul bahan (Dobry,
Temperatur udara yang telah didehumidifikasi et al, 2009).
akan meningkat pada saat kelembaban udara turun. Bertambahnya kecepatan udara pengering akan
Hal ini sesuai dengan literatur bahwa penurunan meningkatkan difusi panas udara ke dalam butiran-
kelembaban relatif berhubungan dengan kenaikan butiran umpan sehingga meningkatkan jumlah air
suhu udara (Zhang, and Wu, 2010). yang dapat diuapkan. Hal ini dapat terlihat pada
kecepatan udara pengering 14m/detik penurunan
Pengaruh temperatur pengeringan terhadap kadar air terjadi secara perlahan pada awal proses
kadar air produk dan semakin meningkat dengan bertambah
Pengeringan karaginan dengan spray dryer pada panasnya udara pengering. Kondisi ini terjadi
penelitian ini termasuk dalam metode pengeringan karena pada kecepatan udara yang besar, udara
secara mekanik. Menurut Rini (2000) pada metoda hasil proses pengeringan tidak dapat keluar
pengeringan secara mekanik faktor-faktor seperti langsung dari kolom. Desain kolom pengering
suhu, kelembaban udara dan aliran udara dapat yang tidak dilengkapi dengan kolektor produk pada
mempengaruhi proses pengeringan yang bagian akhir kolom menyebabkan distribusi udara
berlangsung. Faktor-faktor tersebut diduga yang yang keluar tidak lancar.
menyebabkan terjadinya perbedaan kadar air. Setelah temperatur semakin tinggi dan dengan
Hasil penelitian seperti terlihat pada Gambar 3 bertambahnya kecepatan udara pengering,
menunjukkan bahwa kadar air karaginan yang penurunan kadar air semakin meningkat seperti
dihasilkan dari pengeringan dengan spray dryer terlihat dalam Gambar 4. Dari gambar tersebut
dipengaruhi oleh suhu dan kecepatan udara terlihat bahwa semua variabel kecepatan udara
pengering. Produk karaginan yang dihasilkan pada pengering pada berbagai temperatur terjadi
suhu dan kecepatan udara pengering tertinggi yaitu penurunan kadar air karaginan. Hal ini dapat
pada 125°C dan 14 m/detik mempunyai kadar air diartikan bahwa pada proses pengeringan terjadi
paling rendah yaitu 11,35% dibandingkan dengan proses transfer panas dan massa antara udara
pengeringan yang dilakukan pada suhu dan pengering dan kelembaban yang ada di dalam
kecepatan udara pengering sebelumnya yaitu karaginan dan penurunan kadar air paling baik
antara 105 - 120°C dan pada kecepatan udara 8 - terjadi pada kecepatan udara 14 m/detik.
12 m/detik.

Gambar 3. Hubungan antara suhu pengeringan Gambar 4. Hubungan antara suhu pengeringan
dengan kadar air dengan kadar air pada berbagia kecepatan udara

ft-UNWAHAS SEMARANG 31
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

akan mengalami peningkatan dengan semakin


Kekuatan gel bertambah tingginya suhu dan kecepatan udara
Kekuatan gel merupakan suatu beban pengering. Hal ini diakibatkan karena suhu dan
maksimum yang dibutuhkan untuk memecahkan kecepatan udara yang tinggi akan mempercepat
matrik polimer pada daerah yang dibebani (Rini, proses penguapan pada permukaan dan bagian
2000). Semakin berat beban yang diperlukan, dalam partikel karena adanya perbedaan tekanan
maka kekuatan gel yang dihasilkan akan semakin uap cairan. Hasil percobaan terlihat pada Gambar 5
tinggi. Kemampuan membentuk gel merupakan dimana pada suhu yang sama, dengan
salah satu sifat karaginan yang menjadi dasar bertambahnya kecepatan udara pengering maka
penggunaannya pada berbagai industri. Kekuatan efisiensi produk semakin meningkat.
gel karaginan dipengaruhi oleh suhu pengeringan
dimana semakin tinggi suhu kekuatan gel akan
semakin turun.
Tabel 1. Kekuatan Gel Produk
Karaginan
Suhu pengering 125°C Kekuatan gel
Kecepatan udara (g/cm2)
(m/detik)
8 62.71
10 74.57
12 89.6
14 116

Gambar 5. Efisiensi produk pengeringan dengan


Hasil penelitian seperti yang terlihat dalam
Tabel 1 menunjukkan bahwa kekuatan gel spray dryer pada suhu 1250C
karaginan yang dihasilkan dengan menggunakan
pengering semprot pada suhu pengeringan 125°C Hal ini disebabkan karena pada kecepatan udara
pada kecepatan udara pengering 8 sampai dengan 14 yang tinggi, perbedaan antara tekanan uap dari
m/detik berkisar antara 62.71 sampai 116 g/cm2. bahan dan udara semakin besar sehingga air yang
Menurut kutipan dari Eko (2005) dinyatakan berada dalam permukaan bahan semakin cepat
bahwa kekuatan gel karaginan Eucheuma cottoni menguap. Efisiensi produk dalam percobaan ini
antara 26,09 g/cm2 sampai 334,0 g/cm2. tidak ditentukan pada produk yang berupa serbuk
Berdasarkan data di atas maka kekuatan gel karena produk yang dihasilkan pada alat spray
karaginan hasil pengeringan dengan spray dryer dryer dalam percobaan masih berupa lempengan-
berada pada kisaran standar. lempengan seperti terlihat dalam Gambar 6.
Proses pengeringan yang digunakan dalam Produk pengeringan spray dryer seharusnya
penelitian ini diduga tidak mempengaruhi kekuatan dihasilkan produk yang berupa serbuk.
gel karaginan yang dihasilkan. Hasil kekuatan gel
yang diperoleh dari tepung karaginan tidak
terlalu tinggi kemungkinan ini disebabkan oleh
bahan baku rumput laut kering yang digunakan
telah mengalami pengolahan awal. Bahan baku
yang digunakan untuk membuat karaginan
sebaiknya rumput laut yang masih segar yang
hanya mengalami pencucian dengan air tanpa
penambahan zat kimia yang menyebabkan
kerusakan. Gambar 6. Hasil pengeringan karaginan

Efisiensi produk Kondisi kadar air yang masih cukup tinggi pada
Efisiensi produksi bubuk merupakan umpan karaginan menyebabkan jumlah massa
perbandingan antara massa bubuk yang diperoleh yang disemprotkan dalam umpan lebih banyak
dengan massa umpan, yang merupakan indikator kompenen airnya daripada padatan karaginan
performa alat (Hanny, 2009). Efisiensi produk sehingga udara panas sebagai pengering yang

32 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

diberikan tidak mampu untuk menguapkan semua yang masih berada dalam kisaran standar yaitu
air yang ada. 26,09 g/cm2 sampai 334,0 g/cm2.
4. Efisiensi produk karaginan pada suhu yang
Efisiensi energi sama semakin meningkat dengan bertambah
Pada akhir proses pengeringan dilakukan tingginya kecepatan udara pengering. Nilai
analisis efisiensi proses pengeringan. Hasil analisis efisiensi produk karaginan yang dihasilkan
efisiensi energi untuk pengeringan karaginan sebesar 0,92 dan ditentukan pada produk yang
disajikan pada Tabel 2. masih berupa lempengan-lempengan.
5. Efisiensi energi proses pengeringan semakin
Tabel 2. Efisiensi energi proses pengeringan meningkat dengan semakin tingginya suhu dan
karaginan dengan spray dryer kecepatan udara pengering. Nilai efisiensi
Kec.
proses pengeringan karaginan sebesar 83,52%
udara Efisiensi Energi (%) didapatkan pada kondisi suhu 125°C dan
(m/detik) 105°C 110°C 115°C 120°C 125°C kecepatan udara 14 m/detik.
10 77.32 78.81 80.11 81.27 82.30
12 77.34 78.94 80.32 81.54 82.61
Saran
14 78.36 79.93 81.29 82.48 83.52
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan perlu dikaji lebih lanjut hal-hal yang
Dalam Tabel 2 terlihat bahwa pada kondisi berkaitan dengan :
suhu yang sama dengan kecepatan udara yang
berbeda, efisiensi energi semakin meningkat tetapi 1. Penggunaan atomizer pada nozzle sehingga
peningkatan efisiensi energi relatif kecil yaitu rata- distribusi droplet menjadi lebih seragam.
rata sebesar 0,6%. Efisiensi energi terbesar terjadi 2. Penambahan kolom pemisah debu (cyclone)
pada proses dengan kondisi kecepatan udara 14 sehingga hasil karaginan dapat dipisahkan.
m/detik pada suhu 125°C dengan nilai efisiensi 3. Umpan karaginan yang lengket lebih sesuai jika
sebesar 83.52%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa menggunakan pompa untuk mendistribusikan
kecepatan udara berpengaruh kecil terhadap umpan ke dalam kolom.
efisiensi proses. Hal ini disebabkan karena pada
kecepatan udara yang semakin tinggi, panas udara DAFTAR PUSTAKA
pengering tidak mampu bertumbukan maksimal Djaeni, M., S.B. Sasongko, A.A. Prasetyaningrum,
dengan umpan. X. Jin, and A.J. van Boxtel, 2012. Carrageenan
drying with dehumidified air: drying
KESIMPULAN characteristics and product quality.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah International Journal of Food Engineering:
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai Vol. 8: Iss. 3, Article 32. DOI: 10.1515/1556-
berikut : 3758.2682
1. Pada proses dehumidifikasi udara pengering Dobry, D.E., D.M. Settell, J. M. Baumann, R.J.
dengan zeolit alam, kelembaban relatif udara Ray, L. J. Graham, R. A. Beyerinck, 2009. A
turun dan dipengaruhi oleh kecepatan udara Model-Based Methodology for Spray-Drying
masuk dalam kolom zeolit alam. Penurunan Process Development. J Pharm Innov (2009)
kelembaban relatif udara turun dari mula-mula 4:133–142.
70 % menjadi 15 %. Penurunan kelembaban Eko, P., 2005. Pengaruh Campuran Kappa dan
relatif ini diikuti dengan kenaikan temperatur Iota Karaginan Terhadap Kekuatan Gel dan
udara yang semula 28°C menjadi 42°C. Viskositas Karaginan Campuran. Skripsi.
2. Kadar air produk karaginan dipengaruhi oleh Institut Pertanian Bogor.
suhu dan kecepatan udara pengering masuk Hanny, V., 2010. Pengeringan Pasta Susu Kedelai
dalam kolom. Hasil karaginan dengan kadar air Menggunakan Pengering Unggun Terfluidakan
terendah yaitu sebesar 11,35% dicapai pada Partikel Inert. Thesis. Universitas Diponegoro.
kondisi proses dengan temperatur kolom 125°C Semarang
dengan kecepatan udara pengering 14 m/detik. MCPI Corporation, 2009. Introduction to Natural
3. Kekuatan gel (gell strength) produk karaginan Grade Carrageenan. Brochure of MCPI
pada temperatur yang sama semakin meningkat corporation, Philiphines.
dengan semakin tingginya kecepatan udara http://www.mcpicarrageenan.com (accessed
pengering. Kekuatan gel yang dihasilkan pada February 15, 2009)
kcepatan udara 14 m/detik sebesar 116 g/cm2

ft-UNWAHAS SEMARANG 33
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395

Smith, J.M., and H.C. van Ness, 1987. Rosalam, S., W. Tracy, B. Awang, and K.
Introduction to Chemical Engineering Duduku, 2010. Kinetic and Thermodynamic
Thermodynamics. Fourth Edition. Mc.Graw- Characteristics of Seaweed Dried in the
Hill. Singapore. Convective Air Drier. International Journal of
Rini, I., 2000. Modifikasi Proses Pembuatan Food Engineering. Volume 6, Issue 5. Article 7.
Tepung Agar-agar dengan Menggunakan Zhang, J. and Y. Wu, 2010. Experimental Study on
Pengering Semprot (Spray Dryer) dan Drying High Moisture Paddy by Heat Pump
Pengering Drum (Drum Dryer). Skripsi. Institut Dryer with Heat Recovery. International
Pertanian Bogor. Journal of Food Engineering. Volume 6, Issue 2
2010 Article 14.

34 ft-UNWAHAS SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai