Spray Dryer Menggunakan Udara
Spray Dryer Menggunakan Udara
28 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395
ft-UNWAHAS SEMARANG 29
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395
I-9 TERMOMETER
HUMIDITYMETER
UMPAN
I-7
KOLOM ZEOLIT
valve
KOLOM DRYER
HUMIDITYMETER
I-6
FLOWMETER
HEATER
BLOWER
valve P-44
TERMOMETER
I-10 KOMPRESOR
KOLOM ZEOLIT
Dimana :
Q = Panas (kalori)
M = berat zat (g)
Cp = kapasitas panas (kal/g°C)
ΔT = selisih suhu awal dan akhir (°C)
30 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395
turun menjadi 15%. Fakta ini menunjukkan bahwa Pengaruh kecepatan udara terhadap kadar air
kelembaban menurun dengan cepat pada laju aliran produk
udara yang tinggi karena meningkatkan koefisien Kecepatan udara pengering merupakan salah
perpindahan massa antara udara dan zeolit satu faktor yang mempengaruhi pengeringan
(Rosalam et al., 2010). Setelah kelembaban turun secara mekanik. Kecepatan udara pengering
dan mencapai batas minimal, kemampuan zeolit berpengaruh terhadap kecepatan difusi panas dari
menyerap kelembaban tidak berubah. Hal ini udara kedalam molekul bahan sehingga
disebabkan oleh karena jumlah uap air yang telah meningkatkan temperatur molekul di dalam bahan.
diadsorbsi oleh zeolit yang berada dalam pori Peningkatan temperatur didalam molekul air
kristal mencapai batas kejenuhan sehingga tidak menyebabkan tekanan uap air didalam molekul
mampu lagi untuk menyerap uap air yang lebih bertambah sehingga air yang berada dalam bahan
besar. semakin mudah keluar dari molekul bahan (Dobry,
Temperatur udara yang telah didehumidifikasi et al, 2009).
akan meningkat pada saat kelembaban udara turun. Bertambahnya kecepatan udara pengering akan
Hal ini sesuai dengan literatur bahwa penurunan meningkatkan difusi panas udara ke dalam butiran-
kelembaban relatif berhubungan dengan kenaikan butiran umpan sehingga meningkatkan jumlah air
suhu udara (Zhang, and Wu, 2010). yang dapat diuapkan. Hal ini dapat terlihat pada
kecepatan udara pengering 14m/detik penurunan
Pengaruh temperatur pengeringan terhadap kadar air terjadi secara perlahan pada awal proses
kadar air produk dan semakin meningkat dengan bertambah
Pengeringan karaginan dengan spray dryer pada panasnya udara pengering. Kondisi ini terjadi
penelitian ini termasuk dalam metode pengeringan karena pada kecepatan udara yang besar, udara
secara mekanik. Menurut Rini (2000) pada metoda hasil proses pengeringan tidak dapat keluar
pengeringan secara mekanik faktor-faktor seperti langsung dari kolom. Desain kolom pengering
suhu, kelembaban udara dan aliran udara dapat yang tidak dilengkapi dengan kolektor produk pada
mempengaruhi proses pengeringan yang bagian akhir kolom menyebabkan distribusi udara
berlangsung. Faktor-faktor tersebut diduga yang yang keluar tidak lancar.
menyebabkan terjadinya perbedaan kadar air. Setelah temperatur semakin tinggi dan dengan
Hasil penelitian seperti terlihat pada Gambar 3 bertambahnya kecepatan udara pengering,
menunjukkan bahwa kadar air karaginan yang penurunan kadar air semakin meningkat seperti
dihasilkan dari pengeringan dengan spray dryer terlihat dalam Gambar 4. Dari gambar tersebut
dipengaruhi oleh suhu dan kecepatan udara terlihat bahwa semua variabel kecepatan udara
pengering. Produk karaginan yang dihasilkan pada pengering pada berbagai temperatur terjadi
suhu dan kecepatan udara pengering tertinggi yaitu penurunan kadar air karaginan. Hal ini dapat
pada 125°C dan 14 m/detik mempunyai kadar air diartikan bahwa pada proses pengeringan terjadi
paling rendah yaitu 11,35% dibandingkan dengan proses transfer panas dan massa antara udara
pengeringan yang dilakukan pada suhu dan pengering dan kelembaban yang ada di dalam
kecepatan udara pengering sebelumnya yaitu karaginan dan penurunan kadar air paling baik
antara 105 - 120°C dan pada kecepatan udara 8 - terjadi pada kecepatan udara 14 m/detik.
12 m/detik.
Gambar 3. Hubungan antara suhu pengeringan Gambar 4. Hubungan antara suhu pengeringan
dengan kadar air dengan kadar air pada berbagia kecepatan udara
ft-UNWAHAS SEMARANG 31
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395
Efisiensi produk Kondisi kadar air yang masih cukup tinggi pada
Efisiensi produksi bubuk merupakan umpan karaginan menyebabkan jumlah massa
perbandingan antara massa bubuk yang diperoleh yang disemprotkan dalam umpan lebih banyak
dengan massa umpan, yang merupakan indikator kompenen airnya daripada padatan karaginan
performa alat (Hanny, 2009). Efisiensi produk sehingga udara panas sebagai pengering yang
32 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395
diberikan tidak mampu untuk menguapkan semua yang masih berada dalam kisaran standar yaitu
air yang ada. 26,09 g/cm2 sampai 334,0 g/cm2.
4. Efisiensi produk karaginan pada suhu yang
Efisiensi energi sama semakin meningkat dengan bertambah
Pada akhir proses pengeringan dilakukan tingginya kecepatan udara pengering. Nilai
analisis efisiensi proses pengeringan. Hasil analisis efisiensi produk karaginan yang dihasilkan
efisiensi energi untuk pengeringan karaginan sebesar 0,92 dan ditentukan pada produk yang
disajikan pada Tabel 2. masih berupa lempengan-lempengan.
5. Efisiensi energi proses pengeringan semakin
Tabel 2. Efisiensi energi proses pengeringan meningkat dengan semakin tingginya suhu dan
karaginan dengan spray dryer kecepatan udara pengering. Nilai efisiensi
Kec.
proses pengeringan karaginan sebesar 83,52%
udara Efisiensi Energi (%) didapatkan pada kondisi suhu 125°C dan
(m/detik) 105°C 110°C 115°C 120°C 125°C kecepatan udara 14 m/detik.
10 77.32 78.81 80.11 81.27 82.30
12 77.34 78.94 80.32 81.54 82.61
Saran
14 78.36 79.93 81.29 82.48 83.52
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan perlu dikaji lebih lanjut hal-hal yang
Dalam Tabel 2 terlihat bahwa pada kondisi berkaitan dengan :
suhu yang sama dengan kecepatan udara yang
berbeda, efisiensi energi semakin meningkat tetapi 1. Penggunaan atomizer pada nozzle sehingga
peningkatan efisiensi energi relatif kecil yaitu rata- distribusi droplet menjadi lebih seragam.
rata sebesar 0,6%. Efisiensi energi terbesar terjadi 2. Penambahan kolom pemisah debu (cyclone)
pada proses dengan kondisi kecepatan udara 14 sehingga hasil karaginan dapat dipisahkan.
m/detik pada suhu 125°C dengan nilai efisiensi 3. Umpan karaginan yang lengket lebih sesuai jika
sebesar 83.52%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa menggunakan pompa untuk mendistribusikan
kecepatan udara berpengaruh kecil terhadap umpan ke dalam kolom.
efisiensi proses. Hal ini disebabkan karena pada
kecepatan udara yang semakin tinggi, panas udara DAFTAR PUSTAKA
pengering tidak mampu bertumbukan maksimal Djaeni, M., S.B. Sasongko, A.A. Prasetyaningrum,
dengan umpan. X. Jin, and A.J. van Boxtel, 2012. Carrageenan
drying with dehumidified air: drying
KESIMPULAN characteristics and product quality.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah International Journal of Food Engineering:
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai Vol. 8: Iss. 3, Article 32. DOI: 10.1515/1556-
berikut : 3758.2682
1. Pada proses dehumidifikasi udara pengering Dobry, D.E., D.M. Settell, J. M. Baumann, R.J.
dengan zeolit alam, kelembaban relatif udara Ray, L. J. Graham, R. A. Beyerinck, 2009. A
turun dan dipengaruhi oleh kecepatan udara Model-Based Methodology for Spray-Drying
masuk dalam kolom zeolit alam. Penurunan Process Development. J Pharm Innov (2009)
kelembaban relatif udara turun dari mula-mula 4:133–142.
70 % menjadi 15 %. Penurunan kelembaban Eko, P., 2005. Pengaruh Campuran Kappa dan
relatif ini diikuti dengan kenaikan temperatur Iota Karaginan Terhadap Kekuatan Gel dan
udara yang semula 28°C menjadi 42°C. Viskositas Karaginan Campuran. Skripsi.
2. Kadar air produk karaginan dipengaruhi oleh Institut Pertanian Bogor.
suhu dan kecepatan udara pengering masuk Hanny, V., 2010. Pengeringan Pasta Susu Kedelai
dalam kolom. Hasil karaginan dengan kadar air Menggunakan Pengering Unggun Terfluidakan
terendah yaitu sebesar 11,35% dicapai pada Partikel Inert. Thesis. Universitas Diponegoro.
kondisi proses dengan temperatur kolom 125°C Semarang
dengan kecepatan udara pengering 14 m/detik. MCPI Corporation, 2009. Introduction to Natural
3. Kekuatan gel (gell strength) produk karaginan Grade Carrageenan. Brochure of MCPI
pada temperatur yang sama semakin meningkat corporation, Philiphines.
dengan semakin tingginya kecepatan udara http://www.mcpicarrageenan.com (accessed
pengering. Kekuatan gel yang dihasilkan pada February 15, 2009)
kcepatan udara 14 m/detik sebesar 116 g/cm2
ft-UNWAHAS SEMARANG 33
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 28- 34 ISSN 0216-7395
Smith, J.M., and H.C. van Ness, 1987. Rosalam, S., W. Tracy, B. Awang, and K.
Introduction to Chemical Engineering Duduku, 2010. Kinetic and Thermodynamic
Thermodynamics. Fourth Edition. Mc.Graw- Characteristics of Seaweed Dried in the
Hill. Singapore. Convective Air Drier. International Journal of
Rini, I., 2000. Modifikasi Proses Pembuatan Food Engineering. Volume 6, Issue 5. Article 7.
Tepung Agar-agar dengan Menggunakan Zhang, J. and Y. Wu, 2010. Experimental Study on
Pengering Semprot (Spray Dryer) dan Drying High Moisture Paddy by Heat Pump
Pengering Drum (Drum Dryer). Skripsi. Institut Dryer with Heat Recovery. International
Pertanian Bogor. Journal of Food Engineering. Volume 6, Issue 2
2010 Article 14.
34 ft-UNWAHAS SEMARANG